KMB Pak Tigor Kelainan Eksim
KMB Pak Tigor Kelainan Eksim
KELAINAN EKSIM
CANTIKA LARASASTI
201901005
3A KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
September 2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................
A.Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................
A. Anatomi Fisiologi .................................................................................................
B. Defenisi .................................................................................................................
C. Etiologi..................................................................................................................
D. Manifestasi Klinis.................................................................................................
E. Pemeriksaan Penunjang.........................................................................................
F. Penatalaksanaan.....................................................................................................
G. Klasifikasi..............................................................................................................
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN.....................................................................................
A. Asuhan Keperawatan Kelainan Eksim..................................................................
1. Pengkajian.......................................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan....................................................................................
3. Intervensi ........................................................................................................
BAB IV
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi fisiologi sistem integumen?
2. Apa yang dimaksud dengan kelainan eksim?
3. Bagaimana Etiologi dari penyakit kelainan eksim?
4. Bagaimana Manifestasi Klinis dari penyakit kelainan eksim?
5. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang dari penyakit kelainan eksim?
6. Bagaimana Penatalaksanaan dari penyakit kelainan eksim?
7. Bagaimana Klasifikasi dari penyakit kelainan eksim?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada kelainan eksim?
C. Tujuan
1. Mengetahui anatomi fisiologi sistem integumen
2. Mengetahui yang dimaksud dengan kelainan eksim
3. Mengetahui Etiologi dari penyakit kelainan eksim
4. Mengetahui Manifestasi Klinis dari penyakit kelainan eksim
5. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang dari penyakit kelainan eksim
6. Mengetahui Penatalaksanaan dari penyakit kelainan eksim
7. Mengetahui Klasifikasi dari penyakit kelainan eksim
8. Mengetahui asuhan keperawatan pada kelainan eksim
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi Fisiologi
Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan
seperti jaringan tubuh lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kulit menyerap oksigen yang
diambil lebih banyak dari aliran darah, begitu pula dalam pengeluaran
karbondioksida yang lebih banyak dikeluarkan melalui aliran darah.
Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran
karbondioksida dari kulit tergantung pada banyak faktor di dalam
maupundi luar kulit, seperti temperatur udara atau suhu, komposisi gas di
sekitarkulit, kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit, tekanan
gas di dalam darah kulit, penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan vitamin
danhormon di kulit, perubahan dalam metabolisme sel kulit dan
pemakaian bahan kimia pada kulit.
Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh
sangat berbeda.Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan
tuntutan-tuntutan faali yang berbeda di masing-masing daerah tubuh,
seperti halnya kulit di telapak tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak
dan bagianlainnya merupakan pencerminan penyesuaiannya kepada
fungsinya masing-masing.
Kulit wajah yang sehat dan cantik akantampak kencang, lentur, dan
lembab, kondisi ini tidak akan menetapselamanya, sejalan dengan
perkembangan usia, ketika kondisi tubuhmenurun, kulit tidak hanya
menjadi kering tapi juga suram dan berkeriput.
Keadaan ini makin mudah terjadi setelah melewati usia tiga puluhan.
Saat itu fungsi kelenjar minyak mengendur, sehingga kulit terasa lebih
kering dibandingkan dengan sebelumnya.
Diduga dengan bertambahnya usia, kadar asam amino pembentuk
kalogen pun berkurang sehingga kalogen yang terbentuk bermutu rendah,
selain itu kalogen kehilangan kelembaban dan menjadi kering serta kaku.
Akibatnya jaringan penunjang itu tak mampu menopang kulit dengan baik,
seperti yang tampak pada kulit orang tua yang makin lama makin kendur
dan kurang lentur.Perubahan susunan molekul kalogen ini merupakan
salah satu faktor utama yang membuat kulit manusia lebih cepat keriput,
timbul pigmentasi, kehilangan kelembaban dan elastisitas. Kapan tanda-
tanda penuaan itu muncul, tergantung pada usaha kita untuk melindungi
dan merawatnya secara baik.
Struktur Kulit
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis),sebagai
lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan
penyambung di bawah kulit (tela subkutanea,hipodermis atau subkutis)
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh
lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal.Lapisan
tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang
tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia.
Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny,terdiri dari milyaran sel pipih
yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu,
karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari.
Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai
muncul lapisan baru. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung
sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity
atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat
menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat.
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet
yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit
membentuk pori-pori keringat.Semua bagian tubuh dilengkapi dengan
kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan,
telapak kaki, kening dan di bawah ketiak.Kelenjar keringat mengatur suhu
badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari
tubuh.Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi
dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
B. Definisi
C. Etiologi
E. Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan
a) Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin
1/5000).
b) Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi
2. Laboratorium
a) Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total,
albumin, globulin
b) Urin : pemerikasaan histopatologi
Tes Diagnostik
1. Uji Tempel Terbuka
Pada uji terbuka bahan yang dicurigai ditempelkan pada daerah
belakang telinga karena daerah tersebut sukar dihapus selama
24 jam. Setelah itu dibaca dan dievaluasi hasilnya. Indikasi uji
tempel terbuka adalah alergen yang menguap.
2. Uji Tempel Tertutup
Untuk uji tertutup diperlukan Unit Uji Tempel yang berbentuk
semacam plester yang ada pada bagian tengahnya terdapat
lokasi dimana bahan tersebut diletakkan. Bahan yang dicurigai
ditempelkan dipunggung atau lengan atas penderita selama 48
jam setelah itu hasilnya dievaluasi. Hasilnya dicatat seperti
berikut :
1= reaksi lemah (nonvesikuler) :
eritema,infiltrat,papul (+) 2=
reaksi kuat : edema atau vesikel
(++)
3= reaksi sangat kuat (ekstrim) :bula atu ulkus (+++)
3. Uji Tempel dengan sinar
Uji tempel sinar dilakukan untuk bahan-bahan yang bersifat
sebagai fotosensitisir yaitu bahan-bahan yang bersifat sebagai
fotosensitisir yaitu bahan yang dengan sinar ultra violet baru
akan bersifat sebagai alergen. Setelah 24 jam ditempelkan pada
kulit salah satu baris dibuka dan disinari dengan sinar
ultraviolet dan 24 jam berikutnya dievaluasi hasilnya. Untuk
menghindari efek daripada sinar, maka punggung atau bahan
test tersebut dilindungi dengan secarik kain hitam atau plester
hitam agar sinar tidak bisa menembus bahan tersebut.Untuk
dapat melaksanakan uji tempel ini sebaiknya penderita sudah
dalam keadaan tenang penyakitnya, karena bila masih dalam
keadaan akut kemungkinan salah satu bahan uji tempel
merupakan penyebab dermatitis sehingga akan menjadi lebih
berat.
4. Uji intrademal
Spuit steril berukuran 0,5 fml atau 1ml dengan jarum
intradermal dengan ukuran 26 / 27 digunakan untuk
menyuntikan 0,02 hingga 0,03ml alergen intradermal. Jarum
ditusukan dengan jarum menghadap ke atas dan spuit berada
dalam posisi agak miring. Kulit di tembus secra superfisial, dan
sejumlah kecil alergen disuntikan untuk menimbulkan suatu
tonjolan kecil yang berdiameter kurang lebih 5mm. Setiap kali
penyuntikan harus di gunakan spuit dan jarum tersendiri.
(Smeltzer, 2002:1763
F. Penatalaksanaan
2. Farmakologi
Pengobatan secara farmakologi dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Pengobatan topical
Hidrasi kulit. Kulit kering, mudah retak, sehingga
mempermudah masuknya mikroorganisme patogen, bahan
iritan dan allergen. Pada kulit yang demikian diperlukan
pelembab misal, losion dan krim untuk stadium akut, dan salep
ketika inflamasi menjadi kronik dan kulit menjadi
likenifikasi( penebalan kulit).
1) Losion
Losin memiliki dua tipe : suspensi yang terdiri atas serbuk
dalam air yang perlu dikocok sebelum digunakan, dan larutan
jernih yang mengndung-unsur-unsur aktif yang bisa dilarutkan
sepenuhnya. Losion biasanya dioleskan langsung pada kulit
tetapi kasa yang dicelupkan ke dalam losion dapat ditempelkan
pada daerah yang sakit. Losion dioleskan setiap 3-4 jam.
2) Krim
Dapat berupa suspensi minyak air atau emulsi air dalam minyak
dengan unsure-unsur mencegah pertumbuhan bakteri hingga
jamur. Emulsi air dalam minyak lebih terasa berminyak dan
lebih disukai untuk mengeringkan serta mengelupaskan
dermatosis. Krim oleskan pada kulit pada tangan. Preparat ini
dipakai untuk memberikan efek pelembabdan emolion.
3) Salep
Bersifat menahan kehilangan air dan melumasi serta melindungi
kulit,prerarat ini unuk kelainan kulit yang kronis. Dioleskan
dengan tangan yang memakai sarung tangan. (Smeltzer, 2002 :
1843 )
b. Pengobatan sistemik
1) Kortikosteroid
Digunakan untuk eksaserbasi akut dalam jangka pendek.
Pemakaian jangka panjang menimbulkan eferk samping yaitu
lesi akan bertambah berat.
2) Antihistamin
Membantu mengurangi rasa gatal yang hebat terutama malam
hari, sehingga menggangu tidur dengan dosis 10-75 mg secara
oral pada malam hari.
1. Eksema Eksogen
a. Eksema atopic
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Keluhan utama
misalnya: gatal-gatal,rasa terbakar,rasa baal.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pola PQRST dapat digunakan untuk menanyakan keluhan
klien misalnya pada klien dengan keluhan klien.
Misalnya,pada klien pada keluhan gatal,dapat
dikembangkan pengkajiannya sebagai berikut:
P = Provokatif/Paliatif(pencetus)
Apa penyebab rasa gatal, yang meringankan dan
memperberat rasa gatal tersebut?
Q = Quality/quqntity(kualitas)
Bagaimana gambaran rasa gatal tersebut(seperti
membakar,hilang timbul atau bercampur nyeri).
R = Region/radiasi(lokasi)
Rasa gatal tersebut terasa dimana? Apakah
menjalar? Jika menjalar sampai dimana?
S = Sevirity Scale/(tingkat keperahan)
Berapa lama berlangsungnya dan apakah
mengganggu aktifitas sehari-hari? T =
Timing(waktu)
Kapan pertama kali dirasakan? Apakah timbul setiap saat atau
sewaktu-waktu?
3. Pemeriksaan fisik
Mengkaji ciri kulit secara keseluruhan:
1. Inspeksi
a. Warna kulit
Perubahan warna kulit juga dipengaruhi oleh banyak variable.
Gangguan pada melanin dapat bersifat menyeluruh atau
setempat yang dapt menyebabkan kulit menjadi gelap atau lebih
terang dari pada kulit yang lainnya. Kondisi tanpa pigmentasi
terjadi pada kasus albino.
b. Keadaan kulit
Mengobservasi lokasi lesi, keadaan lesi dan kedalaman lesi.
2. Palpasi
a. Turgor kulit
Turgor kulit umumnya mencerminkan status hidrasi. Pada klien
yang dehidrasi dan lansia, kulit terlihat kering. Pada klien
lansia, turgor kulit mencerminkan hilangnya elastisitas kulit,
dan keadaan kekurangan air ekstrsasel.
Perhatikan seberapa mudah kulit kembali ketempat semula.
Normalnya, kulit segera kembali keposisi awal. Pada edema
pitting, tekan kuat area tersebut selama 5 detik dan lepaskan.
Catat kedalaman pitting dalam millimeter, edem +1 sebanding
dengan kedalaman dua millimeter, edem+2 sebanding dengan
kedalaman 4milimeter.
b. Tekstur kulit
Tekstur kulit pada perubahan menyeluruh perlu dikaji , karena
tekstur kulit dapat berubah-ubah dibawah pengaruh banyak
variable. Jenis tekstur kulit dapat meliputi kasar, kering, atau
halus.(Raharyani, 2008, 12)
B. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi
barrier kulit
BAB IV
A. Kesimpulan
Kulit adalah organ terbesar dan paling terlihat pada tubuh.
Kelainan kulit memberikan kesempatan bagi perawat untuk
memberikan perawatan yang memperlihatkan perbedaan jelas pada
klien. Ada banyak sekali penyakit yang menyerang kulit manusia,
salah satunya adalah Eksim . Eksim merupakan sebuah kelainan
kulit dengan gejala subyektif rasa gatal. Penyakit ini biasanya
ditandai dengan ruam yang polimorfi dan umumnya berbatas
dengan tegas. Kulit tampak meradang dan iritasi. Peradangan ini
bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah
tangan dan kaki.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Yoga Utomo. Permanan Ginting. 2016. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Alergi
Kulit Eksim Pada Orang Dewasa Menggunakan Metode Certainty Faktor. Jurnal
Riset Komputer Volume 3