Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
             Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
              Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                          Medan, 08 Febuari 2017

            
                                                                          Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar …………………………………………………………………….                1

Daftar Isi …………………...……………………………….……….………………                2

Pendahuluan ……………………………………………………..……………….             

 Bab I………………………………………………….............................................. 1

A. Aturan Hukum mengenai Lingkungan………....................……........      11

            B.Prinsip- prinsip penerapan Amdal ...................................................... 12

C.Faktor Faktor Penentu AMDAL……………………………................. 13

Kesimpulan…………….....................……………………………………………..                10

Daftar Pusaka..................................................................................................... 10

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan di mana di dalamnya terdapat berbagai
macam kehidupan yang saling ketergantungan. Lingkungan hidup juga merupakan
penunjang yang sangat penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup yang ada.
Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi
yang baik.
Di indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar pembangunan jangka pendek
dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan secara sambung menyambung untuk dapat
menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik. Pembangunan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup seyogyanya menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan
agar tercipta keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan
hidup sehingga keberlanjutan pembangunan tetap terjamin. Pola pemanfaatan sumberdaya
alam seharusnya dapat memberikan akses kepada segenap masyarakat, bukan terpusat
pada beberapa kelompok masyarakat dan golongan tertentu, dengan demikian pola
pemanfaatan sumberdaya alam harus memberi kesempatan dan peran serta aktif
masyarakat, serta memikirkan dampak–dampak yang timbul akibat pemanfaatan sumber
daya alam tersebut.
Seringkali pembangunan suatu usaha dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat
luas tetapi disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis
sebagai suatu proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dalam
ruang lingkup yang lebih kecil yang layak ditinjau dari segi sosial, administrasi, teknis,
ekonomis, dan lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani di karenakan adanya
beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai
keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai
daerah.
Untuk itu di perlukan suatu pemahaman yang cukup dalam menganalisis mengenai
dampak tehadap lingkungan. Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri
perlu dikendalikan untuk mengurangi kadar kerusakan lingkungan di banyak daerah
antara lain pencemaran industri, pembuangan limbah yang tidak memenuhi persyaratan
teknis dan kesehatan, penggunaan bahan bakar yang tidak aman bagi lingkungan, kegiatan
pertanian, penangkapan ikan dan pengelolaan hutan yang mengabaikan daya dukung dan
daya tampung lingkungan.
Agar pembangunan tidak menyebabkan menurunya kemampuan lingkungan yang
disebabkan karena sumber daya yang terkuras habis dan terjadinya dampak negatif, maka
sejak tahun 1982 telah diciptakan suatu perencanaan dengan mempertimbangkan
lingkungan. Hal ini kemudian digariskan dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986
tentang Anlisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Peraturan Pemerintah ini
kemudian diganti dan disempurnakan oleh Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 dan
terakhir Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL).
Pasar PAL merupakan sebuah pasar tradisional yang berlokasi di sekitar Jl Raya
Bogor Mekarsari, Depok. Pasar PAL terdiri dari beberapa kios yang menjual kebutuhan
sehari-hari. Mulai dari perlengkapan pangan dan sandang. lokasi pasar yang terletak
disekitar pemukiman warga memiliki dampak positif, seperti tersedianya lapangan kerja
baru, dan memudahkan warga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun
dikarenakan kios yang terdapat di pasar PAL memiliki tata letak yang tidak teratur,
sehingga sedikit banyak menimbulkan gangguan lalu lintas bagi pengendara yang melewati
jalan raya tersebut.

1.2 Perumusan Masalah


      Berdasarkan uraian latar belakang, dirumuskan masalah sebagai berikut: bagaimana
pengaruh faktor penentu mutu AMDAL

III.            TUJUAN MAKALAH


Tujuan umum adalah untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia dan tata kerja dari
AMDAL terhadap lingkungan pasar PAL. Sedangkan tujuan khususnya, untuk mengetahui
variabel mana yang paling dominan dalam mempengaruhi kualitas AMDAL pada pengelolaan
lingkungan hidup di pasar PAL
BAB I
LANDASAN TEORI
Definisi AMDAL
            AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan.
Landasan Hukum Pelaksanaan AMDAL
            Hampir semua bidang lingkungan hidup pada saat ini telah diatur dengan berbagai
Undang-Undang (UU). Undang-Undang (UU) ini sekaligus menjadi landasan bukan saja untuk
peraturan-peraturan perundangan yang akan dibuat, tetapi juga untuk perundangan yang lahir
sebelumnya. Pembangunan berkelanjutan dan keberlanjutan ekologi dapat dicapai memerlukan
adanya norma hukum (perundang-undangan), yaitu UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup. Landasan hukum pelaksanaan AMDAL di Indonesia, antara lain (Suratmo,
2002): 1. UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. 2. Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL. 3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan AMDAL. 4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006 tentang
pedoman penyusunan AMDAL. 5. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
No. 299 Tahun 1996 tentang pedoman teknis kajian aspek sosial dalam penyusunan AMDAL.

A. Aturan Hukum Mengenai Lingkungan


Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan pengelolaan lingkungan hidup
adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan
penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi
ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan nusantara dalam
melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.
Maksud dan tujuan dilaksanakannya ketertiban masyarakat dalam keterbukaan informasi dalam
proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan  adalah untuk:
1.  Melindungi kepentingan masyarakat
2. Memberdayakan masyarakt dalam pengambilan keputusan atau rencana usaha dan atau kegiatan
pembangunan yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan.
3. Memastikan adanya transparansi dalam keseluruhan proses AMDAL dari rencana usaha dan atau
kegiatan.
4. Menciptakan suasana kemitraan yang setara antara semua pihak yang berkepentingan, yaitu
dengan menghormati hak-hak semua pihak untuk mendaptkan informasi dan mewajibkan semua
pihak untuk menyampaikan informasi yang harus diketahui oleh pihak lain yang terpengaruh.
B. Prinsip-Prinsip dalam Penerapan AMDAL
Dalam peraturan penerapan AMDAL tercermin beberapa prinsip yang dianut, yaitu sebagai
berikut:
1.   Suatu rencana kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan
hidup dapat dilaksanakan setelah dipertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan hidup.
Dalam prinsip ini terkandung pengertian bahwa dampak lingkungan yang harus dipertimbangkan
mencakup semua aspek lingkungan, baik biofisik, sosial ekonomi maupun sosial budaya yang
relevan dengan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
2.    AMDAL merupakan instrumen pengambilan keputusan dan merupakan bagian dari proses
perencanaan.
Sebagai instrumen pengambilan keputusan, AMDAL dapat memperluas wawasan pengambilan
keputusan sehingga dapat diambil keputusan yang paling optimal dari berbagai alternatif yang
tersedia. Keputusan itu diambil berdasarkan pertimbangan kelayakan dari segi teknologi,
ekonomi dan lingkungan. 
3. Kriteria dan prosedur untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan hidup harus secara jelas dirumuskan dalam peraturan perundang-
undangan.
4.      Prosedur AMDAL harus mencakup tata cara penilaian yang tidak memihak.
5.      AMDAL bersifat terbuka, kecuali yang menyangkut rahasia negara.
6.   Keputusan tentang AMDAL harus dilakukan secara tertulis dengan mengemukakan
pertimbangan pengambilan keputusan.
7.      Pelaksanaan rencana kegiatan yang AMDAL-nya telah disetujui harus dipantau.
8.   Penerapan AMDAL dilaksanakan dalam rangka kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan
hidup yang dirumuskan secara jelas.
9.      Untuk menerapkan AMDAL diperlukan aparat yang memadai.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan diperuntukkan bagi perencanaan program dan proyek.
Karena itu AMDAL itu sering pula disebut preaudit. Baik menurut undang-undang maupun
berdasarkan pertimbangan teknis. AMDAL bukanlah alat untuk mengaji lingkungan setelah
program atau proyek selesai dan operasional. Sebab setelah program atau proyek selesai
lingkungan telah berubah, sehingga garis dasar seluruhnya atau sebagian telah terhapus dan tidak
ada lagi acuan untuk mengukur dampak.

Di dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan seyogyanya arti dampak diberi batasan:
perbedaan antara kondisi lingkungan yang diprakirakan akan ada tanpa adanya pembangunan
dan yang diprakirakan akan ada dengan adanya pembangunan. Dengan batasan ini dampak yang
disebabkan oleh aktivitas lain di luar pembangunan, baik alamiah maupun oleh manusia tidak
ikut diperhitungkan dalam prakiraan dampak. Dampak meliputi baik dampak biofisik, maupun
dampak sosial-ekonomi-budaya dan kesehatan, serta seyogyanya tidak dilakukan analisis
dampak sosial dan analisis dampak kesehatan lingkungan secara terpisah dari AMDAL.
C. Faktor – faktor Penentu Mutu AMDAL
        Analisis dampak lingkungan ini merupakan analisis yang meliputi berbagai faktor yaitu
faktor fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi dan sosial budaya yang dilakukan secara integrasi dan
menyeluruh sehingga dapat menghasilkan sebagai berikut,
1. Dapat menunjukkan tempat pembangunan yang layak pada suatu wilayah beserta
pengaruhnya,
2. Dapat digunakan sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih luas bagi
perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan sejak awal, dan
3. Dapat digunakan sebagai arahan/pedoman bagi pelaksanaan rencana kegiatan pembangunan
termasuk rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan.

Penyelenggaraan AMDAL seharusnya dilakukan menurut ketentuan-ketentuan berikut ini,:


1. AMDAL harus merupakan bagian yang esensial dan terpadu dari kegiatan perencanaan.
2. Sebagai pedoman untuk melakukan AMDAL diperlukan adanya tujuan dan kebijaksanaan
nasional yang jelas mengenai pengelolaan lingkungan.
3. Diperlukan adanya susunan organisasi yang jelas peranannya untuk proses
penyelenggaraan AMDAL, misalnya pengambilan keputusan, tim penilai, tenaga ahli, pelaksana
proyek, dan pihak masyarakat.
4. Diperlukan jadwal waktu yang pasti untuk proses penyelenggaraannya.
5. AMDAL diselenggarakan untuk bidang-bidang multidisipliner yang disesuaikan dengan
kondisi lingkungan yang ada, misalnya untuk faktor-faktor kimia, fisika, biologi, ekonomi,
sosial, budaya, dan sebagainya.
6. Langkah paling awal dalam proses penyelenggaraan AMDAL adalah perlunya
dipersiapkan sumber-sumber data yang relevan serta tim ahli.
7. AMDAL merupakan studi alternatif tanpa disertai kegiatan fisik.
8. AMDAL harus mempunyai kerangka spatial yang luas.
9. Prediksi tingkat dampak yang dinyatakan dalam AMDAL harus mencakup prediksi untuk
jangka waktu menengah dan jangka panjang. Misalnya dalam proyek-proyek fisik tiga jangka
harus ada, yaitu:
- Selama konstruksi;
- Setelah proyek beroperasi;
- Setelah kegiatan proyek berakhir.
10. AMDAL juga melakukan perbandingan tingkat dampak antara keadaan setelah proyek
berjalan dengan keadaan apabila proyek itu tidak ada.
11. Dalam AMDAL harus mencakup faktor-faktor berikut,
- Deskripsi dari kegiatan yang diusulkan akan dilaksanakan beserta berbagai alternatifnya.
- Prediksi besaran dari pengaruh positif maupun negatif terhadap lingkungan.
- Identifikasi dari kepentingan manusia.
- Daftar mengenai indikator lingkungan, termasuk metode yang digunakan dalam skala
besarannya.
- Pendugaan terhadap besarnya tingkat dampak yang dinyatakan dengan masing-masing
indikator lingkungan. 
- Rekomendasi mengenai diterima atau ditolaknya AMDAL tersebut oleh pihak berwenang.
- Rekomendasi untuk prosedur pengawasan.
12. Dalam pelaksanaannya seharusnya digunakan metodologi AMDAL yang tepat, pendekatan
yang terlalu sulit dan terlalu sederhana sebaiknya dihindari.

AMDAL terdiri atas lima komponen, yaitu sebagai berikut.


1. Studi Pra-Proyek
       Studi pra-proyek dilakukan guna mengukur dan memperkirakan perubahan keadaan
lingkungan. Pengukuran ini dilakukan bedasarkan pada data baik data fisik, kimia, biologi, sosial
ekonomi, dan sosial budaya.
2. Laporan Penilaian
          Laporan penilaian adalah laporan yang disusun dari hasil studi pra-proyek yang berupa
kemungkinan yang akan terjadi jika proyek tersebut berjalan.
3. Pembuatan Keputusan
        Proses pembuatan keputusan berdasarkan pada laporan penilaian serta hasil prediksi
pengaruh proyek terhadap lingkungan kelak. Namun kenyataan dalam pengambilan keputusan
ini sangat dipengaruhi oleh nuansa politik.
4. Persetujuan Proyek
        Persetujuan proyek mengandung rekomendasi dari hasil analisis interaksi antara proyek
dengan lingkungan, contohnya adalah proyek dapat disetujui dengan rekomendasi akan
dilakukannya usaha-usaha untuk memperkecil pengaruh negatif terhadap lingkungan.
5. Pemantauan Proyek
         Pemantauan proyek dilakukan dalam kurun waktu 2-3 tahun, untuk memantau
sudahkah proyek tersebut berjalan sesuai dengan yang direkomendasikan dan disetujui
proyek.

Kesimpulan
Penutup ini berisikan solusi yang diberikan dan diharapkan mampu membantu
memberikan perbaikan terhadap pasar PAL agar memenuhi standar lingkungan hidup.
    Memperbaiki tata letak kios-kios yang terdapat di pasar PAL.
Memperbaiki pengelolaan sampah. Sampah-sampah organik dapat dikumpulkan dan diolah
menjadi kompos yang berguna sebagai pendapatan tambahan sedangkan sampah-sampah non
organik diol
DAFTAR PUSTAKA
http://marshi026.blogspot.co.id/2013/07/makalah-amdal_3520.html
https://www.google.com/search?q=PENGERTIAN+AMNDAL&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b
www.artikelsiana.com › Artikel Geografi
http://sigmapt.com/main/index.php/2012-06-04-07-36-39/amdal/tata-cara-dan-waktu-
pelaksanaan-amdal/16-berita-amdal

https://www.academia.edu/4928050/HUKUM_LINGKUNGAN_Apa_itu_AMDAL

Anda mungkin juga menyukai