Anda di halaman 1dari 4

Nama :Khoirul Umam

Nim :2019011045

Fakultas :Hukum 5A

1. Pada hakikatnya pembentukan peraturan daerah merupakan bentuk pemecahan masalah secara
rasional. Sebutkan langkah-langkah pembentukan peraturan daerah !

2. Pasal 7 ayat (1) undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 menyebutkan bahwa peraturan daerah
menempati jenjang paling rendah, sehingga tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundangundangan yang lebih tinggi.

a. Bagaimana pernyataan tersebut di atas menurut pendapat saudara “ BENAR atau SALAH” ?

Jelaskan !

b. Sebutkan hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia !

3. Pembentukan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah ada asas-asas penting yang harus
diperhatikan. Sebutkan :

a. Asas-asas secara umum pembetukan peraturan perundangan !

b. Prinsip-prinsip pembentukan peraturan daerah oleh DPRD dan Kepala Daerah !

4. Sebutkan dan jelaskan prinsip pokok Regulatory Impact Assesment dalam formulasi peraturan

daerah !

5. Pembentukan peraturan perundang-undangan termasuk peraturan daerah Provinsi,


Kabupaten/Kotaharus memperhitungkan efektivitas berlakunya peraturan perundangan tersebut di
dalam masyarakat baik secara filosofis, yuridis, maupun sosiologis. Jelaskan apa yang dimaksud
a. Landasan filosofis.

b. Landasan yuridis.

c. Landasan sosiologis.

JAWABAN

1. Pembentukan Perda dilaksanakan melalui tahapan: a. perencanaan; b. penyusunan; c.


pembahasan; d. evaluasi dan fasilitasi rancangan Perda; e. penetapan atau
pengesahan; f. penomoran, pengundangan dan autentifikasi; dan g. penyebarluasan.

2. A.Benar

Pasal 7 ayat (1) UU 12/2011 menyatakan bahwa jenis dan hierarki Peraturan


Perundang-undangan terdiri atas: a. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; c. Undang-
Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; d.

B. Berdasarkan ketentuan ini, jenis dan hierarki Peraturan Perundang-


undangan Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1.UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2.UU/Perppu;
3.Peraturan Pemerintah;
4.Peraturan Presiden;
5.Peraturan Daerah

3. A. Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang perlu diketahui


meliputi kejelasan tujuan; kelembagaan; kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi
muatan; dapat dilaksanakan; efektivitas dan efisiensi; kejelasan rumusan; dan
keterbukaan

B. Sehubungan dengan kewenangan yang diberikan oleh Pasal 14 Undang-undang


Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintah Daerah, dalam hal ini DPRD berdasarkan tugas dan
wewenangnya memuat Perda, Undang-undang 32 Tahun 2004 mengatur beberapa
prinsip mengenai Perda, sebagai berikut :

1. Perda ditetapkan oleh Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan bersama


DPRD.

2. Perda dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi, tugas pembantuan dan


merupakan penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
dengan memperhatikan ciri khas daerah.
3. Perda tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.

4. Perda dibentuk berdasarkan pada asas pembentukan pembentukan peraturan


perundang-undangan.

5. Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka


penyiapan atau pembahasan Raperda.

6. Perda dapat memuat ketentuan beban biaya paksaan penegakan hukum, atau
pidana kurungan paling lama 6 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

7. Peraturan kepala daerah dan atau keputusan kepala daerah ditetapkan untuk
melaksanakan Perda.

8. Perda berlaku setelah diundangkan dalam lembaran daerah.

9. Perda dapat menunjuk pejabat tertentu sebagai pejabat penyidik pelanggaran


Perda.

10. Pengundangan Perda dalam lembaran daerah dan peraturan kepada daerah
dalam berita daerah

4. Regulatory Impact Assessment (RIA) adalah suatu metode dalam penyusunan kebijakan
dengan pendekatan yang diharapkan bisa mengakomodasi semua kebutuhan dalam
penyusunan perundang-undangan. Metode ini berkembang pesat sejak awal tahun 2000-
an dan banyak digunakan di negara-negara anggota OECD. Penyusunan peraturan
perundang-undangan di Indonesia diatur dalam UU nomor 12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang menjelaskan tentang tahapan yang
dilakukan dalam membentuk peraturan perundang-undangan. Kajian ini membandingkan
antara konsep dalam RIA dengan proses pembentukan UU dalam UU nomor 12 tahun
2011, dimana diketahui bahwa terdapat tahapan dalam RIA yang belum tercakup dalam
proses pembentukan UU terutama terkait pengungkapan berbagai opsi aturan yang
mungkin dipilih termasuk analisa terhadap masing-masing opsi tersebut dari segi manfaat
dan biaya serta mekanisme monitoring untuk mengevaluasi keberhasilan kebijakan yang
dipilih dan memberi masukan informasi untuk respon pengaturan di masa

5. A. Landasan Filosofis Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau


alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi
suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari
Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
B. Dapat ditarik kesimpulan bahwa landasan yuridis dapat diartikan sebagai
seperangkat konsep peraturan dan perundang- undangan yang berlaku untuk menjadi
titik tolak atau acuan (bersifat material, dan bersifat konseptual) dalam rangka praktek
pendidikan dan studi Pendidikan

C. Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan


bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai
aspek. Landasan sosiologis sesungguhnya menyangkut fakta empiris mengenai
perkembangan masalah dan kebutuhan masyarakat dan negara.

Anda mungkin juga menyukai