Anda di halaman 1dari 1

1.

Pada jurnal ini dibahas tentang penurunan ketebalan RNFL dapat terjadi pada  Selain itu, sebuah teori mengungkapkan bahwa tekanan intraokular pada
miopia dan glaukoma. Selain 2 penyakit tersebut, pada penyakit apa saja penurunan pasien myopia lebih tinggi dibandingkan dengan mata emetrop dan
ketebalan RNFL dapat terjadi? hipermetrop. 
3. Bagaimana prinsip kerja OCT dan peranannya?
 Penyakit neurodegeneratif lainnya, termasuk penyakit parkinson dan multiple
sclerosis, juga telah dilaporkan menurunkan ketebalan RNFL.  Optical coherrence tomography (OCT) merupakan teknologi pencitraan non-invasif untuk
 Penyakit sistemik seperti hipertensi menyebabkan penurunan ketebalan menganalisa retina dan nervus optikus yang didasari oleh penyerapan cahaya inframerah pada
RNFL, terutama di kuadran superior dan inferior, mungkin karena kebutuhan jaringan yang dipantulkan kembali dan menghasilkan gambar histologis tiga dimensi. OCT
oksigen yang tinggi di kedua area ini, sehingga rentan terhadap kerusakan mendeteksi kerusakan struktural pada segmen anterior dan posterior, memonitor progresivitas
iskemik.  suatu penyakit, dan menilai efektifitas terapi. Pada bidang mata, OCT merupakan pemeriksaan
Oleh karena itu, ketika orang memiliki penyakit sistematis, pengukuran RNFL yang rutin dilakukan di bidang glaukoma dan retina, tetapi OCT juga mempunyai peran besar
pada bidang neuro-oftalmologi.
harus dipertimbangkan penyebab perubahan ketebalan nya akibat penyakit apa yang
mendasari nya.
4. Mengapa pemeriksaan OCT dapat digunakan untuk mendeteksi adanya miopia?
2. Berdasarkan jurnal ini dikatakan miopia derajat berat merupakan faktor risiko
terjadinya glaukoma primer sudut terbuka? mengapa hal itu dapat terjadi? jelaskan. Karena miopia merupakan faktor risiko glaukoma. Pada miopia tinggi dapat terjadi neuropati
optik glaukomatous. Neuropati optik glaukomatous terjadi karena kerusakan akson sel
Myopia merupakan suatu bentuk kelainan refraksi yang disebabkan oleh karena ganglion retina pada optic nerve head (ONH) yang menyebabkan penipisan retinal nerve
fiber layer (RNFL) thickness, retinal ganglion cells (RGC) thickness, dan neuroretinal rim
panjang bola mata anteroposterior yang terlalu besar atau karena kekuatan pembiasan nervus optik.8-10Penipisan RNFL dan RGC thickness muncul lebih dini sebagai
media refraksi yang terlalu kuat. Sedangkan glaukoma adalah kelainan okular yang kerusakan struktural sehingga pemeriksaan RNFL dan RGCs thickness dengan menggunakan
berhubungan dengan neuropati optik yang bersifat progresif dan menyebabkan Optical Coherence Tomography (OCT) sangat berguna dalam diagnosa awal glaukoma. Jika
kebutaan yang ireversibel. telah terjadi neuropati optik glaukomatous dapat terjadi defek lapang pandang. Defek
lapang pandang dapat menjadi penanda kerusakan fungsional pada pasien miopia dengan
Sebuah meta analisis dilakukan oleh Marcus et al., terdiri dari 11 studi cross glaukoma.
sectional, meneliti tentang hubungan antara myopia dan glaukoma sudut terbuka.
Meta analisis ini mendapatkan bahwa myopia meningkatkan risiko dua kali lipat dari
5. Apakah penurunan ketebalan RNFL juga dapat diakibatkan oleh faktor luar seperti
terjadinya glaukoma sudut terbuka dibandingkan dengan grup non myopia. penggunaan obat-obatan tertentu?

Beberapa penelitian mengungkapkan adanya hubungan antara kelainan refraksi pada Berdasarkan jurnal, salah satu obat yang dapat menyebabkan penurunan ketebalann RNFL
myopia dengan peningkatan tekanan intraokular. Namun, mekanisme pasti dari adalah atropin. Atropin biasanya dipakai untuk melumpuhkan otot siliaris atau sebagai
hubungan keduanya masih belum jelas. pengurang rasa sakit pada uveitis. penggunaan atropi dalam waktu yang lama dapat
 Mata miopia mempunyai panjang aksial dan dalam ruang vitreus yang lebih mengakibatkan RNFL. mekanisme nya adalah:
panjang. Mata dengan meningkatnya panjang aksial rasio cup-disc tampak Atropin dapat meningkatkan tekanan intraokular dan kemudian merusak RNFL. Selain itu,
lebih besar, meningkatnya kelainan lapisan serabut saraf optikus dan atropin, sebagai antagonis muskarinik nonselektif, dapat menyebabkan vasokonstriksi,
kemungkinan lebih besar merusak bentuk lamina kribrosa, sehingga lebih menyebabkan hipoperfusi saraf optik.
mudah terjadinya perubahan diskus optikus glaukomatosa.(Saw, SM., et al.,
2005.) 6. Metode penelitian yang digunakan adalah metodologi systematic review. Apa yang
dimaksud dengan metodologi systematic review? apa yang membedakan dengan meta analisis?
 Pada miopia dapat terjadi degenerasi anyaman trabekular yang dapat
menyebabkan gangguan aliran aqueous humor. Lemahnya komponen
Systematic review adalah metode penelitian yang merangkum hasil-hasil penelitian primer
pendukung sklera pada miopia tinggi juga merupakan salah satu risiko
untuk menyajikan fakta yang lebih komprehensif dan berimbang. Sementara itu, metaanalisis
berkembangnya glaukoma primer sudut terbuka.
adalah salah satu cara untuk melakukan sintesa hasil secara statistik (teknik kuantitatif).
 Teori lain akibat adanya kerusakan nervus optikus akibat peningkatan tekanan
Kedudukan metodologi systematic review dalam metodologi penelitian dapat digambarkan
intraokular dan peningkatan shearing force (kekuatan geser) pada kepala
sebagai irisan bawang (onion slice) dimana metaanalisis adalah bagian dari systematic review
nervus optikus. Struktur kepala nervus optikus yang rawan kerusakan secara
namun yang disajikan secara kuantitatif.
struktural, penurunan ketebalan lapisan saraf retina dan berkurangan kekuatan
sklera pada nervus optikus pada pasien myopia diduga dapat meningkatkan
risiko terjadinya glaukoma sudut terbuka.

Anda mungkin juga menyukai