Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH FISIKA

GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYI


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika

Oleh :
RIZA BILLY SASMITA ESA (180220104011)

PROGRAM STUDI PASCASARJANA PENDIDIKAN IPA


PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
bimbingan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah fisika yang berjudul
“Getaran, Gelombang, dan Bunyi”
Penulisan makalah memiliki tujuan agar tugas dari mata kuliah Fisika
terpenuhi, di Magister Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Jember.
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
baik dalam teknis penulisan maupun cakupan materi. Besar harapan kami kepada
semua pihak untuk memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 15 Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................iv
DAFTAR TABEL..........................................................................................v
DAFTAR GRAFIK.......................................................................................vi
BAB 1 GETARAN.........................................................................................1
BAB 2 GELOMBANG.................................................................................10
BAB 3 BUNYI.............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................19

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Sebuah sistem yang menunjukkan gerak periodik............................1


Gambar 1.2 Gerak harmonis sederhana.............................................................3
Gambar 1.3 Energi pada gerak harmonis sederhana............................................4
Gambar 1.4 Gerak melingkar dihubungkan dengan gerak harmonis sederhana
........................................................................................................................4
Gambar 1.5 Pendulum sederhana......................................................................6
Gambar 1.6 Gerak harmonis sederhana pada partikel....................................8
Gambar 2.1 Gelombang transversal pada tali...............................................12
Gambar 2.2 Elemen yang bergetar dan bergerak pada tali...........................13
Gambar 3.1 Bagian-bagian gelombang........................................................14
Gambar 3.2 Gelombang longitudinal...........................................................15
Gambar 3.3 Piston gas..................................................................................16

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sin Ө pada sudut kecil....................................................................7


Tabel 3.1 Kecepatan bunyi di medium.........................................................17

v
DAFTAR GRAFIK

Tabel 1.1 Hubungan frekuensi dengan amplitudo..........................................9

vi
BAB 1
GETARAN

Objek seperti senar gitar yang bergetar atau pendulum ayunan jam
mengulangi gerakan yang sama berulang-ulang. Gerakan tersebut merupakan
gerakan periodik atau gerakan osilasi. Sistem mekanis yang mengalami gerakan
periodik selalu memiliki posisi keseimbangan yang stabil. Ketika ia dipindahkan
dari posisi keseimbangan tersebut dan dilepaskan, suatu gaya muncul untuk
menariknya kembali ke arah kesetimbangan. Tetapi begitu tiba di posisi
keseimbangan, benda tersebut memiliki sejumlah energi kinetik, sehingga benda
tersebut melampaui batas, berhenti di suatu tempat di sisi lain, dan sekali lagi
ditarik kembali ke arah keseimbangan. Jika siklus ini berulang, maka bisa
dikatakan bahwa gerakan benda periodik. [CITATION Sea99 \p 340 \l 1057 ].

(Sumber : Sears, Zemansky, & Young, 2012, hal. 340)


Gambar 1.1 Sebuah sistem yang menunjukkan gerak periodik

Sebagai model untuk gerak harmonik sederhana, pertimbangkan sebuah


balok bermassa m yang melekat pada ujung pegas, dengan balok bebas bergerak
pada permukaan horizontal tanpa gesekan (gambar 1.2). Ketika pegas tidak
diregangkan atau dikompresi, blok diam pada posisi yang disebut posisi
keseimbangan sistem, yang diidentifikasi sebagai x = 0. Sistem tersebut berosilasi
bolak-balik jika terganggu dari keseimbangan posisinya. [CITATION Gia18 \p 419 \l
1057 ]
Gerak osilasi dari blok dalam gambar 1.2 secara kualitatif menunjukkan
bahwa ketika blok dipindahkan ke posisi x, pegas memberikan gaya pada blok
yang proporsional dengan posisi dan memenuhi hukum Hooke:
F s=−kx
F adalah gaya pemulih karena selalu diarahkan ke posisi keseimbangan dan oleh
karena itu berlawanan dengan perpindahan blok dari keseimbangan. Ketika blok
dipindahkan ke kanan x = 0 pada gambar 1.2a, posisinya positif dan gaya pemulih
diarahkan ke kiri. Gambar 1.2b dan gambar 1.2c menunjukkan blok pada x = 0, di
mana gaya pada blok adalah nol. Kapan bloknya bergeser ke kiri x = 0 seperti
pada gambar 1.2e, posisi negatif dan gaya pemulih diarahkan ke kanan. Sesuai
hukum Newton kedua pada gerak blok dengan meninjau resultan gaya komponen
x maka diperoleh:
−kx =ma x
−k
a x= x
m
Percepatan blok bergantung pada posisi dan arah percepatan berlawanan dengan
arah perpindahan blok terhadap titik kesetimbangan. Sistem seperti itu disebut
sistem gerak harmonik sederhana. Jika blok pada gambar 1.2 berpindah pada

A
posisi x = A dan dilepaskan dari keadaan diam, percepatan awalnya adalah −k
m
. Ketika blok melewati titik setimbang x = 0, percepatannya nol. Pada keadaan
sesata itu, kelajuan blok maksimal karena percepatan sedang berubah. Kemudian
blok bergerak ke kiri terhadap titik setimbang dengan percepatan positif dan

A
berakhir ketika blok mencapai titik x = -A dimana percepatannya adalah + k
m
serta kelajuannya menjadi nol. Blok melakukan siklus penuh dari gerakannya
dengan kembali ke titik setimbang melalui x = 0 dengan kelajuan maksimal dan
kembali ke titik awal. [CITATION Gia18 \p 419 \l 1057 ]
Blok dikatakan berosilasi di antara titik x = + A. Gerak ideal akan terus
berlanjut karena gaya yang diberikan oleh pegas bersifat konservatif dengan

2
mengabaikan gesekan. Sistem yang sesungguhnya secara umum memiliki gesekan
sehingga tidak berosilasi selamanya. [CITATION Gia18 \p 420 \l 1057 ]

(Sumber : Giancoli, 2014, hal. 294)


Gambar 1.2 Gerak harmonis sederhana

Ada beberapa hal yang harus diketahui dalam gerak osilasi. Jarak x
terhadap titik setimbang disebut perpindahan dengan tanda + atau -. Perpindahan
maksimal terhadap titik setimbang disebut sebagai Amplitudo. Satu siklus gerak
lengkap yaitu blok bergerak dari suatu titik awal ke titik awal yang sama ( dari x =
-A ke x = +A kembali lagi ke x=-A). Periode T adalah waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan satu siklus gerak lengkap. Frekuensi f adalah jumlah siklus
gerak lengkap dalam satu detik. Frekuensi memiliki satuan hertz (Hz) dimana 1

3
Hz = 1 siklus per detik ( s−1 ). Sesuai definisi tersebut, hubungan frekuensi dan

1 1
periode f = dan T = . [CITATION Gia01 \p 294 \l 1033 ]
T f
Jika sistem blok tersebut dalam sistem terisolasi (tidak ada gaya luar yang
bekerja selain gaya pegas, gaya normal dan gaya gravitasi) maka total energi
mekanik selalu konstan. Hal tersebut berarti bahwa energi kinetik dan energi
potensial dapat berubah-ubah, tetapi jumlahnya selalu sama. Energi kinetik blok

1 2
memenuhi persamaan Ek = m v dan energi potensial pegas yang menempel pada
2

1 2
blok E p = k x .
2

a b
(Sumber : Ackroyd, Anderson, Berg, & Martin, 2009, hal. 370)
Gambar 1.3 Energi pada gerak harmonis sederhana
Total energi sistem memenuhi persamaan ET =E p + E k , energi kinetik dari sistem
yang berosilasi pada perpindahan maksimal adalah nol sehingga energi sistem
adalah ET =E pmaks . Energi potensial sistem pada posisi perpindahan minimum
adalah nol sehingga energi sistem ET =E kmaks. Total energi sistem selalu sama
sehingga:
1 1
Ekmaks =E pmaks atau m v 2maks= k x 2maks
2 2
Jika xmaks adalah A maka
1 1
m v 2maks= k A2
2 2

4
[CITATION Ack09 \p 371 \l 1033 ]

(Sumber : Ackroyd, Anderson, Berg, & Martin, 2009, hal. 374)


Gambar 1.4 Gerak melingkar dihubungkan dengan gerak harmonis sederhana

Suatu benda bermassa bergerak melingkar dengan jari-jari r terhadap titik


pusat lingkaran yang hubungkan dengan gerak harmonis sederhana massa pada
pegas. Gambar 1.4 menunjukkan ilustrasi tersebut. Kelajuan benda pada gerak

2 πr
melingkar adalah v= maka kecepatan gerak melingkar (v) cocok dengan
T
kecepatan maksimum pada osilator pegas-massa (v), dan jari-jari lingkaran cocok
dengan amplitudonya.

dan
maka

5
Persamaan ini menggambarkan periode osilator harmonik sederhana, di mana T
adalah periode osilator dalam detik; k adalah konstanta pegas dalam newton per
meter; dan m adalah massa osilator dalam kilogram. Hubungan T dengan f adalah

1 1 k
T=
f
maka ¿
2π √ m
. [CITATION Ack09 \p 374 \l 1033 ]

Pendulum (bandul) sederhana terdiri dari benda kecil (pendulum bob)


yang digantungkan dari ujung kabel yang ringan sesuai gambar. 1.5. Asumsi yang
berlaku bahwa kabel tidak meregang dan bahwa massanya dapat diabaikan relatif
terhadap bob. Gerakan pendulum sederhana bergerak bolak-balik dengan gesekan
kecil menyerupai gerak harmonik sederhana dimana pendulum bob terombang-
ambing di sepanjang busur lingkaran dengan amplitudo yang sama di kedua sisi
titik kesetimbangannya, dan saat melewati titik keseimbangan (di mana ia akan
menggantung secara vertikal) ia memiliki kecepatan maksimum. [CITATION
Ack09 \p 302 \l 1033 ]

6
(Sumber: Giancoli, 2014, hal. 302)
Gambar 1.5 Pendulum sederhana

Perpindahan pendulum di sepanjang busur diberikan oleh s=lθdi mana θ


sudut (dalam radian) yang dibuat kabelnya dengan vertikal dan l adalah panjang
kabelnya sesuai gambar 1.5. Jika gaya pemulih sebanding dengan s atau θ,
gerakannya akan harmonis sederhana. Gaya pemulih adalah gaya total pada bob,
yang sama dengan komponen bobot (mg) yang bersinggungan dengan busur:

di mana g adalah percepatan karena gravitasi. Tanda minus di


sini, seperti dalam persamaan F s=−kx , berarti gaya dalam arah yang berlawanan
dengan perpindahan sudut Karena F sebanding dengan sinus θdan bukan untuk θ
sendiri, geraknya bukan GHS. Namun, jika kecil, maka hampir sama dengan
ketika sudut ditentukan dalam radian. Hal tersebut sesuai ketika s=lθ panjangnya
mendekati l sinθbahwa panjang busur hampir sama panjang dengan chord yang
ditunjukkan oleh garis putus-putus lurus horizontal, jika sudut kecil. Untuk sudut
kurang dari 15 ° antara θ radian dengan sin θ memiliki perbedaan kurang dari 1%.
Sesuai tabel 1.1, maka pendekatan dari persamaan menjadi
substitusikan sehingga diperoleh
Persamaan tersebut bisa disamakan dengan persamaan F s=−kx sehingga x = s

mg
dan k =
l

1 1 g
Hubungan T dengan f adalah T =
f
maka ¿
2π √ l
. [CITATION Gia01 \p 302 \l

1033 ]
Tabel 1.1 Sin Ө pada sudut kecil

7
(Sumber: Giancoli, 2014, hal. 302)

x partikel dari titik asalnya diberikan sebagai fungsi waktu oleh persamaan
(perpindahan) dimana xm , ω, φ konstan. Gerakan ini
disebut gerak harmonik sederhana (GHS), sebuah istilah yang berarti gerakan
periodik adalah fungsi waktu sinusoidal. Persamaan ,
di mana fungsi sinusoidal adalah fungsi cosinus, digambarkan pada gambar 1.6d.
(Grafik didapatkan dengan memutar gambar. 1.6a berlawanan arah jarum jam
sebesar 90 °).

8
(Sumber: Halliday, Resnick, & Walker, 2011, hal. 387)
Gambar 1.6 Gerak harmonis sederhana pada partikel
Besaran xm disebut amplitudo gerak bernilai positif dan konstan
yang bergantung pada bagaimana benda mulai bergerak. Index m berarti
maksimum karena amplitudo adalah besarnya perpindahan maksimum partikel di
kedua arah. Fungsi kosinus memiliki variasi nilai antara + 1 sehingga perpindahan
x(t) bervarisai antara + xm. Waktu sesuai besaran ¿) pada persamaan
x ( t )=x m cos (ωt +∅) disebut sebagai fase gerak dan konstanta ∅disebut fase
konstan atau sudut fase. Nilai ∅ bergantung pada perpindahan dan kecepatan
partikel pada waktu t = 0. Fase konstan adalah nol untuk x(t) pada grafik 1.1.
Untuk menjelaskan konstanta ω yang disebut frekuensi angular dari gerak, maka
harus mengembalikan perpindahan x(t) pada nilai awal setelah satu periode T dari
gerak, dimana x(t) harus sama dengan x(t+T) untuk semua t. Untuk
memudahkannya maka diasumsikan ∅=0 sehingga persamaan menjadi
Fungsi cosinus pertama terulang ketika (fase) telah
meningkat oleh 2 π rad sehinnga persamaan menjadi

Persamaan tersebut menghasilkan persamaan frekuensi angular:

Satuan SI dari frekuensi angular adalah radian per sekon. [CITATION Hal11 \p 388 \l
1033 ]
Grafik 1.1 Hubungan frekuensi dengan amplitudo

9
(Sumber: Halliday, Resnick, & Walker, 2011, hal. 388)
BAB 2
GELOMBANG

Gelombang memiliki tiga jenis utama yang terdiri dari: 1. Gelombang


mekanis. Gelombang-gelombang ini paling akrab karena kita menjumpainya
hampir secara konstan; contoh umum termasuk gelombang air, gelombang suara,
dan gelombang seismik. Semua gelombang ini memiliki dua fitur utama: Mereka
diatur oleh hukum Newton, dan mereka hanya dapat ada dalam medium material,
seperti air, udara, dan batu; 2. Gelombang elektromagnetik. Gelombang ini kurang
akrab, tetapi Anda menggunakannya terus-menerus; contoh umum termasuk
cahaya tampak dan ultraviolet, gelombang radio dan televisi, gelombang mikro,
sinar x, dan gelombang radar. Gelombang ini tidak membutuhkan media material
untuk eksis. Gelombang cahaya dari bintang, misalnya, berjalan melalui ruang
hampa udara untuk mencapai kita. Semua gelombang elektromagnetik bergerak
melalui ruang hampa pada kecepatan yang sama c = 299 792 458 m / s; 3.
Gelombang materi. Meskipun gelombang ini umumnya digunakan dalam
teknologi modern, mereka mungkin sangat asing bagi Anda. Gelombang-
gelombang ini dikaitkan dengan elektron, proton, dan partikel fundamental

10
lainnya, dan bahkan atom dan molekul. Karena kita biasanya menganggap
partikel-partikel ini sebagai materi pembentuk, gelombang tersebut disebut
gelombang materi. [CITATION Hal11 \p 413 \l 1033 ]
Gambar 2.1 menunjukkan bentuk bagian tali dekat ujung kiri, pada
interval seperdelapan periode, untuk total waktu satu periode. Bentuk gelombang
maju terus ke kanan, sementara satu titik pada tali berosilasi naik dan turun
tentang posisi kesetimbangannya dengan gerakan harmonik sederhana. Perlu
kehati-hatian untuk membedakan antara gerakan bentuk gelombang (bentuk tali
yang dipindahkan kapan saja), yang bergerak dengan kecepatan konstan di
sepanjang tali, dan gerakan partikel tali, yang sederhana harmonis dan melintang
(tegak lurus) ) dengan panjang tali. Amplitudo A dari gelombang didefinisikan
sebagai amplitudo dari gerak harmonik sederhana (sinusoidal) dari partikel
medium; itu sesuai dengan amplitudo osilasi harmonik yang menciptakan
gelombang. Seperti Gambar 2.1 menunjukkan, untuk gelombang transversal
periodik, amplitudo adalah jarak dari posisi kesetimbangan ke puncak atau
palung. (Sears, Zemansky, & Young, 2012, hal. 368)
Bentuk tali kapan saja adalah pola yang berulang dengan serangkaian
bentuk yang identik. Untuk gelombang periodik, panjang satu pola gelombang
lengkap adalah jarak antara dua titik pada posisi yang sesuai pada pengulangan
berturut-turut dalam bentuk gelombang. Kami menyebutnya panjang gelombang
dari gelombang, dilambangkan dengan Bentuk gelombang bergerak dengan
kecepatan konstan dan memajukan jarak satu panjang gelombang dalam interval
waktu satu periode T.[CITATION Sea99 \p 368 \l 1033 ]
Gelombang maju memiliki jarak satu panjang gelombang λselama satu

λ
periode T, sehingga kecepatan gelombang v diberikan oleh v= . Karena
T

1
frekuensi f = , kecepatan gelombang juga sama dengan produk dari panjang
T

λ
gelombang dan frekuensi: v=λf = . [CITATION Sea99 \p 368 \l 1033 ]
T

11
Setiap elemen string dapat diperlakukan sebagai osilator harmonik
sederhana yang bergetar dengan frekuensi sama dengan frekuensi osilasi blade.
Perhatikan bahwa meskipun setiap elemen berosilasi dalam arah y, gelombang
bergerak dalam arah x dengan kecepatan v. Tentu saja, itu adalah definisi
gelombang transversal. Jika gelombang pada t = 0 adalah seperti yang dijelaskan
pada gambar 2.2b, fungsi gelombang dapat ditulis sebagai y= A sin (kx−ωt).
Ungkapan tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan gerakan elemen
string. Elemen pada titik P (atau elemen lain dari string) hanya bergerak secara
vertikal, sehingga koordinat x tetap konstan. Oleh karena itu, kecepatan
transversal v (jangan dikacaukan dengan kecepatan gelombang v) dan percepatan
transversal dari elemen-elemen string adalah

Ekspresi ini menggabungkan turunan parsial karena y tergantung pada x dan t.

12
(Sumber: Sears, Zemansky, & Young, 2012, hal. 368)
Gambar 2.1 Gelombang transversal pada tali

∂y
Dalam operasi , misalnya, diambil turunan yang berhubungan dengan t dan x
∂t
konstan. Nilai maksimum dari kecepatan transversal dan akselerasi transversal
hanyalah nilai absolut dari koefisien fungsi cosinus dan sinus:

Kecepatan transversal dan percepatan transversal elemen-elemen string tidak


mencapai nilai maksimumnya secara bersamaan. Kecepatan transversal mencapai

13
nilai maksimumnya (ωA) ketika y = 0, sedangkan besarnya percepatan transversal
mencapai nilai maksimumnya (ω 2 a ) ketika y = + A. [CITATION Gia18 \p 458 \l 1033
]

(Sumber: Serway & Jewet, 2008, hal. 457)


Gambar 2.2 Elemen yang bergetar dan bergerak pada tali

Menentukan kecepatan denyut transversal yang berjalan pada tali yang


kencang secara konseptual memprediksi parameter yang menentukan kecepatan.
Jika sebuah string di bawah tarikan ditarik ke samping dan kemudian dilepaskan,
gaya tensi bertanggung jawab untuk mempercepat elemen tertentu dari string
kembali ke posisi setimbangnya. Menurut hukum kedua Newton, percepatan
elemen meningkat dengan meningkatnya ketegangan. Jika elemen kembali ke
kesetimbangan lebih cepat karena peningkatan akselerasi ini, kami secara intuitif
akan berpendapat bahwa kecepatan gelombang lebih besar. Oleh karena itu, kami
berharap kecepatan gelombang meningkat dengan meningkatnya ketegangan.
Demikian juga, karena lebih sulit untuk mempercepat elemen masif dari string
daripada elemen ringan, kecepatan gelombang harus menurun dengan
bertambahnya massa per satuan panjang string. Jika tegangan dalam string adalah
T dan massa per satuan panjangnya adalah μ(huruf Yunani miu), kecepatan
gelombang, adalah .[CITATION Gia18 \p 458 \l 1033 ]

14
BAB 3
BUNYI

Gelombang suara didefinisikan secara kasar seperti gelombang


longitudinal. Gambar 3.1 menggambarkan beberapa ide yang akan digunakan
dalam pembahasan. Titik S mewakili sumber suara kecil, yang disebut sumber
titik, yang memancarkan gelombang suara ke segala arah. Muka gelombang dan
sinar menunjukkan arah perjalanan dan penyebaran gelombang suara. Muka
gelombang adalah permukaan di mana osilasi karena gelombang suara memiliki
nilai yang sama; permukaan seperti itu diwakili oleh seluruh atau sebagian
lingkaran dalam gambar dua dimensi untuk sumber titik. Sinar adalah garis-garis
terarah tegak lurus terhadap muka gelombang yang menunjukkan arah perjalanan
muka gelombang. Panah ganda pendek yang ditumpangkan pada sinar gambar 3.1
menunjukkan bahwa osilasi longitudinal udara sejajar dengan sinar. Di dekat
sumber titik seperti pada gambar 3.1, muka gelombang berbentuk bola dan
menyebar dalam tiga dimensi, dan di sana gelombang dikatakan berbentuk bola.
Saat muka gelombang bergerak ke luar dan jari-jarinya menjadi lebih besar,
kelengkungannya berkurang. Jauh dari sumbernya, diperkirakan muka gelombang
sebagai bidang (atau garis pada gambar dua dimensi), dan gelombang dikatakan
planar.[CITATION Hal11 \p 446 \l 1033 ]

(Sumber: Halliday, Resnick, & Walker, 2011, hal. 446)


Gambar 3.1 Bagian-bagian gelombang
Fluktuasi tekanan memainkan peran gaya pemulih, cenderung
mengembalikan udara ke keseimbangan dan tekanan seragam. Sekarang, misalkan

15
plunger digerakkan bolak-balik dengan gerakan harmonik sederhana sepanjang
garis sejajar dengan arah tabung. Gerakan ini membentuk daerah di mana tekanan
dan kerapatan secara bergantian lebih besar dan lebih kecil dari nilai
keseimbangan. Wilayah tekanan tinggi sebagai kompresi. Daerah dengan tekanan
rendah adalah ekspansi (atau rarefaction). Gambar 3.2 menunjukkan gelombang
pada peralatan dengan interval seperdelapan periode. Kompresi dan ekspansi
bergerak ke kanan dengan kecepatan konstan v. Gerakan partikel individu media
(udara) adalah harmonik sederhana, sejajar dengan arah propagasi. Amplitudo A
dari gelombang longitudinal adalah amplitudo dari gerakan periodik partikel-
partikel medium. Yaitu, A mewakili perpindahan maksimum partikel medium dari
posisi kesetimbangannya. Sebelumnya kami telah menyebutkan bahwa telinga
Anda mendeteksi gelombang longitudinal sebagai suara. Untuk nada musik, Anda
mendeteksi amplitudo gelombang suara sekeras dan frekuensinya sebagai nada
dimana semakin tinggi nada, semakin besar frekuensinya. Panjang gelombang
adalah jarak antara dua kompresi berturut-turut atau dua ekspansi berturut-turut.
Persamaan mendasar yang sama yang berlaku untuk gelombang transversal
periodik v=λf , juga berlaku untuk gelombang longitudinal periodik dan,
memang, untuk semua jenis gelombang periodik. [CITATION Sea99 \p 369 \l 1033 ]

(Sumber: Sears, Zemansky, & Young, 2012, hal. 369)


Gambar 3.2 Gelombang longitudinal

Piston di ujung kiri dapat digerakkan ke kanan untuk memampatkan gas


dan menciptakan denyut pulsa. Sebelum piston digerakkan, gas tidak terganggu
dan densitasnya seragam seperti yang diwakili oleh daerah yang diarsir secara

16
seragam pada Gambar 3.3. Ketika piston tiba-tiba didorong ke kanan (Gambar.
3.3b), gas di depannya dikompresi (seperti yang diwakili oleh daerah yang lebih
teduh); tekanan dan kepadatan di wilayah ini sekarang lebih tinggi daripada
sebelum piston bergerak. Ketika piston beristirahat (Gambar. 3.3c), daerah
kompresi gas terus bergerak ke kanan, sesuai dengan pulsa longitudinal yang
berjalan melalui tabung dengan kecepatan v. Kecepatan gelombang suara dalam
suatu media tergantung pada kompresibilitas dan kepadatan media. Jika medium
adalah cairan atau gas dan memiliki modulus massal B dan massa jenis ρ,
kecepatan gelombang suara dalam medium tersebut adalah

Kecepatan gelombang tergantung pada properti elastis medium (modulus massal


B atau tegangan tali T dan pada properti inersia dari medium ( ρatau μ). Faktanya,
kecepatan semua gelombang mekanis mengikuti ekspresi bentuk umum
[CITATION Gia18 \p 475 \l 1033 ]

(Sumber: Serway & Jewet, 2008, hal. 475)


Gambar 3.3 Piston gas

17
Tabel 3.1 Kecepatan bunyi di medium

(Sumber: Halliday, Resnick, & Walker, 2011, hal. 447)

Jika seseorang pernah mencoba tidur ketika tetangganya memainkan


musik keras di dekatnya, orang itu sangat menyadari bahwa ada lebih banyak
suara daripada frekuensi, panjang gelombang, dan kecepatan. Ada juga intensitas.
Intensitas I dari gelombang suara di suatu permukaan adalah tingkat rata-rata per
satuan luas di mana energi ditransfer oleh gelombang melalui atau ke permukaan.
Besaran tersebut dapart ditulis sebagai di mana P adalah laju waktu transfer
energi (kekuatan) dari gelombang suara dan A adalah area permukaan yang
memotong suara. Intensitas I berhubungan dengan amplitudo perpindahan sm dari
1 2 2
gelombang suara I = ρv ω s m. Tingkat suara didefinisikan sebagai
2
I
β=( 10 dB ) log . dB adalah singkatan untuk desibel, satuan tingkat suara, nama
I0
yang dipilih untuk mengenali karya Alexander Graham Bell. I0 dalam persamaan
tersebut adalah intensitas referensi standar (10-12 W/m2), dipilih karena dekat
dengan yang batas rendah jangkauan pendengaran manusia. [CITATION Hal11 \p 454
\l 1033 ]

Sebuah mobil polisi diparkir di tepi jalan raya, membunyikan sirene 1000
Hz-nya. Jika seseorang juga parkir di jalan raya, orang tersebut akan mendengar
frekuensi yang sama. Namun, jika ada gerakan relatif antara orang dan mobil
polisi, baik menuju atau menjauh satu sama lain, orang tersebut akan mendengar
frekuensi yang berbeda. Misalnya, jika seseorang berkendara menuju mobil polisi
dengan kecepatan 120 km / jam (sekitar 75 mil / jam), orang itu akan mendengar
frekuensi yang lebih tinggi (1096 Hz, meningkat 96 Hz). Jika orang tersebut

18
mengemudi dari mobil polisi pada kecepatan yang sama, orang tersebut akan
mendengar frekuensi yang lebih rendah (904 Hz, penurunan 96 Hz). Perubahan
frekuensi terkait gerakan ini adalah contoh efek Doppler. Efeknya diusulkan
(walaupun tidak sepenuhnya berhasil) pada tahun 1842 oleh fisikawan Austria
Johann Christian Doppler. Itu diuji secara eksperimental pada tahun 1845 oleh
Buys Ballot di Belanda, "menggunakan lokomotif yang menggambar mobil
terbuka dengan beberapa terompet." Efek Doppler tidak hanya berlaku untuk
gelombang suara tetapi juga untuk gelombang elektromagnetik, termasuk
gelombang mikro, gelombang radio, dan cahaya tampak. Bagaimanapun yang
dipertimbangkan hanya gelombang suara, dengan kerangka acuan tubuh udara
yang dilalui gelombang ini. Hal ini berarti bahwa yang diukur adalah kecepatan
sumber S gelombang suara dan detektor D gelombang tersebut relatif terhadap
badan udara itu. (Kecuali dinyatakan sebaliknya, badan udara relatif tidak
bergerak terhadap tanah, sehingga kecepatan juga dapat diukur relatif terhadap
tanah.) Asumsi yang berlaku bahwa S dan D bergerak secara langsung ke arah
satu sama lain atau langsung menjauh satu sama lain, pada kecepatan yang lebih
rendah. dari kecepatan suara. Jika detektor atau sumber bergerak, atau keduanya
bergerak, frekuensi yang dipancarkan f dan frekuensi yang terdeteksi f”
dihubungkan oleh

di mana v adalah kecepatan suara di udara, v D adalah kecepatan detektor relatif


terhadap udara, dan vS adalah kecepatan sumber relatif terhadap udara. Pilihan
tanda plus atau minus diatur oleh aturan Ketika gerakan detektor atau sumber
mengarah ke yang lain, tanda pada kecepatannya harus memberikan perubahan
frekuensi ke atas. Ketika gerakan detektor atau sumber menjauh dari yang lain,
tanda pada kecepatannya harus memberikan pergeseran frekuensi ke bawah.
[CITATION Hal11 \p 461 \l 1033 ]

19
DAFTAR PUSTAKA

Ackroyd, J., Anderson, M., Berg, C., & Martin, B. (2009). Physics. USA: Pearson Education.

Giancoli, D. (2014). Physics Principles With Applications Seventh Edition. USA: Pearson
Education.

Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2011). Fundamentals of Physics Nineth Edition.
USA: John Wiley & Sons.

Sears, F., Zemansky, M., & Young, H. (2012). Collage Physics. USA: Pearson.

Serway, R., & Jewet, J. (2008). Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics
Seventh Edition. USA: Thomson.

20

Anda mungkin juga menyukai