Anda di halaman 1dari 12

A.

TRANSPLANTASI
A. Pengertian
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentudari
suatu tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain denganpersyaratan dan
kondisi tertentu. (Ratna, 2011)
Transplantasi berasal dariBahasa Inggris,yang berartito takeup plant to
anotheratau mengambil dan menempelkansesuatu pada tempat lain, dalam hal ini
tumbuhan. Kemudian dalamBahasaIndonesia transplantasi diterjemahkan dengan
istilah pencangkokan. (Sapiudin dkk, 2016)
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian transplantasi organ
adalahpenggantian organ tubuh atau anggota badan yang rusak atau tidak
normalsupaya dapat berfungsi secara normal atau sesuai dengan fungsinya masing-
masing. (Depdiknas, 2002)
BerdasarkanPasal1 butir 5Undang-Undang No36 Tahun 2009 tentangKesehatan
yang selanjutnya disebut dengan UU Kesehatan, definisi yuridistransplantasi organ
adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkanorgan dan atau jaringan tubuh
manusia yang berasal dari tubuh orang lainatau tubuh sendiri dalam rangka
pengobatan untuk menggantikan organ ataujaringan tubuh yang tidak berfungsi
dengan baik.
Menurut pendapat Van Houve, transplantasi berasal dari
katatransplantataugraft,yang berarti jaringan atau alat tubuh yang dipindah.Van
Houve,mendefinisikan dengan pemindahan atau pencangkokan jaringan atau alat
ubuh dari seorang individu ke tempat lain atau ke tempat individu lain. (Van Houve,
1986)
Menurut World Health Oganization (WHO),Transplantation is the
transfer(engraftment) of human cells, tissues or organs from a donor to a
recipientwith the aim of restoring function(s) in the body. (www.who.intdiakses,
2017)
B. Tujuan
Transplantasi sebagai suatu usaha untuk melepaskan manusia darikeabnormalan
akibat dari rusaknya fungsi organ, jaringan atau sel, padadasarnya memiliki tujuan:
(Sapiudin, hal. 12)
- Kesembuhan dari suatu penyakit, misalnya kebutaan, rusaknya jantung, ginjal,
dan sebagainya.
- Pemulihan kembali suatu organ, jaringan atau sel yang telah rusak atau
mengalami kelainan tetapi sama sekali tidak terjadi kesakitan biologis, contohnya
bibir sumbing.

Transplantasi organ biasanya dilakukan pada stadium terminal suatu penyakit,dimana


organyang ada tidak dapat lagi menanggung beban karena fungsinyayang nyaris
hilang karena suatu penyakit. Pasal33 Undang-Undang Nomor23 Tahun1992 tentang
Kesehatan yang selanjutnya disebut sebagai UU No23/1992 menyatakan bahwa
transplantasi merupakan salah satu pengobatan yang dapat dilakukan untuk
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Secara legal transplantasi hanya
boleh dilakukan untuk tujuan kemanusiaan dan tidak boleh dilakukan untuk tujuan
komersial hal ini tercantum dalam Pasal33 ayat 2UU No 23/1992. Penjelasan Pasal
tersebut menyatakan bahwa organ atau jaringan tubuh merupakan anugerah Tuhan
Yang Maha Esa sehingga dilarang untuk dijadikan obyek untuk mencari keuntungan
atau komersial

C. Klasifikasi tranplantasi
Terdapat dua hal penting yang mendasari transplantasi, yaitu eksplantasi dan
implantasi. Eksplantasi adalah usaha mengeluarkan atau mengambil jaringanatau
organ dari donor yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal. Sedangkan
implantasi adalah usaha penempatan organ atau jaringan ataujaringan yang telah yang
telah diambil dari tubuh donor untuk ditempatkanpada tubuh pendonor itu sendiri
atau ditempatkan pada tubuh resipient lain. (Ratna,op.cit)
Berdasarkan jenisnya, transplantasi sendiri dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Transplantasi jaringan, seperti pencangkokan kornea mata dan menambal bibir
sumbing. Transplantasi jaringan ini jika tidak dilakukan tidak membahayakan
kelangsungan hidup penderita, tujuannya hanyalah menyempurnakan kekurangan
yang ada.
2. Transplantasi organ, seperti jantung, hati, dan ginjal. Transplantasi ini dilakukan
untuk melangsungkan hidup penderita, karena jika tidak dilakukan transplantasi
maka akan membahayakan kelangsungan hidup penderita. (Nur Hidayah, 2014)
D. Macam-macam transplantasi
1) Transplantasi ginjal.
a. Pengertian
Transplantasi ginjal merupakan insersi pembedahan ginjal manusia dari
sumber yang hidup atau ginjal cadaver kepada klien dengan penyakit ginjal
tahap akhir,untuk mengganti hilangnya fungsi ginjal yang normal (Gorzemen
and Bawdain). Transplantasi ginjal dilakukan karena
pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir (end-stage renal disease). Beberapa faktor
penyebab terjadinya penyakit ginjal tahap akhir adalah hipertensi, infeksi, kencing manis
(diabetes mellitus), kelainan bentuk dan fungsi ginjal bawaan, dan kondisi autoimun seperti
lupus
b. Terapi gizi
Terapi gizi  setelah transplantasi ginjal jangka pendek (1 -2 bulan pertama
seteah transplantasi ginjal) Selama 1-2 bulan pertama setelah transplantasi
ginjal dilakukan, kebutuhan protein meningkat (1,3 – 1,5 gram/ kg BB)
dengan kebutuhan energi 30 -35 kal/kg BB untuk menjaga keseimbangan
nitrogen. Kebutuhan protein yang tinggi berfungsi untuk mempercepat proses
penyembuhan luka dan mencegah kehilangan massa otot. Jumlah protein
dapat diberikan lebih tinggi (1,6 – 2 gram/ kg BB) bagi pasien dengan kondisi
tertentu, seperti adanya demam, infeksi, atau trauma. Namun, jika fungsi
ginjal belum optimal, maka pemberian protein dibatasi (0,6 – 0,8 gram/ kg
BB) sesuai kebutuhan. (web resmi kemenkes, 2018)
Pada minggu pertama setelah transplantasi ginjal, kadar mineral dalam
darah dapat berubah. Perubahan ini dapat dilihat dari hasil tes darah pasien.
Hal ini memungkinkan pasien post-transplantasi ginjal membutuhkan lebih
banyak atau lebih sedikit beberapa mineral, seperti natrium dan kalium. (web
resmi kemenkes, 2018)
Beberapa obat imunosupresif menyebabkan tingginya kadar kalium dalam
darah, sehingga kebutuhan kalium menurun untuk sementara. Kalium banyak
terkandung pada sayuran dan buah-buahan. Sementara pembatasan kebutuhan
natrium dilakukan untuk mengontrol  tekanan darah dan retensi cairan. Bahan
makanan tinggi magnesium seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-
bijian, gandum utuh, ikan, dan seafood dapat diberikan setelah transplantasi
ginjal jika kebutuhan magnesium meningkat. (web resmi kemenkes, 2018)
Penggunaan steroid dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko
pengeroposan tulang. Oleh karena itu kebutuhan kalsium dan fosfor harus
diperhatikan setelah transplantasi ginjal. Kebutuhan kalsium dan fosfor
berasarkan RDA masing-masing untuk orang dewasa, yaitu 1000 – 1200 mg.
(web resmi kemenkes, 2018) 
Kebutuhan cairan juga harus diperhatikan setelah transplantasi ginjal
dilakukan. Kebutuhan cairan setelah transplantasi ginjal secara keseluruhan
tergantung pada output urin pasien. Biasanya pasien penerima ginjal
memerlukan pembatasan cairan saat dialisis. Kebutuhan cairan dapat
meningkat untuk membantu ginjal menyaring sisa-sisa metabolisme dan
membersihkan racun. Cairan yang cukup setelah transplantasi diperlukan
untuk mencegah dehidrasi. (web resmi kemenkes, 2018)
Obat-obatan imunosupresan dapat menigkatkan kerentanan terhadap
penyakit yang berhubungan dengan makanan (Foodborne Illness). Hal-hal
yang dapat dilakukan untuk mengurangi risko tersebut, yaitu :
 Menghindari bahan makanan yang berisiko tinggi :
1. Makanan/ bahan makanan yang telah melewati tanggal kadaluarsa (baca
label makanan)
2. Telur, daging, unggas, ikan, seafood mentah atau setengah matang
3. Susu tanpa pasteurisasi
4. Kacang-kacangan / taoge mentah
 Cuci bahan makanan (terutama buah dan sayur segar) sebelum dimasak
atau dimakan
 Jika sisa makanan akan dimakan diwaktu yang berbeda, segera dinginkan
makanan dalam freezer atau lemari es. Jangan biarkan makanan matang
berada pada suhu ruangan lebih dari 2 jam. Setelah didinginkan dalam
freezer atau lemari es, panaskan kembali dengan benar ketika akan
dimakan kembali (web resmi kemenkes, 2018)

Untuk Terapi gizi jangka panjang  (2 bulan setelah transplantasi ginjal)


Kebutuhan protein pada masa ini tidak sebanyak saat awal setelah
transplantasi ginjal. Kebutuhan protein pada masa ini sama seperti kebutuhan
untuk orang sehat, yaitu 1 gram/ kg BB. Kebutuhan energi cukup untuk
mempertahankan BB normal. (web resmi kemenkes, 2018)

Pada masa ini, penting bagi pasien post-transplantasi ginjal memiiki gaya
hidup sehat untuk membantu memastikan fungsi ginjal stabil, dan mencegah
risiko obesitas, DM, serta penyakit kardiovaskuler. Pola makan sehat adalah
dengan pemilihan makanan tepat yang akan memberikan zat gizi sesuai
kebutuhan untuk kesehatan dan membatasi makanan yang dapat
meningkatkan kolesterol darah, berat badan, dan risiko penyakit kronis. (web
resmi kemenkes, 2018)

Obesitas banyak menjadi masalah pada pasien post-transplantasi. Efek


samping obat, pantangan makanan yang lebih sedikit, dan kurangnya latihan
fisik menjadi faktor penyebab meningkatnya berat badan. Peningkatan berat
badan setelah transplantasi ginjal hingga menyebabkan obesitas dapat
meningkatkan risiko sindrom metabolik seperti penyakit kardiovaskuler,
diabetes militus, dan hipertensi.  Oleh karena itu, gaya hidup sehat termasuk
diet dan aktivitas fisik sangat diperlukan untuk membantu menyediakan
lingkungan yang baik bagi ginjal pasien post-transplantasi, untuk itu ahli gizi
dapat membantu dalam perencanaan diet yang tepat. (web resmi kemenkes,
2018)
2) Transplantasi hati.
a. Pengertian
Penderita penyakit ginjal memiliki alternatif pengobatan dialisa, tetapi
tidak demikian halnya dengan penderita penyakit hati yang berat. Jika hati
sudah tidak berfungsi lagi, maka satu-satunya pilihan pengobatan adalah
pencangkokkan hati. Angka keberhasilan transplantasi hati lebih rendah
daripada transplantasi ginjal, tetapi 70-80% resipien bertahan hidup minimal
selama 1 tahun. Mereka yang bertahan hidup kebanyakan adalah resipien yang
hatinya telah mengalami kerusakan akibat sirosis bilier primer, hepatitis atau
pemakaian obat yang merupakan racun bagi hati. Tansplantasi hati sebagai
pengobatan untuk kanker hati jarang berhasil. Kanker biasanya kembali
tumbuh pada hati yang dicangkokkan atau pada organ lainnya dan kurang dari
20% resipien yang bertahan hidup selama 1 tahun (Patricia Soetjipto, 2010)
b. Penatalaksanaan gizi
Hati akan rentan selama 4-6 minggu ke depan. Tubuh masih membutuhkan
waktu untuk menyesuaikan diri dengan hati yang baru. Juga butuh beberapa
waktu untuk dapat mengembalikan kekuatan dan nafsu makan. Berikut adalah
beberapa makan sehat:

 Beristirahat selama sekitar 20 sampai 30 menit sebelum dan setelah


makan.
 Ingatlah untuk tidak minum lebih dari 1/2 cangkir jus setiap hari jika
seorang penderita diabetes atau telah diperingatkan bahwa memiliki gula
darah tinggi.
 Makan makanan protein sehat seperti daging tanpa lemak, unggas dan
ikan. Protein akan membantu untuk pulih dari operasi lebih cepat.
 Bagilah porsi makanan menjadi lebih kecil. 6 – 8 makanan dalam porsi
kecil per hari adalah yang terbaik.
 Memiliki cukup serat dalam diet harian.
 Makan roti gandum dan biji-bijian lainnya.
 Minum susu rendah lemak atau makan produk susu rendah lemak lain
untuk memberikan kalsium yang cukup bagi tulang.
 Pertahankan diet rendah garam dan rendah lemak.
 Tetap terhidrasi dengan minum air yang cukup dan cairan lainnya setiap
hari. (halo dokter, 2018)

Ada beberapa makanan yang harus hindari karena dapat menyebabkan efek
negatif pada hati yang baru:
Jeruk Bali merah (grapefruit): harus menghindari buah grapefruit dan semua
produk yang mengandung buah ini. Alasannya karena grapefruit mengandung
zat yang mengganggu enzim CYP3A4, yang memecah obat. Selain itu, jeruk
dapat berinteraksi dengan beberapa obat anti-penolakan, termasuk tacrolimus
dan siklosporin. mungkin tidak dapat menyerap obat ini karena kurangnya
enzim CYP3A4. (halo dokter, 2018)
Makanan manis: Pasca transplantasi hati, pada beberapa minggu pertama,
kebanyakan pasien harus meminum kortikosteroid bersama dengan obat lain
untuk menekan sistem kekebalan tubuh agar tidak menyerang hati baru. Salah
satu obat tersebut adalah kortikosteroid. Kortikosteroid dapat meningkatkan
gula darah jika menggunakannya dalam dosis tinggi. Setelah transplantasi hati,
sebanyak 31 persen pasien mungkin terkena diabetes, menurut laporan sebuah
studi Prancis pada Juni 2003 dalam edisi “Transplant Proceedings.” Jadi,
membatasi makan makanan manis dan asupan gula akan membantu menjaga
kadar gula darah agar rendah dan mendukung proses pemulihan kesehatan
lebih baik. (halo dokter, 2018)
Keju lunak atau tidak dipasteurisasi, dan makanan mentah: Makanan ini
bisa mengandung bakteri yang disebut listeria. Listeria dapat menyebabkan
infeksi pada otak dan kadang-kadang infeksi rahim dengan tingkat 26,7 persen
(dilaporkan dalam penelitian di Spanyol pada bulan September 2009 dalam
edisi “Clinical Infectious Diseases”). Karena setelah transplantasi hati, harus
menggunakan obat anti-penolakan dalam dosis tinggi, yang menekan sistem
kekebalan tubuh, dan mudah terkena infeksi. (halo dokter, 2018)
Alkohol: harus selalu ingat bahwa alkohol adalah musuh dari orang-orang
yang memiliki penyakit hati. Terutama jika membutuhkan transplantasi hati
karena menderita sirosis yang disebabkan oleh alkohol, harus menghindari
alkohol selama sisa hidup. Ini benar-benar dapat membuat hati baru rusak dan
meningkatkan risiko infeksi. (halo sehat, 2018)
3) Transplantasi Paru
a. Pengertian
Transplantasi paru-paru merupakan prosedur pembedahan medis yang besar
guna menggantikan paru-paru yang sudah sakit atau rusak dengan paru-paru
yang sehat. Mengingat ini adalah metode pembedahan besar, tentunya tidak
bisa dilakukan dengan sepele dan harus sesuai prosedurnya. Organ paru-paru
diperoleh dari orang lain yang sudah meninggal atau masih hidup dengan
kesediaan terlebih dulu menyerahkan paru-parunya untuk didonorkan. (Web
komersial halo sehat, 2018)
b. Penatalaksanaan gizi
Dalam kasus transplantasi paru, biasanya penyakit yang sering terjadi ialah
paru-paru yang memburuk akibat dari polusi-polusi, walau tak semua
transpaltasi paru disebabkan oleh polusi, namun di anjurkan untuk
mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang serta kaya antioksidan agar
paru terhindar dari radikal bebas.
4) Transplantasi jantung
a. Pengertian
Beberapa puluh tahun yang lalu tidak mungkin dilakukan, tetapi saat ini
transplantasi jantung telah menjadi kenyataan. 95% resipien bisa lebih baik
dalam melakukan olah raga dan kegiatan sehari-hari; lebih dari 70% resipien
yang kembali bekerja. Transplantasi jantung dilakukan pada penderita
penyakit jantung yang paling serius dan tidak dapat diatasi dengan obat-
obatan atau pembedahan lainnya. Setelah pembedahan, kepada resipien perlu
diberikan obat immunosupresan. Reaksi penolakan terhadap jantung biasanya
berupa demam, lemah dan denyut jantung yang cepat atau abnormal. Jantung
yang tidak berfungsi dengan baik bis amenyebabkan tekanan darah rendah,
pembengkakan dan penimbunan cairan di dalam paru-paru. Penolakan yang
sifatnya sangat ringan mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali tetapi
bisa terlihat adanya perubahan pada EKG. (Patricia Soetjipto, 2010)
Jika diduga telah terjadi penolakan, biasanya dilakukan biopsi. Jika ternyata
terbukti telah terjadi penolakan, maka dilakukan penyesuaian dosis obat
immunosupresan. Hampir separuh kematian pada resipien jantung disebabkan
oleh infeksi. Komplikasi lainnya adalah aterosklerosisyang timbul pada arteri
koroner dari 25% resipien (Patricia Soetjipto, 2010)
b. Penatalaksanaan gizi

Menerima organ seperti jantung baru dapat meningkatkan kualitas hidup, tapi
tetap harus menjaganya dengan baik. Sebagai tambahan dari konsumsi
pengobatan anti rejection, diharuskan melakukan diet sehat dan pola hidup akan
secara rutin ditentukan oleh dokter. Pola hidup yang akan ditentukan seperti tidak
mengonsumsi rokok dan berolahraga secara rutin sesuai dengan kemampuan
tubuh. (hello sehat, 2018)

5) Transplantasi kulit.
a. Pengertian
Orang yang mengalami luka bakar yang sangat luas atau kerusakan kulit luas
lainnya bisa menjalani pencangkokkan kulit (skin graft). Cara terbaik untuk
melakukan skin graft adalah dengan mengambil kulit yang sehat dari bagian
tubuh lainnya dan mencangkokkannya pada bagian tubuh yang memerlukan.
Jika hal tersebut tidak mungkin dilakukan, untuk sementara waktu bisa
diambil kulit dari donor atau hewan (misalnya babi) sampai tumbuhnya kulit
baru yang normal. (Patricia Soetjipto, 2010)
b. Penatalaksanaan gizi
Setelah melakukan transplantasi wajah, pasien perlu menyesuaikan asupan
makanan yang dikonsumsi. Asupan nutrisi yang tepat dapat membuat tetap
sehat dan mencegah infeksi serta penyakit. Biasanya, dokter dan ahli gizi
terkait akan merekomendasikan hal-hal seperti:
 Mengonsumsi buah dan sayur setiap hari
 Mengonsumsi roti gandum, sereal, dan produk gandum lainnya
 Mengonsumsi susu rendah lemak
 Melakukan diet rendah garam dan rendah lemak

6) Transplantasi kornea
a. Pengertian
Keratoplasty atau transplantasi kornea adalah tindakan operasi pada mata
yang bertujuan mengganti kornea mata yang sudah rusak / tidak berfungsi
dengan kornea baru (kornea donor). Untuk melakukan tindakan
keratoplasty, JEC saat ini menggunakan teknologi Intralase Enabled
Keratoplasty (IEK) dan Lamelar Keratoplasty. (JEC, 2014)
b. Penatalaksanaan gizi
Setelah operasi, pemuihan pada mata memiliki waktu yang bervariasi,
penglihatan akan kembali normal minimal 3 minggu setelah operasi
dilakukan. Selama masa pemulihan, pasien harus menjaga pola makan, tidak
menggunakan obat-obatan diluar petunjuk dokter.  Mata paska operasi tidak
boleh terkena air sehingga pasien diminta menunda berenang dan berolahraga
berat sampai jangka waktu pemulihan total oleh dokter. (helo sehat, 2017)
7) Transplantasi Sumsum Tulang
a. Pengertian
Pencangkokkan sumsum tulang dilakukan pada wanita penderita kanker
payudara dan anak-anak yang menderita kelainan genetik tertentu. Jika
penderita kanker menjalani kemoterapi dan terapi penyinaran, maka sel-sel
penghasil darah yang normal di dalam sumsum tulang juga bisa dihancurkan
bersamaan dengan sel-sel kanker. Tetapi kadang pada saat menerima
kemoterapi dosis tinggi, sumsum tulang penderita bisa dikeluarkan dan
kemudian disuntikkan kembali setelah kemoterapi selesai. (Patricia Soetjipto,
2010)
Namun, prosedur transplantasi sumsum tulang memiliki resiko karena sel
darah putih resipien telah dihancurkan oleh terapi radiasi dan kemoterapi.
Sumsum tulang yang baru memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu untuk
menghasilkan sejumlah sel darah putih yang diperlukan guna melindungi
resipien terhadap infeksi. Resiko lainnya adalah penyakit graft-versus-host),
dimana sumsum tulang yang baru menghasilkan sel-sel aktif yang secara
imunologis menyerang sel-sel resipien (Patricia Soetjipto, 2010)
b. Penatalaksanaan gizi
- Memanaskan semua makanan supaya tetap hangat saat dikonsumsi
- Selalu mengonsumsi makanan segar
- Ketika memakan buah, pastikan buah dicuci terlebih dahulu supaya
bersih dan pilihlah buah-buahan segar jangan setengah busuk.
- Ketika mengonsumsi lalapan pastikan juga dibersihkan jangan sampai
menelan cacing ataupun masih ada bakteri yang melekat. 
- Paling disarankan adalah mengonsumsi makanan yang sudah dimasak
dengan benar dan matang.
- Hindari telur yang dimasak setengah matang ataupun keju lunak.
- Diskusikan dengan tim medis yang menangani kesehatan, diperlukan diet
khusus atau tidak.
8) Transplantasi Pankreas
a. Pengertian
Transplantasi pankreas hanya dilakukan pada penderita diabetestertentu.
Tujuan dari pencangkokkan adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi
diabetes dan terutama untuk mengontrol kadar gula darah secara lebih efektif.
Penelitian telah menunjukkan bahwa transplantasi pankreas dapat
memperlambat atau menghilangkan komplikasi dari diabetes. Tetapi
kebanyakan penderita tidak cocok menjalani transplantasi dan transplantasi
biasanya hanya dilakukan pada penderita yang kadar gula darahnya sangat
sulit dikendalikan serta penderita yang belum mengalami komplikasi yang
serius. Lebih dari 50% resipien memili kadar gula darah yang normal dan
seringkali tidak perlu menggunakan insulin lagi. Resipien harus
mengkonsumsi obat immunosupresan karena itu mereka memiliki resiko
mengalami infeksi dan komplikasi lainnya. (Patricia Soetjipto, 2010)
DAFTAR PUSTAKA

Ratna Suprapti Samil,Etika Kedokteran Indonesia,Jakarta: Bina Pustaka SarwonoPrawiroharjo,


2001, hlm. 101.

Sapiudin Shidiq,Fikih Kontemporer, Jakarta:Prenadamedia Group,2016,hlm. 121

Depdiknas,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002) hlm.192

Van Houve,Ensiklopedi Indonesia, Jakarta:PT. Ichtiar Baru,1986,hlm. 3614

www.who.intdiakses pada Jum’at 17 November 2017 pukul 14.28 WIB

Sapiudin Shidiq, op. cit, hlm. 12

Ratna,op.cit

Nur Hidayah,Kemaslahatan Transplantasi Organ Tubuh Sebagai Mahar Nikah(SKRIPSI),


Semarang: Fakultas Syari'ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2014,.hlm. 41

web resmi kemenkes, 2018, http://yankes.kemkes.go.id/read-terapi-gizi-pada-posttransplantasi-


ginjal-4234.html.

Patricia Soetjipto, Universitas Indonesia, 2010.

Web komersial hello sehat: https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/serangan-jantung/mengenal-


seluk-beluk-transplantasi-jantung/

Web komersial halo sehat: https://halosehat.com/review/tindakan-medis/transplantasi-paru-paru

Anda mungkin juga menyukai