Brahmantyo Jurnal Geoaplika Pemetaan Geomorfologi
Brahmantyo Jurnal Geoaplika Pemetaan Geomorfologi
* Alamat korespondensi
72
Skala 1 : 1.000.000 (Nasional)
Propinsi Geomorfologi
Pembagian didasarkan kriteria kesamaan genetik,
zona struktur geologi, asosiasi batuan.
Contoh : Zona Fisiografi Jawa Barat (van Bemmelen, 1949)
• Dataran Aluvial Zona Jakarta
• Pegunungan Lipatan Zona Bogor
• Depresi Tengah & Gunungapi Zona Bandung
• Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat
Media dasar : Atlas, Citra Satelit Cuaca
73
Pembagian skala peta dan perincian deskripsi
satuan sudah banyak kecocokan antar berbagai
klasifikasi (Brahmantyo dan Bandono, 1999) Bukit
dan cocok pula dengan pembagian penggunakan
skala peta untuk penyusunan tata ruang (lihat
Gambar 1; UURI No. 24/1992 tentang Penataan
Ruang dan PP No. 10/2000 tentang Tingkat A Lembah
Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang
Wilayah). Bukit Bukit
Lembah
Produk pemetaan geomorfologi adalah peta
geomorfologi pada skala 1:25.000 yang
berdasarkan pada analisis desk-study, dengan
peta dasar adalah peta topografi, didukung
B
interpretasi lain baik dari foto udara maupun
citra; serta data yang didapat dari pemetaan
geologi. Cara-cara pembuatan peta Gambar 2. Bukit dan Lembah
geomorfologi selanjutnya mengikuti cara-cara
yang telah dilakukan sesuai petunjuk yang telah
dipakai secara luas dan sebaiknya menggunakan 4. Penamaan satuan paling sedikit mengikuti
simbol-simbol geomorfologi (lihat contoh- prinsip tiga kata, atau paling banyak empat
contoh pemakaian simbol peta geomorfologi kata bila ada kekhususan; terdiri dari bentuk
pada van Zuidam, 1985). / geometri / morfologi, genesa morfologis
(proses-proses endogen - eksogen), dan
Acuan Pembagian Klasifikasi BMB nama geografis. Contoh: Lembah Antiklin
Welaran, Punggungan Sinklin Paras,
Acuan pembagian Klasifikasi BMB ini akan Perbukitan Bancuh Seboro, Dataran Banjir
mengikuti beberapa kriteria di bawah ini: Lokulo; Bukit Jenjang Volkanik Selacau,
1. Secara umum dibagi berdasarkan satuan Kerucut Gunungapi Guntur, Punggungan
bentang alam yang dibentuk akibat proses- Aliran Lava Guntur, Kubah Lava Merapi,
proses endogen / struktur geologi Perbukitan Dinding Kaldera Maninjau,
(pegunungan lipatan, pegunungan Perbukitan Menara Karst Maros, Dataran
plateau/lapisan datar, Pegunungan Sesar, Teras Bengawan Solo, Dataran Teras
dan gunungapi) dan proses-proses eksogen Terumbu Cilauteureun, dsb.
(pegunungan karst, dataran sungai dan 5. Klasifikasi BMB disusun dalam Tabel 1.
danau, dataran pantai, delta, dan laut, gurun,
dan glasial), yang kemudian dibagi ke Diskusi dan Kesimpulan
dalam satuan bentuk muka bumi lebih detil
yang dipengaruhi oleh proses-proses Klasifikasi Bentuk Muka Bumi (BMB) pada
eksogen. makalah ini mungkin tidak dapat
2. Dalam satuan pegunungan akibat proses mengakomodasi bentuk-bentuk muka bumi
endogen, termasuk di dalamnya adalah tertentu yang sangat khas dan sulit untuk
lembah dan dataran yang bisa dibentuk baik dimasukkan ke dalam salah satu dari kotak
oleh proses endogen maupun oleh proses penamaan di atas. Namun demikian, Klasifikasi
eksogen. BMB sudah sedemikian rupa mengadopsi
3. Pembagian lembah dan bukit adalah batas berbagai bentuk muka bumi baik dari hasil
atau titik belok dari bentuk gelombang pengamatan geomorfologi di Indonesia oleh
sinusoidal ideal (Gambar 2A). Di alam, penulis, maupun dari contoh-contoh pada buku-
batas lembah dicirikan oleh tekuk lereng buku geomorfologi dengan contoh
yang umumnya merupakan titik-titik internasional. Beberapa bentuk muka bumi yang
tertinggi endapan koluvial dan/atau aluvial spesifik yang belum tercantum pada Klasifikasi
(Gambar 2B). BMB dapat ditambahkan dengan analogi seperti
contoh yang diberikan pada Tabel 1.
74
Beberapa permasalahan yang umumnya gejala geologis, baik diamati melalui peta
menjadi sulit adalah ketika para pemeta topografi, foto udara, maupun citra satelit,
bekerja pada skala yang lebih detail. Pada ataupun dari pengamatan morfologi langsung
kasus seperti ini, Klasifikasi BMB tidak tepat di lapangan.
untuk digunakan. Seperti pada Gambar 1, pada
tingkat yang lebih detil, pemetaan Klasifikasi BMB membagi bentang alam ke
geomorfologis sudah lebih diarahkan kepada dalam 9 kelas utama, yaitu 1. Pegunungan
pemetaan proses yang lebih kuantitatif. Lipatan, 2. Pegunungan Plateau/Lapisan Datar,
3. Pegunungan Sesar, 4. Pegunungan
Klasifikasi BMB pada prinsipnya adalah Gunungapi, 5. Pegunungan Karst, 6. Dataran
klasifikasi pada peta berskala dasar 1:25.000 Sungai dan Danau, 7. Dataran Pantai, Delta
dan didasarkan kepada deskriptif gejala- dan Laut, 8. Gurun, 9. Glasial.
Tabel 1. Klasifikasi bentuk muka bumi untuk peta geomorfologi skala 1:25.000
(peta dasar: peta topografi)
Catatan:
Punggungan L:P=1:3; Kubah L:P=2:3
75
Tabel 1 (lanjutan)
76
Tabel 1 (lanjutan)
77
Tabel 1 (lanjutan)
Daftar Pustaka
Bandono, dan Brahmantyo, B., Goudie, A., 1981. Zuidam, R.A. van, 1985. Aerial
1992. Peta Geomorfologi, Geomorphological Photo-Interpretation in
Masalah dan Techniques. George Terrain Analysis and
Penggunaannya dalam Allen & Unwin, Boston. Geomorphologic Mapping.
Pembangunan Berwawasan Lobeck, A.K., 1939. ITC, Smits Publ., Enschede,
Lingkungan di Indonesia. Geomorphology, an The Hagu.
Pros. PIT IAGI XXI, Introduction to the
Yogyakarta, hal. 777-783. Study of Landscape.
Brahmantyo, B., dan Bandono, McGrawHill, New
1999. Geomorphologic York.
Information in Spatial Thornbury, W.D., 1989.
Planning of Indonesian Principles of
Region, Proc. of Geomorphology, 2nd Ed.
Indonesian Assoc. of Fourth Wiley Eastern
Geologists, the 28th Ann. Reprint, John Wiley &
Conv., Jakarta., pp. 255- Son, New Delhi.
259.
78
Jurnal Geoaplika (2006)
Volume 1, Nomor 2, hal. 071 – 078