Anda di halaman 1dari 5

SOAL UTS PIDSUS DARING

Yang dimaksud corruptien dalam bahasa Belanda adalah:


a. perbuatan curang
b. penyuapan
c. penyimpangan
d. penggelapan

Istilah korupsi berasal bari bahasa Latin, yaitu corruption atau corruptus yang disalin
dalam beberapa bahasa, yang artinya sebagai berikut, kecuali :
a. Kebusukan
b. Tidak bermoral
c. Penggelapan
d. Merugikan Negara

Yang tidak termasuk dalam pengertian tindak pidana korupsi adalah:


a. perbuatan seseorang yang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri,
mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan
lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana.
b. perbuatan seseorang yang tidak baik, seperti kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina
atau memfitnah.
c. Perbuatan seseorang yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau
pelanggaran memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara atau daeah atau merugikan
keuangan suatu badan yang menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah
d. Perbuatan seseorang yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau
pelanggaran memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan dan yang
dilakukan dengan menyalahgunakan jabatan atau kedudukan

“Perbuatan memperkaya diri” sebagai salah satu untur tindak pidana korupsi harus
terdapat unsur berikut ini yang mutlak harus ada, kecuali :
a. ada perolehan kekayaan
b. perolehan kekayaan tersebut melampaui perolehan sumber kekayaan yang
sah
c. ada kekayaan yang sah bersumber dari kekayaan yang sah dan ada yang
bersumber dari sumber yang tidak sah
d. si pembuat malakukan perbuatan memperkaya dengan menyalahgunakan
kewenangan jabatan yang dimilikinya.

Bentuk tindak pidana korupsi Pasal 2 (1) dan Pasal 3 telah mengalami perubahan bentuk
sebagai konsekwensi yuridis dengan adanya Putusan MK No.25/PUU-XIV/2016.
Konsekwensi yurudis tersebut meliputi hal-hal berikut ini, kecuali :
a. Pergeseran delik korupsi dari delik materiil menjadi delik formil
b. Kerugian Negara harus benar-benar terjadi
c. Isi Penjelasan umum UU No. 31/1999 menjadi batal demi hukum
terhadap pasal 2 dan 3
d. Potensi merugikan keuangan dianggap bukan tindak pidana korupsi
bila belum terjadi.

Yang dimaksud denhgan “merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara”


tidak dijelaskan dalam penjelasan umum Pasal 2. Namun BPK menggunakan kriteria
berikut ini untuk menentukan adanya kerugian Negara berikut ini, kecuali :
a. Berkurangnya kekayaan Negara dan atau bertambahnya kewajiban
yang menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
b. Tidak diterimanya sebagian atau seluruh pendapatan yang
menguntungkan yang menyimpang dari ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
c. Sebagian atau seluruh pengeluaran menjadi beban keuangan
perusahaan yang seharusnya tidak menjadi bebannya
d. Setiap pertambahan kewajiban Negara akibat adanya komitmen yang
menyimpang dari ketentuan.

Berikut ini yang bukan pengaturan tindak pidana korupsi dalam UU TPK yang bersumber
dari KUHP adalah:
a. tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara
b. tindak pidana korupsi gratifikasi
c. tindak pidana korupsi penyuapan
d. tindak pidana korupsi pegawai negeri menggelapkan uang atau surat berharga.

Tindak pidana korupsi gratifikasi adalah:


a. merupakan bentuk penyuapan pasif, dalam hal pegawai negeri yang menerima
pemberian dalam arti luas yang terdiri atas benda, jasa, fasilitas, dan sebagainya.
b. merupakan bentuk penyuapan aktif, dalam hal penyelenggara negara menerima
hadiah, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya.
c. merupakan bentuk penyuapan aktif, dalam hal pegawai negeri yang menerima hadiah
atau janji, untuk menggerakan agar melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya.
d. Merupakan bentuk penyuapan pasif, dalam hal penyelenggara negara menerima
hadiah, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya.

Pasal 6 UU Tipikor mengatur secara khusus subyek dari tindak pidana korupsi
penyuapan, yakni yang dilakukan oleh :
a. Jaksa dan Polisi
b. Hakim dan Advokat
c. Hakim dan Jaksa
d. Polisi dan Advokat

Tindak pidana korupsi aktif dalam UU no.31/1999 jo UU No. 20/2001, terkait dengan
pasal-pasal berikut ini kecuali :
a. Pasal 7 (1) sub b dan d
b. Pasal 21
c. Pasal 23
d. Pasal 24

Tindak pidana korupsi dengan memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu korporasi
dalam UU TPK diatur dalam :
a. Pasal 2
b. Pasal 3
c. Pasal 5
d. Pasal 6

Tindak pidana korupsi dengan menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, sarana


jabatan, atau kedudukan dalam UU TPK diatur dalam :
a. Pasal 2
b. Pasal 3
c. Pasal 5
d. Pasal 6

Tindak pidana korupsi penyuapan dengan memberikan atau menjanjikan sesuatu diatur
dalam :
a. Pasal 2 UU TPK
b. Pasal 3 UU TPK
c. Pasal 5 UU TPK
d. Pasal 6 UU TPK

Tindak pidana korupsi penyuapan pada hakim dan advokat diatur dalam :
a. Pasal 2 UU TPK
b. Pasal 3 UU TPK
c. Pasal 5 UU TPK
d. Pasal 6 UU TPK

Korupsi dalam hal membuat bangunan dan menjual bahan bangunan dan korupsi dalam
hal menyerahkan alat keperluan TNI dan KNRI dalam pasal 7 dibagi menjadi 5 bentuk.
Antara lain tindak pidana korupsi pengawas bangunan membiarkan perbuatan curang, hal
tersebut diatur dalam Pasal 7 :
a. Ayat 1 huruf a
b. Ayat 1 huruf b
c. Ayat 1 huruf d
d. Ayat 2
Korupsi dalam hal membuat bangunan dan menjual bahan bangunan dan korupsi dalam
hal menyerahkan alat keperluan TNI dan KNRI dalam pasal 7 dibagi menjadi 5 bentuk.
Antara lain tindak pidana korupsi membiarkan perbuatan curang pada saat menerima
penyerahan barang keperluan TNI dan Kepolisian Negara RI yang doatur dalam :
a. Ayat 1 huruf a
b. Ayat 1 huruf b
c. Ayat 1 huruf d
d. Ayat 2

Tindak pidana korupsi Pasal 7 berasal dari pasal KUHP, yaitu :


a. Pasal 338 KUHP
b. Pasal 387 dan Pasal 388 KUHP
c. Pasal 340 dan Pasal 341 KUHP
d. Pasal 359

Perbuatan memperkaya diri dalam UU TPK harus memiliki beberapa unsur berikut ini,
kecuali :
a. adanya perolehan kekayaan
b. ada perolehan kekayaan melampaui dari perolehan sumber kekayaannya yang sah
c. ada ketidakseimbangan antara penghasilan dengan sumber kekayaannya
d. adanya perolehan kekayaan melalui pemberian

Rektor Universitas yang menyerahkan kekuasaan menyimpan uang lembaga pendidikan


ini pada bendaharawan universitas. Akan tetapi, pelakunya yang diam saja dan tidak
berbuat apa-apa (misalnya melarang/menghalang-halanginya atau menegurnya) ketika
mengetahui bendaharawannya menggunakan uang yang bukan haknya itu untuk
memenuhu unsur :
a. Pasal 8 UU TPK
b. Pasal 9 UU TPK
c. Pasal 10 UU TPK
d. Pasal 11 UU TPK

Lurah A berinisiatif mengumpulkan dana sumbangan dari masyarakat dan digunakan


untuk memperbaiki masjid. Namun uang itu digunakan lurah untuk membeli mesin ketik
kantor kelurahan. Perbuatan lurah A memenuhi unsur dalam :
a. Pasal 8 UU TPK
b. Pasal 9 UU TPK
c. Pasal 10 UU TPK
d. Pasal 11 UU TPK

Unsur dengan kesengajaan dalam Rumusan Pasal 8 UU TPK harus dibuktikan,


Pembuktian sengaja yang dicantumkan sebagai unsur formal tindak pidana perlu
memerhatikan tiga hal berikut, kecuali :
a. Dua petunjuk yang diberikan MvT WvS Belanda mengenai sengaja (opzettelijk).
b. Keadaan dan kemampuan jiwa si pembuat ketika melakukan tindak pidana; dan
c. Tidak terdapat alasan pemaaf
d.Semua keadaan objektif ketika tindak pidana dilakukan

Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan
suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu dengan
sengaja memalsu buku-buku atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan
administrasi dapat dipidana berdasarkan :

a. Pasal 8 UU TPK
b. Pasal 9 UU TPK
c. Pasal 10 UU TPK
d. Pasal 11 UU TPK

Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu
jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja
membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak
dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut dapat dipidana berdasarkan :
a. Pasal 9 UU TPK
b. Pasal 10 huruf a UU TPK
c. Pasal 10 huruf c UU TPK
d. Pasal 11 UU TPK

pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan
atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang
yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungannya dengan jabatannya
merupakan bentuk tindak pidana korupsi :
a. Pasal 8 UU TPK
b. Pasal 9 UU TPK
c. Pasal 10 UU TPK
d. Pasal 11 UU TPK

Pengertian mengenai penyelenggara negara yang dijelaskan pada penjelasan Pasal 5 Ayat
(2) UU TPK yakni penyelenggara negara yang dimaksud dalam Pasal 2 UU No.
28/1999. Menurut Pasal 2 UU No 28/1999, berikut adalah yang termasuk dalam
penyelenggara Negara:
a. Anggota MPR
b. Walikota
c. Hakim
d. Semua benar

Anda mungkin juga menyukai