Anda di halaman 1dari 12

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 12%

Date: Friday, June 25, 2021


Statistics: 426 words Plagiarized / 3589 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

PENDAHULUAN Pembangunan merupakan upaya untuk meningkatkan,


mengembangkan, serta pemanfaatan SDA dan SDM yang ada, yang hasilnya
meningkatkan kesuksesan dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan dilakukan atas
serangkaian investasi, dan investasi tersebut dapat dilakukan dengan dorongan modal
sangat besar. Salah satu sumber modal yaitu perpajakan.

Perpajakan adalah iuran orang pribadi (yang bersifat memaksa) kepada kas negara
melalui penolakan timbal balik, yang dapat langsung dilaporkan dan digunakan untuk
membayar pengeluaran-pengeluaran bersama (Soemitro dalam Ernawati, 2018: 2).
Perpajakan mempunyai peran sangat penting untuk dikoleksi oleh pemerintah saat ini,
karena perpajakan merupakan sumber kontribusi nasional yang jelas, dalam hal ini
pentingnya pengelolaan perpajakan menjadi suatu prioritas pemerintahan. Salah satu
perpajakan yang dipungut oleh masyarakat yaitu PBB (Salmah, 2018).

Berdasarkan UU No. 28/2009 mengenai pajak wilayah dan retribusi wilayah mengatur
bahwa PBB merupakan perpajakan terhadap bumi dan/ atau bangunan yang memiliki,
mengelola, menguasai oleh perseorangan atau badan hukum. Digunakan untuk
kegiatan perkebunan, kehutanan, dan pertambangan.

Penjelasan tentang pajak bumi dan bangunan atas wewenang pemerintahan wilayah
adalah pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan. Cara untuk
menanggulangi PBB yaitu Kepatuhan WP dalam membayar PBB. Kepatuhan WP
merupakan salah satu syarat bagi WP untuk memenuhi seluruh kewajiban pajaknya dan
melaksanakan hak pajaknya (Salmah dalam Ramdhani, 2020).

Tetapi pada kenyataan negara tidak jarang kesusahan dalam memungut pajak, termasuk
PBB. Kasus kepatuhan WP yaitu kasus utama bagi suatu negara. Dikarenakan apabila WP
tidak mematuhi peraturan yang ada sehingga akan menyebabkan harapan untuk
lakukan perbuatan penghindaraan, pengelakan, penyelundupan dan pelalaian pajak
pada akhirnya perbuatan tersebut akan mengakibatkan penerimaan perpajakan negara
akan menurun (Kurnia dalam Salmah, 2018).

Kepatuhan wajib pajak artinya kepatuhan wajib pajak harus lakukan pembayaran PBB
yang terutang lebih awal dalam jumlah SPPT yang sesuai. Tanggal jatuh tempo PBB
tertera pada SPPT yang diterima Wajib Pajak (Sucito, 2016). Faktor yang akan pengaruhi
kepatuhan WP dalam membayar PBB yaitu sanksi pajak, pelayanan pajak dan
pengetahuan pajak.

Sanksi pajak yaitu sanksi yang diberikan kepada WP yang tidak patuh atau melakukan
pelanggaran dan penipuan dengan aturan pajak yang berlaku (Arfah, 2019). Dengan
memberikan sanksi yang berat, sehingga wajib pajak didorong untuk mematuhi
kewajiban perpajakan dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan
(Ayunda dalam Sesarista 2020). Sanksi pajak ada dua macam, adalah sanksi administratif
dan sanksi pidana. Sanksi-sanksi administratif seperti hukuman dan bunga tambahan.

Sedangkan sanksi-sanksi pidana seperti sanksi penjara dan sanksi kurungan. Sanksi
pajak efektif adalah sanksi yang menciptakan WP merasakan pengaruh apabila tidak
melakukan pembayaran PBB, sehingga menciptakan WP paham arti dari sanksi-sanksi
pajak, dan menaruh pengetahuan mengenai tata-tata cara pembayaran PBB secara
tepat waktu (Siregar dan Rahayu, 2018).

Semakin tinggi sanksi pajak ditandai adanya sanksi sehingga bisa membuat WP dapat
imbas apabila mereka tidak membayarkan PBB sehingga menciptakan Wajib Pajak untuk
sedia memenuhi hak perpajakannya. Apabila sanksi tadi juga mampu mendapatkan
dampak jera terhadap WP yang menciptakan WP berusaha buat paham dengan tata-
tata cara dan batas waktu pembayarannya sehingga WP akan membayarkan PBB secara
tepat waktu maka tidak memiliki tagihan pajak. Sanksi pajak yang tinggi membuat
kepatuhan WP dalam pembayaran PBB juga semakin tinggi.

Pelayanan pajak dapat memberikan bagi WP yaitu salah satu pelayanan pemerintah
yang paling sesuai dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat (Patmasari et al dalam
Sesarista, 2020). Pelayanan pajak adalah pelayanan seperti kesigapan petugas dalam
melayani konsumen dan dukungan dari sarana yang ada (Novitasari & Hamta, 2017).
Pelayanan pajak menitikberatkan pada cara memenuhi keperluan dan harapan
konsumen dan ketepatan penyampaian buat menyeimbangkan keinginan konsumen.
Hal PBB ini, apabila pelayanan yang diterima oleh WP dalam proses pemenuhan
kewajiban pajak sesuai harapan maka pelayanan pajak akan semakin baik, dan
sebaliknya. Pengukuran pelayanan pajak dapat memakai indikator adalah prosedur
penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, prosedur membayar PBB, pelayanan
waktu membayar PBB, fasilitas mendukung dalam pelayanan, kecepatan dan
ketanggapan petugas dalam menghadapi keluhan WP (Nurfauzi dalam Sesarista, 2020).

Pelayanan pajak tinggi ditandai dengan penyampaian SPPT oleh petugas berjalan baik,
prosedur membayar PBB yang memudahkan WP dan fasilitas mendukung yang
memuaskan serta petugas yang cepat tanggap sehingga WP dilayani baik saat
membayar PBB maka WP akan sedia buat memenuhi kewajiban PBB mereka disiplin
yang menciptakan WP tidak memiliki tagihan pajak. Pelayanan pajak yang tinggi maka
meningkatkan kepatuhan WP dalam pembayaran PBB.

Pengetahuan pajak yaitu keterampilan WP untuk memahami aturan pajak, termasuk tarif
perpajakan yang menerima pembayaran maupun pengurangan pajak yang bermanfaat
untuk kehidupan Wajib Pajak (Parera & Erawati, 2017). Menurut Ayunda dalam Sesarista
(2020) pada pengukuran pengetahuan pajak memakai indikator adalah pemahaman WP
dimana pajak adalah pendapatan negara buat pembiayaan umum dan pembangunan
daerah yang dipungut menurut UU, dan pemahaman tarif pajak, pemungut pajak dan
prosedur pembayaran pajak.

Jika pengetahuan pajak tinggi ditandai menggunakan pemahaman WP mengenai pajak


akan dibayar dan diguna buat pembiayaan umum dan pembangunan wilayah dan
dipungut menurut UU maka menciptakan WP akan sedia untuk pemenuhan kewajiban
mereka sebagai WP PBB. Pengetahuan pajak yang tinggi ditandai oleh pemahaman WP
mengenai tarif serta prosedur membayar PBB akan mendorong WP untuk membayarkan
PBB secara tepat waktu maka Wajib Pajak tidak memiliki tagihan pajaknya. Dengan
adanya pengetahuan pajak tinggi membuat kepatuhan WP dalam pembayaran PBB
semakin tinggi.

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menguji seberapa besar pengaruh sanksi pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB, untuk menguji seberapa besar
pengaruh pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB, untuk
menguji seberapa besar pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
dalam membayar PBB serta untuk menguji seberapa besar secara simultan pengaruh
sanksi pajak, pelayanan pajak dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
dalam membayar PBB. Dalam penelitian ini memakai skala likert dengan mengunakan
pola 1. Sangat Tidak Setuju (STS), 2. Tidak Setuju (TS), 3. Netral (N), 4.
Setuju (S) dan 5. Sangat Setuju (SS) dengan sampel 50 wajib pajak yang berada di
Yayasan Ariya Metta Tangerang. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Sanksi Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar PBB .
Sanksi pajak yaitu sanksi yang diberikan kepada WP yang tidak patuh atau melakukan
pelanggaran dan penipuan dengan aturan pajak yang berlaku (Arfah, 2019).

Semakin tinggi sanksi pajak ditandai adanya sanksi sehingga bisa membuat WP dapat
imbas apabila mereka tidak membayarkan PBB sehingga menciptakan Wajib Pajak untuk
sedia memenuhi hak perpajakannya. Apabila sanksi tadi juga mampu mendapatkan
dampak jera terhadap WP yang menciptakan WP berusaha buat paham dengan tata-
tata cara dan batas waktu pembayarannya sehingga WP akan membayarkan PBB secara
tepat waktu maka tidak memiliki tagihan pajaknya.

Sanksi pajak yang tinggi membuat kepatuhan WP dalam pembayaran PBB juga semakin
tinggi. Dari penjelesan diatas maka perumusan hipotesisnya sebagai berikut: H1: Sanksi
Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar PBB Pelayanan
Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar PBB Pelayanan
pajak adalah pelayanan seperti kesigapan petugas dalam melayani konsumen dan
dukungan dari sarana yang ada (Novitasari & Hamta, 2017).

Pelayanan pajak tinggi ditandai dengan penyampaian SPPT oleh petugas berjalan baik,
prosedur membayar PBB yang memudahkan WP dan fasilitas mendukung yang
memuaskan serta petugas yang cepat tanggap sehingga WP dilayani baik saat
membayar PBB maka WP akan sedia buat memenuhi kewajiban PBB mereka disiplin
yang menciptakan WP tidak memiliki tagihan pajaknya. Pelayanan pajak yang tinggi
maka meningkatkan kepatuhan WP dalam pembayaran PBB.

Dari penjelasan diatas maka perumusan hipotesisnya sebagai berikut: H2: Pelayanan
pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar PBB
Pengetahuan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar PBB
Pengetahuan pajak yaitu keterampilan WP untuk memahami aturan pajak, termasuk tarif
perpajakan yang menerima pembayaran maupun pengurangan pajak yang bermanfaat
untuk kehidupan Wajib Pajak (Parera & Erawati, 2017).

Jika pengetahuan pajak tinggi ditandai menggunakan pemahaman WP mengenai pajak


akan dibayar dan diguna buat pembiayaan umum dan pembangunan wilayah dan
dipungut menurut UU maka menciptakan WP akan sedia untuk pemenuhan kewajiban
mereka sebagai WP PBB. Pengetahuan pajak yang tinggi ditandai oleh pemahaman WP
mengenai tarif serta prosedur membayar PBB akan mendorong WP untuk membayarkan
PBB secara tepat waktu maka Wajib Pajak tidak memiliki tagihan pajaknya.
Dari penjelasan di atas maka perumusan hipotesisnya sebagai berikut: H3: Pengetahuan
pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar PBB Sanksi Pajak,
Pelayanan Pajak dan Pengetahuan Pajak berpengaruh secara simultan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar PBB Hasil penelitian Arfah (2019) ditunjukkan
adanya sanksi pajak serta kesadaran WP berpengaruh secara silmutan terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB.

Hasil penelitian Novitasari & Hamta (2017) ditunjukkan adanya kualitas pelayanan dan
sosialisasi pajak berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan pajak PBB-P2. Hasil
penelitian Parera & Erawati (2017) ditunjukkan adanya kesadaran WP, sanksi pajak,
pengetahuan pajak dan pelayanan fiskus berpengaruh secara simultan terhadap
kepatuhan wajib PBB.

Dari penjelasan diatas maka perumusan hipotesisnya sebagai berikut: H4: Sanksi Pajak,
Pelayanan Pajak dan Pengetahuan Pajak berpengaruh secara simultan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar PBB. METODE Penelitian ini memakai jenis
kuantitatif. Penelitian dilakukan terhadap wajib pajak yang memiliki hak atas tanah serta
bangunan pada Yayasan Ariya Metta Tangerang. Data yang dipakai adalah data primer.

Populasi yang digunakan yaitu WP bumi dan bangunan terdapat pada Yayasan Ariya
Metta Tangerang. Sampel didapatkan dari hasil seleksi menggunakan metode
convenience sampling dengan total sampel diperoleh 50 responden sehingga jumlah
data yang diteliti sebanyak 50 data. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Analisis data yang dipakai adalah analisis regresi berganda.

Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini diukur memakai skala likert dengan
pola 1. Sangat Tidak Setuju (STS), 2. Tidak Setuju (TS), 3. Netral (N), 4. Setuju (S) dan 5.
Sangat Setuju (SS). Sedangkan variabel bebas (independen) menggunakan beberapa
variabel sebagai berikut: Sanksi pajak diukur memakai skala likert dengan pola 1.

Sangat Tidak Setuju (STS), 2. Tidak Setuju (TS), 3. Netral (N), 4. Setuju (S) dan 5. Sangat
Setuju (SS). Pelayanan pajak diukur memakai skala likert dengan pola 1. Sangat Tidak
Setuju (STS), 2. Tidak Setuju (TS), 3. Netral (N), 4. Setuju (S) dan 5. Sangat Setuju (SS).
Pengetahuan pajak diukur memakai skala likert dengan mengunakan pola 1. Sangat
Tidak Setuju (STS), 2. Tidak Setuju (TS), 3. Netral (N), 4. Setuju (S) dan 5.

Sangat Setuju (SS). Model persamaan regresi berganda yang dikembangkan pada
penelitian ini sebagai berikut: Y = a + ß1 X1 + ß2 X2 + ß3 X3 + £ Keterangan: Y =
kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB a = konstanta ß1 X1 = sanksi pajak ß2 X2
= pelayanan pajak ß3 X3 = pengetahuan pajak £ = error HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis statistik deskriptif dari masing variabel-variabel yang terdapat dalam tabel
dibawah ini. Tabel 1.

Statistik Deskriptif Min Max Mean Standar Deviasi Sanksi Pajak 17 24 20,62 2,108
Pelayanan Pajak 17 25 20,94 2,074 Pengetahuan Pajak 16 25 21,00 2,080 Kepatuhan
Wajib Pajak dalam Membayar PBB 16 25 21,06 2,385 Sumber: hasil olahan Sanksi pajak
mempunyai nilai rata-rata 20,62 dengan nilai minimal 17, maksimal 24 dan standar
deviasi 2,108.

Pelayanan pajak mempunyai nilai rata-rata 20,94 dengan nilai minimal 17, maksimal 25
dan standar deviasi 2,074. Pengetahuan pajak mempunyai nilai rata-rata 21,00 dengan
nilai minimal 16, maksimal 25 dan standar deviasi 2,080. Kepatuhan WP dalam
membayar PBB mempunyai nilai rata-rata 21,06 dengan nilai minimal 16, maksimal 25
dan standar deviasi 2,385.

Hasil Uji kualitas data Uji kualitas data terdiri atas uji validitas dan uji reliabilitas. Uji
Validitas untuk masing variabel-variabel yang terdapat dalam tabel dibawah ini. Tabel 2.
Uji Validitas Sanksi Pajak Variabel Item Pertanyaan Nilai Signifikansi Signifikansi Korelasi
Pearson Ket Sanksi Pajak (X1) Pertanyaan 1 0,016 0,05 Valid Pertanyaan 2 0,000 0,05
Valid Pertanyaan 3 0,000 0,05 Valid Pertanyaan 4 0,000 0,05 Valid Pertanyaan 5 0,000
0,05 Valid Sumber: hasil olahan Berdasarkan hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa
masing-masing nilai signifikansi dari setiap pertanyaan < 0,05 dengan hasil valid, maka
kesimpulannya bahwa variabel ini bisa dipakai dalam penelitian ini. Tabel 3.

Uji Validitas Pelayanan Pajak Variabel Item Pertanyaan Nilai Signifikansi Signifikansi
Korelasi Pearson Ket Pelayanan Pajak (X2) Pertanyaan 1 0,000 0,05 Valid Pertanyaan 2
0,000 0,05 Valid Pertanyaan 3 0,000 0,05 Valid Pertanyaan 4 0,000 0,05 Valid
Pertanyaan 5 0,000 0,05 Valid Sumber: hasil olahan Berdasarkan hasil uji validitas, dapat
dilihat bahwa masing-masing nilai signifikansi dari setiap pertanyaan < 0,05 dengan
hasil valid, maka kesimpulannya bahwa variabel ini bisa dipakai dalam penelitian ini.
Tabel 4.

Uji Validitas Pengetahuan Pajak Variabel Item Pertanyaan Nilai Signifikansi Signifikansi
Korelasi Pearson Ket Pengetahuan Pajak (X3) Pertanyaan 1 0,009 0,05 Valid Pertanyaan
2 0,000 0,05 Valid Pertanyaan 3 0,000 0,05 Valid Pertanyaan 4 0,000 0,05 Valid
Pertanyaan 5 0,000 0,05 Valid Sumber: hasil olahan Berdasarkan hasil uji validitas, dapat
dilihat bahwa masing-masing nilai signifikansi dari setiap pertanyaan < 0,05 dengan
hasil valid, maka kesimpulannya bahwa variabel ini bisa dipakai dalam penelitian ini.
Tabel 5.
Uji Validitas Kepatuhan WP dalam Membayar PBB Variabel Item Pertanyaan Nilai
Signifikansi Signifikansi Korelasi Pearson Ket Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar
PBB (Y) Pertanyaan 1 0,000 0,05 Valid Pertanyaan 2 0,000 0,05 Valid Pertanyaan 3
0,000 0,05 Valid Pertanyaan 4 0,000 0,05 Valid Pertanyaan 5 0,000 0,05 Valid Sumber:
hasil olahan Berdasarkan hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa masing-masing nilai
signifikansi dari setiap pertanyaan < 0,05 dengan hasil valid, maka kesimpulannya
bahwa variabel ini bisa dipakai dalam penelitian ini.

Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas untuk masing variabel-variabel yang terdapat dalam
tabel dibawah ini. Tabel 6. Uji Reliabilitas Sanksi Pajak Alpha Cronbach Alpha cronbach
berdasarkan item standar N dari item ,679 ,678 5 Sumber: hasil olahan Hasil uji
reliabilitas diatas, menyatakan hasil variabel sanksi pajak memperoleh nilai-nilai alpha
cronbach yaitu 0,679 > 0,6 sehingga menyimpulkan menyimpulkan tentang jawaban
respoden untuk setiap pertanyaan variabel sanksi pajak dapat dikatakan reliabel. Tabel
7.

Uji Reliabilitas Pelayanan Pajak Alpha Cronbach Alpha cronbach berdasarkan item
standar N dari item ,741 ,742 5 Sumber: hasil olahan Hasil uji reliabilitas diatas,
menyatakan hasil variabel pelayanan pajak memperoleh nilai-nilai alpha cronbach yaitu
0,741 > 0,6 sehingga menyimpulkan tentang jawaban respoden untuk setiap pertanyaan
variabel pelayanan pajak dapat dikatakan reliabel. Tabel 8.

Uji Reliabilitas Pengetahuan Pajak Alpha Cronbach Alpha cronbach berdasarkan item
standar N dari item ,628 ,658 5 Sumber: hasil olahan Hasil uji reliabilitas diatas,
menyatakan hasil variabel pengetahuan pajak memperoleh nilai-nilai alpha cronbach
yaitu 0,628 > 0,6 sehingga menyimpulkan tentang jawaban respoden untuk setiap
pertanyaan variabel pengetahuan pajak dapat dikatakan reliabel. Tabel 9.

Uji Reliabilitas Kepatuhan WP dalam Membayar PBB Alpha Cronbach Alpha cronbach
berdasarkan item standar N dari item ,812 ,814 5 Sumber: hasil olahan Hasil uji
reliabilitas diatas, menyatakan hasil variabel kepatuhan WP dalam membayar PBB
memperoleh nilai-nilai alpha cronbach yaitu 0,812 > 0,6 sehingga menyimpulkan
tentang jawaban respoden untuk setiap pertanyaan variabel kepatuhan WP dalam
membayar PBB dapat dikatakan reliabel.

Hasil Uji Asumsi Klasik Uji normalitas untuk penelitian ini memakai uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Dikatakan data memiliki terdistribusi normal jika nilai Asymp.
Sig (2-tailed) > 0,05. Hasil tersebut dimana nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,062 >
0,05 maka data tersebut sudah terdistribusi normal. Tabel 10.
Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Unstandardized Residual N 50 Normal
Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation ,69247319 Most Extreme Differences
Absolute ,122 Positive ,122 Negative -,059 Test Statistic ,122 Asymp. Sig. (2-tailed)
,062c Sumber: hasil olahan Selain itu, data normal dilihat dari gambar P-P Plot.

Dikatakan data memiliki terdistribusi normal jika data memanjang di sekitar garis
persilangan diagonal dan mengikuti arah diagonal atau tidak jauh dari garis lurus.
Berdasarkan pada gambar 1 dimana data tersebut terdistribusi normal. / Gambar 1. Uji
Normalitas (P-P Plot) Sumber: hasil olahan Model yang terbentuk tidak dapat
dipengaruhi oleh gejala uji multikolinearitas, heteroskedastisitas seperti ditunjukkan
pada tabel 11. Tabel 11.

Uji Multikolinearitas dan Heteroskedastisitas Regresi Multikolinearitas Hasil tolerance >


0,10; VIF < 10 Heteroskedastisitas Tidak ada gambaran yang jelas pada diagram sebar,
dan titik-titik pada diagram sebar berada di atas dan di bawah angka 0 sepanjang
sumbu x dan sumbu y. Sumber: hasil olahan Hasil Model Persamaan Regresi Berganda
Hasil model persamaan regresi berganda untuk masing variabel-variabel yang terdapat
dalam tabel dibawah ini. Tabel 12. Hasil Model Persamaan Regresi Berganda Model
Unstandardized Coefficients B Std.

Error 1 (Constant) -1,463 1,218 Sanksi Pajak -,149 ,067 Pelayanan Pajak ,604 ,099
Pengetahuan Pajak ,616 ,117 Sumber: hasil olahan Berdasarkan pada tabel diatas, maka
model persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = -1,463 - 0,149 X1 + 0,604 X2 +
0,616 X3 + £ Keterangan: Nilai konstanta adalah -1,463 artinya jika sanksi pajak,
pelayanan pajak dan pengetahuan pajak bernilai 0, sehingga nilai kepatuhan WP dalam
membayar PBB akan tetap adalah -1,463.

Nilai koefisien variabel sanksi pajak adalah -0,149, artinya setiap kenaikan sanksi pajak
sebanyak 1 satuan sehingga menaikkan Kepatuhan WP dalam membayar PBB yaitu
-0,149. Nilai koefisien variabel pelayanan pajak adalah 0,604, artinya setiap kenaikan
pelayanan pajak sebanyak 1 satuan sehingga menaikkan Kepatuhan WP dalam
membayar PBB yaitu 0,604.

Nilai koefisien variabel pengetahuan pajak adalah 0,616, artinya setiap kenaikan
Pengetahuan Pajak sebanyak 1 satuan sehingga menaikkan Kepatuhan WP dalam
membayar PBB yaitu 0,616. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis dapat melakukan dengan
uji koefisien determinasi (R2), uji statistik f dan uji statistik t pada dalam tabel dibawah
ini.
Uji koefisien determinasi (R2) Tabel 13. Koefisien Determinasi (R2) Model R R Square
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,957a ,916 ,910 ,715 Sumber: Hasil
olahan Berdasarkan pada Tabel diatas, nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,910.
Artinya Kepatuhan WP dalam membayar PBB hanya dapat menjelaskan sebesar 0,910
pengaruhnya terhadap variabel sanksi pajak, pelayanan pajak dan pengetahuan pajak.

Sisanya dipengaruhi oleh variabel yang lain. Uji statistik F Tabel 14. Uji Statistik F Model
Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 255,324 3 85,108 166,619 ,000b
Residual 23,496 46 ,511 Total 278,820 49 Sumber: hasil olahan Berdasarkan pada
Tabel diatas, nilai F sebesar 166,619 dengan signifikan yaitu 0,000 kurang dari 0,05.

Artinya variabel sanksi pajak, pelayanan pajak dan pengetahuan pajak berpengaruh
secara simultan terhadap Kepatuhan WP dalam membayar PBB. Uji statistik t Tabel 15.
Uji Statistik t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std.
Error Beta 1 (Constant) -1,463 1,218 -1,201 ,236 Sanksi Pajak -,149 ,067 -,131 -2,232
,031 Pelayanan Pajak ,604 ,099 ,525 6,075 ,000 Pengetahuan Pajak ,616 ,117 ,538
5,254 ,000 Sumber: hasil olahan Sanksi pajak dengan tingkat signifikan yaitu 0,031
kurang dari 0,05.

Artinya sanksi pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan WP dalam membayar PBB.


Pelayanan pajak dengan tingkat signifikan yaitu 0,000 kurang dari 0,05. Artinya
pelayanan pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan WP dalam membayar PBB.
Pengetahuan pajak dengan tingkat signifikan yaitu 0,000 kurang dari 0,05. Artinya
pengetahuan pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan WP dalam membayar PBB.

Pembahasan Sanksi Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam


Membayar PBB Nilai uji t untuk variabel sanksi pajak dengan tingkat signifikan yaitu
0,031 kurang dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung dari penelitian Arfah (2019)
menjelaskan semakin tinggi sanksi pajak ditandai adanya sanksi sehingga bisa membuat
WP dapat imbas apabila mereka tidak membayarkan PBB sehingga menciptakan Wajib
Pajak untuk sedia memenuhi hak perpajakannya.

Apabila sanksi tadi juga mampu mendapatkan dampak jera terhadap WP yang
menciptakan WP berusaha buat paham dengan tata-tata cara dan batas waktu
pembayarannya sehingga WP akan membayarkan PBB secara tepat waktu maka tidak
memiliki tagihan pajaknya. Sanksi pajak yang tinggi membuat kepatuhan WP dalam
pembayaran PBB juga semakin tinggi.

Pelayanan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar PBB
Nilai uji t untuk variabel pelayanan pajak dengan tingkat signifikan yaitu 0,000 kurang
dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung dari penelitian Novitasari & Hamta (2017)
menjelaskan pelayanan pajak tinggi ditandai dengan penyampaian SPPT oleh petugas
berjalan baik, prosedur membayar PBB yang memudahkan WP dan fasilitas mendukung
yang memuaskan serta petugas yang cepat tanggap sehingga WP dilayani baik saat
membayar PBB maka WP akan sedia buat memenuhi kewajiban PBB mereka disiplin
yang menciptakan WP tidak memiliki tagihan pajak.

Pelayanan pajak yang tinggi maka meningkatkan kepatuhan WP dalam pembayaran


PBB. Pengetahuan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam
Membayar PBB Nilai uji t untuk variabel pengetahuan pajak dengan tingkat signifikan
yaitu 0,000 kurang dari 0,05.

Hasil penelitian ini mendukung dari penelitian Parera & Erawati (2017) menjelaskan
Pengetahuan pajak yang tinggi ditandai oleh pemahaman WP mengenai tarif serta
prosedur membayar PBB akan mendorong WP untuk membayarkan PBB secara tepat
waktu maka Wajib Pajak tidak memiliki tagihan pajaknya. Dengan adanya pengetahuan
pajak tinggi membuat kepatuhan WP dalam pembayaran PBB semakin tinggi.

Sanksi pajak, pelayanan pajak dan pengetahuan pajak berpengaruh secara simultan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar PBB Nilai uji f sebesar 166,619
dengan tingkat signifikan yaitu 0,000 kurang dari 0,05. Sehingga menyimpulkan variabel
sanksi pajak, pelayanan pajak dan pengetahuan pajak berpengaruh secara simultan
terhadap kepatuhan WP dalam membayar PBB.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Parera & Erawati (2017) menunjukkan
bahwa kesadaran WP, sanksi pajak, pengetahuan pajak dan pelayanan fiskus
berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib PBB. SIMPULAN Hasil penelitian
yang sudah dilakukan ditunjukkan adanya sanksi pajak, pelayanan pajak dan
pengetahuan pajak secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan WP dalam
membayar PBB. Sanksi pajak, pelayanan pajak dan pengetahuan pajak berpengaruh
secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB.

SARAN Saran bagi akademis diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan wawasan bagi
para pembaca tentang pengaruh sanksi pajak, pelayanan pajak, dan pengetahuan pajak
terhadap kepatuhan WP dalam membayar pajak bumi dan bangunan. Saran bagi
yayasan ariya metta, Sebagai WP yang ada di Yayasan Aria Metta, sebaiknya selalu
memantau dalam membayar PBB serta meningkatkan kualitasnya sesuai standar yang
berlaku. Dan saran bagi penelitian selanjutnya yang ingin mebahas judul yang sama
dpat menambahkan lebih banyak variabel bebas lainnya.
INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - bapenda.inhukab.go.id › web › detailberita
<1% - zulkiflisasaja.wordpress.com › 2014/10/02 › pajak
<1% - www.e-jurnal.com › 2014 › 11
<1% - www.tokopedia.com › blog › sanksi-pajak-indonesia
<1% - dedensaefudin.wordpress.com › 04 › sanksi-perpajakan
<1% - issuu.com › waspada › docs
<1% - jimfeb.ub.ac.id › index › jimfeb
1% - 123dok.com › document › yrkx34vz-pengaruh-kesadaran
<1% - eprints.umm.ac.id › 36704 › 4
<1% - docobook.com › pengaruh-perubahan-tarif-pajak
<1% - jraba.org › journal › index
<1% - lib.unnes.ac.id › 2583/1/4694
<1% - metlit5-unpam.blogspot.com › 2016 › 02
<1% - repository.stei.ac.id › 1688 › 2
1% - sanksi pajak serta kesadaran wp berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pbb.
<1% - publikasiilmiah.ums.ac.id › xmlui › bitstream
<1% - repository.unpas.ac.id › 43677 › 6
<1% - eprints.umm.ac.id › 55079 › 4
<1% - core.ac.uk › download › pdf
<1% - www.coursehero.com › file › 72175524
<1% - 123dok.com › document › q7rmvkvy-pengaruh-kepuasan
<1% - tatangmanguny.wordpress.com › 2010/11/01 › skala
<1% - 123dok.com › document › z1eonwpy-i-jurnal-ilmiah
<1% - 123dok.com › document › yr8w5j8z-analisis-literasi
<1% - 123dok.com › document › yew4vw0y-pengaruh-pemahaman
<1% - text-id.123dok.com › document › 4yrwn46jz-hasil-uji
<1% - digilib.uinsby.ac.id › 353 › 7
<1% - www.slideshare.net › verupurbolakseto › faktor-yang
<1% - 123dok.com › document › 7q0ekdvy-analisis-pengaruh
1% - tentang jawaban responden untuk setiap pertanyaan variabel kepatuhan wp dalam
membayar pbb dapat dikatakan reliabel.
<1% - studikustatistik.wordpress.com › 2008/09/23 › uji
<1% - www.spssindonesia.com › 2019 › 01
<1% - repository.bakrie.ac.id › 532 › 5
<1% - www.spssindonesia.com › 2014 › 01
1% - www.coursehero.com › file › p1c8lu11
<1% - www.gurukatro.com › 2014 › 11
<1% - digilib.uinsby.ac.id › 13110 › 7
<1% - eprints.undip.ac.id › 79728 › 5
1% - www.coursehero.com › file › p7rtvgm
<1% - ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id › index › JKEP
<1% - 123dok.com › document › 1y9p45jq-faktor-faktor
<1% - jurnalmudiraindure.com › wp-content › uploads
<1% - karyailmiah.unisba.ac.id › index › akuntansi
<1% - www.jurnal.stietribuana.ac.id › index › parameter

Anda mungkin juga menyukai