Anda di halaman 1dari 3

PROJECT PROPOSAL

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SRAGEN


PROPINSI JAWA TENGAH

A. Pendahuluan
Banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume
air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu
tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.

Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang
buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika
hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya
saluran air kering dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.

Penyebab banjir – Diantara beberapa penyebab banjir adalah:

1. Ilegal Loging (Penebangan hutan secara liar)

2. Bertumpuknya sampah pada saluran air, sehingga terjadi penyumbatan pada


saluran air.

3. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan penanaman kembali pada


daerah / hutan hutan yang baru di tebangi.

4. Tidak adanya lagi tanah resapan untuk digunakan air sebagai tempat baginya
beristirahat dikala hujan turun. tidak ada lagi lahan hijau sebagai tempat resapan
air tanah. akibatnya, ketika hujan tiba, tanah menjadi tergerus oleh air dan
kemudian air terus meluncur tanpa adanya penghalang alami yang kemudian
menyebabkan banjir. dan masih banyak lagi penyebab-penyebab banjir yang
lainya.

Melihat cuaca yang pada saat ini sudah tidak menentu karena semakin terkikisanya
lapisan ozone yang disebabkan oleh tercemarnya udara dan kurangnya penghijauan,
apalagi Kabupaten Sragen menjadi salah satu daerah yang terancam banjir disebabkan
oleh penggusuran-penggusuran lahan pertanian sebagai penyerap air, oleh karena itu
Biopori dapat menjadi salah satu solusi untuk mencegah terjadinya banjir.

Secara alami, biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat
aktifitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah.
Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak
langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui
lubang tersebut.
Tetapi, di daerah perkotaan, keberadaan pepohonan semakin tergusur oleh bangunan-
bangunan sehingga lubang biopori menjadi semakin langka. Lagi pula, banyaknya
pepohonan tidak selalu mengartikan akan ada banyak air yang terserap, karena
permukaan tanah yang tertutup lumut membuat air tidak dapat meresap ke tanah.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibuatlah lubang resapan atau sumur resapan
buatan manusia yang sekarang dikenal dengan lubang biopori. Biopori dapat dibuat di
halaman depan, halaman belakang atau taman dari rumah. Lubang biopori sendiri
umumnya dibuat dengan lebar kira-kira 30 cm, jarak antar lubang sekitar 50 cm-100 cm.

Kita tidak akan sia-sia bila membuat biopori ini. Manfaat yang bisa didapat antara lain :

1. Mencegah banjir
Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga Sragen. Keberadaan
lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan bila setiap
rumah, kantor atau tiap bangunan di Sragen memiliki biopori berarti jumlah air yang
segera masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah terjadinya banjir.
2. Tempat pembuangan sampah organik
Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri di
Kabupaten Sragen. Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan
memisahkan sampah rumah tangga kita menjadi sampah organik dan non organik.
Untuk sampah organik dapat kita buang dlaam lubang biopori yang kita buat.
3. Menyuburkan tanaman
Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan untuk
organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah menjadi
kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.
4. Meningkatkan kualitas air tanah
Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-mineral yang
kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena
mengandung mineral.

B. Nama dan Bentuk Kegiatan


Nama kegiatan ini adalah “Masyarakat Peduli Lingkungan”
Kegiatan ini kami laksanakan dalam bentuk penyuluhan dan praktek pembuatan biopori
di tempat-tempat yang memungkinkan untuk dibuatnya biopori dengan mengutamakan
izin pada pihak terkait. Kegiatan ini melibatkan ketua RT, masyarakat dan relawan dari
masyarakat yang di berikan bekal terlebih dahulu untuk memberikan penyuluhan kepada
masyarakat tentang pentingnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
C. Waktu dan Tempat
Karena keterbatasan relawan maka kegiatan ini akan kami laksanakan secara bergilir di
20 Kecamatan di Kabupaten Sragen dan dimulai pada 29 April 2014 dan berakhir pada
18 Desember 2014.
D. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan kami adalah
1. Untuk memberikan pemahaman tentang lingkunagan kepada masyarakat.
2. Untuk menimbulkan rasa cinta dan peduli masyarakat terhadap lingkungan.
3. Untuk menciptakan daerah pemukiman yang ramah terhadap lingkungan.
4. Untuk membantu pemerintah dalam mengatasi sebagian permasalahan yang timbul
karena efek dari tercemarnya lingkungan.

E. Anggaran Biaya Pelaksanaan Kegiatan


Pengadaan Bor Biopori direncanakan sebanyak 250 unit dan lubang biopori sebanyak
128 unit dan akan dibantukan di masing-masing kecamatan se Kabupaten Sragen. Biaya
yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut untuk masing – masing unit bor biopori adalah
Rp. 225.000,- ( dua ratus dua puluh lima ribu rupiah ), sehingga total anggaran yang
dibutuhkan sebesar Rp. 56.250.000 ( lima puluh enam juta dua ratus lima puluh ribu
rupiah ). Sedangkan untuk masing – masing unit lubang biopori adalah Rp. 40.000,-
( empat puluh ribu rupiah ), sehingga total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp.
5.120.000 ( lima juta seratus dua puluh ribu rupiah ). Total anggaran yang dibutuhkan
untuk pengadaan bor biopori dan lubang biopori adalah sebesar Rp. 61.370.000 ( enam
puluh satu juta tiga ratus tujuh puluh ribu rupiah ).

F. Penutup
Demikian proposal ini kami buat, masih terlampau banyak kekurangan yang kami miliki,
sehingga kami membutuhkan bantuan dari berbagai pihak baik dalam saran dan kritik
maupun sumbangsih materi. Semoga kegiatan ini bermakna positif bagi kenyamanan
hidup masyarakat khususnya di Kabupaten Sragen.

Sragen, Februari 2013

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP


KABUPATEN SRAGEN

Ir. ISMANTO, MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19571223 198703 1 003

Anda mungkin juga menyukai