Anda di halaman 1dari 21

ETIKA PROFESI AKUNTAN PUBLIK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai akuntan publik, profesionalisme merupakan syarat utama profesi ini. Karena selain
profesi yang bekerja atas kepercayaan masyarakat, kontribusi akuntan publik terhadap
ekonomi sangatlah besar. Peran auditor untuk meningkatkan kredibilitas dan reputasi
perusahaan sangatlah besar. Selain itu beberapa peneliti seperti Peursem (2005) melihat bahwa
auditor memainkan peranan penting dalam jaringan informasi di suatu perusahaan. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Gjesdal (1981) dalam Suta dan Firmanzah (2006) juga mengatakan
bahwa peranan utama auditor adalah menyediakan informasi yang berguna untuk keperluan
penyusunan kontrak yang dilakukan oleh pemilik atau manajer perusahaan.

Logika sederhananya bahwa agar mesin perekonomian suatu negara dapat menyalurkan
dana masyarakat kedalam usaha-usaha produktif yang beroperasi secara efisien, maka perlu
disediakan informasi keuangan yang andal, yang memungkinkan para investor untuk
memutuskan kemana dana mereka akan di investasikan. Untuk itu dibutuhkan akuntan publik
sebagai penilai kewajaran informasi yang disajikan manajemen. Jadi jelas bahwa begitu
besarnya peran akuntan publik dalam perekonomian, khususnya dalam lingkup perusahaan
menuntut profesi ini untuk selalu profesional serta taat pada etika dan aturan yang berlaku.

Tidak terlepas dari pembahasan di atas bahwa untuk memulai dan mengatur beberapa
tugas auditor maka yang pertama kali diperlukan yakni etika profesi, teori, konsep dan standar
dalam melakukan auditing terhadap suatu perusahaan atau bidang jasa keuangan lainnya.

Dunia usaha yang kompleks membuat kemajuan dibidang ekonomi diiringi dengan
munculnya kecurangan oleh orang yang tak bertanggung jawab. Hal tersebut menuntut para
auditor khususnya harus dapat memahami kecurangan tersebut. Kecurangan tersebut
merupakan perbuatan melanggar hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu
oleh orang- orang baik didalam maupun diluar organisasi dengan menghalalkan segala cara
untuk mendapatkan keuntungan dan secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak
lain. Seorang auditor dalam menilai suatu kecurangan tergantung pada pengetahuan dan
pengalaman. Pengalaman memiliki faktor penting dalam penilaian kecurangan, dalam hal ini
adalah kualitas auditnya.

Kualitas audit yang baik tidak menjamin dapat melindungi auditor dari kewajiban hukum yang
merupakan konsekuensi dari kegagalan audit. Pengalaman dalam hal ini ialah auditor yang
sudah lama mengusut kasus kecurangan dan tahu akan tindakan- tindakan yang akan dilakukan.
Kualitas audit menjadi isu penting bagi profesi akuntan. Agar dapat memenuhi kualitas audit
yang baik, maka auditor dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman
pada kode etik akuntan, standar profesi, dan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu etika dan kode etik?


2. Apa yang dimaksud kode etik profesi ?
3. Bagaimana peran etika dalam profesi akuntan?
4. Apakah prinsip etika profesi Ikatan Akuntan Indonesia ?
5. Apa kode etik akuntan Indonesia
6. Bagaimanakah kecakapan Profesional Akuntan Publik?
7. Bagaimana tanggungjawab Akuntan Publik?
8. Bagaimana kah pelaksana kode etik ?

Tujuan

1. 1. Untuk mengetahui apa itu etika dan kode etik


2. 2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kode etik profesi

3. 3. Untuk mengetahui peran etika dalam profesi akuntan


4. 4 untuk mengetahui prinsip etika profesi Ikatan Akuntan Indonesia

5. 4. Untuk mengetahui Apa kode etik akuntan Indonesia


6. 5 untuk mengetahui Bagaimanakah kecakapan Profesional Akuntan Publik
7. 6. Untuk mengetahui Bagaimana tanggungjawab Akuntan Publik

8. 7. Untuk mengetahui Bagaimana kah pelaksana kode etik


9. 8. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kode etik

BAB II

PEMBAHASAN

1. Etika Dan Kode Etik

1.1.Pengertian Etika

Etika berasal dari kata Yunani yaitu ethos, yang memiliki arti sama dengan moralitas, yaitu adat
kebiasaan yang baik Keraf, 1997. Sedangkan pengertian etika, dalam bahasa latin ethica, berarti
falsafah moral. Ia merupakan pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang
budaya, susila serta agama.
Istilah etika jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998, memiliki tiga arti, yang salah
satunya adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa etika merupakan seperangkat
aturan norma pedoman mengenai yang benar dan salah, yang mengatur perilaku manusia, dan
oleh sekelompok segolongan manusia masyarakat profesi.

Menurut Keraf dan Imam 1995:41-43, etika dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1. Etika Umum

Etika umum berkaitan dengan bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori
etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak,
serta tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu 15 tindakan. Etika umum dapat
dianalogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-
teori.

2. Etika khusus

Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang
khusus. Etika khusus dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri

b. Etika sosial, berkaitan dengan kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia dengan manusia
lainnya salah satu bagian dari etika sosial adalah etika profesi, termasuk etika profesi akuntan.

Etika profesi akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku atau perbuatan baik dan
buruk manusia sejauh yang dapat memahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai
akuntan.

Seperti yang menyebutkan di atas, etika ini mengatur bagaimana seorang akuntan melakukan
pekerjaannya.Tanpa kode etik, seorang akuntan dapat saja langsung memberhentikan.
Dalam prinsip etika profesi akuntansi, skandal yang bertentangan dengan kode etik merupakan
masalah besar.Itulah sebabnya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengeluarkan kode etik yang
harus mematuhi oleh akuntan.

Terdapat delapan prinsip dasar etika profesi akuntansi yang harus memahami oleh setiap
akuntan yang menjalankan pekerjaannya.

1.2. Kode Etik

Kode yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang
disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan
atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang
sistematis.

Kode etik yaitu norma atau asas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan
tingkah laku sehari-hari di masyarakat atau di lingkungan kerja. Kode etik merupakan sistem
norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan hal yang benar/baik
dan yang tidak benar/tidak baik. Kode etik diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral
suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh anggota kelompok tertentu.

Kode etik juga merupakan ibarat Kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan
sekaligus juga menjamin mutu moral Profesi itubdimata masyarakat ( Bartens K,2007).

Dua sasaran pokok dari kode etik yaitu:

1. Kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh


kelalaian baik secara disengaja ataupun tidak disengaja dari kaum profesional,
2. Koode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku buruk
orang-orang yang mengaku diri profesional.

Ada beberapa Syarat Kode Etik menurut Basuki Sulistyo,2001 yakni :


1. Kode etik disusun dan dibuat oleh profesi sendiri sehingga masing-masing profesi
memiliki Kode Etik tersendiri.
2. Pelaksanaan kode etik harus diawasi terus menerus.
3. Sifat dan orientasi kode etik hendaknya singkat, sederhana,jelas dan konsisten, masuk
akal dan dapat diterima.
4. Kodevetik dioaka sebagai bimbingan profesi dalam melaksanakan tugasnya.
5. 5. Kode etik bukan kodevyang kaku.

2.Kode Etik Profesi

Menurut Firdaus (2013:42) Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral
atau nilai. Masing-masing orang memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat diungkapkan
secara eksplisit.

Etik merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan bertindaknya
seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan yang
terpuji dan meningkatkan martabat dan kehormatan seseorang. Etik lebih banyak berhubungan
dengan sifat manusia yang ideal dan disiplin pribadi di luar yang ditentukan oleh undang –
undang atau peraturan, sehingga etik dapat pula diartikan sebagai suatu sopan santun atau
tatanan moral dalam suatu profesi atau jabatan. Etik yang telah disepakati bersama oleh
anggota suatu profesi disebut dengan Kode Etik Profesi. Etik profesi berhubungan dengan
kebebasan disiplin pribadi dan integrasi moral dari orang yang ahli.

Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang
yang profesional supaya tidak dapat merusak etika profesi dan sarana kontrol sosial bagi
masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-
norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini
lebih memperjelas dan merinci kembali norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna
walaupun sebenarnya norma-norma terebut sudah tersirat dalam etika profesi.

Akuntan publik sebagai suatu profesi juga mempunyai kode etik profesi yang digunakan Kode
Etik Akuntan Indonesia. Kode etik akuntan dapat diartikan :
1. Sebagai suatu sistem prinsip – prinsip moral dan pelaksanaan aturan yang memberikan
pedoman kepada akuntan dalam berhubungan dengan klien masyarakat, dan akuntan
lain sesama profesi.
2. Suatu alat atau sarana untuk memberikan keyakinan kepada klien, pemakai laporan

keuangan dan masyarakat pada umumnya tentang kualitas atas mutu jasa yang
diberikan oleh akuntan.

Dengan demikian yang menjadi sasaran atau bahkan yang menjadi dasar pemikiran
diciptakannya kode etik profesi adalah kepercayaan masyarakat terhadap kualitas atau mutu
jasa yang diberikan oleh profesi akuntansi tanpa memandang siapa individu yang diberikan oleh
profesi akuntan tanpa memandang siapa individu yang melaksanakan. Bisa dibayangkan
akibatnya apabila pemakai jasa tidak mempunyai kepercayaan kepada dokter, ahli hukum, atau
akuntan, maka kemampuan atau kemahiran profesionalnya untuk memberikan jasanya kepada
masyarakat akan semakin tidak berarti.

Kepercayaan masyarakat atas kualitas atau mutu pekerjaan profesi akan semakin tinggi jika
profesi tersebut menetapkan standar pelaksanaan dan tatanan moral atau perbuatan yang
tinggi terhadap seluruh anggotanya. Kode etik akuntan juga dimaksudkan untuk membantu
para anggotanya dalam mencapai kualitas pekerjaan sebaik – baiknya. Audit yang berkualitas
sangat penting untuk menjamin bahwa profesi akuntan memenuhi tanggung jawabnya kepada
investor, masyarakat umum dan pemerintah serta pihak – pihak lain yang mengandalkan
kredibilitas laporan keuangan yang telah di audit.

Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas
dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang
salah dan perbuatan apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang
profesional. Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat
tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok.

Fungsi dan Tujuan Prinsip Etika Profesi di Bidang Akuntansi


Seseorang dengan profesi akuntan atau auditor harus memiliki kode etik dan prinsip yang baik.
Profesi yang mereka jalani sangat berat tanggung jawabnya.Hasil pekerjaannya dibutuhkan oleh
para pihak pemakai informasi akuntansi dan kepentingan publik lain untuk membuat keputusan
dalam bisnis.

Beberapa fungsi etika profesi akuntansi adalah:

 Memberikan laporan dan menyajikan data yang benar tentang perusahaan.


 Membantu penegakkan hukum.
 Mencegah adanya kecurangan akuntansi.
 Mengajarkan tentang tanggung jawab dan kewajiban moral kepada akuntan dan
auditor.
 Mengenali masalah akuntansi yang berkaitan dengan etika.

3. Peranan Etika Dalam Profesi Akuntan

Etika profesi berasal dari dua kata yaitu etika yang berarti adat istiadat atau kebiasaan baik,
dan profesi yang berarti bidang kerja. Jadi Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral
dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.[1]

Peranannya adalah :

 Membuat keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang terbatas
termasuk identifikasi bidang keputusan yang rumit dan penetapan tujuan serta sasaran
organisasi.
 Mengarahkan dan mengendalikan secara efektif sumber daya ekonomi dan sumber
daya manusia yang ada di dalam organisasi.
 Menjaga dan melaporkan kepemilikan atas sumber daya yang dikuasai organisasi.
 Tanggung jawab Akuntan Publik

4. Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)

Etika profesi akuntansi adalah bagian dari ilmu etika bisnis dan etika manusia.Etika profesi
akuntansi merupakan sifat, karakter dan moral yang harus diterapkan pada akuntansi.Etika
akuntansi telah diperbaharui dan diperbaiki untuk menjadi pedoman bagi para pelaku
akuntansi. Etika akuntansi juga berfungsi untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam
akuntansi.

Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu sendiri meliputi delapan butir pernyataan
(IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Ketujuh butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang
seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan. Tujuh butir tersebut terdeskripsikan sebagai berikut :

1.Tanggung jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan
peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional
mereka. Anggota juga harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama
anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan
menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri.

2.Kepentingan publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.

Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi
akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang
terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis
dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam
memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung
jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai
kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Kepentingan
utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa
akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang
diperlukan untuk mencapai tingkat profesionalitas yang tinggi
3.Integritas

Prinsip integritas ini mewajibkan setiap akuntan (professional) bersikap lugas dan jujur dalam
semua hubungan professional dan hubungan bisnisnya. Artinya integritas adalah berterus
terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya.

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi
anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota
untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia
penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan
pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat
yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

4. Objektivitas

Prinsip objektivitas ialah mewajibkan seluruh anggota bersikap adil, jujur secara intelektual,
tidak memihak, tidak berprasangka atau bias, bebas dari benturan kepentingan atau pengaruh
yang tidak sepantasnya dari phak lain.

Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.
Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah
pengaruh pihak lain.

5.Kompetensi dan Kehati-hatian

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan
ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan
profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Kompetensi menunjukkan


terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang
memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan.
Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota
wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten.

Prinsip etika profesi kompetensi dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap anggota
akuntan untuk:

 Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk 5


menjamin pemberi kerja (klien menerima layanan yang profesional dan kompeten.)
 Bertindak tekun dan cermat sesuai teknis dan profesional yang berlaku ketika
memberikan jasa profesional.

6.Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan
jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota
dan klien atau pemberi jasa berakhir.

Prinsip kerahasiaan mengharuskan setiap akuntan untuk tidak melakukan hal berikut ini.

 Mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya dari hubungan professional dan


hubungan bisnis pada pihak diluar kantor akuntan atau organisasi tempat akuntan
bekerja tanpa diberikan kewenangan yangmemadai dan spesifik, terkecuali jika
mempunyai hak dan kewajiban secara hukum atau professional untuk mengungkapkan
kerahasiaan tersebut.
 Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga. Informasi
yang diperoleh baik melalui hubungan professional maupun hubungan bisnis.

7.Perilaku profesional
Prinsip perilaku professional mewajibkan setiap akuntan professional mematuhi ketentuan
hukum serta peraturan yang berlaku dan menghindari setiap perilaku yang dapat mengurangi
kepercayaan pada profesi.

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku
yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung
jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan
masyarakat umum.

7. Standar Teknis

Sebagai Profesional setiap anggota dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan
berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima
jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.[4]
[4] https://ismail125cc.blogspot.co.id/2014/03/etika-profesi-dan-kewajiban-hukum.html.
Diakses tanggal 18 Oktober 2016.

5. Kode Etik Akuntan Indonesia (IA)

Kode Etik Akuntan adalah norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan
kliennya, antara akuntan dengan sejawatnya, dan antara profesi dengan masyarakat
Sihwahjoeni dan Gudono, 2000: 170.

Kode Etik Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku etika akuntan di Indonesia dalam memenuhi
tanggung jawab profesinya yang mengatur hubungan antara akuntan publik dengan klien,
antara akuntan publik dengan rekan sejawat dan antara profesi dengan masyarakat. Etika
profesi terdiri dari lima dimensi yaitu kepribadian, kecakapan profesional, tangung jawab,
pelaksanaan kode etik, penafsiran dan penyempurnaan kode etik.

Sedangkan kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi. Kode etik
akuntansi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari profesi akuntansi, sehingga kode
etik bagai kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin
mutu moral profesi akuntansi dimata masyarakat.

Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan Indonesia. Kode Ikatan
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), yang anggotanya adalah seluruh akuntan yang terdaftar
sebagai prang yang berhak memakai gelar Akuntan Publik, Akuntan Pemerintah, Akuntan Intern
maupun sebagai Akuntan Pendidik. Dalam konggresnya yang kedua di Jakarta, tahun 1973 telah
menetapkan Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia terdiri 23 pasal termasuk Tata Kerja Dewan
Kehormatan IAI.

Kode Etik IAI disempurnakan pada konggres IAI tahun 1986 dan namanya diubah menjadi
Kode Etik Akuntan Indonesia terdiri dari 26 pasal, tidak termasuk tata kerja Dewan Kehormatan
IAI, (untuk tata kerja dewan kehormatan ini diatur tersendiri yang terdiri dari 9 pasal dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan kode etik).

Kode Etik Akuntansi Indonesia terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Kode etik untuk profesi akuntan secara umum, yang mengatur mengenai hal – hal sebagai
berikut :

a. Kepribadian (pasal 1 dan 2).

b. Kecakapan profesional (pasal 3 dan 4).

c. Tanggung jawab (pasal 5, 6 dan 7).

d. Pelaksanaan kode etik (pasal 8, 9 dan 10).

e. Penafsiran dan penyempurnaan kode etik (pasal 11).

2.Kode etik khusus untuk akuntan publik, mengatur mengenai hal – hal sebagai berikut :

a. Kepribadian (pasal 12, 13 dan 14).

b. Kecakapan profesional (pasal 15, 16, 17 dan 18).


c. Tanggung jawab kepada klien (pasal 19 dan 20).

d. Tanggung jawab pada rekan seprofesional (pasal 21 dan 22).

e. Tanggung jawab lainnya (pasal 23, 24 dan 25).

Kode etik ini mengikat para anggota Ikatan Akuntan Indonesia dan dapat dipergunakan oleh
seluruh akuntan di Indonesia.

Penegakkan kode etik di Indonesia diawasi oleh:

• Kantor Akuntan Publik

• Unit Peer-Review Kompartemen Akuntan Publik- IAI

• Badan Pengawas Profesi Kompartemen Akuntan Publik-IAI

• Dewan Pertimbangan Profesi IAI

• Departemen Keuangan RI

• BPKP

• Anggota dan Pimpinan KAP

Kode etik akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai aturan dan pedoman bagi seluruh anggota
akuntansi, baik yang berpraktek sebagai auditor, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada
instansi pemerintah, maupun di lingkunagn dunia pendidikan. Etika profesional bagi praktek
auditor di Indonesia dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia.

Kode Etik Akuntan sebagaimana dikutip dari Pusdiklatwas BPKP pada tahun 2008 terdiri dari :

1. Prinsip Etika, yang mengikat seluruh anggota IAI, dan merupakan produk kongres.

2. Aturan Etika, yang mengikat kepada angota kompartemen dan merupakan produk Rapat
Anggota Kompartemen. Aturan etika tidak boleh bertentangan dengan prinsip etika.
3. Interprestasi Aturan Etika, merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh badan yang
dibentuk oleh Kompartemen setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, 16 dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya , sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa
dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

RUU Kode Etik Akuntansi Indonesia

Departemen Keuangan RI melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) no. 17 tahun 2008
bertindak mengawasi kegiatan akuntan publik, khusunya mengatur kode etik. Peraturan ini
mewajibkan akuntan dalam melaksanakan tugas selalu berdasarkan pada SPAP (Standar Profesi
Akuntansi Publik) beserta kode etiknya sesuai standar internasional. Misalkan standar dalam
auditing menggunakan International Auditing Standard.

Kode etik yang disusun oleh SPAP adalah kode etik International Federation of Accountants
(IFAC) yang diterjemahkan. Jadi antara kode etik SPAP Indonesia dengan kode etik IFAC
internasional tidak ada perbedaan yang signifikan, karena kode etik SPAP memang mengadopsi
pada kode etik IFAC.

6.Kecakapan Profesional Akuntan Publik

Didalam Kode Etik Akuntan Indonesia Bab II Kecakapan Profesional dicantumkan dalam dua
pasal yakni :

Pasal 3 dalam kode etik tersebut mengatur :

 Kewajiban bagi semua anggota IAI untuk melaksanakan pekerjaannya berdasarkan


standar profesional yangberlaku bagi pekerjaannya tersebut.
 Kewajiban bagi setiap anggota IAI untuk mengikat orang-orang lain yang bekerja dalam
pelaksanaan tugas profesionalnya untuk mematuhi Kode Etik Akuntan Indonesia.
 Kewajiban bagi setiap anggota IAI untuk senantiasa meningkatkan kecakapan profesinal.
 Kewajiban untuk menolak setiap penugasan yang tidak sesuai dengan kecakapan
profesionalnya
Dalam Pasal 2 Ayat 1a Kode Etik Akuntan Indonesia diatur mengenai kewajiban akuntan publik
untuk melaksanakan pekerjaannya berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik yang berisi
tiga standar yaitu :

 Standar Auditing
 ,Standar Atestasi,
 Standar Jasa Akuntan Publik, diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaannya berdasarkan
standar profesional yang berlaku.

Dalam Pasal 2 Ayat 1b Kode Etik Akuntan Indonesia diatur mengenai kewajiban akuntan publik
untuk menjelaskan kepada staf dan ahli lainnya yang bekerja padanya mengenai keterkaitan
mereka terhadap Kode Etik Akuntan Indonesia

Dalam pasal 2 ayat 2 kode Etik Akuntan Indonesia, akuntan publik diwajibkan untuk
memelihara dan meningkatkan kecakapan profesionalnya, agar jasa yang dihasilkan senantiasa
relavan dengan kebutuhan pemakai jasanya. Pemeliharaan dan peningkatan kecakapan
profesional auditor dilaksanakan melalui progam pendidikan profesional berkelanjutan yang
diselenggarakan oleh IAI. Dalam pasal 2 ayat 3 Kode Etik Akuntan Indonesia melarang akuntan
publik menerima pekerjaan jika ia atau kantornya diperkirakan tidak akan mampu
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan kompetensi profesional. Akuntan publik dapat
dikatakan memiliki kompetensi profesional jika ia mampu melaksanakan pekerjaan auditnya
sesuai dengan standar auditing, mampu melaksanakan pelaksanaan pekerjaan atastasinya
sesuai dengan standar atestasinya mampu melaksanakan pekerjaaan jasa konsultan sesuai
dengan standar konsultasi.

Kecakapan profesional seorang akuntan bisa dibagi menjadi dua tahap

1. Perolehan Kecakapan Profesional

Perolehan (attainment) kecakapan profesional membutuhkan pendidikan formal yang


relevan diikuti dengan pendidikan khusus, pelatihan atau ujian dalam subjek profesional yang
relevan dan pengalaman kerja. Tahap ini adalah pola pengembangan kecakapan profesional
yang normal bagi setiap akuntan
2. Peningkatan Kecakapan Profesional

 Peningkatan kecakapan profesional membutuhkan kesadaran untuk mengikuti


perkembangan dalam profesi akuntan, termasuk publikasi Standar Akuntansi Keuangan,
Standar Profesi,dan bidang relevan lainnya, baik di Indonesia maupun Internasional.
 Anggota yang berpraktik sebagai auditor independen harus menerapkan progra
pengendalian mutu sesuai dengan Pernyataan Standar Auditing yang relevan dengan
jenis penugasannya.

Pernyataan ini tidak bertujuan untuk memberikan petunjuk tentang jenis dan tingkat
kedalaman pengetahuan yang dibutuhkan, atau standar dan kondisi pendidikan dan pelatihan
profesional yang memadai.

Setiap keraguan dalam masalah kecakapan profesional yang tidak bisa diselesaikan dengan
pernyataan ini, harus diajukan kepada Komite Kode Etik IAI.

Kecakapan (due care) mengharapkan anggota melaksanakan tanggung jawab profesional


dengan kecakapan dan ketekunan. Hal ini memperlihatkan suatu kewajiban

dalam pengadaan dan pelayanan yang profesional untuk mendapatkan kemampuan anggota
yang memperhatikan kepentingan utama dari setiap pelayanan/jasa yang diadakan dan
konsisten dengan tanggung jawab profesi bagi masyarakat.

7.Tanggung Jawab Akuntan Publik

Adapun pasal tentang tanggung jawab Akuntan Publik yakni :

 Pasal 5
Setiap seorang warga negara yang bertanggung jawab, setiap anggota wajib menjunjung
tinggi tanggung jawab moral, tanggung jawab sosial dan tanggung jawab profesional.
 Pasal 6
Setiap anggota harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melaksanakan pekerjaannya, dan tidak boleh terlibat dalam pengungkapan fakta atau
informasi tersebut bila tidak memperoleh izin khusus dari klien yang bersangkutan,
kecuali bila dikehendaki oleh hukum atau negara profesi. Ia tidak boleh menggunakan
untuk keuntungan sendiri atau untuk kepentingan pihak ketiga, suatu pengetahuan atau
informasi yang diperolehnya dari pelaksanaan tugasnya.
 Pasal 7
Setiap anggota harus bisa mempetanggungjawabkan mutu hasil pekerjaannya. Karena
itu tidak dibenarkan bila pada saat yang bersamaan, ia terlibat dalam usaha atau
pekerjaan yang dapat menyebabkan penyimpangan dari obyektivitas atau yang tidak
konsisten dengan pekerjaannya.

Tanggung Jawab Pada Klien

Pasal 19

Setiap akuntan pubik harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperbolehkan selama
penugasan profesional, dan tidak boleh terlibat dalam pengungkapan fakta atau informasi
tersebut, bila ia tidak memperoleh izin khusus darinklien yang bersangkutan, kecuali untuk
kepentingan hukum, negara atau profesinya.

Pasal 20

Seorang akuntan publik berhak untuk menerima honorarium untuk kemahiran


pengetahuan yang dia berikan kepada pekerjaan profesionalnya. Dalam menetapkan
honorarium yang wajar, maka tanggung jawab yang terlibat, sifat, batasan dan pentingnya
pekerjaan yang ia lakukan patut diperhitungkan. Namun ia dilarang untuk menerima
keuntungan lainnya selain daripada pembayaran honorarium yang patut, demikian pula jumlah
honorarium tersebut tidak boleh tergantung kepada manfaat yang akan diperoleh kliennya

Tanggung jawab pada Rekan Profesi

Pasal 21

1.Seorang akuntan publik harus memelihara hubungan baik di dalam profesi. Hal ini khususnya
berlaku bila seorang akuntan publik untuk kerja sama di antara anggota – anggota kantor –
kantor akuntan publik yang berlainan.
2.Seorang akuntan publik tidak diperkenankan memberi saran atau pandangan mengenai
masalah akuntansi atau pemeriksaan akuntan kepada orang atau badan yang diperiksa oleh
rekan akuntan publik lain tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan rekan yang bersangkutan

Pasal 22

Seorang akuntan publik wajin memberitahukan kepada rekan akuntan publik lainnya
apabila ia hendak mempekerjakan pegawai rekan akuntan publik yang bersangkutan.

8.PELAKSANAAN KODE ETIK

Adapun pasal tentang pelaksanaan kode etik yakni :

BAB IV

Pasal 8

1. Setiap anggota wajib menghayati dan mengamankan kode etik akuntan ini dengan
penuh rasa tanggung jawab, baik secara perorangan maupun secara bersama – sama
dengan anggota lainnya.
2. Setiap anggota mempunyai kewajiban moral untuk secara konsisten memelihara tetap

melaksanakan kode etik ini, sehingga hasil – hasil pekerjaan profesional seluruh anggota
memiliki keandalan yang tinggi dalam melindungi kepentingan masyarakat, pemertintah
dan dunia usaha.

Pasal 9

1. Setiap anggota harus berusaha untuk saling meningkatkan sesama anggota terhadap
tindakan – tindakan yang dinilai tidak/kurang bermoral.
2. Setiap anggota dengan kesadaran dan moralitas yang tinggi wajib melaporkan setiap
tindakan yang melanggar kode etik ini, sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang
berlaku.

Pasal 10
1. Untuk menjaga ketaatan terhadap kode etik, dibentuk Dewan Kehormatan IAI, Tatacara
mengenai Dewan Kehormatan diatur dalam ketentuan tersendiri.
2. menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 pasal ini, Dewan Kehormatan
dapat mengenakan saksi terhadap pelanggaran kode etik, sebagaimana diatur dalam
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga IAI.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari laporan makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa apapun profesi yang
dijalani tidak lepas dari adanya aturan dan etika yang berlaku baik di profesi yang bersangkutan
maupun secara garis besar (umum). Menyangkut dengan etika profesi yang kami diskusikan
diatas, bahwasannya seorang akuntan publik harus benar-benar memahami standar akuntan
publik dan mematuhi kode etik yang sudah diatur bedasarkan keputusan yang di ambil bersama
oleh Institut Akunta Publik Indonesia (IAPI). Karena seperti yang kita ketahui setiap pelanggaran
kode etik yang
dilakukan khususnya untuk profesi akuntan publik terdapat sanksi-sanksi yang dapat
menjeratnya baik secara perdana maupun perdata sesuai dengan peraturan hukum yang ada di
Indonesia.

3.2 Saran

Dikutip dari kesimpulan diatas, maka saran kami adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pekerja profesional yang berprofesi sebagai akuntan publik baik yang sudah
berpengalaman atau lebih khususnya lagi bagi baru akan menggeluti bidang tersebut
hendaknya untuk menpersiapkan dan mempelajari segala sesuatunya yang berhubungan
dengan aturan-aturan dan etika profesi akuntan publik dengan seksama.

2. Terlepas dari judul diatas, kita sebagai mahluk individu dan sosial tentunya kita harus selau
menjaga sikap, etika dan mematuhi norma-norma yang ada didalam kehidupan sehari-hari.

Daftar pustaka

Bartens, K. 2007. Etika. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama

Basuki, Sulisty. 2001. Makalah Untuk Rapat Kerja PB IPI, Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas
Sastra Universitas Indonesia, Jakarta 5-7 Nopember.

H. S. Munawir. AUDITING Modern. Buku 1. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Sukrisno Agoes, I Cenik Ardana, 2011, Etika Bisnis dan Profesi Tantangan Membangun Manusia
Seutuhnya, Jakarta, Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai