Anda di halaman 1dari 73

DOKTER JAGA OBGYN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 334/SPO/I/2019 1/1
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Tanggal Terbit Kepala RSAU dr. Hoediyono
Wakil Sementara,
STANDAR 22-01-2019
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Indria sari, Sp.B., MPH


kapten Kes NRP 533181

PENGERTIAN Dokter jaga obgyn adalah dokter obgyn yang bertanggung


jawab di ruangan dan poli kebidanan dan kandungan pada
saat itu.

Sebagai acuan dokter obgyn dalam melaksanakan tugas


TUJUAN
jaga.

Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor


KEBIJAKAN
Kep/001/XI/2018 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU
dr.Hoediyono

PROSEDUR 1. Jaga kosultan dan jaga ruangan dibuat tiap bulan


2. Jaga poliklinik dibuat sesuai kesepakatan hari yang
telah ditentukan

1. Sub Unit Kerja kebidanan dan kandungan


UNIT TERKAIT 2. Poliklinik kebidanan dan kandungan
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


336 /SPO/I/2019 1/11
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono
Tanggal Terbit Wakil Sementara,
STANDAR
PROSEDUR 22-01-2019
OPERASIONAL

dr. Indria sari, Sp.B., MPH


kapten Kes NRP 533181
Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika:
 Usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu )
 Persalinan terjadi spontan
 Presentasi belakang kepala
 Berlangsung tidak lebih dari 18jam
 Tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin
Asuhan persalinan normal terbagi menjadi 4 kala

PENGERTIAN  Kala I terbagi menjadi fase laten, pembukaan 1-3,


berlangsung sekitar 8jam, fase aktif pembukaan 4-10,
berlangsung sekitar 6jam.
 Kala II dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir,
1jam untuk primigravida dan 2 jam untuk multigravida
 Kala III segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir
lengkap, sekitar 30 menit.
Kala IV segera setelah lahir plasenta sampai 2 jam post
partum
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah
TUJUAN pertolongan persalinan normal untuk menciptakan
persalinan aman dan selamat.
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 336 /SPO/I/2019 2/11
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU dr.
Hoediyono Lanud Suryadarma.
KALA I
 Beri dukungan dan dengar keluhan ibu
 Tenangkan ibu saat ibu tampak gelisah / kesakitan
 Jaga privasi ibu. Gunakan tirai penutup dan tidak
menghadirkan orang lain tanpa seijin ibu
- Biarkan dia berganti posisi sesuai keinginan,
usahana miring kiri bila sedang berbaring
- Biarkan ia berjalan atau beraktifitas ringan sesuai
kesanggupan
- Anjurkan keluarga atau suami memberi
kenyamanan pada ibu
- Ajari mengatur nafas
PROSEDUR
 Ijinkan ibu untuk mandi atau membasuh kemaluannya
setelah buang air kecil / besar
 Jaga kondisi ruangan sejuk
 Beri minum yag cukup untuk menghidari dehidrasi
 Sarankan ibu untuk selalu mengosongkan kandung
kencing
 Lakukan pemantauan sesuai partograf
 Pasang infus intravena bila ada faktor risiko
 Isi dan letakan partograf dekat tempat tidur ibu
 Persiapkan jika terjadi komplikasi
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
336 /SPO/I/2019 3/11
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
KALA II, III, DAN IV
 Mengenali tanda dan gejala kala II
1. Memeriksa tanda berikut
- Dorongan meneran
- Tekanan pada anus dan atau vagina
- Perineum menonjol dan menipis
- Vulva, vagina dan sgingter ani membuka
 Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-
obat essensial
- Klem, gunting, benang tali pusat, penghisap
lendir steril/ DTT siap dalam wadah
- Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk
PROSEDUR bayi dalam kondisi baik dan bersih
- Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan
tempatkan spuit steril sekali pakai di dalam
partus set.
- Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih,
kering dan hangat, 3handuk atau kain bersih
dan kering,alat penghisap lendir, lampu sorot
60watt dengan jarak 60cm diatas tubuh bayi
- Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan ibu:
kristaloid inf set
3. Gunakan APD
4. Lepas semua perhiasan cuci tangan dan keringkan
5. Pakai sarung tangan steril/DTT untuk pemeriksaan
dalam
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
336/SPO/I/2019 4/11
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
6. Ambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan,
isi dengan 10 unit oksitosin dan letakan kembali
spuit dalam partuset tanpa megkontaminasi spuit.
 Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin
baik
7. Bersihkan vulva dan perineum, dari depan ke
belakang dengan kapas atau kasa yang dibasahi
air DTT
8. Pastikan pembukaan lengkap, lakukan amnitomi
bila selaput belum pecah, kepala sudah masuk
panggul dan tali pusat tidak teraba
9. Dekontaminasi tangan dengan mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan

PROSEDUR kedalam larutan klorin 0,5% selama sepuluh menit


dan cuci tangan setelahnya
10. Periksa denyut jantung janin setalah kontraksi
berakhir pastikan DJJ normal ( 120-160x/mnt) ambil
tindakan jika DJJ tidak normal.
 Menyiapkan ibu dan keluarga untuk proses bimbingan
meneran
11. Beritahu ibu pembukan sudah lengkap keadaan
janin baik
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan
posisi ibu
- Bantu ibu dengan posisi setengah duduk dan
pastikan ibu merasa nyaman
- Anjurkan ibu untuk cukup minum
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 336/SPO/I/2019 5/11
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
13. Melakukan pimpinan meneran sat ibu mempunyai
dorongan meneran yang kuat
- Perbaiki cara meneran bila belum sesuai
- Nilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
14. Anjurkan ibu megambil posisi yang nyaman
(berjalan, berjongkok) bila ibu belum
mempunyai dorongan meneran dalam 60menit.
 Mempersiapakan pertolongan kelahiran bayi
15. Saat kepala bayi telah membuka dengan diameter
5-6cm, letakan handuk bersih untuk mengeringkan
bayi
16. Letakan kain bersih yang dilipat sepertiga di bawah
bokong ibu
PROSEDUR 17. Buka tutup partus set dan lihat kembali
kelengkapan alat dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan
 Membantu lahirnya kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-
6cm, lindungi perineum dengan 1 tangan yang
dilapisi kain bersih dan kering sementara tangan
yang lain menahan kepala bayi dari posisi defleksi
dan membantu lahirnya kepala
- Anjurkan ibu meneran sambil bernafas cepat
dan dangkal
20. Periksa lilitan tali pusat dan lakukan tindakan yang
sesuai
 Lilitan longgar selipkan tali pusat lewat kepala
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 336/SPO/I/2019 6/11
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
 Lilitan ketat klem tali pusat di dua titik lalu
gunting dengan tetap melindungi leher bayi
21. Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran
paksi luar secara spontan
 Membantu lahirnya bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,
pegang secara biparietal, anjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi
- Dengan lembut gerakan kepala ke arah bahu dan
distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus
pubis
- Gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang
PROSEDUR
 Membantu lahirnya bahu dan tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir geser tangan yang
dibawak ke arah perineum untuk menyanga kepala,
lengan dan siku bawah. Gunakan tangan diatas
untuk melakukan penelusuran untuk memegang
lengan dan siku atas
24. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan
penelusuran tangan yang ada di atas ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki
 Penangan bayi baru lahir
25. Lakukan penilaian selintas dan jawab 3 pertanyaan
berikut
- Apakah bayi cukup bulan?
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSAU dr. HOEDIYONO 336/SPO/I/2019 7/11


Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
- Apakah bayi menangis dan bernafas tidak megap-
megap
- Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
26 Pastikan tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan
manajemen bayi baru lahir normal, keringkan dan
posisikan tubuh bayi di atas perut ibu
- Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian
tubuh lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan
verniks
- Ganti handuk basah dengan handuk yang kering
- Pastikan bayi mantap diatas dada / perut ibu
27 Periksa kembali perut ibu untuk memeastika tidak
ada bayi lain dalam uterus
PROSEDUR
 Manajemen Aktif Kala III
28 beitahukan ibu bahwa penolong akan menyuntikan
oksitosin untuk mebantu kontraksi uterus
29 dalam waktu 10mnt beriksn suntikan oksitosin (IM)
di sepertiga paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi)
30 dengan menggunakan klem, 2mnt setelah bayi
lahir, jepit tali pusat pada sekitar 3cm dari pusat
bayi (kecuali aspiksia lakukan sesegera mungkin).
Dari sisi luar klem dorong isi tali pusat ke arah
distal dan lakukan penjepitan kedua pada 2cm
distal dari klem pertama
31 potong dan ikat tali pusat
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
336/SPO/I/2019 8/11
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
32 tempatkan bayi untuk melakkan kontak kulit ibu ke
kulit bayi. Letakkan bayi dengan posisi tengkurap
di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel dengan baik di dinding dda-perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara
ibu dengan posisi lebih rendah dari puting.
33 Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
kering dan pasang topi pada kepala bayi
34 Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-
10cm dari vulva
35 Letakan satu tangan dia atas kain yang ada diperut
ibu, tepat ditepi ats simpisis dan tegangka tali
PROSEDUR pusat dan klem dengan tangan yang lain
36 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat
ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah dorso kranialsecara
hati-hati.
37 Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial
hingga plasenta terlepas, lalu meminta ibu
meneran sambil menarik tali pusat dengan arah
sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti
poros jalan lahir dengan tetap melakukan tekanan
dorso kranial
38 Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkan
dengan melahirkan plasenta dengan kedua tangan
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 336/SPO/I/2019 9/11
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
39 Segera setelah plasenta dan selaput lahir, lakukan
massase uterus dengan meletakan telapak tangan
di fundus denga melakukan massase dengan
gerakan memutar secara lembut sehingga uterus
berkontraksi
 Menilai Perdarahan
40 Periksa kedua sisi plasenta pastikan selaput
lengkap dan utuh
41 Evaluasi adanya laserasi vagina lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan
aktif
Melakukan asuhan Kala IV
42 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam
PROSEDUR 43 Melakukan IMD dengan memberi cukup waktu
untuk melakukan kontak kulit ibu dan bayi (minimal
1jam)
44 Setelah kontak kulit ibu-bayi dan IMD selesai
- Timbang dan ukur bayi
- Beri bayi salep mata
- Suntikan vit K
- Pastikan suhu tubuh bayi normal
- Berikan gelang pengenal
- Lakukan pemeriksaan fisik bayi
45. 1jam setelah pemeberian Vit K berikan suntikan
Imunisasi Hepatitis B
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan pencegahan
perdarahan.
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 336/SPO/I/2019 10/11
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
47. Ajarkan ibu dan keluarga melakukan masase
fundus dan menilai kontraksi, waspadai tanda baha
pada ibu, serta kapan harus memenggil bantuan
medis
48. Evaluasi dsn estimasi jumlah kehilangan darah
49. Priksa tekanan darah, nadi, dan kandung kemih
setiap 15mnt selama 1jam pertama pasca salin
dan setiap 30mnt pada jam kedua
50. Pastikan kembali kondisi bayi bahwa bayi bernafas
baik (40-60x/mnt) dan suhu bayi normal (36,5-
37,5◦C)
51. Tempatkan semua alat bekas pakai dalam larutan
klorin 0.5% untuk dekontaminasi (10mnt) lalu cuci
PROSEDUR dan bilas
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat
sampah yang sesuai
53. Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT,
bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah,
Kemudian bantu ibu menggunakan pakaian bersih
dan kering
54. Pastikan ibu merasa nyaman
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan
klorin 0.5%
56. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan
klorin 0.5%, balikan bagia dalam keluardan
rendam dalam larutan klorin 0.5% selama 10mnt
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
336/SPO/I/2019
RSAU dr. HOEDIYONO 11/11
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih
yang mengalir kemudian keringkan dengan tisu
PROSEDUR atau handuk kering
58. Lengkapi partograf halaman depan dan belakang,
periksa tanda vital dan asuhan kala IV
 Ruang bersalin
UNIT TERKAIT
 IGD Kebidanan
PERAWAT ATAU BIDAN JAGA OBSGYN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 335/SPO/I/2019 1/1
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
TanggalTerbit Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono
22-01-2019 Wakil Sementara,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Indria sari, Sp.B., MPH


kapten Kes NRP 533181
Perawat / bidan jaga adalah perawat / bidan yang
PENGERTIAN bertanggung jawab di ruangan obsgyn dan UGD Obsgyn
pada saat itu.
Sebagai acuan perawat / bidan obsgyn dalam
TUJUAN
melaksanakan jadwal jaga.
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU
dr.Hoediyono
1. Perawat / bidan jaga di buat secara shif bergantian
2. Untuk shift pagi terdiri dari kepala ruangan dan
beberapa anggota
3. Untuk shift piket ruangan terdiri 2 orang bidan
bertanggung jawab terhadap ruang perawatan, ruang
bersalin dan ruang peri rawat gabung.
4. Untuk shift piket di UGD 1 orang bidan bertanggung
jawab terhadap pasien-pasien gawat darurat obstetri
yang datang ke UGD dan melaporkannya kepada
PROSEDUR dokter jaga dan melakukan koordinasi dengan bidan
ruang perawatan untuk pasien yang memerlukan
perawatan.
5. Shift di buat setiap bulan disetujui kepala ruangan dan
diketahui oleh kepala keperawatan.
6. Membuat perjanjian atau perukaran jadwal dengan
bidan / perawat lain untuk menggantikan jaga sebelum
meninggalkan tugas jaga karena suatu kepentingan.
Dan menginformasikan kepada kepala ruangan
tentang pergantian jaga tersebut.
1. Klinik Kebidanan dan Kandungan
UNIT TERKAIT 2. UGD Obsgyn
3. Unit Keperawatan.
PENGISIAN KETERANGAN KELAHIRAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 338/SPO/I/2019 1/1
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono
STANDAR Wakil Sementara,
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 22-01-2019

dr. Indria sari, Sp.B., MPH


kapten Kes NRP 533181
Suatu cara dalam mengisi surat keterangan yang
PENGERTIAN
menyatakan kelahiran pada bayi baru lahir.

Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah


TUJUAN
pengisian keterangan kelahiran.
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU dr.
Hoediyono.
Pelaksanaan :
Setiap anak yang melahirkan di RSAU dr. Hoediyono
maka anak tersebut akan dibuatkan surat keterangan
kelahiran tersebut rangkap 2 dimana 1 lembar aslinya
dan 1 lembar tertanda
Adapun yang harus diisi dalam surat keterangan
kelahiran sbb :
PROSEDUR a) data pribadi dari orang tua anak
b) tanggal,bulan,tahun,jam anak lahir
c) jenis kelamin
d) tanda tangan dokter/bidan yang menolong persalinan,
diketahui oleh kepala ruangan merpati atau dokter
konsultan jaga
e) stempel rumah sakit

UNIT TERKAIT Poli Kebidanan


PENGUKURAN ATROPOMETRI ( BB )
PADA BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


337/SPO/I/2019 1/1
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
TanggalTerbit Kepala RSAU dr. Hoediyono
Wakil Sementara,
STANDAR
PROSEDUR 22-01-2019
OPERASIONAL D

dr. Indria sari, Sp.B., MPH


kapten Kes NRP 533181
PENGERTIAN Mengukur berat bayi dengan timbangan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
TUJUAN
mengetahui berat badan bayi baru lahir.
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU dr.
Hoeiyono.
Persiapan :
1. Handscoon 1 pasang
2. Timbangan badan bayi
3. Format / formulir bayi
4. Kain pengalas timbangan.

Pelaksanaan :
1. Perawat / bidan cuci tangan
2. Perawat/bidan memakai handscoen 1 pasang
PROSEDUR
3. Timbangan di beri kain pengalas dan siap di pakai
4. Timbangan di stel dengan angka penunjuk pada angka
nol
5. Bayi dalam keadaan telanjang di baringkan diatas
timbangan
6. Hasil berat badan di catat pada format bayi
7. Bayi dirapihkan ( beri baju lengkap )
8. Alat di bereskan
9. Perawat/bidan cuci tangan.
1. Ruang bersalin
UNIT TERKAIT
2. Ruang Kebidanan
TATA LAKSANA MEMPERLIHATKAN BAYI BARU LAHIR
PADA KELUARGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSAU dr. HOEDIYONO 339/SPO/I/2019 1/1


Jl. Raya Baru KalijatiNo.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
TanggalTerbit Kepala RSAU dr. Hoediyono
Wakil Sementara,

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 22-01-2019

dr. Indria Sari, Sp.B., MPH


Kapten Kes NRP 533181

Tata cara untuk memberikan informasi dan memperlihatkan


PENGERTIAN
bayi baru lahir kepada keluarga.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


TUJUAN memperlihatkan bayi baru lahir kepada keluarga dan
memberikan informasi tentang keadaan umum bayi.
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
KEBIJAKAN Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU
dr.Hoediyono

1) Bayi yang sudah siap diletakan pada box di bawa ker


2) Panggil keluarga untuk masuk keruangan
3) Pertugas menyampaikan pada keluarga bahwa
bayinya.....
sudah lahir jam....... jenis kelamin......... BB/PB...........
4) Petugas membuka bedong, baju bayi dan keluarga di
mohon memperhatikan mulai dari gelang bayi, kepala
PROSEDUR
sampai ujung kaki. Bila ada kelainan disampaikan
sekalian pada keluarga.
5) Selanjutnya petugas merapikan bayi kembali ( baju
dan dibedong )
6) Petugas menanyakan pada keluarga mengenai
agama, bila agama islam di mohon keluarga untuk
megadzani bayi
7) Bayi dibawa kembali keruangan perawatan.

UNIT TERKAIT Ruang rawat gabung


PENGUKURAN LINGKAR KEPALA PADA BAYI

RSAU dr. HOEDIYONO No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya Baru Kalijati No.10 340/SPO/I/2019 1/1
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono
Wakil Sementara,

STANDAR Tanggal Terbit


PROSEDUR 22-01-2019
OPERASIONAL
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
Kapten Kes NRP 533181
Suatu tindakan dengan pemeriksaan untuk mengetahui
PENGERTIAN
ukuran kepala bayi.
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah
TUJUAN
dalam mengukur kepala bayi dan deteksi dini bila ada
kelainan.
Surat Keputusan Kepala RSAU dr. M. Salamun
KEBIJAKAN Nomor Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam
RSAU dr. Hoediyono.
Persiapan alat :
1. Alat pengukur / meteran
2. Alat tulis
3. Handscoon 1 pasang.

Pelaksanaan:
1. Mencuci tangan
PROSEDUR
2. Memkai handscoen 1 pasang
3. Memberi posisi bayi tidur terlentang
4. Melilitkan alat pengukur pada kepala pasien dari
pertengahan dahi ( frontalis ) ke tulang telinga terus ke
occipitalis kembali ke frontalis dengan alat metelin
( normal 33 cm )
5. Membaringkan pasien pada posisi semula
6. Mencatat hasil pengukuran ke dalam catatan file bayi.
UNIT TERKAIT
Ruang bersalin
PERAWATAN TALI PUSAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 341/SPO/I/2019 1/1
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Tanggal Terbit Kepala RSAU dr. Hoediyono,
STANDAR
22-01-2019
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Indria Sari, Sp.B., MPH


Kapten Kes NRP 533181
PENGERTIAN Upaya perawatan tali pusat agar tetap bersih.
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah
TUJUAN
perawatan tali pusat
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
Kep/002/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU dr.
Hoediyono.
1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun, pakai
sarung tangan
2. Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan
keringkan betul-betul
3. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka
agar terkena udara
4. Lipatlah popok dibawah tali pusat
5. Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja cuci dengan
PROSEDUR
sabun dan air bersih kemudian keringkan
6. Setelah selesai jaga kehangatan bayi
7. Bereskan alat dan lingkungan
8. Cuci tangan setelah melakukan perawatan
9. Lakukan perawatan tali pusat pada saat memandikan
bayi atau pada saat dibutuhkan
10. Catat dan laporkan penemuan saat melakukan
perawatan tali pusat
1. Ruang Vk
UNIT TERKAIT
2. Ruang Rawat Gabung
PEMBERIAN INJEKSI VIT K PADA BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


342/SPO/I/2019 1/1
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono
Wakil Sementara,
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 22-01-2019
OPERASIONAL
dr. Indria sari, Sp.B., MPH
kapten Kes NRP 533181
Memberikan injeksi vitamin K 1 pada bayi yang baru lahir
PENGERTIAN dengan cara infra musculer 1 / 3 dari pada paha bayi
dengan dosis 0,5 – 1 mg.
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah dalam
TUJUAN pemeberian injeksi vit K pada bayi baru lahir untuk
membantu factor pembekuan darah.
Surat Keputusan Kepala RSAU dr. Hoediyono Lanud
Suryadarma Nomor Kep/002/I/2019 tentang Pelayanan
KEBIJAKAN Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24
Jam RSAU dr. Hoediyono Lanud Suryadarma
Persiapan :
1. Handscoon 1 pasang
2. Spuit disposible 1 cc
3. Kapas alkohol
4. Obat vit K ampulan
5. Format bayi
Pelaksanaan :
1. Memakai handscoon
2. Memperhatikan prinsip aseptik
3. Membaca etiket obat
4. Memasukan obat ke dalam spuit 1 cc sebanyak 0,2
PROSEDUR mg kemudian udara dalam spuit di keluarkan
5. Menentukan daerah yang akan di suntik 1/3 paha
bayi
6. Mendensifeksi kulit yang akan di suntik
7. Masukan jarum dengan posisi 90 °
8. Aspirasi untuk menentukan tidak mengenai pembuluh
darah
9. Memperhatikan reaksi pasien
10. Mencabut jarum perlahan –lahan
11. Menghapus kulit dengan kapas alkohol
12. Mencatat pada format bayi.
1. Ruang bersalin
UNIT TERKAIT
MENGIRIM IBU DAN BAYI KE RUANG NIFAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 343/SPO/I/2019 1/1
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr.Hoediyono,
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 22-01-2019
OPERASIONAL

dr. Indria Sari, Sp.B., MPH


kapten Kes NRP 533181

Memindahkan ibu dan bayi ke ruang nifas untuk mendapat


PENGERTIAN
perawatan di ruangan.
Sebagai acuan dalam penerapa langkah-langkah
TUJUAN
mengirim
bayi ke ruang nifas agar bayi dan ibu bias rawat gabung.
Surat Keputusan Kepala RSAU dr. Hoediyono Nomor
Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU dr.
Hoediyono.
1. Petugas yang akan memindahkan ibu dan bayi ke
ruang nifas, harus diperhatikan kembali identitas bayi
dan ibu
a. Nama dan gelang ibu dan bayi
b. Jenis kelamin bayi
c. Berat badan dan panjang badan bayi
d. Riwayat ibu dan bayi
e. Keadaan umum ibu dan bayi
PROSEDUR
f. File rekam medis ibu dan bayi
g. Mengisi buku pengiriman ibu dan bayi
2. Sebelum mengirim ke ruang nifas, telepon ke ruang
nifas terlebih dahulu
3. Mengirim ibu dan bayi ke ruang nifas dilanjutkan
dengan operan pasien :
a. Identitas ibu dan bayi
b. Keadaan ibu dan bayi
c. File rekam medis ibu dan bayi.
UNIT TERKAIT Ruang bersalin dan ruang nifas
MEMBERIKAN SALEP MATA PADA BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
344/SPO/I/2019 1/1
Jl. Raya Baru Kalijati
No.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono,

STANDAR Tanggal Terbit


PROSEDUR 22-01-2019
OPERASIONAL
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
kapten Kes NRP 533181
PENGERTIAN Tindakan pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir.
Sebagai pedoman pelaksanaan pemberian salep mata
TUJUAN pada
bayi baru lahir.
Surat keputusan kepala RSAU dr Hoediyono nomor
Kep/215/1/2019 Tentang Emergensi Komprehensif
KEBIJAKAN
Pelayanan Obstetri Neonatal ( PONEK ) 24 Jam

Persiapan :
1. Salep mata
2. Kapas air masak
3. Bengkok / tempat sampah.
Pelaksanaan :
1. Baca etiket pada tube salep mata
2. Bersihkan kedua mata denagn kapas air masak
3. Membuang kapas bekas ke bengkok / tempat sampah
PROSEDUR
4. Tarik kelopak mata ke bawah dan oleskan salep
mata ke konjungtiva
5. Bersihkan salep mata yang ada sekitar kedua mata
dengan kapas air masak
6. Membuang kapas bekas ke tempat sampah
7. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.

UNIT TERKAIT Ruang bersalin


MENERIMA BAYI BARU LAHIR DARI KAMAR
BERSALIN

RSAU dr. HOEDIYONO No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG 345/SPO/I/2019 1/2

Ditetapkan Oleh,
Tanggal Terbit Kepala RSAU dr. Hoediyono,
STANDAR
PROSEDUR 22-01-2019
OPERASIONAL
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
kapten Kes NRP 533181
Menerima bayi yang baru dilahirkan dari kamar bersalin
PENGERTIAN keruang perawatan.
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-
TUJUAN
langkah penerimaan bayi baru lahir dari kamar bersalin
Surat Keputusan Kepala RSAU dr. Hoediyono Nomor
Kep/215/I/2019 tentang pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU dr.
Hoediyono.
A. Menerima bayi dan file
Melihat kembali / cek gelang tangan dengan file
B. Melakukanpemeriksaanfisik
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Kepala :
Ubun-ubun besar : belum
menutup Ubun-ubun kecil :
belummenutup
Mata : simetris +/+, Anemis -/-,icterus -
/- Telinga : simetris +/+, serumen -/-
Hidung: bersih, polip -/-, PCH -/-
Mulut dan gigi: bersih, gigi belum
PROSEDUR ada, labiopalatoskizis -
4. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada
pembesaran vena jugularis
5. Dada : simetris, ronchi -, retraksi dinding dada -
6. Abdomen : talipusat kering dan bersih ,tidak ada
perdarahan talipusat
7. Punggung : tidak ada spina bifida, tidak
ada benjolan
8. Genetalia : tidak ada kelainan :
Perempuan : vagina dan uretra berlubang, labia
+/+
Laki-laki : testis di skrotum, penis berlubang
9. Anus : tida kada atresia ani
10. Ekstemitas : tidak cyanosis, reflek moro +
MENERIMA BAYI BARU LAHIR DARI KAMAR
BERSALIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 345/SPO/I/2019 2/2
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
11. Antropometri :
Berat badan: normal > 2500-4000
gr Panjang badan: normal 45-53
cm Lingkar lengan atas: 11 – 13
cm Lingkar kepala : 34 – 36 cm
Lingkar dada : 33 – 38 cm
12. Tanda – tanda vital :
Denyut jantung : 120 – 160
x/menit Suhu : ± 36,5 – 37,5 ᵒ
C
Respirasi : 40 – 60 x/menit
C. Memberikan bayi pada ibu dan keluarga di ruang
nifas untuk rawat gabung
D. Membantu ibu meneteki bayi
1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit
kemudian dioleskan pada putting susu dan areola
sekitarnya. Cara ini bermanfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban putingsusu
2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu / payudara :
a. Ibu duduk / berbaring santai, bila duduk lebih
baik menggunakan kursi yang rendah agar
kaki tidak menggantung
b. Bayi dipegang dengan satu lengan kepala
terletak pada lengkung siku ibu dan bokong
bayi terletak pada lengan
c. Kedua tangan bayi diletakkan di depan
baaadan ibu
d. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara
e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu
garis lurus
f. Ibu menetap bayi dengan penuh kasih saying
3. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari
lain menopang dibawah
4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka
mulut dengan cara :
Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala
bayi didekatkan kepayudara ibu dengan puting
serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
1. Klinik Kebidanan dan Kandungan
UNIT TERKAIT
2. RuangMerpati.
MEMANDIKAN BAYI

No. Dokumen
RSAU dr. HOEDIYONO No. Revisi Halaman
346/SPO/I/2019
Jl. Raya Baru Kalijati no.10 1/2
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono
Tanggal Terbit
22-01-2019
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
Kapten Kes NRP 533181

PENGERTIAN Membersihkan badan bayi dengan cara memandikan

Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah


TUJUAN
memandikan bayi.
Suraat keputusan kepala RSAU dr Hoediyono nomor Kep/
KEBIJAKAN /I/2019
Persiapan alat :
1. Meja mandi khusus
2. Handuk
3. Popok atau handuk bersihuntuk alas mandi
4. Waslap
5. Sabun mandi dalam tempatnya
6. Kapas lembab
7. Kapas kering pada tempatnya
8. Baby oil
9. Ember tertutup tempat pakaian kotor
10. Tempat sampah
11. 2 buah Waskom berisi air hangat

PROSEDUR Tahap Pra Interaksi :


1. Mencuci tangan
2. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

Tahap Kerja :
1. Perawat memakai masker dan pakaian khusus, cuci
tangan, keringksn, dan gunakan handscoon.
2. Pintu jendela ditutup dan matikan pendingin
ruangan
3. Pakaian bayi dibuka
4. Bayi diangkat kemeja mandi dan diletakkan pada
posisi yang aman
Mata bayi dibersihkan dengan kapas lembab dengan cara
menghapus mulai dari bagian dalam dan selanjutnya
mengarah keluar setiap kali usapan, kapas harus diganti
MEMANDIKAN BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
346 /SPO/I/2019 2/2
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG

6. Telinga dibersihkan dengan kapas pembersih


7. Muka di lap dengan waslap setelah bersih
dikeringkan dengan handuk ( Tidak dianjurkan
menggunakan sabun)
8. Kepala bayi diletakkan diatas kanan kiri
perawat/bidan secara hati-hati. Disabuni dan
dibersihkan memakai waslap, setelah sabun dibilas
dan kepala dikeringkan dengan handuk
9. Pakaian bayi dibuka, mulai dari tangan, badan dan
kaki disabun dan dibersihkan dengan waslap basah
10. Punggung disabun dengan menelungkupkan/
memiringkan bayi, selama menyabun punggung dan
PROSEDUR
leher bayi harus selalu berada di atas lengan kiri
perawat/bidan. Tangan perawat/bidan memegang
lengan kanan bayi dengan erat
11. Bokong dan daerah genetalia dibersihkan paling akhir
12. Setelah bersih tubuh bayi dikeringkan dengan
handuk, selanjutnya diberiminyak telon untuk
menghangatkan. (untuk bayi yang dirawat di ruang
perinatologi tidak diberi minyak telon)
13. Memakaikan pakaian bayi
14. Bayi dibaringkan dengan posisi sesuai kebutuhan
atau berikan bayi pada ibu untuk rawat gabung
15. Bereskan alat dan lingkungan
16. Cuci tangan setelah tindakan
1. Ruang Bersali
UNIT TERKAIT
2. Ruang Rawat Gabung
MENERIMA BAYI BARU LAHIR DENGAN SECTIO
CAESAREA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 347/SPO/I/2019 1/2
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono,
STANDAR
PROSEDUR 22-01-2019
OPERASIONAL
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
kapten Kes NRP 533181
Memberikan pertolongan dengan segera, aman dan
PENGERTIAN bersih pada bayi baru lahir setalah keluar dari perut ibu
saat operasi seksio sesarea
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah
TUJUAN penerimaan bayi baru lahir dengan sectio caesarea
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU dr.
Hoediyono.
1. Persiapan Alat
a. Handscoon
b. Kassa steril
c. Suction Kateter
d. Doek Steril
e. Umbilical klem steril / benang steril
f. Gunting tali pusat
g. Resusitasi set
h. keranjang
2. Pelaksanaan
a. Petugas sudah menggunakan skort dan handscoon
PROSEDUR steril.
b. Pada saat bayi keluar dari cavum abdomen, segera
setelah pemotongan talipusat oleh operator /
asisten. Operator menyerahkan bayi kepetugas.
c. Terima bayi dengan menggunakan keranjang bayi
yang dilapisi doek steril
d. Bawa bayi ke ruang stabilisasi bayi baru lahir
e. Letakkan bayi pada meja termugulator dengan
bahu disangga, keringkan bayi dan singkirkan doek
yang basah
MENERIMA BAYI BARU LAHIR DENGAN SECTIO
CAESAREA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 347/SPO/I/2019 2/2
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
f. Lakukan penghisapan lendir dengan
menggunakan suction mukus
g. Nilai kondisi bayi beri oksigen atau lakukan
resusitasi bila perlu.
h. Dalam keadaan bayi stabil Klem tali pusat dengan
menggunakan klem 3cm dari pusat bayi. Pegang
tali pusat di antara kedua klem dengan 1 tangan
untuk melindungi bayi, gunakan tangan yang lain
untuk memotong tali pusat diantara kedua klem.
Pasangkan klem umbilikal plastik steril atau ikat
PROSEDUR umbuilikal dengan benang steril di bawah klem
yang terpasang pada bayi. Kemudian lepaskan
klem.
i. Bungkus bayi untuk menjaga kehangatan
j. Bawa bayi ke ruang operasi untuk memperlihatkan
bayi kepada ibu dengan anestesi spinal.
k. Bawa bayi ke ruang perinatologi untuk dilakukan
antopometri dan identifikasi bayi
l. Bayi ditunjukkan ke keluarga
m.Bayi dirawat di ruang perinatologi untuk sementara
sebelum ibu siap untuk rawat gabung.

UNIT TERKAIT OK Kandungan dan Ruang Rawat Gabung


IDENTIFIKASI BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 348/SPO/I/2019 1/ 2
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Tanggal Terbit Kepala RSAU dr. Hoediyono,
STANDAR
22-01-2019
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
kapten Kes NRP 533181
Merupakan proses verifikasi identifikasi pasien pada bayi
PENGERTIAN
baru lahir / neonatus sehingga tidak terjadi bayi tertukar
1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam
mengindentifikasi pasien
2. Sebagai acuan dalam proses verifikasi identitas pasien
TUJUAN pada bayi baru lahir / neonatus sehingga tidak terjadi
bayi tertukar
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Menjaga keselamatan pasien
Setiap bayi baru lahir / neonatus harus dilakukan
pengecekan identitas pasien sesuai dengan Surat
KEBIJAKAN
Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono nomor
Kep/215/I/2019 tentang Kebijakan Identifikasi Pasien.
Segera setelah bayi lahir dan melaksankan IMD. Bidan
atau perawat melakukan identifikasi dengan melakukan:
1. Cuci tangan dan memakai sarung tangan bersih.
2. Minta ijin ibu dan keluarga dalam melakukan
identifiakasi bayi.
3. Lakukan identifikasi bayi di depan ibu atau keluarga
bayi
4. Persiapakan bayi untuk diidentifikasi
5. Jaga kehangatan bayi saat melakukan identifikasi bayi
PROSEDUR
6. Mengecap kedua telapak kaki bayi pada lembar yang
tersedia pada rekam medik bayi. Dan bubuhkan pula
cap ibu jari dari ibu yang melahirkan bayi tersebut.
7. Tandatangani oleh petugas pelkasna dan saksi dari
pihak keluarga yang di syahkan oleh kepala rumah
sakit atau yang mewakili.
8. Menyiapkan gelang identifikasi bayi sesuai dengan
jenis kelamin bayi, warna pink untuk bayi perempuan
dan biru untuk bayi laki-laki,
IDENTIFIKASI BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 348/SPO/I/2019 2/2
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
9. Isi gelang tersebut dengan identitas bayi, antara lain:
a. Nama ibu
b. Tanggal lahir bayi
c. Jam lahir bayi
d. Berat dan panjang badan bayi
10. Memasangkan gelang bayi yang telah tersedia pada
salah satu lengan bayi. Lakukan dihadapan keluarga
sambil melakuan verifikasi identitas bayi.
11. Untuk bayi kembar identitas digelang diberi huruf A, B,
C dan seterusnya untuk membedakan bayi pertama,
kedua dan seterusnya.
12. Bereskan bayi dengan membukus bayi dengan
mengeluarkan salah satu lengan bayi yang terpasang
gelang identifikasi untuk memudahkan dalam
mengecek identitas bayi tersebut.
13. Bereskan alat
14. Cuci tangan dan lepaskan sarung tangan.

UNIT TERKAIT Ruang bersalin


IGD
PERAWATAN METODE KANGGURU (PMK)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 349/SPO/I/2019 1/2
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Tanggal Terbit Kepala RSAU dr.Hoediyono,

STANDAR 22-01-2019
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
kapten Kes NRP 533181

Perawatan metode kanguru (Kangaroo mother care) atau


disebut juga asuhan kontak kulit dengan kulit (skin to skin
contact) merupakan metode khusus asuhan bagi bayi
berat lahir rendah (BBLR) atau bayi kurang bulan/
prematur.

Berdasarkan tipe pelaksanaannya, PMK dibedakan


menjadi 2(dua) tipe yaitu:
1. PMK sewaktu-waktu (intermitten)
Tipe ini dilakukan pada bayi yang masih mendapat
cairan atau obat-obatan intravena, bantuan khusus
sepertio oksigen atau minum melalui oral gastric tube
PENGERTIAN
(OGT).
Asuhan harus dilakukan selama lebih dari 1 (satu) jam
untuk memberikan hasil yang optimal dan
mengurangin stress pada bayi.
2. PMK secara terus menerus (continue)
Tipe ini dilakukan pada bayi yang sudah memenuhi
kriteria dan tidak memerlukan bantuan khusus untuk
bernafas.
Tipe ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
bayi menyusu dan kemampuan ibu untuk merawat
bayinya sampai kriteria pemulangan bayi terpenuhi.
1. Meningkatkan hubungan emosional ibu dan bayi
2. Menstabilkan TTV
3. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi
4. Memberikan kehangatan pada bayi
TUJUAN 5. Mempercepat peningkatan berat badan dan
perkembangan otak
6. Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di
rumah sakit
7. Mempersingkat masa rawat di rumah sakit
PERAWATAN METODE KANGGURU (PMK)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10 349/SPO/I/2019 2/2
SUBANG
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor Kep/
215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
KEBIJAKAN
Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU dr.Hoediyono
1. Tatalaksana
a. Tahap persiapan
1) Persiapan alat
a) Thermometer
b) Stetoskop
c) Jam tangan
d) Gendongan bayi
e) Topi
f) Kaos kaki
2) Persiapan bayi
a) Ukur tanda-tanda vital meliputi suhu, nadi,
respirasi
b) Buka pakaian bayi kecuali popok
3) Persiapan pelaksana
Pelaksanaan dapat dilakukan oleh ibu, ayah,
anggota keluarga lain, dan tenaga kesehatan
bila tidak ada keluarga.
PROSEDUR
a) Cuci tangan
b) Buka pakaian atas
b. Tahap Implementasi
1) Posisikan bayi di dada pelaksana dengan posisi
seperti katak dan kepala menoleh ke kanan atau
ke kiri dan semi ekstensi, posisi tangan fleksi.
2) Pertahankan posisi dengan menggunakan
gendongan bayi. Tepi atas kain gendongan
berada di bawah telinga bayi.
3) Pakaikan topi dan kaos kaki bayi
4) Pakai kembali baju atas pelaksana
c. Tahap evaluasi
1) Pantau kondisi bayi mencakup tanda-tanda vital
dan oksigenasi
2) Identifikasi tanda-tanda bahaya yang menetap
dan lakukan tindakan sesuai masalah yang
ditemukan
1. IGD PONEK
2. Klinik Kebidanan dan Kandungan
UNIT TERKAIT
PENERIMAAN DAN PENANGANAN PASIEN
KEGAWATDARURATAN NEONATAL

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
349/SPO/I/2019 1/2
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr.Hoediyono,
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
22-01-2019
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
kapten Kes NRP 533181
PENGERTIAN Cara menerima dan memberikan penanganan terhadap
pasien yang mengalami kegawatdaruratan neonatal
TUJUAN Tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal,
terarah,
dan terpadu
Keputusan Kepala Rumah Sakit dr.Hoediyono Nomor
KEBIJAKAN :Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensip (PONEK) 24 jam

1. Sapa pasien dengan ramah.


2. Lakukan identifikasi bahwa pasien adalah bayi
usia 0-28 hari.
3. Mintakan surat pengantar/rujukan pasien bila ada.
4. Segera baringkan bayi di infant warmer dan
lakukan triase untuk menilai kegawatdaruratan
sambil meminta keluarga/pengantar untuk
mendaftarkan pasien.
5. Triase dilakukan oleh dokter umum/bidan
senior/perawat senior.
PROSEDUR 6. Lakukan anamnesis singkat dan penilaian berikut
secara berturut-berturut: keadaan umum, suhu,
fungsi respirasi, fungsi kardiovaskuler, dan fungsi
SSP.
7. Kategorikan pasien dalam label merah (urgent)
bila ditemukan:
a. Letargi/koma dan atau kejang
b. Tampak pucat/sianosis/sangat kuning hingga
telapak tangan dan kaki
c. Suhu <36,5 C
PENERIMAAN DAN PENANGANAN PASIEN
KEGAWATDARURATAN NEONATAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSAU dr. HOEDIYONO 349/SPO/I/2019 2/2


Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG

d. Apnea, ancaman henti napas, sesak dengan SpO2


PROSEDUR <88%, skor Downe > 6
e. HR <100x/m atau >160x/menit, akral dingin, CRT <3
detik
8. Lengkapi anamnesis dan pemeriksaan fisis lebih lanjut.
9. Laporkan pasien kepada DPJP, catat instruksi dalam
status, dan berikan tindakan sesuai instruksi.
10. Setelah stabil, pasien dikirim ke ruang neonatologi/
rujuk RS lain sesuai indikasi

UNIT TERKAIT IGD


PENGGUNAAN RADIANT WARMER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10 349/SPO/I/2019
SUBANG 1/1

Ditetapkan Oleh,
Tanggal terbit Kepala RSAU dr.Hoediyono,
STANDAR
PROSEDUR 22-01-2019
OPERASIONAL
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
kapten Kes NRP 533181

Radiant warmer merupakan suatu alat penghangat tubuh


PENGERTIAN bayi yang memiliki sensor suhu sehingga suhu badan bayi
dapat dikondisikan berada pada suhu hangat yang di
inginkan.
TUJUAN Mencegah terjadinya hipotermi pada neonatus.
Keputusan Kepala Rumah Sakit dr. Hoediyono
KEBIJAKAN Nomor:Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam
1. Hubungkan kabel power dengan stop kontak PLN
2. Tekan tombol power swicth (di belakang alat) untuk
menghidupkan alat
3. Tekan tombol power (di depan alat)
4. Tekan tombol set
5. Pilih mode skin dengan menekan tombol mode
6. Atur suhu yang diinginkan dengan menekan tombol
atau setelah pengaturan suhu sudah berkedap-kedip
7. Tekan tombol set untuk kedua kalinya
PROSEDUR 8. Tunggu sampai suhu yang diinginkan tercapai lalu
letakkan bayi
9. Pasang sensor kulit pada bagian bawah axila sebelah
kanan dan tidak menempel pada tulang ( area hepar)
10. Tekan tombol lamp untuk menyalakan lampu tindakan
11. Atur waktu apgar dengan menekan tombol time (satuan
waktu dalam menit) atau tombol evaluation (satuan
waktu dalam detik, dan setiap 1 menit, 5 menit, dan 10
menit untuk mengingatkan)
12. Atur derajat kemiringan matras engkollah kearah kanan
dan kiri
13. Matikan dengan menekan tombol power (di depan alat)
dan tekan saklar power swicth (di belakang saklar)
1. Kamar operasi
UNIT TERKAIT 2. Kamar bersalin
PENGISIAN KETERANGAN KELAHIRAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


350 /SPO/I/2019 1/1
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Tanggal Terbit Kepala RSAU dr.Hoediyono,
STANDAR
PROSEDUR 22-01-2019
OPERASIONAL

dr. Indria Sari, Sp.B., MPH


kapten Kes NRP 533181
Suatu cara dalam mengisi surat keterangan
PENGERTIAN yang menyatakan kelahiran pada bayi baru lahir.

Sebagai acuan dalam penerapan langkah-


TUJUAN
langkah pengisian keterangan kelahiran.
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU dr.
Hoediyono.
Pelaksanaan :
Setiap anak yang melahirkan di RSAU dtr. Hoediyono
maka anak tersebut akan dibuatkan surat keterangan
kelahiran tersebut rangkap 2 dimana 1 lembar aslinya
dan 1 lembar tertanda

Adapun yang harus diisi dalam surat


PROSEDUR keterangan kelahiran sbb :
a) data pribadi dari orang tua anak
b) tanggal,bulan,tahun,jam anak lahir
c) jenis kelamin
d) tanda tangan dokter/bidan yang menolong
persalinan, diketahui oleh kepala ruangan atau
dokter konsultan jaga
e) stempel rumah sakit

UNIT TERKAIT Poli Kebidanan


TEHNIK MEMERAH ASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10 351/SPO/I/2019 1/5
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr.Hoediyono,
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
22-01-2019
OPERASIONAL
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
kapten Kes NRP 533181

ASI perah adalah ASI yang diambil dari payudara


PENGERTIAN dengan cara diperas dari payudara untuk kemudian
disimpan dan nantinya diberikan pada bayi.
1. Sebagai persediaan saat bayi dan ibu terpisah
2. Meningkatkan produksi ASI
3. Menghilangkan sumbatan duktus
4. Memberi minum bayi sambil belajar mmmenghisap
dari puting yang terbenam
5. Memberi minum bayi yang kesulitan menghisap
6. Memberi minum bayi yang menolak sambil bayi
belajar minum
7. Memberi minumbayi berat badan lahir rendah yang
TUJUAN tidak bisa menetek
8. Memberi minum bayi sakit yang tidak bisa
menghisap dengan kuat
9. Menjaga keberadaan ASI apabila ibu atau bayi
sakit
10. Menyediakan ASI untuk bayi apabila ibu pergi atau
bekerja
11. Mengeluarkan ASI langsung ke mulut bayi
12. Mencegah puting dan areola menjadi kering dan
lecet
1 UU kesehatan no. 36 tahun 2009
2. Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor:
KEBIJAKAN Kep//VII 2014 tentang Pemberlakuan Perubahan
Standar Prosedur Operasional di RSAU
dr.Hoediyono
PANDUAN MEMERAH ASI DENGAN TANGAN
PROSEDUR 1. Cuci tangan dengan sabun sampai bersih
Jika mungkin, perah ASI di tempat yang tenang
dan santai. Bayangkan anda sedang berada di
TEHNIK MEMERAH ASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

351/SPO/I/2019 2/5
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
1. tempat yang menyenangkan. Pikirkan hal
menyenangan mengenai bayi anda.
Kemampuan anda untuk merasa santai akan
membantu refleks pengeluaran ASI yang lebih
baik.
2. Berikan kompres hangat dan lembabpada
payudara selama 3-5 menit sebelum
mengeluarkan ASI
3. Pijat payudara dengan gerakan melingkar, ikuti
dengan pijatan lembut pada payudara dari sisi
luar ke arah puting
4. Stimulasi puting dengan lembut dan tarik sedikit
ke arah luar atau memutarnya dengan jari
5. Duduk dengan nyaman dan pegang wadah di
dekat payudara
6. Tempatkan ibu jari dibagian atas payudara
pada tepi areola (jam 12) dan jari telunjuk di
bawah payudara pada tepi areola (jam 6). Jari-
jari lain menyangga payudara
7. Tekan ke arah belakang, ke arah dinding dada,
kemudian kearah depan ke arah puting tanpa
jari- jaribergeser. Ibu jari dan telunjuk ibu harus
menekan sinus laktoferus yang ada di belakang
areola. Kadang-kadang sinus dapat teraba
seperti biji kacang. Bila ibu dapat neraba sinus
ini, ibu dapat menekan diatasnya
8. Tidak boleh ada rasa sakit, bila ada rasa sakit
berarti tekniknya salah
9. Mungkin awalnya tidak ada ASI yang keluar, tapi
TEHNIK MEMERAH ASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSAU dr. HOEDIYONO 351/SPO/I/2019 3/5


Jl. Raya Baru Kalijati
No.10
SUBANG
menekan beberapa kali ASI akan mulai menetes.
ASI akan mulai mengalir lebih lancar bila refleks
oksitosin menjadi aktif
10. Ulangi dengan pola yang teratur, tekan pada
bagian payudara yang berbeda untuk
mengosongkan sem ua sinus
11. Hindari menggosok dengan jari di atas kulit
payudara, gerakan jari harus memutar
12. Hindari memerah puting. Menekan atau menarik
puting tidak akan membuat ASI keluar. Hal ini juga
terjadi apabila bayi hanya menghisap puting
13. Perah setiap payudara 3-5 menit sampai aliran
semakin sedikit kemudian perah payudara yang
satu lagi, kemudian ulangi pada kesua payudara
14. Masukkan ASI yang sudah diperah langsung
kedalam wadah yang bersih (gunakan gelas kaca
atau plastik keras)
15. Setiap kali memerah ASI , mungkin jumlah ASI
yang keluar akan berbeda.
16. Setelah selesai, oleskan beberapa tetes ASI pada
setiap puting dan biarkan kering sendiri
17. Tampilan ASI berubah selama pemerahan. Pada
beberapa sendok pertama, ASI akan terlihat
bening dan kemudian ASI akan menjadi putih susu.
Beberapa obat, makanan, vitamin, mungkin akan
sedikit merubah warna ASI. Lemak ASI akan naik
keatas apabila disimpan
19 Jelaskan bahwsa memerah ASI perlu waktu 20-30
menit terutama pada beberapa hari pertama
apabila hanya sedikit ASI yang diproduksi. Penting
diketahui untuk tidak memerah untuk
TEHNIK MEMERAH ASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

351/SPO/I/2019 4/5
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
PROSEDUR waktu yang lebih pendek.
20 ASI yang disimpan harus ditutup rapat dan diberi
label bertuliskan tanggal, waktu dan jumlah.
Kemudian segera dinginkan atau bekukan
PANDUAN MEMERAH ASI SECARA MEKANIS
1. Cuci tangan sampai bersih
2. Jika memungkinkan, perah ASI di tempat yang
tenang dan santai. Bayangkan anda sedang
berada di tempat yang menyenangkan. Pikirkan
hal yang menyenangkan tentang bayi anda.
Kemampuan anda untuk merasa santai akan
membantu refleks pengeluaran ASI yang lebih baik
3. Berikan rasa hangat yang lembab pada payudara
selam 3-5 menit sebelum mengeluarkan ASI
4. Pijat payudara dengan gerakan melingkar, ikuti
dengan usapan lembut pada payudara dari sisi luar
menuju puting
5. Stimulasi puting dengan lembut dan tarik sedikit ke
arah luar atau memutarnya dengan jari
6. Ikuti instruksi umun yang tercantum pada pompa
payudara
7. Aliran ASI akan bervariasi. Selama beberapa menit
pertama ASI mungkin menetes lambat dan
kemudian memancar kuat setelah ASI keluar. Pola
ini akan berulang beberapa kali selama
pengeluaran ASI dari keduan payudara
8. pengeluaran mungkin bervariasi dan ini adalah hal
yang biasa
9. Ketika sudah selesai, oleskan beberapa tetes ASI
pada setiap putimh dan biarkan kering oleh udara
10. Penampilan ASI akan berubah selama
TEHNIK MEMERAH ASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

351/SPO/I/2019 5/5
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
pengeluaran. Beberapa sendok pertama akan
terlihat bening dan setelahnya ASI akan berwarna
putih susu. Sejumlah obat, makanan dan vitamin
juga dapat sedikit merubah warna ASI. Lemak susu
akan berada di bagian atas ASI ketika ASI
didimpan
11. Jika akan disimpan, tutup dan beri label pada
wadah yang bertuliskan tanggal, waktudan
jumlahnya segera setelah dikeluarkan.
UNIT TERKAIT 1. Ruang bersalin
2. Ruang Perinatologi
DOKUMEN TERKAIT Label tanggal dan waktu
INISIASI MENYUSU DINI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr.Hoediyono 1/ 2
352/SPO/1/2019
Jl. Raya Baru KalijatiNo.10
Subang

Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr.Hoediyono,
TanggalTerbit
STANDAR
PROSEDUR 22-01-2019
OPERASIONAL
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
kapten Kes NRP 533181

Meletakan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan


PENGERTIAN
membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting
susu ibu untuk menyusu.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Untuk mendukung
penurun angka kematian neonatal dan mendukung
TUJUAN
keberhasilan ASI ekslusif lebih besar, meningkatkan
ikatan kasih saying dan kenyamanan keduanya dan
mendapat zat-zat gizi yang penting dan terlindung dari
berbagai penyakit
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor Kep/
KEBIJAKAN 215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU
dr.Hoediyono
Persiapan :
Handuk besar bayi
Tutup kepala / topi
Pelaksanaan :
1. Ijinkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat
melahirkan ( 1 orang )
2. Anjurkan untuk tidak menggunakan obat-obatan
PROSEDUR kimiawi dalam membantu ibu melahirkan.
Dianjurkan menggunakan Cara-cara non kimiawi
seperti hypnobirthing, pijat, aroma teraphy dll
3. Biarkan proses kelahiran dilakukan
dengan posisi yang diinginkan oleh ibu
4. Keringkan bayi secepatnya dengan
handukkering tanpa menghilangkan lapisan putih
natural ( verniks )
INISIASI MENYUSU DINI

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
352/SPO /1/2019 2/2
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
5. Pemotongan tali pusat dilakukan ± 30 detik setelah
bayi lahir
6. Letakan bayi dalam posisi tengkurap di dada kiri atau
perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu
(skin to skin contact ) kemudian diselimuti keduanya ,
bila perlu bayi memakai topi
7. Biarkan bayi mencari putting susu ibu sendiri .ibu
dapat merangsang bayi melalui sentuhan-sentuhan
ringan, jangan memaksa memasukan putting susu ke
mulut bayi
8. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu
sampai proses menyusu pertama selesai atau selama
ibu menginginkanya (dianjurkan ≥ 20 menit)
9. Ibu yang melahirkan melalui proses operasi juga
diberi kesempatan skin to skin contact ibu dan bayi
segera setelah proses melahirkan
10. Bayi ditimbang, diukur, dibersihkan dan diberi obat-
obatan setelah proses menyusu dini selesai. Tunda
prosedur yang invasif
11. Makanan dan minuman pre laktal tidak boleh
diberikan kepada bayi kecuali atas indikasi medis
yang jelas
12. Hargai keinginan ibu ,misalnya bila tidak
menginginkan bersama bayinya saat penjahitan
robekan perineum.
UNIT TERKAIT Ruang bersalin
PENERIMAAN DAN PENANGANAN PASIEN
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO 353/SPO/I/2019
Jl. Raya Baru Kalijati 1/2
No.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Tanggal terbit Kepala RSAU dr.Hoediyono,
STANDAR PROSEDUR 22-01-2019
OPERASIONAL
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
Kapten Kes NRP 533181
PENGERTIAN Cara menerima dan memberikan penanganan terhadap
pasien yang mengalami kegawatdaruratan obstetri
TUJUAN Tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal,
terarah,dan terpadu
Keputusan Kepala Rumah Sakit dr.Hoediyono Nomor
KEBIJAKAN :Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensip (PONEK) 24 jam
1. Sapa pasien dengan ramah.
2. Lakukan identifikasi bahwa pasien adalah ibu
hamil.
3. Mintakan surat pengantar/rujukan pasien bila ada.
4. Segera persilakan pasien untuk berbaring di
ruang UGD kebidanan dan lakukan triase untuk
menilai kegawatdaruratan sambil meminta
pengantar untuk mendaftarkan pasien.
5. Triase dilakukan oleh dokter
umum/bidan senior/perawat senior.
PROSEDUR 6. Lakukan anamnesis singkat dan penilaian
berikut secara berturut-turut: keadaan umum,
kesadaran, tanda vital, SpO2.
7. Kategorikan pasien dalam label merah (urgent)
bila ditemukan:
a. Penurunan kesadaran dan atau kejang
b. Tekanan darah sistolik ≥ 180 mmHg atau
diastolik ≥ 120 mmHg
c. Tanda-tanda syok a.l. TD sistolik < 80
mmHg atau tekanan nadi < 20 mmHg;
nadi cepat, lemah atau tidak teraba; akral
dingin, capillary refill time > 2 detik
d. Perdarahan pervaginam yang masif
e. Sesak dengan SpO2 <90%
f. Bunyi jantung janin <100x/menit atau
>160x/menit
PENERIMAAN DAN PENANGANAN PASIEN
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


353 /SPO/I/2019
RSAU dr. HOEDIYONO 2/2
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
8. Segera lakukan penatalaksanaan
kegawatdaruratan sesuai PPK dengan
respons time 5 menit.
PROSEDUR 9. Lengkapi anamnesis, pemeriksaan fisis &
obstetri.
10. Laporkan pasien kepada DPJP, catat instruksi
dalam status, dan berikan tindakan sesuai
instruksi.
11. Setelah stabil, pasien dikirim ke ruang
observasi kebidanan/ruang operasi/rujuk ke
RS lain sesuai indikasi untuk tindakan definitif
lebih lanjut

UNIT TERKAIT IGD


EPISIOTOMY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


354/SPO/I/2019 1/ 2
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr.Hoediyono,
STANDAR
PROSEDUR 22-01-2019
OPERASIONAL

dr. Indria Sari, Sp.B., MPH


Kapten Kes NRP 533181
Penyayatan mulus serambi kemaluan (perinium) untuk
PENGERTIAN memudahkan kelahiran bayi.
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah
melakukan episiotomy guna untuk melebarkan jalan lahir
TUJUAN
saat diperlukan Untuk mencegah robekan perineum
secara total.
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU dr.
Hoediyono.
Persiapan :
1. Sarung tangan steril 1 pasang
2. Gunting episiotomy steril
3. Kasa steril
4. Lidocain HCL 1%
5. Spuit 5 cc
6. Inform consent pasien
7. Larutan klorin 0,5%
8. Betadine 12%
Pelaksanaan :
1. Anestesi local
PROSEDUR a. Jelaskan pada ibu tentang apa yang akan
dilakukan dan bantulah agar ibu merasa tenang
b. Pakailah sarung tangan, berikan antiseptic
dengan betadine dalam kasa steril.
c. Ambilah spuit 5 cc kemudian isi spuit dengan
bahan
d. anesthesia (lidocain Hcl 1 %)
e. Letakan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) diantara
kepala janin dan perineum untuk melindungi
kepala bayi.
EPISIOTOMY

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
354/SPO/I/2019 2/2
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
f. Tusukkan jarum tepat dibawah kulit perineum pada
daerah komisura posterior (fourchette) yaitu bagian
sudut bawah vulva.
g. Arahkan jarum dengan membuat sudut 45 0 ke
sebelah kiri atau kanan garis tengah perineum.
Lakukan aspirasi untuk memastikan bahwa ujung
jarum tidak memasuki pembuluh darah sambil
menarik mundur untuk mencegah akumulasi bahan
anesthesia hanya pada satu tempat.
h. Tunggu 1 menit agar efek anesthesia bekerja
maksimal sebelum dilakukan episiotomy.

2. Tindakan episiotomy
a. Pegang gunting episiotomy dengan tangan
episiotomy dengan tangan kanan.
PROSEDUR
b. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah (tangan kiri)
diantara kepala bayi dan perineum searah dengan
rencana sayatan.
c. Jangan lakukan episiotomy terlalu dini, waktu yang
paling tepat adalah ketika perineum tipis dan pucat,
kelapa crouning.
d. Tunggu puncak his kemudian selipkan gunting
dalam keadaan terbuka diantara jari telunjuk dan
jari tengah (tangan kiri)
e. Gunting perineum dimulai dari fourchet 45 0 ke kiri
atau kekanan
f. Lanjutkan pimpinan persalinan
i. Kepala janin tidak lahir dengan segera, tekan luka
episiotomy dengan kasa steril diantara his untuk
mengurangi perdarahan.

1. Ruang kamar bersalin


UNIT TERKAIT
2. UGD kebidanan
AMNIOTOMY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


355/SPO/I/2019 1/2
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono,

STANDAR 22-01-2019
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
Kapten Kes NRP 533181

Tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan


membuat robekan kecil yang kemudian akan melebar
PENGERTIAN secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya
tekanan di dalam rongga amnion (Sarwono
Prawirohardjo, 2001)
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah
amniotomi untuk memecahkan selaput ketuban bila
TUJUAN
belum pecah dan servix telah membuka
lengkap/sepenuhnya (10 cm)
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU
dr.Hoediyono
Persiapan :
1. Setengah klem kocher atau klem Kelly
2. Sarung tangan steril 1 pasang
3. Larutkan klorin 0,5% dalam tempatnya
4. Nierbekken (bengkok)
Pelaksanaan :
1. Jelaskan pada ibu tentang apa yang akan dilakukan.
2. Atur posisi ibu menjadi posisi litotomi
3. Pakailah sarugn tangan
4. Lakukan vulva hygiense sebelum melakukan
PROSEDUR pemeriksaan dalam (VT)
5. Lakukan pemeriksaan dalam (VT) untuk memastikan
kepala sudah masuk, pembukaan sudah lengkap dan
selaput ketuban belum pecah serta tidak teraba
bagian kecil janin atau tali pusat.
6. Pegang dengan hati-hati ½ kocher dari wadah dengan
tangan kiri (tanpa sarung tangan) kemudian masukkan
dengan bimbingan telunjuk dan jari tengah tangan
kanan (bersarung tangan) hingga menyentuh selaput
ketuban
AMNIOTOMY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


355/SPO/I/2019 2/2
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG

7. Saat harus berkurang kekuatannya, gerakkan ujung


jari tangan kanan membimbing ujung-ujung ½ kocher
mengores selaput ketuban hingga ketuban pecah,
perhatikan cairan yang keluar jumlahnya, warna, dan
baunya.
8. Keluarkan ½ kocher dari vagina ibu dengan tangan
kiri, masukkan ke dalam bengkok berisi larutan klorin
PROSEDUR 0,5%.
9. Pertahankan jari-jari tangan kanan tetap dalam vagina
untuk menyakinkan kepala turun dan tidak teraba tali
pusat setelah ketuban dipecahkan.
10. Keluarkan jari tangan kanan dari vagina.
11. Cuci dan lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik, lalu rendam dalam larutan klorin 0,5%.
12. Periksa kembali denyut jantung janin

1. Ruang bersalin
UNIT TERKAIT
2. IGD Kebidanan
PEMBERIAN MISOPROSTOL PERVAGINA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


356 /SPO/I/2019 1/1
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati
No.10
SUBANG
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono,

STANDAR 22-01-2019
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
Kapten Kes NRP 533181

PENGERTIAN Memasukkan misoprostol ke dalam vagina.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


pemeberian misoprostol pervagina. Untuk pematangan
TUJUAN serviks, menguatkan kontraksi uterus, menghentikan
perdarahan.
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU dr.
Hoediyono.

Pelaksanaan :
1. Pantau DJJ , his , tensi
2. Melakukan pemeriksaan dalam , tempatkan tablet
mesoprostol 50 mg di forniks posterior vagina
3. Diulang setiap 6 jam, maksimal pemberian 4 kali
PRO SEDUR
4. Pemberian di hentikan bila pelvic scort >=5
5. Mesoprostol mempunyai resiko menigkatkan
kejadian ruptur uteri oleh karena itu hanya
dikerjakan di pelayanan kesehatan yang lengkap
(ada fasilitas operasi )

UNIT TERKAIT R. Bersalin


PEMBERIAN MgSO4

No. Dokumen No. Revisi Halaman


357/SPO/I/2019 1/2
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono,

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 22-01-2019
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
Kapten Kes NRP 533181
Pemberian obat anti kejang sangat diperlukan untuk
PENGERTIAN
mencegah terjadi komplikasi lebih lanjut.
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah
TUJUAN pemeberian MgSO4 Untuk menghindari terjadinya
eklampsia pada preeklampsi.
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
Kep/002/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU
dr.Hoediyono.
PERSIAPAN :
1. Bloodset, medicut, folly cateter, urobag, spuit 20 cc
2. Cairan RD 5%
3. SM 20%, SM 40%
4. Oxygen
5. Gluconas calcicus sebagai anti dotum.

PELAKSANAAN :
1. Full Dose :
a. Pasang infuse RD5 sesuai prosedur.
b. 4 gram (20cc) SM 20%, dimasukkan secara i.v.
PROSEDUR pelan-pelan
c. Observasi KU Penderita 15 menit
d. Diberikan SM 40%
Pemberian SM ada dua cara:
1) Boka-Boki
10 gram (25 cc) SM 40% i.m bokong kiri dan
bokong kanan 6 jam
5 gram (12,5cc) SM 40% i.m diulang tiap 6 jam
PEMBERIAN MgSO4

No. Dokumen No. Revisi Halaman


357/SPO/I/2019 2/2
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
2) Dengan drip
menggunakan drip maka 10 gram SM 40% drip
dalam RD5 500cc → 17 tts/mnt. Diulang tiap
10 jam sampai dengan 12 jam post partum.
2. Konsevatif
a. Pasang infuse RD5 sesuai prosedur.
b. Diberikan SM 40%
Pemberian SM ada dua cara :
1) Boka-Boki
10 gram SM 40% i.m bokong kiri dan bokong
kanan 6 jam
5 gram SM 40% i.m diulang tiap 6 jam

2) Dengan drip.
menggunakan drip maka 10 gram SM 40%
PROSEDUR
drip dalam RD5 500cc → 17 tts/mnt. Diulang
tiap 10 jam sampai dengan 12 jam post
partum

UNIT TERKAIT Poli Kebidanan


ADMINISTRASI POLI KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


358/SPO/2019 1/3

RSAU dr. HOEDIYONO


Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr.Hoediyono,
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 22-01-2019
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
Kapten Kes NRP 533181
PENGERTIAN Tata cara kunjungan di poli kebidanan dan kandungan.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah mempermudah


TUJUAN
pelayanan kepada pasien kebidanan dan kandungan.

Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor


Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam RSAU
dr.Hoediyono
1. Buka setiap hari senin s/d jumat sesuai dengan jam kerja
2. Pasien terdiri dari pasien BPJS dan Umum yang berobat
harus membawa kartu berobat
3. Pasien BPJS harus membawa surat pengantar dari PPK1
4. Pasien yang belum mempunyai file dan kartu berobat
harus mengisi identitas di loket pendaftaran dan pasien
langsung menuju poli yang dituju
5. Pasien umum membeli karcis diloket selanjutnya menuju
poli yang dituju
6. Semua yang datang mengisi absensi sesuai dengan jam
datang dan kemudian menunggu giliran untuk di paggil
guna mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan
PROSEDUR
7. Pasien dengan kehamilan cukup bulan ada tanda-tanda
persalinan di beri tindakan sesuai dengan prosedur tetap
,pasien segera dikirim ke kamar bersalin
Pelaksanaan :
1. File / status list datang dianter oleh petugas rekam medik
2. Pemanggilan pasien untuk anamnesa dan observasi yang
hasilnnya di tulis didalam file tersebut
3. Dilanjutkan pemeriksaan kebidanan sesuai dengan
prosedur tetap
Langkahkerja :
ADMINISTRASI POLI KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


358/SPO/2019 2/3
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
a. Pada wanita hamil yang dating pertama kali
diperiksa lengkap yang kontrol diperiksa yang perlu
saja
b. Memeriksa wanita / ibu hamil, kehamilan 16 minggu
keatas pasien lama maupun pasien baru dilakukan
Screning kehamilan resiko tinggi yang
dikonsultasikan kedokter
c. Mendampingi dokter dalam pemeriksaan pasien
d. Pemberian imunisasi tetanus toxoid dan tablet
tambah darah.

Pemeriksaan yang lengkap terdiri dari :


1. Anamnese
a. umum
b. medis
c. keluarga
d. haid
e. kebidanan

2. Pemeriksaan umum
a. Mengukur tinggi badan
b. Mengukur berat badan
PROSEDUR c. Mengukur tekanan darah
d. Memeriksa reflek lutut
e. Memeriksa oedem tungkai
f. Memeriksa nadi / suhu dan respirasi
g. Memeriksa keadaan jantung dan paru oleh dokter

3. Pemeriksaan kebidanan meliputi :


a. Periksa pandang (insperksi )
b. Periksa raba (palpasi )
c. Periksa dengar ( auskultasi )

4. Periksaan panggul luar atau panggul dalam pada


pasien yang memerlukan pemeriksaan tersebut

5. Pemeriksaan penunjang
a. urine : albumin, reduksi
b. darah : Hb, Golongan darah, anti HIV, HBSAG

6. USG bagi setiap pasien yang datang


ADMINISTRASI POLI KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


358/SPO/2019 3/3
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG

7. Melengkap formulir sesuai denganpermintaanantara


lain: resep,cutihamil, istirahatdokter, laborat, USG dll
8. Selesai pemeriksaan dokumentasikan kunjungan
pasien dalam buku register kunjungan pasien sesuai
kriteria pasien. 002 /SPO/I/2019
PROSEDUR
9. Entri data kedalam komputer

UNIT TERKAIT Klinik Kebidanan dan Kandungan.


PENGGUNAAN INKUBATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10 359/SPO/I/2019
SUBANG 1/1
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono,
22-01-2019
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
Kapten Kes NRP 533181
Peralatan elektromedik yang digunakan untuk
memberikan perlindungan bagi bayi baru lahir atau
PENGERTIAN mempunyai berat badan lahir rendah dengan cara
memberikan suhu dan kelembabab yang stabil dan
sesuai dengan kondisi dalam kandungan
TUJUAN 1. Memberikan kehangatan pada bayi
2. Melindungi bayi dari bahaya infeksi
Keputusan Kepala Rumah Sakit dr. Hoediyono
KEBIJAKAN Nomor:Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam
1. Isi humudifier dengan menggunakan aquabidest steril
2. Pasang steker power dengan voltage yang sesuai
pada stop kontak
3. Tekan tombol ON
4. Atur suhu sesuai dengan kebutuhan
PROSEDUR 5. Inkubator siap untuk digunakan
6. Apabila inkunbator tidak digunakan maka matikan alat
dengan menekan tombol OFF
7. Cabut steker power dari stop kontak dan rapikan
kabel power
UNIT TERKAIT Ruang Kebidanan
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

360/SPO/I/2019
1/2
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono,
22-01-2019
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
Kapten Kes NRP 533181
Memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru
PENGERTIAN melalui saluran pernapasan dan menggunakan alat
Sesuaikebutuhan
1. Mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat
TUJUAN 2. Menurunkan kerja napas
3. Menurunkan kerja jantung
Keputusan Kepala RSAU dr. Hoediyono
KEBIJAKAN omor:Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam
1. Persiapan alat
a. Oksigen sentral/tabung oksigen dengan flowmeter
b. Humudifier dengan cairan steril, air destilasi atau
air matang
c. Nasal kanul
d. Plester
e. Bengkok
2. Prosedur
a. Kaji kebutuhan terapi oksigen dan periksa kembali
perintah pengobatan
b. Informed consent pada keluarga
c. Cuci tangan
PROSEDUR d. Atur posisi klien dengan semi fowler jika
memungkinkan
e. Atur peralatan oksigen dan humudifier
f. Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan peralatan
dapat berfungsi
1) Cek oksigen apakah dapat mengalir bebas
melalui selang, seharusnya tidak ada suara pada
selang dan sambungan tidak bocor. Seharusnya
ada gelembung udara pada humudifier saat
oksigen mengalir melalui air.
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

360/SPO/I/2019 2/2
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
2) Atur oksigen dengan flowmeter sesuai perintah
g. Letakkan kanul pada wajah bayi dengan lubang
kanul masuk ke hidung danelastic band melingkar
ke kepala
h. Plester pada bagian wajah agar posisi tidak
PROSEDUR berubah
i. Inspeksi peralatan secara teratur
1) Cek liter flow meter dan tinggi air pada
humudifier dalam 30 menit
2) Pertahankan tinggi air di humudifier
j. Dokumentasikan
1. Perinatologi
UNIT TERKAIT 2. Ruang bersalin
3. OK
PENGUKURAN ANTROPOMETRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10 360/SPO/I/2019
SUBANG 1/1

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh,


Kepala RSAU dr. Hoediyono,
22-01-2019
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Indria Sari, Sp.B., MPH


Kapten Kes NRP 533181
PENGERTIAN Pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran
fisik dengan alat tertentu
TUJUAN Menentukan ukuran dan bentuk fisik seseorang
Keputusan Kepala Rumah Sakit dr. Hoediyono
KEBIJAKAN Nomor:Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam
1. Persiapan alat
a. Timbangan bayi
b. Kain pengalas timbangan
c. Met line
2. Prosedur
a. Cuci tangan
b. Letakkan kain pengalas di atas timbangan
c. Pastikan bahwa jarum penunjuk pada timbangan
PROSEDUR menunjukkan angka nol
d. Lepaskan pakaian dan popok bayi
e. Baringkan bayi di atas timbangan
f. Baca angka yang ditunjukkan jarum timbangan
g. Ukur lingkar kepala dari oksiput dan mengelilingi
kepala tepat di atas alis mata
h. Lingkar dada diukur di bawah ketiak dan melewati
garis puting
i. Panjang badan diukur dalam 2 tahap
1) Gunakan met line, ukur dari ujung atas kepala
ke ujung bawah spinal
2) Dari ujung spinal bawah sampai ke tumit
1. Ruang bersalin
UNIT TERKAIT 2. Perinatologi
3. OK
PEMBERIAN OBAT ORAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10 362/SPO/I/2019 1/1
SUBANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono,
22-01-2019
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Indria Sari, Sp.B., MPH
Kapten Kes NRP 533181
PENGERTIAN Cara pemberian obat melaui mulut
TUJUAN Mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai
dengan efek therapidari jenis obat
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
KEBIJAKAN Skep/ 215/ I /2019 tentang Kebijakan Pelayanan RSAU
dr.Hoediyono.
1. PERSIAPAN ALAT
a. Status lyst
b. Daftar pemberian obat oral
c. Obat dan tempatnya
2. PROSEDUR KERJA
a. Cek kembali instruksi dokter
PROSEDUR b. Cuci tangan
c. Baca obat, dengan berprinsip benar obat, benar
pasien, benar dosis, benar kerja, dan benar
pendokumentasian
d. Bantu untuk meminumnya
e. Cuci tangan
f. Dokumentasikan
UNIT TERKAIT 1. Ruang perinatologi
2. Rekam medis
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10 361/SPO/I/2019
SUBANG 1/1

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh,


Kepala RSAU dr. Hoediyono,
22-01-2019
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Indria Sari, Sp.B., MPH


Kapten Kes NRP 533181
PENGERTIAN Memberikan obat secara lokal pada kulit atau pada
membran area mata, hidung dan lubang telinga.
TUJUAN Untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
KEBIJAKAN Skep/215/I/2019 tentang Kebijakan Pelayanan RSAU dr.
Hoediyono.
1. Pemberian obat topikal melaui kulit
a. Obat topikal sesuai dengan instruksi
b. Kasa steril sesuai kebutuhan
c. Larutan NaCl
d. Handscoon
e. Lidi kapas atau cooton bud
2. Prosedur Kerja
a. Cek kembali instruksi dokter untuk memastikan
nama obat dan tempat pemberian
b. Cuci tangan
PROSEDUR c. Atur peralatan dekat pasien
d. Gunakan sarung tangan
g. Identifikasi bayi secara tepat
f. Posisikan bayi dengan tepat dan nyaman
g. Cuci area yang akan drberikan obat topikal
dengan Nacl
h. Biarkan area kering dengan udara
i. Oleskan obat topikal pada daerah yang telah
ditentukan
j. Ratakan dengan menggunakan cooton bud.
UNIT TERKAIT 1. Ruang perinatologi
2. Ruang bersalin
ORAL SUCTION

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10 363/SPO/I/2019
SUBANG 1/2
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono,
22-01-2019
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Indria Sari, Sp.B., MPH


Kapten Kes NRP 533181
Tindakan untuk mempertahankan jalan napas sehingga
PENGERTIAN memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang
adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada klien
yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri
1. Mempertahankan jalan napas
TUJUAN 2. Mencegah aspirasi pulmonal oleh cairan atau darah
Keputusan Kepala Rumah Sakit dr.Hoediyono
KEBIJAKAN Nomor:Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam
1. PERSIAPAN ALAT
a. Suction
b. Suction catheter no 6-8
c. Air steril
d. Penghubung tube
e. Handscoon
2. PROSEDUR
a. Tahap Persiapan
1) Siapkan alat
2) Cuci tangan
3) Hidupkan suction untuk memeriksa apakah
PROSEDUR sistem dan pengaturan tekanan berfungsi
dengan baik
4) Posiskan klien dengan kepala lebih rendah
5) Pakai handscoon
6) Sambungkan kateter ke tube suction
7) Masukkan ujung kateter kedalam basin dan
isap air steril tersebut
b. Tahap penatalaksanaan
1) Biarkan vent terbuka hingga kontak dengan
udara bebas saat mendorong kateter masuk
ke dalam bagian yang akan di isap.
ORAL SUCTION

No. Dokumen No. Revisi Halaman

363/SPO/I/2019 2/2
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
2) Tutup vent dengan ibu jari dan tarik secara
perlahan sambil memutarkan kateter
tersebut antara ibu jari dan jari lain. Jika
isapan terlalu kuat, maka lepaskan ibu jari
dari vent.
3) Masukkan kateter ke dalam basin dan
angkat kembali kemudian isapkan air steril
melalui kateter tersebut untuk
membersihkannya
4) Ulangi 1-4 kali sesuia yang dibutuhkan,
tetapi setiap periode suctioning tidak boleh
lebih dari 10 detik dan jeda waktu antaa
periode sekitar 1-3 menit.
PROSEDUR c. Tahap Tindak Lanjut
1) Matikan mesin suction, lepaskan kateter dari
tube dan bungkus tube dengan pembungkus
semula
2) Posisikan bayi senyaman mungkin dan laukan
perawatan mulut.
3) Mengkaji efektifitas dari suctioning drngan
mengobservasi pernapasan dan
mengauskultasi paru-paru.
4) Catat karakteristik sekret, adakah perdarahan,
dan reaksi bayi terhadap suctioning.
1. Ruang perinatologi
UNIT TERKAIT 2. IGD
PENGUKURAN SUHU TUBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

364/SPO/I/2019
1/2
RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono,
22-01-2019
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Indria Sari, Sp.B., MPH


Kapten Kes NRP 533181
Merupakan suatu cara untuk mendetaksi keseimbangan
PENGERTIAN antara produksi panas dan kehilangan panas dalam
tubuh bayi yang dipertahankan dalam suhu inti 36,5-
37,50C
TUJUAN Memantau perkembangan bayi selama dirawat
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
KEBIJAKAN Skep/273/I/2019 tentamg Kebijakan Pelayanan RSAU
dr.Hoediyono.
1. PERSIAPAN ALAT
a. Thermometer digital
b. Kapas dalam kom
c. Tisue
d. Alkohol
e. nierbeken
2. PELAKSANAAN
a. Cuci tangan
b. Atur posisi bayi
c. Buka pakaian bayi
d. Nyalakan thermometer hingga muncul tanda Lo.
e. Letakkan thermometer pada aksila, silangkan
PROSEDUR lengan bawah pasien di atas abdomen, bantu
untuk menahannya.
f. Tunggu sampai thermometer berbunyi
g. Lepaskan thermometer dari aksila
h. Baca hasil
i. Tekan tombol OFF
j. Bersihkan thermometer dengan kapas alkohol
k. Keringkan dengan tisue
l. Buang sampah pada nierbeken
m. Cuci tangan
n. Dokumentasikan
PENGUKURAN SUHU TUBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSAU dr. HOEDIYONO 364 /SPO/I/2019 2/2


Jl. Raya Baru Kalijati
No.10
SUBANG
1. IGD
UNIT TERKAIT
PENGHISAPAN NASOFARING DAN OROFARING

RSAU dr. HOEDIYONO No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya Baru Kalijati No.10
SUBANG 365/SPO/I/2019
1/ 2

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh,


Kepala RSAU dr. Hoediyono,
STANDAR PROSEDUR 22-01-2019
OPERASIONAL

dr. Indria Sari, Sp.B., MPH


Kapten Kes NRP 533181
PENGERTIAN Merupakan suatu cara untuk membersihkan jalan napas,
Terutama
TUJUAN Memantau perkembangan bayi selama dirawat
Keputusan Kepala Rumah Sakit dr. Hoediyono
KEBIJAKAN Nomor:Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam.
PERSIAPAN ALAT
a. Mesin Suction
b. Suction catheter no 6-8
c. Wadah steril berisi normal salin steril
d. Jelly pelumas
e. Penghubung tube
f. Handscoon steril
PELAKSANAAN
1. Posisikan pasien semi fowler
2. Nyalakan mesin pengisap dengan tekanan 50 s.d. 95
mmHg
3. Periksa bahwa alat berfungsi dengan menutup selang
penghubung
PROSEDUR
4. Gunakan sarung tangan steril. Tangan yang dominan
dipertahankan tetap steril, sedangkan tangan non-
dominan dianggap tidak steril
5. Tuang NaCl steril ke dalam wadah steril menggunakan
tangan non-dominan
6. Ambil kateter pengisap dengan tangan dominan dan
sambungkan ke selang penghubung
7. Ukuran kedalaman memasukkan kateter pengisap:
a. Penghisapan orofaring: jarak antara ujung mulut pasien dan
daun telinga
b. b Penghisapan nasofaring: jarak antara ujung hidung dan
daun telinga
PENGHISAPAN NASOFARING DAN OROFARING

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10 365/SPO/I/2019 2/2
SUBANG

9. Lepaskan alat terapi oksigen dengan tangan non-


dominan jika ada. Biarkan pasien bernapas
beberapa saat. Jika saturasi <90% atau pasien
tampak sesak, berikan oksigen sebelum, saat, dan
setelah penghisapan.
10. Berikan pelumas dan masukkan kateter pengisap:
a. Penghisapan orofaring:
1) Gunakan NaCl sebagai pelumas.
2) Menggunakan tangan yang dominan,
masukkan kateter pengisap dengan cepat
tetapi lembut melalui sisi mulut ke dalam
orofaring.
3) Dorong kateter pengisap hingga jarak yang
telah ditentukan. Jangan mendorong
kateter secara paksa.
b. Penghisapan nasofaring:
1) Oleskan jelly pelumas pada ujung kateter.
2) Menggunakan tangan yang dominan,
masukkan kateter pengisap dengan cepat
tetapi lembut ke dalam lubang hidung.
3) Dorong kateter pengisap hingga jarak yang
telah ditentukan. Jangan mendorong
kateter secara paksa.
4) Jika terdapat tahanan, lakukan pada
lubang hidung sisi yang lain.
11. Tekan ibu jari pada lubang pengontrol kateter
pengisap dan mulai penghisapan sambil menarik
kateter dalam gerakan memutar.
12. Batasi waktu penghisapan sekitar 5 s.d. 10 detik.
13. Setelah kateter diangkat, bersihkan dengan
meletakkan ujung kateter ke dalam wadah berisi
NaCl steril dan lakukan penghisapan.
14. Prosedur dapat diulang sesuai kebutuhan dengan
interval 20 detik. Untuk nasofaring, lakukan pada
kedua lubang secara bergantian.
UNIT TERKAIT
1. IGD
PENGUKURAN DENYUT JANTUNG DAN
DENYUT NADI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10 366/SPO/I/2019
SUBANG 1/1

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh,


Kepala RSAU dr. Hoediyono,
22-01-2019
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Indria Sari, Sp.B., MPH


Kapten Kes NRP 533181
PENGERTIAN Gambaran status sirkulasi darah yang membawa O2 dan
Nutrisi
TUJUAN Memantau perkembangan bayi selama dirawat
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
KEBIJAKAN Skep/215 /I/2017 tentamg Kebijakan Pelayanan RSAU
dr.Hoediyono.
1. PERSIAPAN ALAT
a. Stetoskop
b. Jam tangan dengan jarum detik
2. PELAKSANAAN
a. Cuci tangan
PROSEDUR b. Raba nadi brakhialis dan dorsalis pedis kanan dan
kiri, nilai isi dan ekualitas tiap nadi
c. Letakkan stetoskop di atas dada kiri pasien
d. Hitung denyut jantung dalam 1 menit penuh
e. Cuci tangan
f. Dokumentasikan

1. IGD
UNIT TERKAIT 2. Ruang bersalin
3. Ruang operasi
4. Ruang perinatologi
PENGUKURAN NAPAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSAU dr. HOEDIYONO 367/SPO/I/2019


Jl. Raya Baru Kalijati 1/1
No.10
SUBANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono,
22-01-2019
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Indria Sari, Sp.B., MPH


Kapten Kes NRP 533181
PENGERTIAN Menghitung jumlah pernapasan ( inspirasi dan ekspirasi)
dalam waktu 1 menit
TUJUAN Memantau perkembangan bayi selama dirawat
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
KEBIJAKAN Skep/215 /I/2019 tentamg Kebijakan Pelayanan RSAU
dr.Hoediyono.
1. PERSIAPAN ALAT
a. Jam tangan dengan jarum detik
PROSEDUR 2. PELAKSANAAN
a. Hitung napas dalam 1 menit penuh
b. Perhatikan kedalaman inspirasi
c. Dokumentasikan
1. Ruang perinatologi
2. Ruang bersalin
UNIT TERKAIT 3. IGD
4. Ruang operasi
DOKUMEN 1. Buku catatan observasi
TERKAIT 2. Status lyst
PEMBERIAN OBAT INHALASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10 362/SPO/I/2019
SUBANG 1/1
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono,
22-01-2019
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Indria Sari, Sp.B., MPH


Kapten Kes NRP 533181
Pemberian obat melaui saluran pernapasan yang
PENGERTIAN merupakan campuran zat aerosol dalam partikel udara
yang bertekanan
TUJUAN Memberikan obat melalui napas spontan
Surat Keputusan Kepala RSAU dr.Hoediyono Nomor
KEBIJAKAN Skep/ /X/2017 tentang Kebijakan Pelayanan RSAU
dr.Hoediyono.
1. PERSIAPAN ALAT
a. Mesin nebulizer
b. Masker nebulizer
c. Spuit 3 cc
d. NaCl
e. Obat yang telah diinstruksikan
2. PROSEDUR
a. Cuci tangan
b. Dekatkan alat dengan pasien
c. Tuangkan obat berikut larutan NaCl
d. Hubungkan kanul dengan nebulizer
PROSEDUR e. Hubungkan mesin dengan sumber listrik
f. Pasangkan masker pada pasien,
g. Atur posisi pasien
h. Tekan tombol ON, berikan sampai obat habis
i. Tekan tombol OFF jika obat telah habis
j. Lepaskan masker, lepaskan kanul dengan mesin,
putuskan sambungan listrik ke mesin.
k. Rapikan alat
l. Cuci tangan
m. Dokumentasikan
UNIT TERKAIT 1. IGD
PENCUCIAN INKUBATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU dr. HOEDIYONO
Jl. Raya Baru Kalijati No.10 368 /SPO/I/2019
SUBANG 1/1
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh,
Kepala RSAU dr. Hoediyono,
22-01-2019
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Indria Sari, Sp.B., MPH


Kapten Kes NRP 533181
Peralatan elektromedik yang digunakan untuk
memberikan perlindungan bagi bayi baru lahir atau
PENGERTIAN mempunyai berat badan lahir rendah dengan cara
memberikan suhu dan kelembaban yang stabil dan
sesuai dengan kondisi dalam kandungan
TUJUAN 1. Menjaga agar inkubator dapat berfungsi baik
2. Mencegah infeksi nosokomial
Keputusan Kepala Rumah Sakit dr. Hoediyono Nomor:
KEBIJAKAN Kep/215/I/2019 tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam
a. Lap inkubator setiap hari dengan aquadest
b. Inkubator dicuci 1 minggu sekali
c. Pencucian inkubator:
1) Matikan inkubator dan cabut kabel listrik
2) Pindahkan inkubator ke tempat cuci
3) Biarkan inkubator dingin selama 15 menit paling
sedikit
PROSEDUR 4) Disinfeksi semua komponen dengan cara dilap
dengan kain bersih yang sudah dibasahi hibiscrub
atau klorin 0,5%
5) Sebelum memasang kembali perlengkapan
inkubator, periksa bahwa semua komponen
sudah kering
6) Biarkan pengatur kelembaban kosong
7) Simpan dalam perlengkapan bersih di ruang
penyimpanan bila belum digunakan
1. IGD

Anda mungkin juga menyukai