K”
DENGAN MASALAH KESEHATAN PADA Ny “S.O” DENGAN
KURANGNYA PENGETAHUAN MENGENAI METODE KONTRASEPSI
KB .
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mendapatkan pengalaman nyata dalam peran, fungsi dan tugas bidan serta dapat
mengembangkan sifat etis, nasionalisme dan profesionalisme dalam melaksanakan praktek
kebidanan.
Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
komunitas didalam praktek kerja lapangan yang telah didapat di perkuliahan.
Dapat digunakan sebagai bahan asuhan dan tambahan kepustakaan dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan.
Menambah pengetahuan tentang KB sehingga ibu tahu tentang masalah yang ada pada
dirinya dan masalah kesehatan pada keluarga pada umumnya.
Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk mengetahui masalah kesehatan yang ada
pada masyarakat.
Asuhan Kebidanan Komunitas ini disusun setelah penulis melakukan penulisan secara
deskriptif dalam bentuk studi kasus yang dibuat berdasarkan keadaan dan dalam situasi yang
nyata. Dan tertuju pada pemecahan masalah menggunakan metode :
Mengumpulkan data melalui bahan ilmiah dengan cara membaca yang terkait dengan KB
dan kesehatan masyarakat.
1.4.2 Wawancara dan Observasi
Mengumpulkan data melalui tanya jawab secara langsung pada pasien, keluarga maupun tim
kesehatan yang terkait.
Data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi untuk mendapatkan data obyektif.
1.4.4 Dokumentasi
Suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat catatan medik keluarga dan lain-lain dari
data yang telah di lakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
Adalah seorang bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah komunitas
(Dr. J.H. Syahlan, SKM)
Adalah para praktisi bidan yang ber
basis komuniti harus dapat memberikan supervisi, yaitu dibutuhkan oleh wanita selama
masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir secara komprehensif (United Kingdom
Central Council For Nursing, Midwifery and health)
Adalah seorang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang telah diakui oleh
pemerintah setempat yang telah menyelesaikan pendidikan dan lulus, serta terdaftar/
mendapat izin melakukan praktek kebidanan yang melayani keluarga atau masyarakat di
wilayah tertentu (WHO)
2.2.1. Pengertian
Adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan
atau unit masyarakat yang terkecil dan biasanya tidak selalu ada hubungan darah, ikatan
perkawinan atau ikatan-ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat
tinggal). biasanya di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu
periuk.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain. (Dep. Kes. RI, 1998)
Dari kedua batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga ini adalah :
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara
misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family ), karena
masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dengan
adat istiadat yang sangat kuat
.
2.2.4. Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
a. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.
b. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga dalam pihak ibu.
c. Equailitanan, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
2.2.5. Peranan Keluarga
a. Fungsi Biologis
1. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan
anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
2. Fungsi Sosialisasi Anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah
bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari
tindakan-tindakan yang tidak baik.
4. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah keluarga menjaga secara instuitif.
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
5. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak
anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga
untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan
ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
6. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber
kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain. Kepala keluarga bekerja
untuk memperoleh penghasilan. mengatur penghasilan tersebut.
7. Fungsi Rekreatif Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus pergi ke
tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan
dalam keluarga. Rekreasi dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton televisi bersama,
bercerita tentang pengalaman masing- masing dan sebagainya.
8. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan
keturunan sebagai generasi penerus dari berbagai fungsi diatas 3 fungsi pokok keluarga
terhadap anggota keluarganya adalah :
1) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
2) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga kemungkinan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan
kebutuhannya.
3) Asuh adalah menuju kebutuhan pemelihara dan perawatan anak agar kesehatannya
selalu terpelihara sehingga diharapkan rnenjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik,
mental, sosial dan spiritual.
a. Tahap Pembentukan Keluarga. Tahap ini dimulai pernikahan yang dilanjutkan dalam
membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak. Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan
keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga
yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi. Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan
kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung
kepada kedua orang tuanya. Dan kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah. Pada tahap ini anak sudah rnulai mengenal
kehidupan sosialnya. Sudah mulai bergaul dengan teman sebaya tetapi sangat rawan dalam
masalah kesehatan. Karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam
fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai
menanamkan norma-norma kehidupan, norrna-norma agama, norma-norma sosial budaya
dan sebagainya.
e. Tahap menghadapi anak sekolah. Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana
mendidik anak, mengajar anak untuk rnempersiapkan rnasa depannya, membiasakan anak
belajar secara teratur mengontrol tugas-tugas sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan
umum anak
f. Tahap menghadapi anak remaja Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena tahap
ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya. Oleh karena itu suri
tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan komunikasi dan saling mengerti antara
kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat Setelah melalui tahap remaja dan anak telah
dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke
masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan
memulai kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-
sendiri, tinggallah suami istri berdua saja dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan bila
tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbu1kan depresi dan stress
i. Tahap masa tua tahap ini masuk ke tahap lanjut usia dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini
2.2.8. Tugas-tugas keluarg
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
a. Daerah Pedesaan
1. Tradisional
2. Agraris
3. Tenang
4. Sederhana
5. Akrab
6. Menghormati orang tua
1. Dinamis
2. Rasional
3. Konsumtif
4. Demokratis
5. Individual
6. Terlibat dalam kehidupan politik
2.3. KONSEP DASAR TEORI SUNTIKAN KOMBINASI
2.3.3 Efektifitas
- Sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun.
2.3.6 Kerugian
- Terjadi perubahan pola haid seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spoting atau
perdarahan sela sampai 10 hari
- Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah
suntikan kedua atau ketiga
- Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan
- Efekifitas berkurang jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan epilepsi (barbiturat
dan fenitoin) atau obat tuberkulosis (rifampisin)
- Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung, stroke bekuan darah
pada paru dan otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati
- Penambahan berat badan
- Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi melalui seksual hepatitis B
virus, atau virus HIV
- Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian
2.3.7 Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
- Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid tidak diperlukan
kontrasepsi tambahan.
- Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
- Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat asal saja dapat
dipastikan ibu tersebut tidak hamil, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7
hari pertama atau menggunakan metode konytrasepsi lain selama 7 hari.
- Bila klien pasca persalinan 6 bulan menyusui belum haid, suntikan pertama dapat
diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil.
- Bila pasca perslinan > 6 bulan, menyusui serta telah mendapat haid, maka suntikan
pertama diberikan pada siklus haid hari 1
dan 7.
- Bila pasca persalinan < 6 bulan dan menyusui jangan diberikan suntikan kombinasi.
- Bila pasca persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi.
- Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari.
- Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi selama ibu tersebut menggunakan
kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu
menunggu haid. Bila ragu-ragu perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu.
- Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan ibu tersebut ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi maka suntikan kombinasi dapat diberikan sesuai
jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
- Ibu belum pernah menggunakan metode kontrasepsi hormonal dan ibu ingin
menggunakannya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat
diberikan asal saja diyakini ibu tidak hamil dan peberiannya tanpa menunggu datangnya
haid. Bila diberikan pada hari 1 – 7 siklus haid metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. ,
2.3.10 Cara Penggunaan
Suntikan kombinasi diberikan setiap 3 bulan dengan suntikan intramuskular dalam. Klien
diminta kembali 3 bulan kemudian ., dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan atau
tidak haid selama menggunakan KB Suntik. asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil
- Klien harus kembali ke dokter / klinik untuk mendapatkan suntikan kembali 3 bulan
- Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter / klinik untuk
memastikan hamil atau tidak
- Jelaskan efek samping yang tersering yang didapat pada penyuntikan dan apa yang
harus dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit kepala, atau nyeri
payudara serta perdarahan, informasikan kalau keluhan tersebut sering ditemukan, dan
biasanya akan hilang pada suntikan ke 2 atau ke 3.
- Apabila klien sedang menggunakan obat-obatan tuberkulosis atau obat epilepsi, obat-
obatan tersebut dapat mengganggu efektifitas kontrasepsi yang sedang digunakan.
- Nyeri dada hebat atau nafas pendek, kemungkinan adanya bekuan darah diparu atau
serangan jantung.
- Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke, hipertensi
atau migrain.
- Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada
tungkai.
- Tidak terjadi perdarahan / spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya
kemungkinan terjadi kehamilan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
a. Kepala Keluarga
Keadaa
n fisik
Hub.
No Nama Umur Pendidikn Pekerjaan KB saat
KK
pengkaji
an
1 Ny S.K 21 Thn isteri
SMA sehat
Ibu RT belum
2. H.K 1.3 Thn Anak
Tipe keluarga ini adalah keluarga inti, yang paling dominan dalam mengambil keputusan
adalah ayah sebagai kepala keluarga. Hubungan dalam keluarga cukup baik.
2)
1. Ruang tamu :
2. Kamar tidur :
3. Kamar tidur :
4. Kamar tidur :
5. Ruang keluarga:
6. Ruang dapur:
7. Kamar tidur :
8. sumur (ditutup
Denah rumah
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: garis pernikahan
: garis hub. anak
: garis kerabat
Genogram
4) Situasi
Lingkungan
a. Rumah
Luas : 5 x 10 m2
Jenis rumah : Rumah orang tua
Letak : Dekat jalan raya
Dinding : semi permanen
Lantai : jubing
Atap : Atap sagu
Cahaya : baik
Ventilasi : baik
Jendela : 6 buah
Kebersihan : bersih
Jumlah : 6 ruang
a. Pendidikan
Didalam keluarga tingkat pendidikan SMP adalah bapak, ibu berpendidikan SMA
sedangkan anaknya belum sekolah.
1) Biodata
Nama : Ny. S.O
Umur : 21 Th
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Kawin : 1 kali
c. Riwayat KB
Ibu belum menggunakan KB dan saat ini anaknya sudah 2 orang dan yang bungsu berumur
4 bulan
b. Palpasi
- Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid,dan vena jugolaris
- Ketiak : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
- Abdomen : tidak ada ballotement, tidak terdapat tanda-tanda piskaceks.
c. Perkusi
Reflek patella +/+
d. Auskultasi
- Dada : tidak ada wheezing dan ronchi
2. ANALISIS DATA
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. ”S.K” disebabkan olah faktor kekurang
pengetahuan terhadap metode kontrasepsi dan efek sampingnya. Ibu menyadari bahwa
selama ini ibu belum pernah mendengar tentang KB hanya berdasarkan pengetahuan secara
umum dari warga sekitar bahwa manfaat KB baik bagi keluarga. Dan ibu menyadari tenaga
kesehatan (bidan) sangat berperan penting terdapat pencapaian kesejahteraan dan kesehatan
keluarga. Oleh karena itu intervensi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah melakukan
penyuluhan mengenai jenis-jenis KB, profil, efek samping dan cara penggunaannya. Selain
itu memberikan alternatif pilihan berdasarkan keadaan pasien. Suami mau untuk ibu
mengikuti KB namun ibu takut adanya efek samping dari KB.
3. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan data-data diatas dan analisa sederhana dapat disimpulkan bahwa masalah yang
menonjol dan terjadi adalah :
Kurangnya Pengetahuan mengenai metode kontrasepsi KB.
S B
k o
N Perhitun
Kriteria o b Pembenaran
o gan
r o
t
1 Sifat masalah 1 1 1/3 x 1 Pemilihan metode
. (Keadaan = 1/3 kontrasepsi yang
sejahtera) kurang tepat
dapat
mempengaruhi
psikis
ibu,sehingga
2 2 mempengaruhi
2 Kemungkinan 2/2 x 2 kesejahteraan.
. masalah dapat =2 Ibu masih dengan
diubah mudah dapat
mengubah
keputusannya
2 1 memilih metode
kontrasepsi
3 Potensi masalah 2/3 x 1
. untuk dicegah = 2/3 Masalah yang
terjadi cukup
mudah untuk
dicegah dengan
1 1 pengetahuan yang
benar mengenai
Menonjolnya metode
4 masalah 1/2 x 1 kontrasepsi.
. =½
Masalah tersebut,
tidak harus segera
ditangani karena
ibu perlu waktu
untuk berunding
dengan suami.
Jumlah 3½
Berdasarkan skoring prioritas masalah diatas, maka dapat disimpukan bahwa masalah yang
terjadi pada keluarga Tn ”S.K” adalah :
- Kurangnya Pengetahuan mengenai metode kontrasepsi KB.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu mengerti tentang
kondisinya dan dapat menerima efek samping yang ditimbulkan oleh jenis metode
kontrasepsi KB.
Rencana
Tindakan
Evaluasi
Tanggal : 13 /09/2013
S : Ibu mengatakan sudah bisa menerima penjelasan petugas dan ingin mencoba
Kontrasepsi Suntikan
O : - Ibu tidak bertanya lagi tentang metode kontrasepsi yang dipakai
- Ibu ingin mencoba metode kontrasepsi Suntik, karena suaminya juga setuju
A : Masalah teratasi, ibu sudah mengerti tentang metode kontrasepsi.