Anda di halaman 1dari 55

LONGMALAP

PERTOLONGAN PERTAMA LAPANGAN

By

Ns. La Madi, S. Kep, M.M. Kes


PENGERTIAN.
Longmalap adalah pertolongan pertama yang
diberikan kepada korban kecelakaan, tempur
dan sakit mendadak ditempat kejadian secara
cepat dan tepat yang dilakukan oleh setiap
perawat dengan menggunakan perangkat
kesehatan sebelum dirujuk ke rumah sakit.
Longdarlap adalah pertolongan darurat yang
diberikan kepada klien kecelakaan, tempur dan
sakit mendadak dilapangan secara cepat dan tepat
yang dilakukan oleh perawat dengan menggunakan
perangkat kesehatan, atau Longdarlap adalah
pertolongan untuk mengembalikan fungsi
pernapasan dan atau denyut jantung pada klien
yang fungsi-fungsi tersebut mengalami kegagalan
total karena suatu sebab secara mendadak dan
kondisi tubuh yang memungkinkan hidup kembali.
Tujuannya : mencegah maut, mencegah cacat,
mencegah infeksi.
TUJUAN.
Agar para mahasiswa memahami dan mampu memberikan pertolongan terhadap korban dilapangan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

RUANG LINGKUP.
1. Pengertian.
2. Tujuan.
3. Sikap penolong.
4. Gangguan keadaan umum dan pertolongannya.
5. Perdarahan.
6. Luka.
7. Patah tulang (Fraktur).
8. Sengatan listrik.
9. Keracunan.
10.Tenggelam.
SIKAP PENOLONG.
1. Bersikap dan bertindak tenang.
2. Perhatikan keadaan sekitar :
a. Tempat.
b. Sebab.
c. Cuaca/suasana.
3. Perhatika keadaan umum klien :
a. Nadi, pernapasan.
b. Pingsan.
c. Perdarahan.
d. Patah tulang (Fraktur).
e. Rencanakan.
4. Tindakan keamanan :
a. Senjata.
b. Klien dan diri sendiri.
c. Isi kartun luka.
d. Luka ringan jalan ke Poslongyon.
GANGGUAN KEADAAN UMUM DAN
PERTOLONGANNYA.
1. Gangguan keadaan umum adalah gangguan
kesadaran dan fungsi vital yang dapat
mengancam jiwa seseorang apabila tidak segera
diatasi.
2. Oksigen (O2) sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Bagian tubuh yang sangat sensitive terhadap
kekurang oksigen adalah Otak. Bila dalam 3 menit
atau lebih otak tidak mendapat oksigen akan
menyebabkan gangguan fungsi otak yang
meliputi : hilangnya kesadaran, henti napas dan
denyut jantung secara mendadak.
Macam-macam gangguan keadaan umum.

1. Lena (Collaps).
Penyebab.
Sengatan panas matahari : suatu akibat dari sinar terik matahari yang
langsung mengenai tubuh klien dalam waktu yang lama.
. Tanda dan gejala :
a. Yang dapay dilihat :
1) Kesadaran menurun.
2) Muka merah.
3) Kulit teraba panas dan kering.
4) Sulit bernapas.
5) Nadi cepat dank eras.
6) Muntah.
b. Yang tidak dapat dilihat :
7) Mual.
8) Sakit kepala.
9) Merasas sangat pans.
Pertolongan.
a. Angkat ketempat yang teduh dan ventilasi
yang baik.
b. Tidurkan terlentang tanpa bantal.
c. Buka baju penderita.
d. Seluruh tubuh basahi dengan air dingin
sampai suhu turun, perhatikan jangan
sampai kedinginan.
e. Bila sadar beri oralit atau air garam hangat,
jika belum sadar segara infuse.
f. Laporkan segera untuk dievakuasi.
2. Kekurangan Oksigen.
Penyebab.
a. Pendarahan.
b. Luka bakar.
c. Obstruksi jalan napas.
Tanda dan gejala :
a. Yang dapat dilihat (gejala obyektif) :
1) Muka pucat.
2) Kesadaran menurun.
3) Keringat dingin.
4) Sukar bernapar.
b. Yang tidak dapat dilihat (gejala subyektif) :
5) Pusing.
6) Lemas.
7) Mata berkunang-kunang.
8) Mual / muntah.
Pertolongan.
a. Bawa ketempat terbuka.
b. Longgarkan pakaian klien.
c. Bila henti beri napas buatan.
d. Beri baua-bauan yang merangsang.
e. Sadar beri minum kopi hangat.
f. Pasang infuse.
g. Beri perawatan sesuai indikasi.
h. Segera evakuasi ke rumah sakit.
3. Banyak Kerinagat atau Terlalu Letih.
Tanda dan gejala :
a. Yang dapat dilihat (gejala obyektif) :
1) Mula-mula banyak keringat kemudian kulit kering.
2) Kesadaran menurun.
3) Napas cepat badan panas.
4) Dehidrasi.
5) Kejang.
b. Yang dirasakan :
6) Haus.
7) Badan lemas.
8) Pandangan berkunang-kunang atau kabur.
Pertolongan :
Pertolongan sama dengan sengatan panas.
 
4. Epilepsy (Penyakit Ayan).
Tanda dan gejala :
a. Kejang gerak (clonische kramp).
b. Wajah biru berubah merah.
c. Mulut berbuih.
d. Kadang-kadang BAB/BAK tidak terasa (inkontenensia).
e. Kejang terhenti jika tidur beberapa menit.
f. Setelah bangun biasanya sembuh.
Pertolongan :
g. Tidurkan terlentang dengan posisi nyaman.
h. Periksa TTV.
i. Jika TD < 70 mmHg atau nadi cepat kecil dan lemah beri
infuse NaCl 0,9% / RL.
j. Sisir rambutnya.
k. Bila sadar beri minum.
5. Shock (Gugat).
Shock adalah penurunan kesadaran yang lebih
berat dari Lena, diakibatkan kegagalan aliran
darah ke jaringan.
Penyebab :
a. Kelanutan Lena yang tidak dapat ditangani
dengan baik atau terlambat ditolong.
b. Kekurangan cairan : perdarahan, muntah-
muntah, diare dsb.
c. Gangguan syaraf : sangat terkejut, sangat
kesakitan, sangat ketakutan.
Gejala obyektif :
a. Kesadaran menurun.
b. Pucat.
c. Keringat dingin.
d. Gelisah.
e. Tubuh dingin.
f. Pernapasan cepat dan dangkal.
g. Nadi cepat volumenya kecil.
Gejala subyektif :
h. Haus.
i. Mual.
Pertolongan :
a. Bawa ketempat teduh.
b. Tidurkan terlentang tanpa bantal.
c. Kendorkan pakaian.
d. Letakan klien dalam posisi yang
menyenagkan.
e. Bila ada pendarahan, hentikan.
f. Tenangkan klien dan periksa TTV.
g. Bila sadar beri muinum hangat.
h. Segera evakuasi ke rumah sakit.
6. Pingsan (Koma).
Pingsan adalah keadaan dimana kesadaran hilang
sama aekali.
Penyebab :
a. Shock yang tidak tertolong.
b. Geger otak.
c. Keracunan.
d. Perdarahan otak.
e. Penyakit berat : penyakit ginjal berat, hati,
kencing manis, infeksi berat.
f. Epilepsy.
Gejala umum :
a. Tidak sadar sama sekali.
b. Tidak mendengar.
c. Tidak merasakan sakit.
d. Lemas tidak berdaya.
e. Bila kelopak mata dibuka tampak mata tidak
bergerak.
f. Pupil melebar.
Gejala khusus :
a. Bila kelanjutan dari gugat.
b. Tanda gugat masih ada.
c. Denyut nadi kecil hampir tak teraba, cepat tak teratur.
Bila karena diare, banyak muntah, benyak
kencing/keringat, panas tinggi :
d. Kejang-kejang (stuip).
e. Mengggigit-gigit.
f. Pucat / biru.
g. Denyut nadi cepat dan kecil.
h. Bola mata berputar keatas.
i. Suhu badan tinggi.
7. Mati Suri.
Mati suri adalah suatu keadaan menyerupai seseorang
yang mati tetapi tidak/belum di temukan tanda-tanda
kematian.
Penyebab :
a. Kelanjutan dari koma.
b. Sumbatan jalan napas.
c. Sengatan listrik tegangan tinggi/petir.
d. Keracunan.
Gejala :
e. Tidak sadar.
f. Denyut jantung / nadi tidak teraba.
g. Tidak terlihat tanda-tanda pernapasan.
Pertolongan :
a. Resusitasi (RJP).
b. Sadar, observasi terus-menerus nadi,
pernapasan.
c. Beri infuse NaCl 0,9% / RL.
d. Tanda-tanda kematian yang pasti.
e. Seseorang dinyatakan mati/meninggal bila
sudah ada tanda lebam mayat dan kaku mayat.
8. Perdarahan.
Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah
yang disebabkan rusaknya pembuluh darah.
Perdarahan dibagi atas 2 bagian :
a. External haemorrhagie (perdarahan keluar tubuh).
b. Internal haemorrhagie (perdarahan kedalam tubuh).
Tanda-tanda perdarahan :
c. Pucat.
d. Denyut nadi kecil dan cepat.
e. Pernapasan cepat.
f. Keringat dingin.
g. Gelisah, penglihatan kabur.
h. Merasa haus.
i. Nyeri tempat perdarahan.
Tanda-tanda perdarahan dan macam pembuluh
darah yang rusak.
Perdarahan pembuluh darah nadi (arteri) :
a. Darah memancar sesuai dengan denyut
jantung.
b. Warna merah segar (mengandung oksigen).
Perdarahan pembuluh darah rambut (capiler) :
c. Darah keluar sedikit dan merembes.
d. Warna merah segar.
Perdarahan pembuluh darah balik (vena) :
a. Darah keluar mengalir.
b. Warna merah tua (mengandung CO2).
c. Perdarahan vena besar jika tidak segera diatasi
akan mengancam jiwa.
Akibat kehilangan darah :
d. Kehilangan 0 -15% (500 cc) sedikit saja.
e. Kehilangan 15 – 25% (1000 cc) syock.
f. Kehilangan 25 – 40% (1500 cc) syock berat.
g. Kehilangan lebih dari 40% (2000 cc) =
meninggal.
9. Gigitan Golongan Viperida.
Gejala.
a. Tempat gigitan nyeri dan bengkak.
b. Timbul bercak merah seluruh badan.
c. Dapat disertai batuk darah.
Pertolongan :
d. Pasang tourniquet antara luka dan jantung.
e. Klien ditidurkan dan dihangatkan.
f. Insisi luka dengan pisau steril.
g. Insisi luka silang panjang 1 cm, lebar ¼ cm.
Keluarkan darah dari luka dengan cara dihisap :
h. Alat penghisap.
i. Bola tenis dipotong.
j. Botol.
10. SENGATAN LISTRIK.
Seseorang dikatakan terkena sengatan arur
listrik bila terjadi suatu lintasan dari arus
listrik melalui badan orang tersebut.
Penyebab :
a. Listrik.
b. Petir.
Gejala umum :
c. Otot berkontraksi.
d. Pingsan/mati suri.
Gejala setempat :
Luka bakar.
Pertolongan :
a. Pakai sarung tangan / hanskum.
b. Pakai alas kaki dari karet.
c. Bebaskan aliran listrik dengan kayu.
d. Matikan aliran listrik, bila tak mungkin alirkan
ketanah.
e. Bila sudah terlepas, perhatikan perhatikan
napas dan nadi resusitasi.
Perawatan lanjutan.
Bila masih ada tanda hidup :
a. Kerjakan terus napas buatan.
b. Beri rangsang bau-bauan.
c. Beri injeksi adrenalin.
d. Pasang oksigen.
e. Sadar beri minum.
f. Nadi lemah/TD rendah beri infuse.
g. Evakuasi.
h. Bila tidak tertolong dan ada tanda-tanda mati
(lebam mayat/kaku mayat), rawat semestinya.
11. FRAKTUR (PATAH TULANG).
Fraktur adalah suatu keadaan dimana terjadi
kerusakan pada tulang sehingga tulang
tersebut tidak utuh lagi.
Macam-macam Fraktur.
a. Fraktur Tertutup (Incomplicata Fraktur).
Incomplicata Fraktur adalah patah tulang
dimana kedua ujung yang patah tetap
berada di dalam tubuh serta tidak
merusak kulit, tidak ada ujung tulang yang
menonjol keluar, tidak terdapat luka.
b. Fraktur terbuka (Complicata Fraktur), adalah patah
tulang dimana salah satu atau kedua ujung tulang
yang merusak kulit sehingga menonjol keluar dan
berhubungan dengan dunia luar, disamping patah
tulang juga terdapat luka.
Penyebab :
1) Jatuh.
2) Tabrakan.
3) Kecelakaan lalulintas.
4) Tertimpa benda berat.
5) Terpukul dengan keras.
6) Kena tembakan.
7) Karena penyakit.
Gejala :
a. Sakit bila digerakan.
b. Bentuknya berubah.
c. Bengkak, disertai warna biru disekitar kulit.
d. Nyeri tekan.
e. Krepitasi.
Tujuan Longdarlap fraktur.
f. Fraktur terbuka, atasi perdarahan.
g. Mencegah shock (gugat).
h. Mencegah cacat.
i. Istirahatkan tulang yang patah.
j. Kurangi rasa sakit.
k. Cegah infeksi, terutama pada fraktur terbuka.
l. Memudahkan perawatan lanjutan di rumah sakit.
Petunjuk penting Longdarlap Fraktur.
Prinsip : lakukan pembidaian ditempat anggota tubuh yang
cedera :
a. Pada fraktur terbuka, luka dirawat dahulu sebelum
melakukan pembidaian.
b. Jangan menggerakan, mengangkat, memindahkan anggota
tubuh, karena ujung tulang yang patah dapat merusak
jaringan sekitarnya otot, pembuluh darah, syaraf.
c. Kerusakan jaringan akan menyebabkan perdarahan, shock,
cacat yang menetap.
d. Pada waktu membidai, membalut yang terpaksa
mengerakan anggota tubuh harus dilakukan dengan
sangat hati-hati.
Tujuan Pembidaian al :
a. Mengistirahatkan dan mempertahankan letak ujung
tulang yang patah.
b. Mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.
c. Bidai sebelum dipasang harus dibalut dengan verban
yang dilapisi kasa untuk mengurangi rasa sakit dan
mencegah kerusakan pada kulit serta mencegah
gangguan aliran darah. Bila tidak ada verban improvisasi.
Longdarlap pada Fraktur tertentu.
d. Fraktur Tulang Belakang.
Bila sum-sum tulang ikut terluka, akan terdapat perasaan
kelumpuhan pada bagian bawah dari tubuh, kehilangan
kemampuan untuk BAK/BAB.
Longdarlapnya adalah :
Bila disertai luka :
1) Luka dirawat lebih dahulu.
2) Tidurkan tengkurap, beri bantal/alas dada dan perut
bagian bawa.
3) Segera evakuasi.
Bila tidak disertai luka :
4) Tidurkan terlentang, kepala diberi bantal yang tipis.
5) Tidurkan diatas tandu yang dialasi papan dan diganjal
dengan bantal tipis, jangan memakai tandu dari kain
serta kurangi gerakan.
6) Segera evakuasi.
a. Fraktur Tulang Leher.
1) Sediakan tandu yang alasnya keras (papan) sejajar
disebelah klien.
2) Seorang penolong berlutut didekat kepala klien
sambil memegang kepala erat- erat agar tidak
memutar kearah manapun.
3) Pindahkan klien keatas tandu dengan hati-hati
seolah-olah memindahkan sebatang balok, tidak
boleh ada tekukan dari kepala sampai kaki, terutama
leher klien harus ditahan dengan tangan penolong.
4) Letakan gulungan baju/ bantalan dikedua sisi kepala
korban agar tidak bergerak.
5) Jangan diberi bantal dibawa kepala klien.
6) Klien diikatkan ke tandu dengan tujuh kain
mitela, masing-masing :
a) Di dahi.
b) Di dagu.
c) Di dada.
d) Di perut.
e) Di paha.
f) Di lutut.
g) Di kaki.
b. Fraktur Tulang Lengan Bawah.
1) Baringkan klien dengan posisi terlentang.
2) Secara pelan-pelan letakan lengan bawa ke dada
klien sampai membentuk sudut 900 dengan lengan
atas dan telapak tangan rata diatas dada.
3) Siapkan 2 bidai/spalk yang dilapisi bahan empuk.
Satu untuk membidai bagian dalam dan satu untuk
bagian luar, bidai merentang dari siku sampai ujung
jari.
4) Ikatlah kedua bidai dengan 2 kain mitela, satu
disebelah pangkal dan satu dujung.
5) Dengan kain mitela, atur gendongan tangan ke leher.
6) Klien dievakuasi.
c. Fraktur Tulang Lengan Atas.
1) Posisi klien bisa duduk atau terlentang.
2) Pelan-pelan letekan tangan ksamping tubuh, lengan
bawah diatas/depan dada, tapak tangan rata
menempel di dada.
3) Pasang satu bidai yang dilapisi bahan empuk
disebelah luar lengan. Bidai merentang dari bagian
bawah siku sampai diatas bahu.
4) Ikat bidai dengan 2 kain mitela, diujung dan pangkal
tulang yang fraktur.
5) Dengan mitela atur gendongan lengan bawah
sehingga klien tidak merasa sakit.
6) Klien dievakuasi.
d. Fraktur Siku.
Kalau siku menjadi bengkak, jangan coba-coba
untuk meluruskan, tetapi lakukan penggendongan
seperti fraktur tulanga lengan bawah. Kalau lengan
dan siku lurus langsung pasang bidai yang sudah
dilapisi bahan empuk dan letakan pada bagian
dalam yang merentang dari ketiak sampai k ujung
jari, ikatlah pada 3 tempat yaitu :
1) Lengan atas.
2) Lengan bawah.
3) Pergelangan tangan.
4) Klien dievakuasi.
e. Fraktur Tulang Betis.
1) Klien ditidurkan terlentang.
2) Siapkan 2 buah bidai yang sudah dilapisi bahan empuk.
3) Satu merentang dari selangkangan/pangkal paha sampai
tumit, untuk sebelah dalam.
4) Yang lainnya dibagian luar dari pangkal paha sampai tumit.
Ikat dengan mitela pada tempat :
5) Paha.
6) Pangkal tulang yang patah.
7) Ujung tulang yang patah.
8) Tumit/pergelangan kaki.
9) Setelah pembidaian, kaki ditinggikan dengan mengganjal
pakai bantal/ransel.
10) Klien segera dievakuasi.
f. Fraktur Tulang Paha.
1) Klien tidurkan terlentang.
2) Siapkan 2 bidai yang dilapisi bahan empuk :
a) Satu merentang dari ketiak sampai tumit, untuk bagian luar.
b) Yang lainnya pangkal paha sampai tumit untuk bagian dalam.
Ikatlah pada 7 tempat dengan mitela :
1) Pangkal tulang yang patah.
2) Ujung tulang yang patah.
3) Dada.
4) Perut.
5) Pinggul.
6) Betis.
7) Tumit/pergelangan kaki.
8) Untuk memasukan mitela kebagian bawah tubuh dapat
menggunakan kayu kecil sebagai pendorong kain mitela.
9) Klien segera dievakuasi.
g. Fraktur Tulang Selangka.
Tanda dan gejala :
1) Ujung dari tulang yang fraktur biasanya dapat diraba
dengan jari diatas lengkungan iga pertama.
2) Biasanya klien tidak dapat mengangkat tangan melewati
bahu.
3) Jika kedua tangan tergantung, bahu tulang yang fraktur
akan terlihat lebih rendah dari yang sehat.
Pertolongan.
4) Berikan ransel verband.
5) Gendongkan lengan ke leher dengan mitela seperti fraktur
tulang lengan, dan cari posisi yang enak.
6) Dapat juga dengan mengikat kedua siku ke belakang
sehingga tulang selangkanya tertarik.
7) Klien segera dievakuasi.
h. Fraktur Tulang Iga (Rusuk).
Tanda dan gejala.
1) Rasa nyeri pada saat bernapas/batuk, klien
bernapas pendek utuk mengurangi sakit.
2) Saat bernapas klien menekankan telapak tangan
pada tulang yang fraktur untuk membatasi gerakan
dada.
Pertolongan.
3) Beri pembalut plester, sesuai panjang iga yang
meliputi dari tulang dada sampai tulang punggung.
4) Cara lain, dada diikat dengan kain mitela sewaktu
klien mengeluarkan napas.
5) Isi kartu luka dan segera evakuasi klien.
12. KERACUNAN.
Keracunan adalah masuknya racun kedalam tubuh
manusia yang dapat berupa benda cair dan gas melalui :
a. Jalan napas.
b. Kulit / luka pada kulit.
c. Saluran percernaan makanan.
Racun yang masuk melalui pernapasan berbentuk gas
antara lain :
d. Gas perang.
e. Gas industry, seperti :
1) Gas tambang.
2) Gas belerang.
3) Gas asam arang (CO2).
Gejala umum keracunan gas :
a. Kepala pusing.
b. Mual/muntah.
c. Bisa terjadi lena, pingsan, mati suri, akhirnya
klien meninggal. 
Pertolongan secara umum :
d. Penolong harus memakai masker.
e. Klien harus seggera dikeluarkan atau dipindahkan
dari ruang / tempat yang beracun.
f. Pertolongan selanjutnya sesuaikan dengan keadaan
klien.
g. Evakuasi secepatnya ke rumah sakit.
Racun yang masuk melalui saluran pencernaan.
Racun yang masuk melalui saluran pencernaan
bersifat ‘korosif’ (Mengigit) dan ‘tidak korosif’.
Gejala :
Racun bersifat korosif merusak selaput lendir dari
mulut, tenggorokan, lambung akibatnya terasa
seperti terbakar.
Contohnya :
a. Karbol.
b. Lisol.
c. Soda api.
Racun yang bersifat tidak korosif, tidak merusak
selaput lendir dan tidak terasa sakit. Contohnya :
a. Obat tidur.
b. Morphin.
c. Candu.
Pertolongan secara umum.
Jika yang ditelan tidak diketahui maka lakukan
tindakan berikut ini :
d. Minumkan susu beberapa gelas (5).
e. Berikan tablet “Tannalbin 2 – 3 biji”.
f. Minumkan tablet Norit 50 gram dalam 1 gelas air.
Pertolongan keracunan yang tidak korosif/tidak menggigit.
a. Usahakan klien muntah sehingga racun dapat keluar dari
lambung dengan cara masukan jari telunjuk ke
tenggorokan dan goyang klien untuk merangsang muntah.
b. Bila usaha tersebut diatas tidak berhasil, berikan minum
air garam hangat (2 sendok makan dalam 1 gelas),
kemudian coba dirangsang lagi dengan cara di atas.
Bila klien berhasil muntah beri minum :
c. Beberapa gelas susu.
d. 2 – 3 tablet Tannalbin.
e. 50 gram Norit dalam iar satu gelas.
Catatan.
Pada klien yang pingsan atau lemah jantung jangan dipaksa
untuk muntah.
Keracunan yang korosif / menggigit.
Pertolongan.
a. Bersihkan mulut dari sisa racun dengan air
bersih.
b. Bila racun lebih dari 30 m’ termakan jangan
dirangsang muntah, lambung dapat rusak.
c. Minumkan susu minimal 500 cc / Norit 5 gram
dalam 1 gelas air.
Catatan :
Untuk semua keracunan jangan lupa lakukan
tindakan, ambil muntahan sedikit, kirim ke
laboratorium untuk diperiksa.
Usaha temukan :
a. Botol / tempat racun.
b. Etiket.
Cara menghindarkan makanan beracun :
c. Olah makanan secara bersih.
d. Simpan makanan dalam lemari yang bersih.
e. Yang terbaik simpan dalam alat pendingin.
f. Jangan masukan bahan lain dalam lemasi
makanan.
13. TENGGELAM.
Bila seseorang jatuh dalam air dan tidak dapat
menguasai keadaan/tidak dapat berenang maka
akan tenggelam, biasanya yang terlihat :
a. Klien timbul tenggelam, tangan meraih-raih
sambil minta tolong.
b. Klien tidak pernah timbul lagi dalam waktu
yang cukup lama.
Penyebab :
a. Terjatuh dalam air dan tidak dapat berenang.
b. Sewaktu berenang timbul kejang (cramp).
c. Terbentur benda keras di kepala sehingga pingsan.
d. Terbawa arus deras.
e. Epilepsy/ayan.
Pertolongan.
Kalau klien timbul tenggelam :
f. Lempar tali, kayu, bambu yang panjang kearah
klien.
g. Setelah dipegang klien, kemudian tarik ujungnya
ke pinggir/tepi.
Kalau klien tidak muncul ke permukaan :
a. Penolong segera menyelam mencari klien.
b. Pegang krah baju/rambut klien dari belakang
dan tarik keatas.
Setelah didarat segera lakukan :
c. Bersihkan mulut, hidung dan kerongkongan.
d. Keluarkan air dari paru-paru.
e. Bila tidak ada napas beri napas buatan.
f. Henti jantung beri RJP.
g. Evakuasi ke rumah sakit.
Catatan :

Bahaya bagi penolong adalah klien akan


merangkul penolong, sehingga penolong tidak
dapat bergerak. Untuk pengamanan, pinggang
penolong diikat tali panjang, ujung satunya dapat
diikat pada kayu atau dipegang orang lain.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai