ABSTRAK
COVID-19 telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia sehingga dapat
meningkatkan konsekuensi kematian, keterbatasan system perawatan kesehatan,
ketidakpastian system ekonomi dan social, hal ini sebagai salah satu pencetus
munculnya penyakit mental (psikologis) (Capobianco et al., 2020). Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui gambaran tingkat ansietas ibu post partum di masa pandemi.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan metode pendekatan
cross sectional. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner Depression Anxiety
Stress Scales (DASS) Sampel pada penlitian ini adalah 52 responden dengan teknik
sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Hasil penelitian karasteristik
ibu post partum di masa pandemi Covid 19 mengalami ansietas ringan sejumlah 27
responden dengan nilai presentase (51,9%), sedangkan yang memiliki ansietas
sedang sejumlah 10 responden dengan nilai presentase (19,2%). Kesimpulan dari
penelitian ini adalah perawat dan keluarga perlu memperperhatikan kondisi
psikologis ibu post partum untuk mengurangi tingkat kecemasan.
yaitu COVID-19 hampir semua Negara yang ada di dunia termasuk Indonesia
baru yang ditemukan pada tahun 2019 sebelumnya penyakit ini tidak diidentifikasi
2020).
ketidakpastian system ekonomi dan social (terisolasi dari keluarga, teman dan
komunitas) hal ini sebagai salah satu pencetus munculnya penyakit mental
menyerang siapapun saat pandemi ini, tidak terkecuali ibu hamil yang mana hasil
penelitian di Kanada menyebutkan dari 129 ibu hamil yang dikarantina terdapat 31%
responden mengalami stres pasca karantina dan muncul gejala depresi. Selain di
Kanada studi juga dilakukan di Wuhan China dan ditemukan 53,8% ibu hamil
mengalami gangguan psikologis dengan 17% dan 29% mengalami depresi berat dan
provinsi yang ,mengalami penrunan kasus dan provinsi lainnya masih mengalami
2020). Dikutip dari Dinkes Jateng, Kabupaten Kendal tahun 2020, Kabupaten Kendal
menempati urutan kelima terbanyak kasus positif dengan 3.857 kasus. Pembatasan
layanan rutin dapat menjadikan permasalahan secara psikologis bagi ibu hamil dan ibu nifas,
yang dapat menimbulkan kecemasan. Studi melaporkan bahwa gejala depresif dan
kecemasan pada wanita hamil setelah deklarasi pandemi COVID-19 lebih tinggi
Kecemasan terkait COVID-19 ini tidak hanya dirasakan oleh ibu hamil saja,
namun juga pada ibu nifas (Nanjundaswamy, 2020).Masa kehamilan, persalinan, dan
postpartum merupakan masa yang rentang dengan adanya gangguan psikologi pada
ibu, baik saat pandemi maupun tidak. Selain faktor kerentanan terhadap penularan
virus, kondisi kesehatan mental dapat diperburuk oleh kurangnya dukungan keluarga
secara langsung dan dukungan sosial selama kehamilan, persalinan, dan periode
postpartum (Bender., 2020). Kondisi yang datang tiba-tiba ini membuat masyarakat
terlebih ibu post partum tidak siap menghadapinya baik secara fisik ataupun psikis
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian
pendekatan cross sectional adalah cara pengambilan sampel dan pengumpulan data
dalam satu waktu yang bersamaan, sehingga tidak ada tindak lanjut pada variable
yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah 52 ibu post partum
yang ada di ruang Pinere 2 dan ruang Mawar RSUD Dr. H. Soewondo Kendal pada
bulan Januari-Februari. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuisioner yang
sudah baku yaitu kuisioner Ansietas Depression Anxiety Stress Scale (DASS 42).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
(N=52)
Pendidikan SD 7 13,5
SMP 8 15,4
SMA 28 53,8
SARJANA 9 17,3
PT
Total 52 100
Hasil analisis tingkat kecemasan pada ibu post partum didapatkan mayoritas
(51,9%).
Di RSUD Soewondo(N=52)
Total 52 100
Hasil analisis tingkat kecemasan pada ibu post partum PCR negatif didapatkan
presentase (38,4 57,5%). Sedangkan hasil analisis tingkat kecemasan pada ibu post
PEMBAHASAN
1. Usia
48,1% responden . Hal ini sejalan dengan teori Prabawani (2015) bahwa usia rata
rata berada pada rentang 20-30 tahun ibu post partum secara teoritis merupakan
usia produktif untuk melahirkn, dengan demikian dari sisi kemampuan fisiologis
maupun psikologis sudah cukup mapan dalam arti memiliki kematangan dalam
tersebut dianggap usia reproduksi sehat, namun sebagian besar pada usia 20-35
tahun termasuk dalam kriteria muda yang rentan mengalami kecemasan sehingga
ibu masih kelihatan takut, cemas, serta masih bingung dalam perawatan bayinya
nanti. Hal ini juga sejalan dengan teori Morris (2016) matang atau tidaknya
seseorang tidak hanya berdasarkan usia. Ada yang usianya masih muda tetapi dia
sudah siap untuk menjadi ibu sehingga tidak mengalami kecemasan dalam periode
postpartum.
Hal ini sejalan dengan penelitian García Blanco (2017) dan Pada penelitian
ini kecemasan berat 20% terjadi pada usia 20 – 30 tahun semakin bertambahnya
usia ibu, biomarker stress mempengaruhi gejala psikologis ibu Berdasarkan hasil
penelitian Gaffey (2016) menunjukkan bahwa fungsi HPA dapat berubah seiring
peningkatan kadar kortisol di urinal dimana kadar kortisol pagi hari pada usia
diatas 35 tahun akan menjadi lebih tinggi dari usia yang lebih muda.
2. Pendidikan
farrer 2011 bahwa ingkat pendidikan menengah berpengaruh pada kecemasan ibu
post partum, hal ini dikarenakan dengan pengetahuan yang kurang kemampuan
ibu dalam menjalankan peran barunya tidaklah optimal sehingga akan membuat
stres atau cemas. Hal ini sejalan dengan penelitian Saudia (2021) yang
dalam mengatasi kecemasan, Pendidikan tidak hanya formal saja, namun edukasi
dapat juga diperoleh dari tenaga kesehatan, kader, kerabat yang sudah mempunyai
anak, juga elalui sumber informasi lain seperti buku KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak), akses sosial media, yang dapat mendukung ibu dalam menjalani perannya
sebagai ibu.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Anggraeni (2021) Meskipun pada
matang, karena pada jenjang ini sebagian besar masih terlihat seperti kematangan
psikologis dan banyak hal yang kurang diketahui dalam kondisi setelah kelahiran.
Banyak ibu yang tidak tahu bagaimana cara menyusui, mengendong bayi dan
merawat bayinya. Hal ini didukung oleh penelitian Notoatmodjo (2012) Tingkat
mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi
biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan
akan
3. Paritas
responden. Hal ini sejalan dengan teori Wahyuningsih (2018) secara umum
sebagian besar ibu pasca melahirkan mengalami gangguan emosional atau yang
disebut gangguan mood pada ibu postpartum baik primipara maupun multipara.
Hal ini sejalan dengan penelitian Bentel (2015) bahwa dengan beberapa ibu nifas,
ditemukan bahwa 10 ibu nifas yang terdiri dari 5 ibu primipara dan 5 ibu
dengan berbagai alasan yaitu pada sebagian besar ibu primipara cemas yang
dirasakan akibat dari trauma pada persalinan pertama dan pengeluaran ASI yang
kurang sewaktu kelahiran anak pertama serta berbagai faktor eksternal lainnya
saat merawat dan mengasuh bayinya setelah keluar dari rumah sakit.
keadaan pasca persalinan sedangkan ibu multipara sudah mulai terbiasa dengan
kehadiran anggota keluarga baru. Kebanyakan ibu primipara lebih merasa gugup
bila dibandingkan dengan ibu multipara. Hal ini disebabkan tekanan yang
dirasakan oleh ibu primipara lebih besar daripada yang dirasakan ibu multipara.
Sebagai seorang ibu baru, ibu primipara akan berusaha keras menjadi seorang ibu
yang baik. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa menyusui
merupakan pengalaman baru yang dapat menjadi stressor bagi ibu primipara.
3. Tingkat kecemasan
proses transisi wanita dan pria dalam proses menjadi orang tua, terjadi
penyesuaian diri yang besar diantara hubungan mereka dan orang lain. Hal ini
juga sejalan dengan penelitian Corrigan (2015) Proses menjadi seorang ibu pada
pengalaman positif, pada beberapa ibu, walaupun ditemukan pada masa transisi
menjadi seorang ibu terjadi kelelahan, frustasi dan perubahan emosi. Perasaan
yang hilang kontrol dan gangguan emosional tidak hanya berdampak bagiibu
tetapi juga bagi bayi. Kurangnya bounding antara ibu dan bayi dan konsekuensi
Hal ini seseuai dengan penelitian Saudia (2021) yang berjudul gambaran
tingkat kecemasan dan kadar hormone kortisol ibu nifas pada penelitian ini
signifikan p<0,001 antarascor kecemasan dengan kadar hormon kortisol ibu nifas,
dimana semakin tinggi skorkecemasan ibu maka kadar hormon kortisol dalam
tubuhnya juga semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Siregar (2021)
bahwa perbedaan tingkat kecemasan pada ibu nifas juga dapat disebabkan oleh
usia ibu dan pengalaman kehamilan sebelumnya maupun informasi dari orang
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat
terhadap penerimaan informasi dan nilai- nilai yang baru diperkenalkan (Iqbal,
2012).
Hasil analisis tingkat kecemasan pada ibu post partum PCR negatif
dengan nilai presentase (8 %) hal ini dikarenakan. Dukung oleh hasil penelitian
yang dilakukan oleh Yuliani dan Aini (2020) didapatkan bahwa 87% ibu nifas
mengalami kecemasan kategori ringan- sedang karena hasil PCR negatif, hasil
masa pandemi.
Hasil analisis tingkat kecemasan pada ibu post partum PCR Positif
dengan nilai presentase (0,6 %) karena pada pasien COVID-19 salah satu hal yang
sering dialami pasien adalah rasa cemas dan takut akan penyakit yang dialaminya.
Hal ini sejalan dengan penelitian Savitri (2003) bahwa dalam rentang kehidupan
pasien COVID19 membawa perasaan tidak tenang, rasa khawatir dan ketakutan
psikologis berupa kecemasan, ketakutan yang di akibatkan kondisi fisik dan pola
interaksi yang serba dibatasi dalam rangka menekan penyebaran virus tersebut.
KESIMPULAN
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata rata usia ibu post partum berusia 25-30
2. Hasil penelitian status konfirmasi Covid-19 pada ibu post partum di RSUD Dr. H.
3. Hasil penelitian kecemasan ibu post partum di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal
SARAN
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan informasi mengenai tingkat
ansietas pada ibu post partum. Penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor
2. Bagi Perawat
Perawat dapat memberikan kepercayaan diri pada ibu untuk terus bersikap positif
diri pada ibu untuk terus bersikap positif dalam menjalankan peran barunya.
3. Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai dasar bahan ajar pemberian materi khususnya area
keperawatan dasar dan juga sebagai bahan dasar penelitian selanjutnya dalam
keperawatan dasar.
4. Bagi Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Development,67(3), 1206-1222.
h>ps://doi.org
Depkes RI. (2018), Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jilid A, Jakarta.
Keperawatan Indonesia
FKUI.
Jakarta.
Mataram.
Masithoh, Anny Rosiana, et al. (2019). Hubungan Usia dan Pendidikan Ibu
Muhammadiyah Gombong
pp. 1–4
Jakarta.
5(3), 304-326
Stuart, W.G. (2017). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Penerbit EGC. Jakarta.
topics/coronavirus
0100
Gatak Sukoharjo. Jurnal Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Yuliani dan Aini. (2020) Kecemasan Ibu Hamil Dan Ibu Nifas Pada
Zhou, Y.,et. al. (2020). The prevalence of psychiatric symptoms of pregnant and
18