Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ENVEMOMITION

Disusun Oleh :

1. Ainun Rodhiyah 7. Diah Ayu N


2. Ania Putri W 8. Joko Susilo
3. Ari Sudarsono 9. Marlena
4. Ayak Sofia 10.Nita Yesi P
5. Bangkit Apri S 11.Pipit Novi A
6. Dhian Asfaul F

PRODI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KESEHATAN ASIH HUSADA SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-NYA, yang
mana telah memberikan Kesehatan dan kesempatan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Tiada gading yang tak retak. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih sangat
banyak kekurangan yang dikarenakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang kami miliki,
walaupun makalah ini kurang sempurna dalam pembahasan, tetapi juga penulis yakin
makalah ini memiliki detail yang cukup jelas bagi pemabaca. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah keperawatan keluarga, ibu Siti
Rochjani,S.Kep.,Ners.M.Kes yang telah memberikan arahan dan saran dalam pembuatan
makalah ini.

Dengan semata-mata mengharapkan ridho Allah SWT dan memanjatkan puji syukur
atas kebesaran-NYA, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Semarang, 25 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................... 3

A. Latar Belakang............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4
C. Tujuan........................................................................................................... 4

BAB II. PEMBAHASAN.........................................................................................

A. Definisi binatang buas.................................................................................. 5


B. Pertolongan pertama pada korban gigitan binatang buas....................... 5
C. Tanda dan gejala korban gigitan binatang buas....................................... 6
D. Pertolongan korban di RS gigitan binatang buas..................................... 7
E. Macam-macam binatang buas.................................................................... 8

BAB III. PENUTUP................................................................................................. 10

A. Kesimpulan................................................................................................... 10
B. Saran.............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus gigitan ular di Indonesia yang secara letak geografis merupakan
Kawasan yang menjadi teritori alami bagi ular, banyak masyarakat awan tidak
mengetahui pertolongan pertama terhadap gigitan ular.
Tergolong dalam gawat darurat yang jika tidak segera tertangani dapat
mengakibatkan kematian. Racun yang terdapat pada ular dapat mengganggu
pernafasan, gangguan pendarahan, serta terganggunya fungsi ginjal serta terjadi
kerusakan local dapat mengakibatkan terjadinya disabilitas permanen bahkan
amputasi (Wintoko & Prameswari, 2020).
Gigitan ular adalah salah satu kegawatdaruratan medis, dan penyakit dampak
okupasi yang sering dilalaikan oleh tenaga medis. Paramedis atau penanggung jawab
Kesehatan yang sangat terbatasi untuk mempelajari kasus gigitan ular karena
pelaporan yang sangat lemah. Banyak dijumpai ular kategori Viperidae yang
mempunyai bisa dengan kandungan hematoksin dengan mekanisme aktivitas factor
koagulasi, trombositopenia, hiperfibrinolisis, dan koagulasi intravascular luas
khususnya di wilayah asia tenggara (Medikanto et al.,2017).
Pertolongan pertama pada kasus gigitan ular secara tradisional/herbal banyak
resikonya dari pada manfaatnya dan sangat tidak dianjurkan, akan tetapi didalam
komunitas tertyentu, terapis tradisional dan praktik mereka dihormati. Pentingnya
komunikasi pada praktisi ini, bisa melalui antropolog agar ada pemahaman untuk
merujuk pasien yang dirugikan ke rumah sakit, sebaiknya peretolongan pertama [ada
korban gigitan ular berbisa menggunakan penekanan bantalan tekanan diatas gigitan,
imobilisasi dianggota tubuh yang terkena gigitan, dan merujuk segera pasien dimana
pasien mendapat penanganan pesawat medis tanpa melakukan penundaan
(WHO/Regional Office for South-East Asia, 2016).

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian binatang berbisa?
2. Bagaimana cara pertolongan pertama pada kasus binatang berbisa?
3. Apa tanda dan gejala jika terkena ggigtan binatang berbisa?
4. Bagaimana pertolongan korban gigitan binatang berbisa?
5. Apa macam-macam binatang berbisa?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu binatang berbisa
2. Untuk mengetahui cara pertolongan pertama pada kasus binatang berbisa
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala jika terkena ggigtan binatang berbisa
4. Untuk mengetahui pertolongan korban gigitan binatang berbisa?
5. Untuk mengetahui macam-macam binatang berbisa

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Gigitan ular adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh gigitan ular berbisa.
Bisa ular adalah kumpulan dari terutama protein yang mempunyai efek fisiologik
yang luas atau bervariasi. Yang mempengaruhi sistem multi organ, terutama
neurologik, kardiovaskuler, dan  sistem pernapasan. (Suzanne Smaltzer dan Brenda G.
Bare, 2001: 2490)
Gigitan binatang adalah gigitan atau serangan yang di akibatkan oleh gigitan
hewan seperti anjing, kucing, monyet,dll. Rabies adalah penyakit infeksi akut susunan
saraf pusat pada manusia dan mamalia yang berakibat fatal yang salah satunya
disebabkan oleh gigitan binatang seperti anjing, monyet dan kucing.
Ular berbisa dapat dibagi menurut reaksi bisanya yaitu:
1.      Neurotoksik
2.      Hemolitik
3.      Neurotoksik dan hemolitik
Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan
mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan diri.Bisa tersebut
merupakan ludah yang termodifikasi, yang dihasilkan oleh kelenjar khusus.Kelenjar
yang mengeluarkan bisa merupakan suatu modifikasi kelenjar ludah parotid yang
terletak di setiap bagian bawah sisi kepala di belakang mata.Bisa ular tidak hanya
terdiri atas satu substansi tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutama
protein, yang memiliki aktivitas enzimatik.

B. Pertolongan Pertama pada Korban Terkena Gigitan Binatang Berbisa


Cara Mengeluarkan Bisa/Racun Contoh gigitan ular :
Pertolongan pertama:
1. Segera baringkan penderita, dan letakkan bagian yang tergigit lebih rendah dari
letak jantung.
2. Penderita disuruh agar tetap tenang, karena kegelisahan akan mempercepat
penjalaran bisa. 3. Kenakan torniket (torniquet) di daerah di atas tempat luka yang

5
digigit.(Torniket ini dimaksudkan untuk mencegah aliran darah yang sudah
tercemar bisa ke arah jantung)
3. Denyut nadi di bagian yang terletak lebih rendah dari torniket harus merasa tetap
teraba. khusus untuk gigitan ular sendok (kobra), torniket dikencangkan seperti
para perdarahan nadi. Menyayat dan mengisap bisa pada bekas gigitan ular
Dengan sebilah Pisau yang sudah disterilkan (misalnya dengan membakarnya),
buat irisan di kulit tepat di bekas taring ular. Irisan itu memanjang, sedalam 0,5
cm dan sepanjang 1,5 cm. Kemudian melalui irisan itu, bisa diisap dengan
mempergunakan mulut. Bisa ular tidak berbahaya bagi mulut yang sehat (tidak
ada luka).
Catatan: Jika gigitan sudah berlangsung lebih dari setengah jam yang lalu.
JANGAN dilakukan usaha menghisap bisa ini. Penderita tidak boleh diberi
minuman keras. Selanjutnya kirimlah ke rumah sakit untuk mendapat suntikan
antibisa ular. Sedapat mungkin usunglah penderita dalam keadaan terbaring. bisa
ular jarang mengakibatkan kematian, dan menjalar melalui pembuluh darah dan
cepat mematikan. Selama dalam perjalanan, torniket dikendorkan setiap 15 menit
selama 30 detik.

C. Tanda dan gejala terkena gigitan binatang berbisa

Beberapa gejala ini bisa dirasakan jika seseorang digigit ular berbisa:

a. Dua luka tusukan yang ada di kulit


b. Bengkak dan kemerahan di sekitar luka
c. Rasa sakit di bagian gigitan ular
d. Kesulitan bernapas
e. Peningkatan detak jantung
f. Muntah dan mual
g. Penglihatan kabur
h. Berkeringat dan terus mengeluarkan air liur
i. Mati rasa di wajah dan bagian badan lainnya

Venom atau racun pada bisa ular dapat menyebabkan kerusakan pada bagian
tubuh yang tegigit. Selanjutnya, bisa ular akan menyebar melalui kelenjar getah
bening hingga menyebabkan gangguan sistemik yang menyerang berbagai bagian

6
tubuh. Gejala di tempat gigitan ular umumnya terjadi dalam 30 menit sampai 24
jam, berupa bengkak dan nyeri, dan timbul bercak kebiruan. Beberapa orang juga
bisa mengalami reaksi alergi. Gejala lain yang muncul setelah digigit ular berupa
kelemahan otot, menggigil, berkeringat, mual, muntah, nyeri kepala, dan pandangan
kabur. Kerja racun dari bisa ular juga dapat menyebabkan dampak berbahaya di
beberapa organ seperti:

a. Hematotoksik
Bisa bersifat racun bagi darah sehingga menyebabkan perdarahan di tempat
gigitan, paru, jantung, otak, gusi, saluran cerna, mengalami kencing darah serta
gangguan pembekuan darah setelah digigit ular yang memiliki bisa.
b. Kardiotoksik
Gejala yang timbul berupa penurunan tekanan darah, syok anafilaksis, dan
henti jantung. Dampak digigit ular memerlukan penanganan medis dan
pertolongan pertama sesegera mungkin.
c. Sindroma kompartemen
Sindrom yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan dalam otot.
Akibatnya, pembuluh darah dan saraf bisa terjepit, dan lama kelamaaan otot bisa
kekurangan oksigen sehingga menyebabkan kelumpuhan.
d. Neurotoksik
Bisa yang beracun menyerang saraf menyebabkan penderita merasa
kelemahan otot tubuh, kekakuan, hingga kejang. Apabila menyerang saraf
pernapasan, gigitan ular dapat menyebabkan penderita sulit bernapas dan dapat
menyebabkan kematian.

D. Pertolongan Korban di RS Gigitan Binatang Berbisa

Di Indonesia, antivenom yang tersedia adalah serum anti bisa ular (SABU)
polivalen yang mengandung bisa dari 3 jenis ular,diproduksi oleh Bio Farma dengan
sedia anampul 5 mL. Dosis awal anti venom yang disarankan dapat diberikan
berdasarkan derajat venomisasi seperti pada table berikut:

a. Tabel Pedoman Terapi Antivenom Ular menurut Luck (Djunaedi 2009)


b. Derajat Beratnya envenomasi Taring atau gigi Ukuran zona edema/ eritema kulit
(cm) Gejala sistemik Jumlah vial:

7
0 Tidak ada + <2 – 0

I Minimal + 2-15 – 5

II Sedang + 15-30 + 10

III Berat + >30 ++ 15

IV Berat + <2 +++ 15

c. Cara pemberian SABU menurut rekomendasi WHO (2016) ada 2 (dua) cara yaitu:
1. Injeksi “push” intravena: Antivenom cair diberikan dengan injeksi intravena
lambat (tidak lebih dari 2 ml / menit).
2. Infusi ntravena: Antivenom cair dilarutkan dalam sekitar 5 ml cairan isotonik
per kg berat badan (yaitu sekitar 250 ml saline isotonic atau 5% dekstrosa dalam
kasus pasien dewasa) dan diinfuskan pada tingkat konstan selama sekitar 30-60
menit.

Jangan lupa untuk selalu menyediakan adrenalin pada saat pemberian serum anti
bisa ular. Berikut ini adalah langkah-langkah pertolongan pertama yang dapat
Anda segera lakukan bila tersengat kalajengking:

1. luka sengatan dengan sabun yang lembut dan air.


2. Kompres dingin area yang tersengat untuk mengurangi rasa sakit.
3. Jangan makan atau minum jika Anda mengalami kesulitan menelan.
4. Jika tidak kesulitan menelan, minumlah obat pereda nyeri yang dijual bebas,
seperti paracetamol.
5. Jika Anda mengalami reaksi alergi kulit ringan, seperti gatal pada lokasi
sengatan, gunakan obat antihistamin untuk meredakannya. Namun, bila muncul
reaksi alergi hebat yang dapat mengancam nyawa, seperti gatal-gatal di seluruh
tubuh, mengi, pusing, nyeri dada, atau sesak napas, maka segeralah berobat ke
rumah sakit terdekat.

E. Macam-Macam Binatang Berbisa


1. King cobra
Mendengar namanya saja sudah menakutkan. King cobra menempati posisi
pertama untuk ular terpanjang dengan bisa yang mematikan. Dilansir dari
Britannica, sekali gigit, king cobra mengeluarkan racun yang cukup untuk

8
membunuh 20 orang. Saking kuatnya, ia bahkan mampu membunuh gajah
dewasa. Racun yang dimilikinya bernama neurotoxin. Zat tersebut akan
menghancurkan sistem saraf dan membuat kita lumpuh serta sulit untuk bernapas.
Racun dapat menyebar hanya dalam waktu 30 menit.
2. Ular laut belcher
Jika kamu menjumpai ular dengan motif garis-garis di laut, segeralah
menjauh. Kemungkinan besar, ia adalah ular laut belcher, salah satu ular paling
berbisa. Satu gigitan saja dapat membunuh kita dalam hitungan 30 menit. Bahkan
satu tetes bisa ular laut ini dapat membunuh 1.800 orang, menurut laman
VisiHow. Mereka berhabitat di Indonesia, Filipina, Papua Nugini, dan Thailand.
Tak hanya ditemukan di dalam air, ular laut belcher terkadang terdampar di
pantai. Jadi, hati-hati ya!
3. Laba-laba pengembara Brasil
Tidak hanya memiliki penampilan yang menakutkan, laba-laba yang satu ini
juga sangat berbisa. Racun yang dimilikinya dapat mengakibatkan rasa sakit yang
luar biasa, kelumpuhan, hancurnya sel kulit, serta serangan jantung. Untungnya,
dunia medis kini telah memiliki penangkalnya. Korban yang tersengat harus
segera mendapatkan pertolongan dalam waktu satu jam, untuk mencegah racun
menyebar.
4. Ikan lepu batu
Ikan yang satu ini sering kali dijuluki sebagai mimpi buruk para penyelam.
Hewan yang ahli dalam berkamuflase ini memiliki neurotoxin yang sangat kuat. Ia
menyalurkannya ke 13 buah duri di punggungnya yang siap menyengat siapa pun.
Efek yang akan dirasakan korban adalah rasa sakit yang luar biasa, melemahnya
sistem pernapasan, kerusakan sistem kardiovaskuler, dan bahkan kematian. Jika
kamu menjumpai salah satu hewan di atas, sebaiknya segera menghindar ya!
Jangan sampai keberadaanmu mengancam mereka hingga membuatnya
menyerangmu.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gigitan ular adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh gigitan ular
berbisa. Bisa ular adalah kumpulan dari terutama protein yang mempunyai
efek fisiologik yang luas atau bervariasi. Yang mempengaruhi sistem multi
organ, terutama neurologik, kardiovaskuler, dan  sistem pernapasan. Gigitan
binatang adalah gigitan atau serangan yang di akibatkan oleh gigitan hewan
seperti anjing, kucing, monyet,dll. Rabies adalah penyakit infeksi akut
susunan saraf pusat pada manusia dan mamalia yang berakibat fatal yang salah
satunya disebabkan oleh gigitan binatang seperti anjing, monyet dan kucing.

B. Saran
Ular maupun hewan buas lainya merupakan hewan yang sangat
berbahaya. Maka dari itu harus menghindarinya dan sebisa mungkin dapat
mencegah agar tidak terkena gigitan hewan tersebut. Apabila sudah terkena
maka sebisa mungkin harus mendapatkan perawatan yang intensif.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://rskariadi.co.id/news/225/PENANGANAN-GIGITAN-ULAR/artikel
https://www..alodokter.com/ketahui-pertolongan-pertama-pada-sengatan-kalajengking

11

Anda mungkin juga menyukai