Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN”

OLEH:

Marzella Pramathania

203110135

2A

Dosen Pembibimbing :

Ns. Yossi Suryarinilsih,M.Kep,Sp.KMB

Prodi D-III KEPERAWATAN PADANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

2021/2022
ANFIS SISTEM PERKEMIHAN

1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan


Sistem perkemihan merupakan sistem ekskresi utama dan terdiri atas 2 ginjal (untuk
menyekresi urine), 2 ureter (mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih), kandung kemih
(tempat urine dikumpulkan dan disimpan sementara), dan uretra (mengalirkan urine dari
kandung kemih ke luar tubuh (Nurachmah & Angriani, 2011).

a. Ginjal
Ginjal terletak secara retroperitoneal, pada bagian posterior abdomen, pada kedua sisi
kolumna vertebra. Mereka terletak antara vertebra torakal keduabelas dan lumbal ketiga.
Ginjal kiri biasanya terletak sedikit lebih tinggi dari ginjal kanan karena letak hati. Ginjal
orang dewasa secara rata – rata memiliki panjang 11 cm, lebar 5 – 7,5 cm, dan ketebalan
2,5 cm. yang menahan ginjal tetap pada posisi di belakang peritonium parietal adalah
sebuah masa lemak peritoneum (kapsul adiposa) dan jaringan penghubung yang disebut
fasia gerota (subserosa) serta kapsul fibrosa (kapsul renal) membentuk pembungkus luar
dari ginjal itu sendiri, kecuali bagian hilum. Ginjal dilindungi lebih jauh lagi oleh lapisan otot
di punggung pinggang, dan abdomen, selain itu juga oleh lapisan lemak, jaringan subkutan,
dan kulit (Black & Hawk, 2014).

b. Ureter
Ureter membentuk cekungan di medial pelvis renalis pada hilus ginjal. Biasanya sepanjang
25 – 35 cm di orang dewasa, ureter terletak di jaringan penghubung ekstraperitoneal dan
memanjang secara vertikal sepanjang otot psoas menuju ke pelvis. Setelah masuk ke
rongga pelvis, ureter memanjang ke anterior untuk bergabung dengan kandung kemih di
bagian posterolateral. Pada setiap sudut ureterovesika, ureter terletak secara oblik melalui
dinding kandung kemih sepanjang 1,5 – 2 cm sebelum masuk ke ruangan kandung kemih
(Black & Hawks, 2014).
Ureter mempunyai tiga penyempitan sepanjang perjalanannya, yaitu:
 Ditempat pelvis renalis berhubungan dengan ureter
 Di tempat ureter melengkung pada waktu menyilang apertura perlvis superior,
 Di tempat ureter menembus dinding vesica urinaria

c. Kandung Kemih
Kadung kemih adalah organ kosong yang terletak pada separuh anterior dari pelvis, di
belakang simfisis pubis. Jarak antara kandung kemih dan simfisis pubis diisi oleh jaringan
penghubung yang longgar, yang memungkinkan kandung kemih untuk melebar ke arah
kranial ketika terisi. Peritonium melapisi tepi atas dari kandung kemih, dan bagian dasar
ditahan secara longgar oleh ligamen sejati. Kandung kemih juga dibungkus oleh sebuah
fasia yang longgar (Black & Hawks, 2014).
d. Uretra dan Meatus
Uretra adalah sebuah saluran yang keluar dari dasar kandung kemih ke permukaan tubuh.
Uretra pada laki – laki dan perempuan memiliki perbedaan besar. Uretra perempuan
memiliki panjang sekitar 4 cm dan sedikit melengkung ke depan ketika mencapai bukaan
keluar, atau meatus, yang terletak di antara klitoris dan lubang vagina. Pada laki – laki,
uretra merupakan saluran gabungan untuk sistem reproduksi dan pengeluaran urine.
Uretra pada lakui – laki memiliki panjang sekitar 20 cm, dan terbagi dalam 3 bagian utama.
Uretra pars prostatika menjulur sampai 3 cm di bawah leher kandung kemih, melalui
kelenjar prostat, kedasar panggul. Uretra pars membranosa memiliki panjang sekitar 1 – 2
cm dan berakhir di mana lapisan otot membentuk sfingter eksterna.

2. Pemeriksaan Fisik Pada Sistem Perkemihan


Pemeriksaan fisik sistem perkemihan adalah pemeriksaan yang dilakukan pada ginjal, vesika
urinaria, dan meatus urinaria. Pemeriksaan fisik sistem perkemihan dilakukan dengan metode
inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi.

a. Pemeriksaan Inspeksi
Posisi pasien terlentang. Inspeksi pada abdomen, catat ukuran, kesimetrisan, warna kulit,
tekstur, turgor kulit, adanya massa atau pembengkakan, distensi, dan luka. Kulit dan
membran mukosa yang pucat, indikasi gangguan ginjal yang menyebabkan anemia.
Penurunan turgor kulit merupakan indikasi dehidrasi. Edema, indikasi retensi dan
penumpukkan cairan.
b. Pemeriksaan Auskultasi
Gunakan diafragma/bel stetoskop untuk mengauskultasi bagian atas sudut kostovertebral
dan kuadran atas abdomen. Jika terdengar bunyi bruit (bising) pada aorta abdomen dan
arteri renalis, maka indikasi adanya gangguan aliran darah ke ginjal (stenosis arteri ginjal).
c. Pemeriksaan Ginjal
 Palpasi Ginjal
Ginjal kanan
- Atur posisi klien supinasi, palpasi dilakukan dari sebelah kanan.
- Letakkan tangan kiri di bawah costa 12
- Letakkan tangan kanan dibagian atas, sedikit di bawah lengkung iga kanan
- Anjurkan pasien nafas dalam dan tangan kanan menekan ke bawah sementara
tangan kiri mendorong ke atas. Pada puncak inspirasi tekan tangan kanan kuat dan
dalam. Raba ginjal kanan antara 2 tangan. Tentukan ukuran, nyeri tekan.

Ginjal kiri

Prinsipnya sama dengan ginjal kanan, bedanya :

- Pemeriksa pindah ke sisi kiri penderita


- Gunakan tangan kanan untuk menyangga dan mengangkat dari belakang
- Letakkan tangan kiri di kuadran kiri atas
- Anjurkan pasien nafas dalam dan tangan kiri menekan ke bawah sementara tangan
kanan mendorong ke atas. Pada puncak inspirasi tekan tangan kiri kuat dan dalam.
Raba ginjal kanan antara 2 tangan. Tentukan ukuran, nyeri tekan. Normalnya jarang
teraba.

 Perkusi Ginjal
Perkusi ginjal dilakukan untuk mengkaji adanya nyeri. Perkusi ginjal dilakukan pada
akhir pemeriksaan.

d. Pemeriksaan Vesika Urinaria


 Palpasi Vesika Urinaria
Palpasi vesika urinary untuk memeriksa adanya kesimetrisan, lokasi, ukuran, dan
sensasi. Dalam kondisi normal, vesika urinaria tidak teraba.

 Perkusi Vesika Urinaria


Secara normal, vesika urinaria tidak dapat diperkusi, kecuali volume urin di atas 150 ml.
Jika terjadi distensi, maka kandung kemih dapat diperkusi sampai setinggi umbilicus.
Sebelum melakukan perkusi vesika urinaria, lakukan palpasi untuk mengetahui fundus
vesika urinaria.

e. Pemeriksaan Meatus
Pemeriksaan meatus bukan pemeriksaan rutin dalam pemeriksaan fisik system
perkemihan. Pemeriksaan ini sering dilakukan pada pasien dengan gangguan system
perkemihan infeksi.
Langkah-langkah pemeriksaan dengan inspeksi pada meatus
 Pada pasien laki-laki
- Atur pasien dalam posisi duduk atau berdiri
- Gunakan sarung tangan
- Pegang penis dengan dua tangan, tekan ujung gland penis untuk membuka meatus
urinary. Lihat meatus adanya kemerahan, pembengkakan, discharge/cairan, luka,
pada meatus.
 Pada pasien perempuan
- Atur pasien dalam posisi litotomi
- Gunakan sarung tangan
- Buka labia mayora dengan tangan yang dominan, lihat meatus adanya kemerahan,
pembengkakan, discharge/cairan, luka, pada meatus.

3. Pemeriksaan Laboratorium
 Urinalisis
Pemeriksaan ini meliputi :
a. Makroskopik dengan menilai warna, bau, berat jenis urine
b. Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasaman/ph, protein dan gula dlm urine
c. Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel-sel, cast (silinder) atau bentukan lin di
dlm urine
 Pemeriksaan darah
a. Darah rutin
b. Fungsi ginjal
c. Elektrolit : Na, K, Ca, P
d. Fungsi hepar, fungsi pembekuan, profit lipid
e. Pemeriksaan penanda Tumor
 Analisis semen
 Analisis batu
 Kultur urin
 Sitologi urin
 Patologi anatomi

4. Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk menilai adanya gangguan s. Perkemihan
 Rotgenogram abdomen (KUB)
Digunakan untuk mengkaji adanya kelainan pada seluruh struktur saluran perkemihan

Prosedur ini dpt menentukan ukuran, kesimetrisan, bentuk dan lokasi ginjal, ureter serta
struktur perkemihan.

 Peilogram intravena (PIV)


Untuk melihat keseluruhan sistem kemih. Prosedur ini memvisualisasi duktus pengumpul
dan pelvis renalis serta memperlihatkan ureter, kandung kemih, dan uretra.

 Scan ginjal
Tes radionuklia, seperti pemindaian ginjal memungkinkan visualisasi tidak langsung pada
struktur saluran perkemihan setelah isotop radiokatif dinjeksi per IV

 Computerizal Axial Tomography


Merupkan prosedur sinar X terkomputerisasi yg digunakan untuk mempereloh gambaran
terperinci mengenai struktur bidang tertentu didalam tubuh.

 USG Ginjal
Alat diagnostik noninvasif yg berharga dalam mengkaji gangguan perkemihan
- Sitoskopi
Memungkinkan untuk melihat bagia dlm kandung kemih dan uretra.

 Biopsi ginjal
Menentikan sifat, luas dan prognosis penyakit ginjal
 Angiografi (Arteriogram)
Merupakan prosedur rediografis invasif yg mengevaluasi sistem arteri ginjal.
5. BNO_IVP dan USG Ginjal
Pemeriksaan BNO-IVP memerlukan persiapan, yaitu malam sebelum pemeriksaan diberikan
kastor oli (catharsis) atau laksansia untuk membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah
ginjal (Nurlela Budjang, 2010).
Berikut adalah tahap persiapan dan pemeriksaan radiologi BNO-IVP :
a. Persiapan BNO-IVP
- Pemeriksaan ureum kreatinin (Kreatinin maksimum 2)
- Malam sebelum pemeriksaan pasien diberi laksansia untuk membersihkan kolon dari
feses yang menutupi daerah ginjal
- Pasien tidak diberi minum mulai jam 22.00 malam sebelum pemeriksaan untuk
mendapatkan keadaan dehidrasi ringan
- Keesokan harinya pasien harus puasa, mengurangi bicara dan merokok untuk
menghindari gangguan udara usus saat pemeriksaan
- Pada bayi dan anak diberi minum yang mengandung karbonat untuk mendistensikan
lambung dan gas
- Pada pasien rawat inap dapat dilakukan lavement(klisma)
- Skin test subkutan untuk memastikan bahwa penderita tidak alergi terhadap
penggunaan kontras (Nurlela Budjang, 2010)

b. Pelaksanaan BNO-IVP
- Pasien diminta mengosongkan buli-buli
- Dilakukan foto BNO
- Injeksi kontras IV (setelah cek tensi dan cek alergi), beberapa saat dapat terjadi
kemerahan, rasa asin di lidah, sakit kepala ringan, gatal, mual dan muntah (Radiologi
Diagnostik FK USU, 2010).
- Diambil foto pada menit ke-5, 15, 30 dan 45
- Menit ke-5 : menilai nefrogram dan mungkin sistem pelviokalises (SPC)
- Menit ke-15 : menilai sistem pelviokalises sampai dengan kedua ureter
- Menit ke-30 : Menilai ureter dengan buli-buli
- Menit ke-45 : menilai buli-buli (Nurlela Budjang, 2010).

c. Hasil Pemeriksaan Foto BNO-IVP


 Foto BNO
Setiap pemeriksaan saluran kemih sebaiknya dibuat terlebih dahulu foto
polos abdomen. Yang harus diperhatikan pada foto polos abdomen ini adalah
bayangan, besar (ukuran), dan posisi kedua ginjal. Dapat pula dilihat kalsifikasi
dalam kista dan tumor, batu radioopak dan perkapuran dalam ginjal.

d. Persiapan pemeriksaan BNO-IVP bagi pasien adalah:


1.2 hari sebelumnya sebaiknya berhenti merokok, makan makanan yang rendah serat
dan gas. Hal ini bertujuan agar makanan mudah dicerna dan tidak menyebabkan feses
keras. Contohnya bubur kecap dan air putih atau juice, Puasa pada malam harinya (8
jam sebelumnya) tidak makan dan minum sama sekali, Pada malam harinya pasien
diminta minum laksatif (dulcolax) untuk mengeluarkan sisa makanan dalam usus, Pada
pagi hari (saat pemeriksaan) pasien akan diberikan dulcolax suppositoria (dimasukan
lewat anus).

Selama pemeriksaan pasien tidak boleh banyak bicara agar tidak banyak gas yang
masuk ke saluran cerna. Tidak seperti jenis dari USG yang lain, USG ginjal tidak
memerlukan persiapan khusus. Pasien tidak harus berpuasa atau mengirimkan sampel
urin. Prosedur ini biasanya dilakukan di rumah sakit. Pasien akan diminta untuk
melepaskan semua aksesoris sebelum memakai pakaian lab dan berbaring di meja
pemeriksaan

6. USG Ginjal
a. Pengertian USG Ginjal
Ultrasound (USG) ginjal adalah prosedur pengambilan gambar non-invasif yang
menentukan dan menilai kondisi ginjal dan organ yang terkait seperti kandung kemih dan
ureter, yang juga dikenal sebagai sonografi ginjal, USG Ginjal dilakukan sebagai tes
pemeriksaan untuk mendeteksi kista, tumor, gundukan cairan, batu ginjal, abses, dan
infeksi di dalam ginjal atau di sekitar ginjal.

b. Tujuan
USG Ginjal dilakukan sebagai tes pemeriksaan untuk mendeteksi kista, tumor, gundukan
cairan, batu ginjal, abses, dan infeksi di dalam ginjal atau di sekitar ginjal.

c. Manfaat
Untuk membantu dalam menempatkan jarum untuk biopsi (pengambilan sampel jaringan
dibawah mikroskop oleh ahli patologi), dalam menempatkan tabung penyalur, dan dalam
pengeringan abses atau cairan dari kista. Terakhir, USG Ginjal juga dapat dilakukan untuk
mengetahui aliran darah ke ginjal melalui pembuluh darah dan arteri ginjal.

d. Cara Kerja USG Ginjal


Tidak seperti jenis dari USG yang lain, USG ginjal tidak memerlukan persiapan khusus.
Pasien tidak harus berpuasa atau mengirimkan sampel urin. Prosedur ini biasanya
dilakukan di rumah sakit. Pasien akan diminta untuk melepaskan semua aksesoris sebelum
memakai pakaian lab dan berbaring di meja pemeriksaan. Pasien mungkin diminta untuk
berbaring telentang atau menyamping untuk memudahkan menemukan ginjal.

Sebuah jel dingin kemudian dioleskan pada objek USG sebelum transduser (benda yang
terlihat seperti tongkat) dipindahkan ke daerah posisi ginjal, menghantarkan gelombang
suara. Gelombang kemudian memantul oleh organ dan struktur seperti otot dan jaringan
sampai gambar ginjal dapat dilihat secara real time pada monitor.

Seluruh tes membutuhkan setidaknya 20 menit. Gambar yang diperoleh dapat dicetak,
disimpan secara digital, dan dikirim ke dokter, yang akan menginterpretasikan hasil.

Siapa yang Membutuhkan Perawatan Ini dan Hasil yang Ditawarkan


Sebuah USG ginjal dapat direkomendasikan untuk orang dengan:
Nyeri pinggang - Sementara banyak hal yang dapat menyebabkan rasa sakit di sayap
(sekitar area punggung bawah), juga mungkin bahwa ginjal yang rusak atau adanya batu
ginjal menyebabkan itu. USG akurat dapat menemukan ginjal, dan menilai kondisi secara
keseluruhan.

Perubahan dalam urin - Salah satu tanda adanya masalah ginjal adalah perubahan dalam
urin. Sebuah USG ginjal dapat direkomendasikan jika pasien mengalami terlalu sedikit urin
bahkan jika kandung kemih terasa penuh atau jika pasien dengan kencing jumlah sedikit
lebih sering. Prosedur ini juga dilakukan ketika urin mengandung darah.

Kreatinin tinggi - Kreatinin yang berasal dari kreatin, yaitu sebuah molekul yang digunakan
oleh otot untuk menghasilkan energi, dapat diukur dengan tes darah. Jika kreatinin adalah
melebihi batas normal, hal itu mungkin menunjukkan adanya masalah dengan ginjal.

Penyakit ginjal - Tumor dan kista dapat berkembang pada ginjal yang mengakibatkan
kondisi akut atau kronis. Beberapa pasien juga memperoleh gangguan ginjal herediter
seperti penyakit ginjal polikistik. Dengan adanya kondisi ini, USG ginjal pun terjamin.

Transplantasi ginjal - transplantasi ginjal adalah salah satu operasi yang paling umum
dilakukan di seluruh dunia. Ginjal baru harus terus dipantau karena mereka rentan
terhadap penolakan atau penyakit.

Karena prosedur non-invasif, umumnya aman dan tidak menyakitkan. Tergantung pada
hasil ujian, dokter yang mendiagnosis dapat mengajukan tes tambahan untuk
mengkonfirmasi hasil pemeriksaan atau merumuskan rencana perawatan individual

Kemungkinan Komplikasi dan Risiko Karena tubuh tidak terkena radiasi dan prosedur itu
sendiri adalah non-invasif, risiko komplikasi sangat rendah. Tetapi jika ada, hal tersebut
biasanya tergolong kecil. Misalnya, berbaring di meja pemeriksaan untuk beberapa waktu
dapat menyebabkan kecemasan dan ketidaknyamanan, selain itu beberapa pasien bahkan
dapat terkena iritasi atau reaksi alergi terhadap jel yang digunakan.
SUMBER

https://www.docdoc.com/id/info/procedure/kidney-ultrasound
http://repository.unimus.ac.id/1464/3/15.%20BAB%20II.pdf
https://123dok.com/document/y95rpmvz-makalah-anatomi-fisiologi-sistem-
perkemi.html
http://makalahcentre.blogspot.com/2010/11/makalah-sistem-perkemihan.html

Anda mungkin juga menyukai