DENGAN FEBRIS
DI RS AL_FATAH AMBON
DI SUSUN
O
L
E
H
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALUKU
JURUSAN KEBIDANAN
2013
LEMBARAN PENGESAHAN
Mengetahui :
NIP. NIP.
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Pengertian febris.
B. Penyebab febris
C. Gejala febris
D. Klasifikasi demam/febris
E. Penanganan demam/febris
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai
sumber dari segala ilmu pengetahuan yang telah melimpakan berkat, rahmat serta akal
budi dan kebijaksanaan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dan baik.
Disadari sungguh bahwa penulisan laporan ini masi jauh dari kesempurnaan,
untuk itu segala bentuk kritik, saran dan masukan dari dosen pembimbing yang menaru
perhatian terhadap penulis sangat di harapkan demi penyempurnaannya kedepan.
Akhir kata, Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini dan semoga dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan yang saat ini terjadi di neraga indonesia. Derajat kesehatan anak
mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sabagai generasi penerus bangsa
memiliki kemampuan yang dapat di kembangkan dalam meneruskan pembangunan
suatu bangsa. Berdasarkan alasan tersebut masalah kesehatan anak di prioritaskan
dalam perencanaan atau penata pembangunan bangsa.
Angka kesehatan anak menjadi indikaator kedua dalam menentukan derajat
kesehatan anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan
tubuh anak dan balita. Angka kesehatan tersebutjuga dapat di pengaruhi oleh status
gizi, jaminan pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, faktor sosial
anak dan pendidikan ibu (Hidayat, 2008).
B. Tujuan penulisan.
a. Tujuan umum: untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang febris yaitu
pengertian, penyabab, gejala, klasifikasi serta penanganannya.
b. Tujuan khusus: untuk memenuhi tugas PKK I.
BAB II
A. LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN FEBRIS.
Demam/ febris adalah suatu keadaan peningkatan suhu inti, yang sering
merupakan bagian dari respons pertahanan organisme multiselular (host) terhadap
invasi mikroorganisme atau benda mati yang patogenik atau dianggap asing oleh host.
El-Rahdi dan kawan-kawan mendefinisikan demam (pireksia) dari segi patofisiologis
dan klinis.
secara patofisiologis demam adalah peningkatan thermoregulatory set point
dari pusat hipotalamus yang diperantarai oleh interleukin 1 (IL-1).
Secara klinis demam adalah peningkatan suhu tubuh 1oC atau lebih besar di
atas nilai rerata suhu normal di tempat pencatatan. Sebagai respons terhadap perubahan
set point ini, terjadi proses aktif untuk mencapai set point yang baru. Hal ini dicapai
secara fisiologis dengan meminimalkan pelepasan panas dan memproduksi
panas.
B. PENYEBAB FEBRIS
Penyebab febris adalah infeksi virus, terutama terjadi selama beberapa tahun
pertama kehidupan. Infeksi seperti ini harus dipikirkan hanya setelah menyingkirkan
infeksi saluran kemih dan bakteremia. Tabel 1. Menunjukan penyebab demam
berlangsung kurang dari 1 minggu, dan merupakan sebuah dilema diagnostik yang
sering dihadapi oleh dokter anak dalam merawat anak berusia kurang dari 36 bulan.6
Tabel 1. Penyebab umum demam
Penyeba Contoh Petunjuk diagnosis
b
Infeksi Bakteremia/sepsis Tampak sakit, CRP tinggi,
leukositosis
Sebagian besar
virus (HH-6) Tampak baik, CRP normal,
leukosit normal
Infeksi saluran
kemih Dipstik urine
Malaria Di daerah malaria
Pasca Vaksinasi triple, Waktu demam terjadi
vaksinasi campak berhubungan dengan waktu
vaksinasi
Drug Sebagian besar Riwayat minum obat, diagnosis
fever obat eksklusi
Tabel 2. Penyebab utama demam/febris
Kelompok Penyakit
Infeksi saluran ISPA virus, otitis media, tonsillitis, laryngitis,
nafas atas stomatitis herpetika
Pulmonal Bronkiolitis, pneumonia
Gastrointestina Gastroenteritis, hepatitis, appendisitis
l
Sistem saraf Meningitis, encephalitis
pusat
Eksantem Campak, cacar air
Kolagen Rheumathoid arthritis, penyakit Kawasaki
Neoplasma Leukemia, lymphoma
Tropis Kala azar, cickle cell anemia
C. GEJALA FEBRIS
Gejala dan tanda – tanda demam/febris
1. Suhu meningkat 38 C.
2. Menggigil.
3. Lesu, gelisah dan rewel serta sulit tidur.
4. Berkeringat, wajah merah dan mata berair.
5. Selera makan turun.
D. KLASIFIKASI DEMAM/FEBRIS
Demam dapat dikatagorikan dalam beberapa klasifikasi :
1. Demam remite atau demam Tifoid
Yaitu naik turun suhu rentang 1 derajat C, akan tetapi penurunannya tidak
perna mencapai suhu normal.
2. Demam intermen atau demam Malaria.
Yaitu naik turun suhu, bisah mencapai batas normal.
3. Demam kontinyu atau demam Pneumonia.
Yaitu demamterus menerus dan disebabkan oleh infeksi bakteri
4. Demam Bisafik atau demam berdarah
Yaitu demam dengan batuk pelana kuda
5. Demam Pel-Ebstein atau penyakit Hodgkin
Yaitu demam lama 1 minggu diselingi dengan periode tidak demam dengan
jumlah akhir yang dan siklus berulang.
E. PENANGANAN DEMAM/ FEBRIS
Berikut ini sejumlah saran untuk orang tua saat menghadapi anak yang demam.
1. Tidak terlalu panik.
Demam pada umumnya tidak membahayakan jiwa
2. Amati perilaku anak.
Bila suhu tubuh tidak terlalu tinggi dan anak masih bisa aktif, riang, mau bermain,
maka orang tua tidak perlu cemas.
3. Jangan memberikan obat penurun demam bila demamnya tidak tinggi.
4. Cegahlah kemungkinan dehidrasi dengan memberikan cairan ekstra seperti air,
kuah sup, jus buah segar.
5. Pasang kipas angin, Ini berguna agar ruangan tidak menjadi panas.
6. Kenakan pakaian yang tidak terlalu tebal pada anak.
7. Biarkan anak menyantap makanan yang diinginkan, tetapi hindari makanan yang
berlemak.
8. Kompres hangat atau usapkan air hangat di sekujur tubuhnya.
Bila anak menolak, minta duduk di ember atau bath tube kemudian ajak bermain
dengan mainannya.
9. Bila suhu tubuh anak kurang dari 38.3 derajat celcius, tidak perlu diberi obat
penurun demam. Beri dia cukup minum, namun bila suhunya di atas 38.3 derajat
celcius, berilah obat penurun demam dan kompres hangat, Kompres hangat akan
dapat menurunkan suhu anak dalam waktu 30-45 menit.
10.Bila demam anak mencapai lebih dari 40 derajat celcius, maka berilah obat
demam, kompres dengan air hangat dan segera hubungi dokter.
B. KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN
Pada langkah pertama ini berisih semua informasih yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien yang terdiri dari data subjektif dan
objektif
Langkah V : intervensi
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah langkah
sebelumnya
Langkah VI : implementasi
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti diuraikan pada langkah V
dilaksanakan secara evisien dan aman.
S. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Data Dasar
a. Identitas pasien :
Nama : An. S
Umur : 1.8 bulan
Jenis kelamin : laki-laki
Suku bangsa : Ambon/ Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Amachi
b. Identitas Orang tua
Nama ibu : Ny. R Nama ayah : Tn. M
Umur : 27 tahun Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Amachi Alamat : Amachi
Agama : Islam Agama : Islam
No tlpn/hp :- No tlpn/hp :-
2. Anamnese
a. Keluhan utama : ibu mengatakan anaknya panas, mual muntah 4x dalam sehari dan
agak rewel
b. Riwayat keluhan utama: ibu mengatakan anaknya panas, mual muntah 4x sejak
malam hari dan agak rewel
c. Keluhan yang menyertai : Batuk dan nafsu makan yang berkurang
d. Riwayat persalinan
a). jenis persalinan : Spontan
b). BB lahir / PB Lahir : 3000 gr/ 50 cm
c). Penolong persalinan : Bidan
d). Tempat persalinan : Rumah sakit al-fatah ambon
e. Riwayat imunisasi
Ibu mengtakan bahwa anaknya telah mendapatkan imunisasi sebagai berikut:
a) Pada umur 0-1 bulan telah diberikan BCG, Hepatitis B
b) Pada umur 3 bulan telah diberikan DPT 1
c) Pada umur 4 bulan telah diberikan DPT 2
d) Pada umur 5 bulan telah diberikan DPT 3
e) Pada umur 9 bulan telah diberikan CAMPAK
f) Pada umur 1 tahunn telah diberikan POLIO 1
f. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a). 1-3 bulan
- Mengangkat kepala tegak ketika tengkurap
Tertawa
- Menggerakkan
kepala kekiri dan kekanan
- Mengamati
tangannya
a. 4-6 bulan
- Meniru bunyi
- Meraih benda yang ada didekatnya
- Tengkurap sendiri
- Menoleh kearah sumber bunyi
b. 7-9 bulan
- Bisa duduk sendiri
- Bisa mengucapkan ma…ma…ma…
- Senang bermain sendiri dan bertepuk tangan
- Memegang biscuit
c. 12 bulan
- Bermain CI LUKBA
- Bisa menjimpit benda kecil
- Bisa meniru kata- kata sendiri
- Berdiri dan jalan berpegangan
d. 1,8 tahun
- Menunjukkan dan menyebut nama bagian tubuh
- Bisa naik tangga dan berlari
- Menirukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu dan mengelap.
- Mencoret-coret dikertas
2. Pola Kebiasaan/Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum Sakit
Frekuensi makan :3x sehari,Porsi: 1 piring dihabiskan,
Jenis makanan :nasi, sayur dan ikan.
Frekuensi minum : 4-5 gelas/hari
Jenis minuman : air putih dan susu
Saat Sakit
Frekuensi makan :1x sehari, anak menghabiskan 1/3 porsi dari
makanan yang di berikan di RS,
Jenis makanan :bubur,sayur dan ikan.
Frekuensi minum : 2-3 gelas/hari
Jenis minuman : air putih
Keluhan : Muntah setelah Makan
3. Pola Tidur
Sebelum sakit :
Tidur siang : 2 – 3 Jam
Tidur malam : 7 – 8 Jam
Saat sakit :
Tidur siang : ± ½- 1 Jam
Tidur malam : 5 – 6 jam
4. Personal hygiene
Sebelum Sakit
Ibu mengatakan anaknya mandi 2x/hari,memakai sabun mandi,memakai sampo
3x/minggu, sikat gigi setiap mandi.
Saat Sakit
Ibu mengatakan anaknya tidak mandi melainkan ibu membersihkan badannya dengan
cara seka badan(lap badan),tidak sikat gigi,tidak memakai sampo.
5. Eliminasi
Sebelum Sakit
Ibu mengatakan anaknya BAB1x/hari,konsistensi padat,bau khas, kuning,BAK 4-
5x/hari,warna jernih, bau pesing.
Saat sakit
Ibu mengatakan anaknya BAB 2x/hari,konsistensi lembek,bau khas,berwarna
kuning,BAK 4-5x/hari warna jernih bau khas.
O. Data objektif
1. Pengkuruan pertumbuhan
- BB sebelum sakit : 10 kg
- BB saat sakit : 9 kg
- Kesimpulan : Setelah dilakukan pemeriksaan BB anak turun 1 Kg.
2. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : lemas
Kesadaran : composmentis
TTV : S : 38,3º c, N : 100 x/m , P : 23 x/m,
3. Pemariksaan Khusus
Muka : tampak pucat
Mata : conjungtiva pucat ,mata cekung.
Hidung : ada pengeluaraan secret.
Mulut : mukosa bibir kering.
Kulit : turgor kulit tidak elastis, teraba panas
4. Pemeriksaan penunjang :
DDR/malaria : negatif
Leokosit : 8600 mm3
Trombosit : 276.000 mm3
HB : 8,0 gr%
A. ASSESMENT
By. M.a, 9 bulan dengan GEA
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi kejang
IV. MENGIDENTIFIKASI DAN MENETAPKAN KEBUTUHAN TINDAKAN
SEGERA
Kolaborasi dengan dokter
Melakukan Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemenuhan nutrisi pada anak
Hasil : ibu mengerti dan mengetahui tentang apa yang dijelaskan oleh tim Gizi.
VII. EVALUASI
Evaluasi I
Tanggal: 12-04-2013 pukul : 06.00 wit.
S : ibu mengatakan panasnya berkurang setelah pemberian therapi tetapi nafsu
makannya masih kurang, tidak mual muntah lagi, anak masih rewel dan keadaannya
masih lemas.
O : kulit teraba panas mulai menurun, mukosa bibir kering, keadaan umum lemas,
konjungtiva mata anemis, mata cekung, anak menghabiskan 1/3 porsi dari makanan
yang diberikan RS.
TTV:
S: 37,60 C, N : 115x/m, P: 24 x/m.
Evaluasi II
Tanggal : 12-04-2013 Jam : 12.00 WIT
S : ibu mengatakan anaknya tidak panas lagi setelah therapy yang diberikan, nafsu
makan meningkat, anak tidak rewel lagi, tidak mual muntah dan batuk lagi, serta
keadaan umum anak baik.
O : kulit teraba tidak panas lagi, hidung tidak ada sekret lagi, batuk tidak ada lagi,
mukosa bibir tidak kering lagi, keadaan baik, conjungtiva mata tidak anemis, mata tidak
cekung. Anak menghabiskan ½ porsi dari makanan yang diberikan, cairan infus sudah
dilepas sejak jam 11.00 wit.
TTV : S : 36 0C, P : 24 x/m, N : 115 x/m
A : masalah teratasi
P : perencanaan dihentikan dan pemberian obat oral dilanjutkan dirumah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demam/ febris adalah suatu keadaan peningkatan suhu inti, yang sering merupakan
bagian dari respons pertahanan organisme multiselular (host) terhadap invasi
mikroorganisme atau benda mati yang patogenik atau dianggap asing oleh host.
El-Rahdi dan kawan-kawan mendefinisikan demam (pireksia) dari segi patofisiologis
dan klinis.
B. Saran
Sebagai seorang bidan kita hendaknya harus mempelajari dan mengetahui tentang
febris agar apabila di temukan kasus seperti ini maka kita dapat melakukan penanganan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA