Istilah korupsi berasal bari bahasa Latin, yaitu corruption atau corruptus yang disalin
dalam beberapa bahasa, yang artinya sebagai berikut, kecuali :
a. Kebusukan
b. Tidak bermoral
c. Penggelapan
d. Merugikan Negara
“Perbuatan memperkaya diri” sebagai salah satu untur tindak pidana korupsi harus
terdapat unsur berikut ini yang mutlak harus ada, kecuali :
a. ada perolehan kekayaan
b. perolehan kekayaan tersebut melampaui perolehan sumber kekayaan yang
sah
c. ada kekayaan yang sah bersumber dari kekayaan yang sah dan ada yang
bersumber dari sumber yang tidak sah
d. si pembuat malakukan perbuatan memperkaya dengan menyalahgunakan
kewenangan jabatan yang dimilikinya.
Bentuk tindak pidana korupsi Pasal 2 (1) dan Pasal 3 telah mengalami perubahan bentuk
sebagai konsekwensi yuridis dengan adanya Putusan MK No.25/PUU-XIV/2016.
Konsekwensi yurudis tersebut meliputi hal-hal berikut ini, kecuali :
a. Pergeseran delik korupsi dari delik materiil menjadi delik formil
b. Kerugian Negara harus benar-benar terjadi
c. Isi Penjelasan umum UU No. 31/1999 menjadi batal demi hukum
terhadap pasal 2 dan 3
d. Potensi merugikan keuangan dianggap bukan tindak pidana korupsi
bila belum terjadi.
Berikut ini yang bukan pengaturan tindak pidana korupsi dalam UU TPK yang bersumber
dari KUHP adalah:
a. tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara
b. tindak pidana korupsi gratifikasi
c. tindak pidana korupsi penyuapan
d. tindak pidana korupsi pegawai negeri menggelapkan uang atau surat berharga.
Pasal 6 UU Tipikor mengatur secara khusus subyek dari tindak pidana korupsi
penyuapan, yakni yang dilakukan oleh :
a. Jaksa dan Polisi
b. Hakim dan Advokat
c. Hakim dan Jaksa
d. Polisi dan Advokat
Tindak pidana korupsi aktif dalam UU no.31/1999 jo UU No. 20/2001, terkait dengan
pasal-pasal berikut ini kecuali :
a. Pasal 7 (1) sub b dan d
b. Pasal 21
c. Pasal 23
d. Pasal 24
Tindak pidana korupsi dengan memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu korporasi
dalam UU TPK diatur dalam :
a. Pasal 2
b. Pasal 3
c. Pasal 5
d. Pasal 6
Tindak pidana korupsi penyuapan dengan memberikan atau menjanjikan sesuatu diatur
dalam :
a. Pasal 2 UU TPK
b. Pasal 3 UU TPK
c. Pasal 5 UU TPK
d. Pasal 6 UU TPK
Tindak pidana korupsi penyuapan pada hakim dan advokat diatur dalam :
a. Pasal 2 UU TPK
b. Pasal 3 UU TPK
c. Pasal 5 UU TPK
d. Pasal 6 UU TPK
Korupsi dalam hal membuat bangunan dan menjual bahan bangunan dan korupsi dalam
hal menyerahkan alat keperluan TNI dan KNRI dalam pasal 7 dibagi menjadi 5 bentuk.
Antara lain tindak pidana korupsi pengawas bangunan membiarkan perbuatan curang, hal
tersebut diatur dalam Pasal 7 :
a. Ayat 1 huruf a
b. Ayat 1 huruf b
c. Ayat 1 huruf d
d. Ayat 2
Korupsi dalam hal membuat bangunan dan menjual bahan bangunan dan korupsi dalam
hal menyerahkan alat keperluan TNI dan KNRI dalam pasal 7 dibagi menjadi 5 bentuk.
Antara lain tindak pidana korupsi membiarkan perbuatan curang pada saat menerima
penyerahan barang keperluan TNI dan Kepolisian Negara RI yang doatur dalam :
a. Ayat 1 huruf a
b. Ayat 1 huruf b
c. Ayat 1 huruf d
d. Ayat 2
Perbuatan memperkaya diri dalam UU TPK harus memiliki beberapa unsur berikut ini,
kecuali :
a. adanya perolehan kekayaan
b. ada perolehan kekayaan melampaui dari perolehan sumber kekayaannya yang sah
c. ada ketidakseimbangan antara penghasilan dengan sumber kekayaannya
d. adanya perolehan kekayaan melalui pemberian
Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan
suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu dengan
sengaja memalsu buku-buku atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan
administrasi dapat dipidana berdasarkan :
a. Pasal 8 UU TPK
b. Pasal 9 UU TPK
c. Pasal 10 UU TPK
d. Pasal 11 UU TPK
Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu
jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja
membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak
dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut dapat dipidana berdasarkan :
a. Pasal 9 UU TPK
b. Pasal 10 huruf a UU TPK
c. Pasal 10 huruf c UU TPK
d. Pasal 11 UU TPK
pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan
atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang
yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungannya dengan jabatannya
merupakan bentuk tindak pidana korupsi :
a. Pasal 8 UU TPK
b. Pasal 9 UU TPK
c. Pasal 10 UU TPK
d. Pasal 11 UU TPK
Pengertian mengenai penyelenggara negara yang dijelaskan pada penjelasan Pasal 5 Ayat
(2) UU TPK yakni penyelenggara negara yang dimaksud dalam Pasal 2 UU No.
28/1999. Menurut Pasal 2 UU No 28/1999, berikut adalah yang termasuk dalam
penyelenggara Negara:
a. Anggota MPR
b. Walikota
c. Hakim
d. Semua benar