Anda di halaman 1dari 13

UJIAN AKHIR SEMESTER III

PRAKTEK PENDIDIKAN GIZI


“PENYULUHAN GIZI”

Oleh:
Khairunnisa’
(202210617)

Dosen Pembimbing :
Ir. Zulferi,M.Pd
John Amos,S.KM,M.Kes
Novelasari, S.KM,M.Kes

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DITETIKA 3A


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI

1. Topik : Makanan Anak yang Sehat dan Bergizi


Seimbang Balita
2. Sasaran/Target : Sekelompok ibu-ibu, Bapak-bapak dan remaja
di Desa
3. Waktu : 10-15 menit

4. Hari/Tanggal : Rabu , 15 Desember 2021

5. JAM : 09.00 WIB – 09:15 WIB

6. Tujuan Instruksional Umum (TIU) : Peserta mampu memahami tentang pentingnya

Makanan Anak yang Sehat dan Bergizi Seimbang

Anak Balita dan Menerapkan di Kehidupan.

7. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):

a. Mengetahui apa itu Karaktersitik Anak Balita


b. Mengetahui apa itu Karakteristik Gizi Seimbang
c. Memahami Peran Makanan Bagi Anak Balita
d. Mampu memahami Klasifikasi Status Gizi Anak Balita
e. Mampu memahami Kebutuhan Gizi Anak Balita
f. Mampu memahami Menu Seimbang Bagi Anak Balita
g. Mampu memahami Dampak Gizi Tidak Seimbang

8. Materi :
a. Pengertian Karaktersistik Anak Balita dan Gizi Seimbang
b. Pengertian Peran Makanan Bagi Anak Balita
c. Pengertian Klasifikasi Status Gizi Anak Balita
d. Pengertian Kebutuhan Gizi Anak Balita
e. Manfaat Menu Seimbang Bagi Anak Balita
f. Dampak dari Gizi Tidak Seimbang
9. Media : Laptop, PPT

10. Metode : Metode ceramah Tanya jawab dan Role Playing


11. Setting Tempat/Tata Letak : dalam ruangan

12. Pengorganisasian & Pembagian Tugas:

Pengurusan izin dan Khairunnisa’


lokasi

Konsumsi Nisakhairun

Humas Nisa

Moderator Khai Nisa

Pemateri Khairunnisa’, STr Gizi

Keamanan Nisa Aca

waktu Kegiatan pemberi materi pelaksana Audiens/ sasaran


3 menit Kegiatan awal : moderator Menjawab salam Memper-
1) Membuka pengajaran dengan hatikan
mengucapkan salam Memberi Pendapat
2) memperkenalkan diri memperhatikan
3) Menjelaskan materi apa yang
akan disampaikan

Kegiatan inti :
5 menit 1) Menjelaskan materi tentang: Memperhatikan
pemateri
a. Pengertian Karaktersistik Anak
Balita
b. Pengertian Karakteristik Gizi
Seimbang
c. Pengertian Peran Makanan
Bagi Anak Balita
d. Pengertian Klasifikasi
Status Gizi Anak Balita
e. Pengertian Kebutuhan
Gizi Anak Balita
f. Manfaat Menu Seimbang
Bagi Anak Balita
g. Dampak dari Gizi Tidak
Seimbang
2) Setelah proses belajar mengajar,
3 menit dapat dilakukan kegiatan Bertanya dan menjawab
evaluasi.
a. Menanyakan kepada sasaran
salah satu materi yang telah
disampaikan
b. Renforcement positi atas
jawaban yang benar
c. Menyimpulkan/meluruskan
jawaban.
3) Memberi kesempatan kepada
sasaran untuk bertanya
4) Mmeberikan Refroment positif
atas jawaban yang benar.
5) Menjawab pertanyaan dari
sasaran.

Kegiatan akhir :
Memperhatikan
4 menit 1) Menyimpulkan materi secara melaksanakan
singkat Menjawab salam
2) Dokumentasi
salam

EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan Media
c. Menyiapkan tempat
d. Kontrak waktu dengan sasaran
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan
b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Lisan :
a. Coba Jelaskan kembali apa itu Karaktersitik Anak Balita
b. Coba Jelaskan kembali apa itu Karakteristik Gizi Seimbang
c. Coba sebutkan kembali Peran Makanan Bagi Anak Balita
d. Coba Jelaskan kembali Klasifikasi Status Gizi Anak Balita
e. Coba sebutkan kembali Kebutuhan Gizi Anak Balita
f. Coba sebutkan kembali Menu Seimbang Bagi Anak Balita
g. Coba sebutkan kembali Dampak Gizi Tidak Seimbang.
LAMPIRAN

MATERI “Makanan Anak yang Sehat dan Gizi Seimbang Anak Balita”

A. KARAKTERISTIK ANAK BALITA


Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular
dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006). Saat usia balita, anak
masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi,
buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun
kemampuan lain masih terbatas.
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia.
Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan
masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden
age atau masa keemasan.
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari
apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan
dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia
prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang
masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali
makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang
diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
Pada usia pra sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih
makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau
bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku. Pada
masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan
mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun
penolakan terhadap makanan.

B. KARAKTERISTIK GIZI SEIMBANG

Gambar 1.1 Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)


Gizi seimbang adalah keseimbangan antara zat-zat penting yang terkandung di dalam
makanan maupun minuman yang dikonsumsi oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap orang harus makan makanan dan minum minuman yang mengandung tiga zat gizi
utama yang cukup jumlahnya, baik zat tenaga, zat pembangun maupun zat pengatur. Tidak
seimbang ataupun kurang asupan gizi akan dapat mempengaruhi tubuh seseorang.
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Gizi
seimbang di Indonesia divisualisasikan dalam bentuk tumpeng gizi seimbang (TGS) yang
sesuai dengan budaya Indonesia. TGS dirancang untuk membantu setiap orang memilih
makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia
(bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui,
aktivitas fisik, sakit).
TGS terdiri dari beberapa potongan tumpeng, yaitu:
 1 potongan besar, golongan makanan karbohidrat,
 2 potongan sedang dan 2 potongan kecil yang merupakan golongan sayuran dan buah,
 2 potongan kecildi atasnya yang merupakan golongan protein hewani dannabati, dan
 1 potongan terkecil di puncak yaitu gula, garam, dan minyak yang dikonsumsi
seperlunya.
 Potongan TGS juga dilapisi dengan air putih yang idealnya dikonsumsi 2 liter atau 8
gelas sehari.
 Luasnya potongan TGS ini menunjukkan porsi konsumsi setiap orang perhari.
Karbohidrat dikonsumsi 3-8 porsi, sayuran 3-5 porsi sedikit lebih besar dari buah, buah
2-3 porsi, serta protein hewani dan nabati 2-3 porsi.
 Konsumsi ini dibagi untuk makan pagi, siang, dan malam. Kombinasi makanan per
harinya perlu dilakukan.
 Dibagian bawah TGS terdapat prinsip gizi seimbang yang lain, yaitu: pola hidup aktif
dengan berolahraga, menjaga kebersihan dan pantau berat badan

C. PERAN MAKANAN BAGI ANAK BALITA


Makanan sebagai sumber zat gizi. Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita
sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
1. Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein.
Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih
besar daripada orang dewasa.
2. Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang rusak.
3. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.
a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang
larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

D. KLASIFIKASI STATUS GIZI ANAK BALITA


Dalam menentukan status gizi balita harus ada ukuran baku yang sering disebut reference.
Pengukuran baku antropomentri yang sekarang digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS.
Menurut Harvard dalam Supariasa 2002, klasifikasi status gizi dapat dibedakan menjadi
empat yaitu:
1. Gizi lebih (Over weight)
Gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan sehingga
menimbulkan efek toksis atau membahayakan (Almatsier, 2005). Kelebihan berat badan
pada balita terjadi karena ketidakmampuan antara energi yang masuk dengan keluar,
terlalu banyak makan, terlalu sedikit olahraga atau keduanya. Kelebihan berat badan anak
tidak boleh diturunkan, karena penyusutan berat akan sekaligus menghilangkan zat gizi
yang diperlukan untuk pertumbuhan (Arisman, 2007).
2. Gizi baik (well nourished)
Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi
yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan
otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin
(Almatsier, 2005).
3. Gizi kurang (under weight)
Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat esensial
(Almatsier, 2005).
4. Gizi buruk (severe PCM)
Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau
dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-rata. Nutrisi yang
dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Di Indonesia, kasus KEP (Kurng
Energi Protein) adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita
(Lusa, 2009).

Menurut Depkes RI (2005) Paremeter BB/TB berdasarkan Z-Score diklasifikasikan menjadi :


a. Gizi Buruk (Sangat Kurus) : <-3 SD
b. Gizi Kurang (Kurus) : -3SD sampai <-2SD
c. Gizi Baik (Normal) : -2 SD sampai +2SD
d. Gizi Lebih (Gemuk) : > +2 SD

E. KEBUTUHAN GIZI ANAK BALITA


Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara
kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis
kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya
harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat
dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS).
1. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab
pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin
menurun seiring dengan bertambahnya usia.
2. Kebutuhan zat pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif
lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya
kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.
3. Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya
usia.

E. MENU SEIMBANG BAGI ANAK BALITA


1. Kombinasi makanan yang dibutuhkan Balita
 Karbohidrat: Seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mie. Kenalkan beragam
karbohidrat secara bergantian. Selain sebagai menu utama, karbohidrat bisa diolah
sebagai makanan selingan atau bekal sekolah seperti puding roti atau donat kentang,
dst.

 Buah dan sayur: Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel.
Jenis sayuran beragam mengandung zat gizi berbeda. Berikan setiap hari baik dalam
bentuk segar atau diolah menjadi jus.
 Susu dan produk olahannya: Seperti susu pertumbuhan, keju dan yoghurt.
Pastikan balita Ibu mendapatkan asupan kalsium yang cukup dari konsumsi susu

 Protein: Seperti ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan.


Tunda pemberiannya bila timbul alergi atau ganti dengan sumber protein lain. Untuk
vegetarian, gabungkan konsumsi susu dengan minuman berkadar vitamin C tinggi
untuk membantu penyerapan zat besi.

 Lemak: Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, mentega, roti, dan kue juga
mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.
Pastikan anak mendapatkan kadar lemak esensial dan gula yang cukup bagi
pertumbuhannya. Namun perlu diperhatikan bahwa lemak dan gula tidak digunakan
sebagai pengganti jenis makanan lainnya (seperti karbohidrat).

Kebutuhan bahan makanan bagi Balita perlu diatur sedemikian rupa, sehingga anak
mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh setiap hari. Waktu-waktu
yang disarankan adalah:
o Pagi hari waktu sarapan 07.00.

o Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.

o Pukul 12.00 pada waktu makan siang.

o Pukul 16.00 sebagai selingan

o Pukul 18.00-19.00 pada waktu makan malam.

o Sebelum tidur malam, tambahkan susu.

o Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih dan gosok gigi.

2. Makanan yang harus dihindari


Beberapa makanan yang perlu untuk dihindari, diantaranya:
 Makanan yang digoreng seperti kerupuk, kripik, jajanan lainnya karena lemak
menyebabkan anak cepat kenyangs ehingga sulit untuk makan makanan utama.
 Minuman dingin seperti es dan makanan/minuman manis seperti dodol, sirop,
permen, coklat, karena makanan manis menyebabkan gigi cepat rusak sehingga anak
menjadi susah makan/sakit ketika makan dan menyebabkan anak malas makan menu
utama.
 Makanan yang terlalu berminyak, junk food, dan makanan berpengawet. Gunakan
bahan makanan segar untuk menu makan keluarga terutama untuk anak.
 Penggunaan garam bila diperlukan sebaiknya digunakan dalam jumlah sedikit. Pilih
garam beriodium yang baik untuk kesehatan. Bila membeli makanan dalam kemasan,
perhatikan juga kandungan garamnya.
 Telur dan kerang, karena seringkali menimbulkan alergi bahkan keracunan bila Ibu
tidak memilih yang segar dan salah mengolahnya. Biasakan mengolah telur sampai
matang untuk menghindari bakteri yang dapat mengganggu pencernaan.
 Kacang-kacangan bisa menjadi pencetus alergi. Jangan berikan kacang bila anak
belum terampil mengunyah karena bisa tersedak.

F. DAMPAK GIZI TIDAK SEIMBANG


1. Dampak gizi lebih
Jika obesitas tidak teratasi akan berlanjut sampai remaja dan dewasa, hal ini akan
berdampak pada tingginya kejadian berbagai penyakit infeksi. Pada orang dewasa tampak
dengan semakin meningkatnya penyakit degenerative seperti jantung koroner diabetes
mellitus, hipertensi dan penyakit hati.
2. Dampak gizi kurang
Jenis penyakit gangguan gizi yang sering terjadi pada balita di Indonesia adalah
Gangguan gizi akibat kekurangan energi dan protein (KEP) yang terbagi menjadi 5
macam, yaitu:
a. Kwashiorkor
Berikut empat ciri yang selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor yaitu:
1) Adanya oedema pada kaki, tumit dan bagian tubuh lain seperti bengkak karena
ada cairan tertumpuk.
2) Gangguan pertumbuhan badan. Berat dan panjang badan anak tidak dapat
mencapai berat dan panjang yang semestinya sesuai dengan umurnya.
3) Perubahan aspek kejiwaan, yaitu anak kelihatan memelas, cengeng, lemah dan
tidak ada selera makan.
4) Otot tubuh terlihat lemah dan tidak berkembang dengan baik walaupun masih
tampak adanya lapisan lemak di bawah kulit.
b. Marasmus
Istilah marasmus berasal dari bahasa yunani yang sejak lama digunakan sebagai
istilah dalam ilmu kedokteran untuk menggambarkan seorang anak yang berat
badannya sangat kurang dari berat badan seharusnya. Ciri utama penderita marasmus
adalah sebagai berikut :
1) Anak tampak sangat kurus dan kemunduran pertumbuhan otot tampak sangat
jelas sekali apabila anak dipegang pada ketiaknya dan diangkat. Berat badan
anak kurang dari 60% dari berat badan seharusnya menurut umur.
2) Wajah anak tampak seperti muka orang tua. Jadi berlawanan dengan tanda yang
tampak pada kwashiorkor. Pada penderita marasmus, muka anak tampak keriput
dan cekung sebagaimana layaknya wajah seorang yang telah berusia lanjut. Oleh
karena tubuh anak sangat kurus, maka kepala anak seolah-olah terlalu besar jika
dibandingkan dengan badannya.
3) Pada penderita marasmus biasanya ditemukan juga tanda-tanda defisiensi gizi
yang lain seperti kekurangan vitamin C, vitamin A, dan zat besi serta sering juga
anak menderita diare.
c. Anemia
Anemia adalah jenis penyakit akibat kekurangan gizi pada bayi dan balita.
Anemia juga bisa disebabkan karena kekurangan vitamin B12. Penyakit ini
menyebabkan tubuh menjadi lebih lemah dan tidak bisa melakukan berbagai
aktivitas. Anemia bisa terjadi ketika sel darah merah tidak memiliki banyak oksigen
sehingga menyebabkan jaringan tubuh menjadi lebih lemah. Ada berbagai kondisi
tertentu yang sering menyebabkan anemia pada bayi seperti kelainan sel darah
merah. Anemia bisa sangat berbahaya pada bayi bahkan resiko mental dan fisik
yang bisa berdampak hingga dewasa. Kondisi anemia pada bayi dan balita biasanya
terjadi setelah bayi berumur lebih dari enam bulan. Berbagai jenis nutrisi tambahan
yang mengandung zat besi, sangat disarankan karena itu kekurangan gizi memberi
dampak yang serius untuk bayi dan balita.
Gejala:
 Kulit menjadi lebih pucat
 Nafas menjadi lebih pendek
 Anak-anak menjadi lebih lemah dan mudah menangis
 Pucat dan tidak berdaya

d. Gondok
Gondok adalah penyakit yang disebabkan karena kekurangan yodium. Gejala
gondok menyebabkan ciri yang sangat khas sehingga bisa menyebabkan
pembengkakan pada kelenjar tiroid. Penyakit ini paling sering terjadi pada negara-
negara yang tidak memiliki kandungan yodium dalam tanah. Perawatan untuk
gondok bisa dilakukan sesuai dengan tingkat besar dan kecilnya gondok. Jika
gondok berukuran kecil maka perawatan dengan konsumsi makanan yang
mengandung yodium bisa dilakukan. Jika gondok berukuran besar maka harus
berikan tindakan lanjut oleh medis.
Ciri :
 Pembengkakan pada kelenjar tiroid
 Tubuh menjadi lemah, lesu dan tidak berdaya
 Tingkat metabolisme yang lebih rendah
 Tubuh tidak tahan terhadap cuaca dingin
 Sakit pada tenggorokan
 Sulit untuk bernafas dan mengkonsumsi makanan
e. Beri-beri
Beri-beri adalah jenis penyakit akibat kekurangan gizi pada bayi yakni vitamin
B1. Penyakit ini akan menyerang saraf dan bisa menyebabkan berbagai penyakit
komplikasi. Penyakit ini akan menyebabkan tubuh menjadi lebih lemah dan tidak
bisa melakukan berbagai kegiatan. Perawatan dilakukan dengan menambahkan
nutrisi yang mengandung vitamim B1 atau thiamin.
Ciri-ciri:

 Tubuh menjadi lebih lemah dan lesu


 Tubuh tidak bisa menyerap energi dari makanan
 Komplikasi pada otot sehingga tubuh menjadi lebih kurus
 Komplikasi bisa mengarah kepada penyakit jantung
 Gangguan otot
 Gangguan pencernaan dan saraf
f. Rakhitis
Penyakit rakhitis disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan vitamin D.
Akibatnya maka tubuh tidak bisa menyerap kalsium dengan baik. Kebutuhan
vitamin D sebenarnya bisa diperoleh dari sinar matahari terutama sinar matahari
pagi. Rakhitis bisa terjadi pada anak-anak yang menyebabkan gangguan pada
perkembangan tulang. Penyakit ini membutuh perawatan sebab jika tidak diobati
dapat menyebabkan tulang menjadi melengkung dan sering patah tulang.
Ciri-ciri :
 Rasa sakit pada bagian tulang
 Otot menjadi lebih lemah
 Kerusakan perkembangan kerangka tubuh
 Pembengkakan tulang rusuk
 Pergelangan tangan melebar
 Tulang tengkorak menjadi lebih lembut.

Daftar Pustaka

https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/nutrition/Pages/Feeding-and-
Nutrition-Your-Two-Year-Old.aspx

http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-seimbang-anak-0-2 tahun/

https://id.scribd.com/document/327177039/Materi-Penyuluhan-Gizi-Seimbang-Untuk-Anak

Anda mungkin juga menyukai