Anda di halaman 1dari 5

Sphymomanometer terdiri dari Sphymomanometer raksa, aneroid (jarum) dan

elektronik. Kadang-kadang di jumpai Sphymomanometer dengan pipa raksa yang


diletakan miring terhadap bidang horizontal (permukaan air) dengan maksud untuk
memudahkan pembacaan hasil pemeriksa. Untuk sfigmomanometer semacam ini perlu
dilakukan koreksi skala ukurannya karena seharusnya pipa air raksa tegak lurus
terhadap permukaan air.Manset yang digunakan dapat lebarnya tergantung kepada
lingkar lengan. Secara garis besar Amerikan Heart Association menganjurkan
penggunakan lebar manset sebagai berikut: 
(a) <1 tahun: 2.5 cm
 (b) Umur l-4 tahun: 5 atau 6 cm
 (c) Umur 4-8 tahun: 8 atau 9 cm 
(d) Dewasa: 12.5 cm 
(e) Dewasa obese (gemuk) : 14 cm
Menurut laporan WHO yang penting adalah lebar kantong udara dalam manset
harus cukup lebar untuk menutupi 2/3 panjang lengan atas.Demikian pula panjang
manset harus cukup panjang untul menutupi 2/3 lingkar lengan atas.Ukuran manset
yang sudah ditentukan bertujuan agar tekanan udara dalam manset yang ditera dengan
tinggi kolom raksa, benar-benar seimbang dengan tekanan sisi pembuluh darah diukur.
yang 
(2). Faktor yang mempengaruhi
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa tekanan darah dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain: 
(a) Jenis kelamin 
(b) Umur 
(c) Pekerjaan
(d) Lingkungan hidup
(e) Suhu ruang
(f) Kegiatan jasmani sebelum diperiksa
(g) lengan atas tertekan oleh lengan baju
(h) Kecepatam penurunan tekanan udara manset
(i) Sikap tubuh selama diperiksa
(j) Kegelisahan 
(k) Ketajaman pendengaran pemeriksa
Meskipun pemeriksaan darah secara Auskultasi dikatakan mempunyai nilai yang
hanya berbeda 10% dibandingkan dengan pemeriksaan cara langsung, tetapibila
faktorfaktor tersebut diatas kurang diperhatikan maka kesalahan hasil pengukuran akan
bertambah besar.
 9) Pelaksanaan Pemberian Obat Oral 
a) Kajian Teori
Pemberian Obat Oral a) Kajian Teori Pemberian obat merupakan salah satu
masalah dalam tanggung jawab perawat, kita berharap ada pedoman-pedoman
tertentu yang dapat menghindarkan kitadari suatu resiko kesalahan. Perawat harus
terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk
diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun
mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan
tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh
perawat.Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif
jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien dalam
membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta bertanggung jawab
dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama dengan tenaga
kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep
obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan
sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:
(1) Benar Klien
(a) Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan memeriksa gelang
identifikasi dan meminta menyebutkan namanya sendiri.
(b) Klien berhak untuk mengetahui alasan obat 
(c) Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat 
(d) Membedakan klien dengan dua nama yang sama
(2) Benar Obat
(a) Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan 
(b) Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat 
(c) Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat minimal
tiga
(1))Pada saat melihat botol atau kemasan obat.
 (2))Sebelum menuang/menghisap obat .
 (3))Setelah menuang/ mengisap obat .
(d) Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan yes 
(e) Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut 
(f) Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa
 (3) Benar Dosis Obat
 (a) Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
 (b) Dosis diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang
bersangkutan.
(c) Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan
diberikan, dengan mempertimbangkan hal- hal sebagai berikut: tersedianya obat dan
dosis obat yang diresepkan/ diminta, pertimbangan berat badan klien (mg/KGBB/hari),
jika ragu-ragu dosisi obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.
(d) Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
(4) Benar Waktu Pemberian 
(a) Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Dosis obat harian
diberikan pada waktu tertentu dalam sehari Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali
sehat, empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat
dipertimbangkan.
 (b) Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (%). 
(c) Obat yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekalischari, dan untuk obat
yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu
tertentu.
(d) Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau
bersama makanan
 (e) Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi
mukosa lambung bersama-sama dengan makanan. 
(F) Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan
untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi
pemeriksaan obat.
(5) Benar Cara Pemberian (rute) 

(a) Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai. 
(b) Memperhatikan kemampuanklien dalam menelan sebelum memberikan obat-obat
peroral
(c) Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui rute parenteral. 
(d) Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan klien sampai
obat oral telah ditelan.
Rute yang lebih sering dari absorpsi adalah : oral (melalui mulut): cairan, suspensi, pil,
kaplet/ kapsul sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena) bukal (diantara gusi dan
pipi) opikal (dipakai pada kulit) inhalasi ( semprot aerosol) instilasi (pada mata, hidung,
telinga, rektum atau vagina) parenteral: intradermal, subkutan, intramuskular, dan
intravena. 
(6) Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah
sakit.Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan
serta respon klien terhadap pengobatan. 
(7) Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan
pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti
manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan
kesehatan yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping
dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan
makanan, perubahan perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari
selama sakit, dsb. 
(8) Hak klien untuk menolak
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan
Inform consent dalam pemberian obat.
(9) Benar pengkajian
Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.
(10) Benar evaluasi
Perawat selalu melihat/ memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya. 
(11) Benar reaksi terhadap makanan
Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu
harus diminum sebelum makan(ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang
diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya
ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin.
(12) Benar reaksi dengan obat lain
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol
penggunaan pada penyakit kronis
b. Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan

Mekanisme kerja dari fungsi-fungsi manajemen dapat digambarkan dalam skema:

Perencanaan
Keinginaan / kebutuhan

Pengorganisasian

Tujuan
Pengarahan
Informasi

Pengkoordinasian

Pengawasan

Gambar 2.1
Skema mekanisme kerja fungsi – fungsi manajeman

1) Perencanaan
a) Kajian teori
Perencanaan adalah sebuah keputusan untuk suatu kemajuan yang berisikan
apa yang akan dilakukannya serta bagaimana, kapan dan dimana akan
dilaksanakannya (Marquis, 2000). Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun
suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
Perencanaan dibuat untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan
kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja,
memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat
pola struktur organisasi yang dapat dioptimalkan efektifitas staf serta
menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan
misi institusi yang telah ditetapkan. Perencanaan dimaksudkan untuk
menyusun suatu telah ditetapkan. Perencanaan dibuat untuk menentukan
kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan
tujuan, mengalokasikan anggara belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga
keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat
mengoptimalkan efektifitas staff serta menegakkan kebijaksanaan dan
prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah
ditetapkan.
Unit perawatan merupakan unit terkecil dalam kegiatan pelayanan rumah
sakit.Perencanaan yang disusun mengacu kepada kerangka utama rencana
strategi rumah sakit dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang
yang nyata dan ancaman eksternal yang harus diantisipasi.Kerangka
perencanaan yang matang sangat membatu dalam upaya melakukan perbaikan
atau inprovisasi apabila dalam perjalanan kegiatan usaha keluaran yang tidak
diharapkan.Dengan demikian perencanaan dapat dikoreksi tanpa kehilangan
waktu dan efisiensi.
Kerangka perencanaan terdiri dari :
(1) Misi, berisi tujuan jangka panjang mengenai bagaimana langkah mencapai
visi Filosofi, sesuatu yang bisa menguatkan motivasi
(2) Tujuan, yaitu berisikan tujuan yang ingin dicapai
(3) Obyektif, berisi langkah-langkah rinci bagaimana mencapai tujuan.

Anda mungkin juga menyukai