Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE

Munarotul Khusna
21.0604.0055

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2021
A. Pengertian Antenatal Care
Antenatal care (ANC) merupakan pengawasan
wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan
mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan
nifas. Pemeriksaan ANC adalah suatu program terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, guna memperoleh suatu
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Wibowo,
2013).
Menurut Wignjosastro (2012) Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan
adalah pelayanan yang diberikan kepada wanita hamil dengan melakukan
pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan
mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas,
persiapan memberikan air susu ibu (ASI) dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar (Wibowo, 2013).
Antenatal care dalam program kesehatan ibu dan anak diberi kode angka K
yang merupakan singkatan dari kunjungan. Dikatakan K1 murni jika minimal
dilakukan sekali kunjungan hingga usia kehamilan 28 minggu. Dan dikatakan
kunjungan sesuai standar K4 dimana paling sedikit dilakukan 4 kali selama
kehamilan, satu kali pada trimester pertama satu kali pada trimester kedua,
dua kali pada trimester ketiga (Rukiah dkk, 2013).
B. Tujuan Antenatal Care
Pelayanan Antenatal care dikemukakan beberapa tujuan antara lain :
1. Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, ibu
dan bayi.
3. Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara
umum, yaitu pembedahan dan kebidanan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar tumbuh dan berkembang secara normal.
7. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, nifas dan aspek keluarga berencana.
8. Menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal perinatal.
(Sarwono, 2012)
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap
saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama
kehamilannya. Kebijakan teknis pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut
Saifuddin (2010), secara keseluruhan meliputi komponen- komponen sebagai
berikut:
1. Mengupayakan kehamilan yang sehat.
2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta
rujukan bila diperlukan.
3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi komplikasi.
C. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care (Trimester I, II, III)
Memperhatikan batasan dan tujuan pelayanan ANC, maka jadwal
pemeriksaan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
atau tidak menstruasi.
2. Pemeriksaan Ulang
Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan,
setiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu
sekali sejak usia kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan
oleh ibu hamil.
(Manuaba, 2013)

Kunjungan Waktu Alasan


Trimester I Sebelum 14 minggu  Mendeteksi masalah yg dapat
ditangani sebelum membahayakan
jiwa.
 Mencegah masalah, misal : tetanus
neonatal, anemia, kebiasaan
tradisional yang berbahaya)
 Membangun hubungan saling
percaya
 Memulai persiapan kelahiran &
kesiapan menghadapi komplikasi.
 Mendorong perilaku sehat (nutrisi,
kebersihan , olahraga, istirahat,
seks, dsb).
Trimester II 14 – 28 minggu  Sama dengan trimester I ditambah:
kewaspadaan khusus terhadap
hipertensi kehamilan (deteksi
gejala preeklamsia, pantau TD,
evaluasi edema, proteinuria)
Trimester III 28 – 36 minggu  Sama, ditambah : deteksi
kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu  Sama, ditambah : deteksi kelainan
letak atau kondisi yang
memerlukan persalinan di RS.

D. Konsep Pemeriksaan Kehamilan


Menurut Kemenkes RI (2010), ditingkat pelayanan dasar, pemeriksaan
antenatal hendaknya memenuhi tiga aspek pokok, yaitu:
1. Aspek medik, meliputi: diagnosis kehamilan, penemuan kelainan secara
dini, pemberian terapi sesuai dengan diagnosis.
2. Penyuluhan komunikasi dan motivasi ibu hamil, antara lain mengenai :
penjagaan kesehatan dirinya dan janinnya, pengenalan tanda-tanda bahaya
dan faktor risiko yang dimilikinya, pencarian pertolongan yang memadai
secara tepat waktu.
3. Rujukan, ibu hamil dengan risiko tinggi harus dirujuk ketempat pelayanan
yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap.
Menurut Kemenkes RI (2010) terdapat enam standar dalam pelayanan
antenatal seperti berikut ini :
1. Identifikasi ibu hamil bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi
dengan masyarakat secara berkala untuk memberi penyuluhan dan
memotivasi ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini secara
teratur.
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal bidan memberikan sedikit 4 kali
pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu
dan janin dengan seksama untuk apakah perkembangan berlangsung
normal.
3. Palpasi abdomen bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama
dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila
umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pengelolaan anemia pada kehamilan bidan melakukan tindakan
pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia
pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan bidan menemukan secara dini
setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengambil tindakan
yang tepat dan merujuknya.
6. Persiapan persalinan bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,
suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk mempersiapkan
bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat
darurat.
Menurut Bobak (2010), pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7 T, yaitu:

1. Timbang Badan dan Ukur Badan


Tujuannya adalah untuk mengetahui sesuai tidaknya berat badan ibu.
Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap berkunjung ke tempat pelayanan
kesehatan. Selama triwulan I berat badan ibu harus naik 0,5 sampai dengan
0,75 kg setiap bulan, pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap
minggunya. Dan pada trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5
kg setiap minggunya, atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8
kg selama kehamilan.
2.  Ukur Tekanan Darah
Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal atau tidak.
Pemeriksaan ini lllljuga dilakukan pada setiap kunjungan. Tekanan darah
yang tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik ringan maupun
berat bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan darah yang rendah
menyebabkan pusing dan lemah.
3. Skrinin Status Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
Tujuannya untuk melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari
tenanus neonatorum. Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I,
TT2 deberikan empat minggu setelah TT1, TT3 diberikan setelah enam
bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan setelah
setahun TT4.
4. Ukur Tinggi Fundus Uteri
Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim, dilakukan dengan cera
meraba perut dari luar, selain itu untuk mengetahui presentasi janin, serta
mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan
pngukuran tinggi puncak rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur
kehamilan. Jika diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan umur
kehamilan maka direncanakan pemeriksaan lanjutan.
5. Pemberian Tablet Besi (90 Tablet) Selama Kehamilan
Pemberian tablet besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang
berlaku diseluruh puskesmas di Indonesia. Pemberian satu  tablet besi
sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan.
6. Temu Wicara/Pemberian Komunikasi Interpersonal atau Konseling
Untuk menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan
suami dan keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya.
Dengan manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan
janin akan memperoleh pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar
sehingga membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Program
ini lebih diutamakan pada tempat pelayanan kesehatan terpencil dan jauh
dari akses transfortasi yang memadai.
7. Test Laboratorium Sederhana (Hb, Protein, dan Urine) Berdasarkan
Indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS)
Wanita  yang sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi
terhadap penyakit menular seksual yang dapat menimbulkan kematian
pada ibu dan janin yang dikandungnya.
E. Adaptasi Fisiologis Kehamilan (Trimester I, II, III)
1. Perubahan Fisik pada Trimester I
a. Morning Sickness (mual dan muntah)
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai
sejak awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda disebut
morning sickness tetapi mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual
ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan. Pada beberapa
kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga.
b. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan
hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan
untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara
sebagai persiapan menyusui.
c. Sering Buang Air Kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan
rahim yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini
akan menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir
kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
d. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan
ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat
hamil.
e. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga
ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain
(berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit
kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan
oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah,
perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
f. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi
di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya
beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi
karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya
pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen
merenggang untuk menyokong rahim.
g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus
dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
h. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah
berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena
pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan
hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air.
2. Perubahan Fisik pada Trimester II
a. Perut Semakin Membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap
minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar
dengan pusar (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada
kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16
minggu.
b. Sendawa dan Buang Angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini
sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus
selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa
kembung dan tidak nyaman.
c. Rasa Panas di Perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar
dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran
cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
d. Pertumbuhan Rambut dan Kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat
dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak
diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir
dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang
setelah bayi lahir.
e. Sakit Perut Bagian Bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut
bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini
karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang
semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan
bersifat tidak menetap.
f. Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester
kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah
besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
g. Hidung dan Gusi Berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh
termasuk ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan
menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak.
Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi.
Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan.
h. Perubahan Kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit
yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan
mulai dari pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan
pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat
menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat. Strecth mark terjadi karena
peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan
payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal,
sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat
dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan. Kulit muka juga akan
menjadi lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan jerawat
i. Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang
kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan
semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul
disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
j. Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40%
wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang
menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak
sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki
bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih
jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
3. Perubahan Fisik pada Trimester III
a. Sakit Bagian Tubuh Belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah
tulang belakang.
b. Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke
paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan
merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim
yang membesar yang berada di bawah diafragma. Setelah kepala bayi
turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan
pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan
bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang,
karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah
diafragma/tulang iga ibu.
d. Sering Buang Air Kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan
makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan
menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena
menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir
kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang
akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.

f. Kontraksi Perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut
yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau
istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu
hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema,
yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi
cairan.
F. Adaptasi Psikologis Kehamilan
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada ibu hamil menurut
trimester adalah:
1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang
ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal
ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau
bahkan merahasiakannya.
Berikut ini adalah perubahan-perubahan psikologis lain yang dapat terjadi:
a. Reaksi – reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan “Well
being” menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
b. Penerimaan terhadap Kehamilan
“Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat
diterima.
c. Maternal Role Attainment
Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan
janin, internalisasi dan fantasi.
d. Fantasi
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
e. Hubungan dengan Ibu
Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya
yang membutuhkan support.
f. Hubungan dengan Janin
Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak
dengan janin, gerak janin diartikan sebagai “Bentuk komunikasi yang
rutin”.
g. Body Image
Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan
mulai dapat diobservasi.
h. Waktu dan Jarak
Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya,
ibu mungkin menarik diri dari orang lain.
2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan yang Baik)
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang
tinggi.
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
c. Merasakan gerakan anak.
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
e. Libido meningkat.
f. Menuntut perhatian dan cinta.
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu.
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru.
3. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perharian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian.
g. Perasaan mudah terluka (sensitif).
h. Libido menurun.
Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dan
ayah selama trimester III:
a. Perubahan Psikologis Ibu
1) Penerimaan terhadap janin meningkat.
2) Fantasi terhadap perubahan peran.
3) Rasa cemas akan keadaan janin meningkat.
4) Fokus perhatian pada persalinan.
5) Menaruh perhatian pada persalinan.
b. Perubahan Psikologis Ayah
1) Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan,
personal freedom, covvod sindrom berat.
2) Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain.
G. Pathway

TRIMESTER III

Perubahan fisiologis Perubahan


psikologis

Pembesaran uterus Sistem endokrin Persiapan


melahirkan
Retensi H2O & Na+
Perub.skelet & Menekan paru Primi:kurang
persendian pengetahuan
Ekspansi paru Urine output Vasokontriksi
Berat uterus menurun menurun, pembuluh Ansietas
menigkat volume darah
Gangguan pola plasma
Perub.pusat nafas meningkat, TD meningkat
gravitasi tubuh tekanan
hidrostatikHipertrofi ventrikel
Menekan saraf menurun
sekitar Penurunan cardiac
Edema output
Pelepasan mediator ekstremitas
nyeri Resiko cidera
(prostaglandin, Kelebihan janin &
histamin) volume maternal
cairan
Nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari, Saifuddin. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Bobak, et all. (2010). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Hanifa, Wiknjosastro. (2012). Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Cetakan ke-2. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka.

Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Indonesia.

Manuaba. (2013). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. (2012). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Sarwono


Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai