DEFINISI
H. Baharuddin lopa (1997:6), mengemukakan: “Tindak pidana
korupsi adalah suatu tindak pidana yang dengan penyuapan manipulasi dan
perbuatan-perbuatan melawan hukum yang merugikan atau dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara, merugikan kesejahteraan atau
kepentingan rakyat/umum. Perbuatan yang merugikan keuangan atau
perekonomian negara adalah korupsi dibidang materil, sedangkan korupsi
dibidang politik dapat terwujud berupa memanipulasi pemungutan suara
dengan cara penyuapan, intimidasi paksaan dan atau campur tangan yang
mempengaruhi kebebasan memilih komersiliasi pemungutan suara pada
lembaga legislatif atau pada keputusan yang bersifat administratif dibidang
pelaksanaan pemerintah”.
Perbuatan tidak jujur (curang) adalah suatu tindakan penipuan
subjektif yang dapat dilakukan oleh setiap pelaku usaha dalam bentuk apa
saja, mungkin dalam proses produksi suatu barang atau bentuk yang lain.
Misalnya, dalam proses produksi suatu makanan disebutkan pada informasi
komposisi makanan tersebut tertera tanpa bahan pengawet atau tanpa zat
pewarna ternyata memakai bahan pengawet dan zat pewarna.
B. PENYEBAB KORUPSI
Begitu parahnya perilaku Korupsi di negeri ini, sampai-sampai muncul anekdot
bahwa di negeri ini jika kita melakukan hal yang benar malah dianggap salah. Banyak
faktor penyebab korupsi. Secara umum faktor penyebab korupsi dapat dibagi menjadi
2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.
1. FAKTOR INTERNAL
a. Aspek Perilaku Individu:
Sifat Tamak/Rakus Manusia
Korupsi yang dilakukan bukan karena kebutuhan primer, yaitu kebutuhan
pangan. Pelakunya adalah orang yang berkecukupan, tetapi memiliki sifat
tamak, rakus, mempunyai hasrat memperkaya diri sendiri. Unsur penyebab
tindak korupsi berasal dari dalam diri sendiri yaitu sifat tamak/rakus. Maka
tindakan keras tanpa kompromi, wajib hukumnya.
Moral yang kurang kuat
Orang yang moralnya kurang kuat mudah tergoda untuk melakukan tindak
korupsi. Godaan bisa datang dari berbagai pengaruh di sekelilingnya, seperti
atasan, rekan kerja, bawahan, atau pihak lain yang memberi kesempatan.
Gaya hidup yang konsumtif
Gaya hidup di kota besar mendorong seseorang untuk berperilaku konsumptif.
Perilaku konsumtif yang tidak diimbangi dengan pendapatan yang sesuai,
menciptakan peluang bagi seseorang untuk melakukan tindak korupsi.
b. Aspek Sosial
Keluarga dapat menjadi pendorong seseorang untuk berperilaku koruptif.
Menurut kaum bahviouris, lingkungan keluarga justru dapat menjadi pendorong
seseorang bertindak korupsi, mengalahkan sifat baik yang sebenarnya telah menjadi
karakter pribadinya. Lingkungan justru memberi dorongan bukan hukuman atas
tindakan koruptif seseorang.
1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling
lama 7 (tujuh) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp350.000.000,00 (tiga ratus lima
puluh juta rupiah):
a. pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau
penjual bahan bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan bangunan,
melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang
atau barang, atau keselamatan negara dalam keadaan perang;
b. setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau penyerahan bahan
bangunan, sengaja membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud
dalam huruf a;
c. setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan Tentara
Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia
melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keselamatan
negara dalam keadaan perang; atau
d. setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan
Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia
dengan sengaja membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud
dalam huruf c.
2) Bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan atau orang yang
menerima penyerahan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan
atau Kepolisian Negara Republik Indonesia dan membiarkan perbuatan
curang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau huruf c, dipidana
dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
PASAL 12 HURUF H
Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan
tugas, telah menggunakan tanah negara yang di atasnya terdapat hak pakai,
seolaholah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, telah merugikan
orang yang berhak, padahal diketahuinya bahwa perbuatan tersebut
bertentangan dengan peraturan perundang -undangan.
Contoh kasus pidana korupsi curang:
a) Seorang penyedia barang mengirimkan order barangnya tidak sesuai dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan dalam kontrak penyediaan barang.
b) Seorang petugas gizi dengan sengaja memberikan jumlah diet 1.700 Kkal
kepada pasien, padahal sebenarnya pasien harus mendapatkan 2.100 KKal.
Contoh kasus perilaku korupsi curang:
a) Seorang pasien harus mengantre urutan dalam pemeriksaan dokter,
seharusnya yang bersangkutan urutan ke-50, tetapi karena ada keluarga yang
bekerja di rumah sakit tersebut ia mendapatkan kemudahan menempati
urutan ke-10.
b) Seorang mahasiswa membuat laporan kegiatan praktik klinik dengan
menggunakan data yang tidak sebenarnya—hasil manipulasi buatan sendiri.
c) Mahasiswa membuat catatan kecil yang digunakan untuk menyontek pada
saat ujian.