Anda di halaman 1dari 15

Nama : Vicaya Citta Dhammo

NIM : 2032600039
Teori Akuntansi

Tugas pertemuan ke - 14
Jika berkenan dan ada waktu, silakan dibuat identifikasi jurnal dari artikel dibawah ini.
Identifikasi jurnal dipresentasikan pada hari Sabtu, 18 Jan 2021 di kelas virtual dan dishare
ke alisandy@outlook.com
1. Setiawati (2000) MANAJEMEN LABA
2. AMARA Ines ( 2017) The Effect of Discretionary Accruals on Financial Statement Fraud:
The Case of the French Companies

1. Setiawati (2000) MANAJEMEN LABA


NO PERIHAL
1 Judul Manajemen Laba
2 Nama Penulis Lilis Setiawati dan Ainun Na’im
3 Nama Jurnal Penerbit & Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 2000, Vol. 15,
Tahun Publikasi No. 4, 424 – 441
4 Isu yang diteliti Praktik manajemen laba dalam perusahaan merupakan
hal yang sangat logis. Jika fleksibilitas akuntansi
memungkinkan manajer mempengaruhi suatu
keputusan, dan secara legal (dalam batas tertentu)
merupakan praktik yang sah, mengapa manajer tidak
melakukannya? Besarnya kesempatan dan insentif
manajer melakukan manajemen laba mendorong para
peneliti untuk mengevaluasi praktik manajemen laba.
Yang sulit bagi para peneliti untuk mengeksplorasi
praktik manajemen laba adalah keterbatasan
metodologi untuk membuktikan praktik manajemen
laba, karena pada dasarnya manajemen laba memang
sulit untuk dideteksi. Metodologi yang telah dipakai
oleh para peneliti untuk mengevaluasi isu manajemen
laba dan berbagai upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan validitas dari metode yang digunakan
akan dibahas dalam ulasan berikut. Proksi manajemen
laba yang lazim digunakan dalam penelitian-penelitian
terdahulu dapat dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu
(1) unexpected accruals, (2) specific accruals, (3)
pilihan metode akuntansi, dan (4) penggeseran
pengakuan pendapatan dan biaya.
5 Hal yang melatarbelakangi Manajemen laba adalah campur tangan manajemen
dilakukannya penelitian dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan
ini tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri.
Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang
dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan.
Manajemen laba menambah bias dalam laporan
keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan
keuangan yang mempercayai angka laba hasil
rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa.
Informasi akuntansi berguna bagi investor dan kreditor
(juga pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan
perusahaan) untuk menilai suatu perusahaan dan untuk
mengambil keputusan investasi. Informasi akuntansi
yang tidak valid dapat menyebabkan investor salah
mengambil keputusan dan salah menanamkan dana. Di
Amerika, masalah manajemen laba telah lama menarik
perhatian regulator maupun para peneliti. Para peneliti
sibuk memikirkan apa yang mempengaruhi manajer
untuk melakukan manajemen laba dan bagaimana
sikap investor terhadap manajemen laba.1 Sedangkan
regulator sibuk berpikir bagaimana mereka harus
menangani masalah tersebut (Ketz, 1999).
Tulisan ini memfokuskan pada sejauh mana para
peneliti (terutama peneliti-peneliti di Amerika Serikat)
mengeksplorasi praktik manajemen laba di
perusahaan,2 diawali dengan ulasan mengenai peluang
yang memungkinkan manajer melakukan manajemen
laba dan teknik yang dapat digunakan manajer untuk
melakukan manajemen laba. Kondisi apa saja yang
secara empiris terbukti memicu manajer untuk
melakukan manajemen laba. Bagian selanjutnya dari
artikel ini membahas isu-isu metodologis berkaitan
dengan penelitian-penelitian dalam manajemen laba.
Kerangka teoritis kaitan antara peluang, teknik dan
insentif manajemen laba dapat dilihat dalam Gambar
1. Dalam tulisan ini juga akan dibahas dampak
manajemen laba terhadap investor di pasar modal serta
peran manajer, akuntan, dan akademisi untuk
mengatasi masalah rekayasa laba yang (mungkin) juga
terjadi di Indonesia.
6 Alasan mengapa topik ini Topik ini penting untuk diteliti karena memfokuskan
penting untuk diteliti pada sejauh mana para peneliti (terutama peneliti-
peneliti di Amerika Serikat) mengeksplorasi praktik
manajemen laba di perusahaan,2 diawali dengan
ulasan mengenai peluang yang memungkinkan
manajer melakukan manajemen laba dan teknik yang
dapat digunakan manajer untuk melakukan
manajemen laba.
7 Masalah yang ingin ditelitiMasalah yang ingin diteliti yaitu manajemen laba
dapat mempengaruhi keputusan investor.
8 Tujuan penelitian  Tulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan
tanggung jawab manajer dalam mengelola peluang
untuk memilih metode akuntansi untuk pelaporan
eksternal, sehingga informasi laba yang dilaporkan
tidak menyesatkan investor.
 Tulisan ini memfokuskan pada sejauh mana para
peneliti (terutama peneliti-peneliti di Amerika
Serikat) mengeksplorasi praktik manajemen laba di
perusahaan,2 diawali dengan ulasan mengenai
peluang yang memungkinkan manajer melakukan
manajemen laba dan teknik yang dapat digunakan
manajer untuk melakukan manajemen laba.
9 Apa yang unik dari Di Amerika, masalah manajemen laba telah lama
penelitian ini menarik perhatian regulator maupun para peneliti.
Para peneliti sibuk memikirkan apa yang
mempengaruhi manajer untuk melakukan manajemen
laba dan bagaimana sikap investor terhadap
manajemen laba.1 Sedangkan regulator sibuk berpikir
bagaimana mereka harus menangani masalah tersebut
(Ketz, 1999).
10 Basis teori yang digunakan Pemicu Manajemen Laba
dalam penelitian Informasi akuntansi diharapkan dapat meminimalkan
konflik kepentingan antara pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan (Watts dan
Zimmerman, 1990, menyebut pihak-pihak yang
berkepentingan tersebut sebagai contracting parties).
Pihakpihak yang berkepentingan tersebut mencakup
manajer, pemilik (pemegang saham), investor,
kreditor, karyawan, pesaing, pemerintah, dan
pemasok. Manajemen laba timbul sebagai dampak dari
penggunaan akuntansi sebagai salah satu alat
komunikasi antara pihak-pihak tersebut dan
kelemahan inheren akuntansi yang melibatkan
judgment. Faktor-faktor pemicu manajemen laba
dalam kaitannya dengan pihak-pihak yang
berkepentingan tersebut adalah pemakaian informasi
akuntansi:
 dalam kontrak antara manajer dan pemilik (melalui
kompensasi);
 sebagai sumber informasi bagi investor di pasar
modal;
 dalam kontrak utang;
 dalam penetapan pajak oleh pemerintah, penentuan
proteksi terhadap produk, penentuan denda dalam
suatu kasus, dan lain sebagainya;
 oleh pesaing, seperti untuk penentuan keputusan
ambil alih ataupun untuk penetapan strategi
persaingan;  oleh karyawan untuk meminta
kenaikan upah, dan lain sebagainya.
Isu-Isu Metodologis Manajemen Laba
Praktik manajemen laba dalam perusahaan merupakan
hal yang sangat logis. Jika fleksibilitas akuntansi
memungkinkan manajer mempengaruhi suatu
keputusan, dan secara legal (dalam batas tertentu)
merupakan praktik yang sah, mengapa manajer tidak
melakukannya? Besarnya kesempatan dan insentif
manajer melakukan manajemen laba mendorong para
peneliti untuk mengevaluasi praktik manajemen laba.
Yang sulit bagi para peneliti untuk mengeksplorasi
praktik manajemen laba adalah keterbatasan
metodologi untuk membuktikan praktik manajemen
laba, karena pada dasarnya manajemen laba memang
sulit untuk dideteksi. Metodologi yang telah dipakai
oleh para peneliti untuk mengevaluasi isu manajemen
laba dan berbagai upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan validitas dari metode yang digunakan
akan dibahas dalam ulasan berikut. Proksi manajemen
laba yang lazim digunakan dalam penelitian-penelitian
terdahulu dapat dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu
(1) unexpected accruals, (2) specific accruals, (3)
pilihan metode akuntansi, dan (4) penggeseran
pengakuan pendapatan dan biaya.
Dampak Rekayasa Laba Terhadap Alokasi
Sumber Daya
Manajemen laba sulit dideteksi. Jika, pihak eksternal
tidak dapat menyadari adanya manajemen laba, maka
laba hasil rekayasa tersebut dapat menyebabkan
distorsi dalam pengambilan keputusan. Misalnya,
manajer yang seharusnya hanya menerima bonus
sejumlah x rupiah, akhirnya mendapatkan bonus
sejumlah x + e rupiah, karena laba yang dijadikan
dasar pemberian bonus memberikan informasi yang
tidak benar. Berikutnya, rekayasa laba dalam IPO,
dapat menyebabkan investor salah menanamkan dana.
Manajemen laba dapat mengganggu efisiensi arus
dana antara pihak-pihak dalam perekonomian. Dalam
bahasan berikut, akan diulas bukti empiris berkaitan
dengan dampak manajemen laba terhadap investor di
pasar modal.
Tanggung Jawab Manajer, Auditor, Akademisi,
Dan Regulator
Penelitian membuktikan bahwa pilihan kebijakan
akuntansi dan keputusan bisnis seorang manajer dapat
mempengaruhi angka laba, yang pada tahap
berikutnya, dapat mempengaruhi alokasi dana dalam
perekonomian. Namun di sisi lain, pilihan akuntansi
dan keputusan operasional tersebut tidak dapat
dikatakan secara jelas sebagai pelanggaran terhadap
standar akuntansi yang berlaku. Terlebih lagi, jika
manajer yang bersangkutan melakukan manajemen
laba dengan cukup cermat (dengan
mempertimbangkan apa yang legal dan apa yang tidak
legal), karena memang dalam batas tertentu
manajemen laba merupakan praktik yang sah dan
legal.
11 Hipotesis penelitian (kalau  Bonus plan hypothesis ini melahirkan istilah big
ada) bath rekayasa laba untuk memperbesar kerugian
dalam satu periode untuk menjamin terciptanya
laba dalam periode berikutnya
 Hipotesis perataan laba menyatakan bahwa
perusahaan dengan laba sangat tinggi akan
menurunkan laba. Pada satu sisi, penelitian
McNichols dan Wilson mendukung hipotesis
perataan laba, namun pada sisi yang lain, temuan
mereka berikutnya –perusahaan dengan laba sangat
rendah ternyata juga menurunkan laba– tidak
konsisten dengan hipotesis perataan laba.
 Debt equity hypothesis tidak lagi menggunakan
proksi rasio utang terhadap modal, mereka
menggunakan real debt covenant dan terbukti
bahwa manajer memanfaatkan peluang untuk
estimasi akrual dan memilih metode akuntansi
untuk meningkatkan laba (DeFond dan Jiambalvo,
1994; Sweeney, 1994; DeAngelo et al, 1994).
 Guenther tidak berhasil membuktikan bahwa satu
periode sebelum berlakunya TRA 1986, perusahaan
melakukan penurunan akrual untuk
memaksimumkan penghematan pajak. Tetapi
Guenther berhasil membuktikan bahwa tingkat
akrual perusahaan besar relatif lebih rendah
dibandingkan tingkat akrual perusahaan kecil
(political cost hypothesis).
12 Model Penelitian (kalau
ada)
13 Jenis penelitian Jenis penelitian kuantitatif
14 Metode uji yang Tiga metode yang digunakan untuk menguji perilaku
digunakan manajemen laba adalah uji rata-rata akrual (mean
accrual test), uji korelasi (correlation test) dan uji
perubahan tanda (sign-change test).
15 Hasil Penelitian Tulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan tanggung
jawab manajer dalam mengelola peluang untuk
memilih metode akuntansi untuk pelaporan eksternal,
sehingga informasi laba yang dilaporkan tidak
menyesatkan investor. Manajemen laba adalah
intervensi yang disengaja dalam proses pelaporan
keuangan eksternal, dengan maksud untuk
mendapatkan beberapa keuntungan pribadi (Schipper,
1989, 92). Peluang untuk mengelola laba sebagai
konsekuensi dari sistem akuntansi kita saat ini tidak
dapat dihilangkan. Permasalahannya adalah
manajemen laba dapat mempengaruhi keputusan
investor.
16 Implikasi penelitian  Sebagian dari penelitian manajemen laba di
Amerika dan di Inggris akan diulas lebih lanjut.
 Belum banyak penelitian manajemen laba yang
menggunakan data kasus perusahaan di Indonesia.
17 Kesimpulan penelitian Paling tidak, sampai saat ini, akuntansi dan laporan
keuangan sebagai hasil proses akuntansi masih
dipergunakan dalam keputusan bisnis. Menurut
Schipper (1989, 91), sekalipun metode akuntansi yang
kita kenal memberikan peluang bagi manajemen untuk
rekayasa laba, namun kelemahan yang inheren dalam
metode akuntansi kita tidak dapat mengeliminasi
manfaat laba akuntansi dalam menilai saham.
Memang tidak dapat dipungkiri, metode akuntansi
yang kita kenal dan saat ini dipergunakan untuk
pelaporan dalam dunia bisnis mengandung kelemahan
yang inheren, berkaitan dengan keterbatasan standar
yang ada dan peluang untuk melakukan manajemen
laba secara sah. Sekarang, yang menjadi pertanyaan
adalah, sejauh mana manajemen laba mengganggu
kandungan informasi angka akuntansi?
Ketidakmampuan investor untuk melihat adanya
manajemen laba dalam laporan keuangan (Teoh,
Welch, dan Wong, 1998) mestinya membuat manajer,
auditor, peneliti, dan lembaga penyusun standar —
yang memiliki kapasitas untuk membantu mengatasi
masalah manajemen laba— perduli pada fakta
tersebut.
18 Keterbatasan penelitian  Penelitian ini hanya membahas topik manajemen
laba
 Penelitian ini hanya dilakukan di Amerika Serikat
19 Rekomendasi penelitian Sebenarnya, investor hanya satu dari pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan, namun (sejauh
yang penulis ketahui) belum ada penelitian yang
mencoba mengevaluasi dampak manajemen laba
terhadap pemakai laporan keuangan selain investor.
Jadi, tulisan ini hanya mengulas dampak manajemen
laba terhadap investor.
20 Kritik anda terhadap jurnal Kritik saya terhadap penelitian tersebut harus
dikembangkan lagi dan juga sebaiknya menambah
variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

2. AMARA Ines ( 2017) The Effect of Discretionary Accruals on Financial Statement


Fraud: The Case of the French Companies
N PERIHAL
O
1 Judul The Effect of Discretionary Accruals on Financial
Statement Fraud: The Case of the French Companies
Artinya:
Pengaruh Discretionary Accruals pada Penipuan
Laporan Keuangan: Kasus Perusahaan Prancis
2 Nama Penulis AMARA Ines
3 Nama Jurnal Penerbit & International Research Journal of Finance and
Tahun Publikasi Economics
ISSN 1450-2887 Issue 161 May, 2017
http://www.internationalresearchjournaloffinanceande
conomics.com
4 Isu yang diteliti Isu yang diteliti mengenai pengaruh discretionary
accruals pada penipuan laporan keuangan pada kasus
perusahaan prancis.
5 Hal yang melatarbelakangi Penipuan laporan keuangan didefinisikan sebagai
dilakukannya penelitian ini "upaya yang disengaja oleh perusahaan untuk menipu
atau menyesatkan pengguna laporan keuangan yang
diterbitkan, terutama investor dan kreditur, dengan
mempersiapkan dan menyebarkan laporan keuangan
salah saji material" (Rezaee, 2005, hal. 279). Penipuan
laporan keuangan telah menarik perhatian publik,
pers, investor, komunitas keuangan, dan regulator
karena banyak penipuan yang terdeteksi seperti
Lucent, Xerox, Cendant, Enron, WorldCom,
Adelphia, dan Tyco. Berbagai skandal keuangan ini
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
informasi akuntansi yang diungkapkan oleh manajer
dan realitas ekonomi perusahaan. Menurut Asosiasi
Pemeriksa Penipuan Bersertifikat (ACFE)1, penipuan
perusahaan di seluruh dunia telah mencapai jumlah $
3,5 miliar pada tahun 2011. Mengingat pentingnya hal
ini, topik yang berhubungan dengan faktor penentu
penipuan perusahaan telah menarik banyak perhatian
di antara para peneliti (misalnya Perols dan Lougee,
2011; Jones et al., 2008). Penelitian empiris yang
membahas topik ini secara umum memfokuskan
pentingnya mekanisme tata kelola untuk mendeteksi
perusahaan yang curang (Beasley, 1996; Jia et al.,
2009; Lisic et al., 2015). Karakteristik tata kelola
perusahaan seperti karakteristik dewan dan
konsentrasi kepemilikan, telah terbukti efektif dalam
mengurangi kemungkinan kecurangan akuntansi dan
untuk memastikan efektivitas dan relevansi informasi
keuangan yang disampaikan oleh perusahaan
(Dechow et al., 2011; Jermias dan Gani, 2014).
Beberapa penelitian seperti Jones et al. (2008)
menunjukkan bahwa akrual diskresioner yang dapat
dijelaskan oleh ruang hukum bahwa prinsip akuntansi
meninggalkan interpretasi, dapat mendeteksi kasus
ekstrim pendapatan disajikan sebagai penipuan
akuntansi. Menurut Dechow et al. (1996) dan Hui et
al. (2014) menemukan bahwa manajemen laba
merupakan langkah awal pelanggaran prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Perusahaan dapat
memanipulasi laporan keuangan mereka dengan
manajemen laba menggunakan akrual diskresioner.
Dengan demikian, perusahaan dengan akrual
diskresioner tingkat tinggi atau kurang harus
menghadapi konsekuensi dari manipulasi ini, atau
melakukan penipuan untuk mengkompensasi akrual
terbalik (Beneish et al., 2012; Dechow et al., 2010;
Jones et al., 2008). Oleh karena itu, penggunaan
akrual untuk memanipulasi hasil selama beberapa
tahun juga dapat mendorong manajer untuk
meningkatkan semua kemungkinan manipulasi (Perols
dan Lougee, 2011). Penting untuk dicatat bahwa akses
ke basis data akuntansi penyimpangan ini sulit,
akibatnya sebagian besar studi yang berhubungan
dengan topik ini biasanya merujuk pada tindakan
penegakan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC)
untuk menyajikan tindakan penyimpangan (Agrawala
dan Chadha, 2005; Beasley dan Carcello, 2000;
Crutchley dkk., 2007). Namun, topik ini masih kurang
diteliti di negara Eropa, terutama Prancis di mana
AMF2 memainkan peran penting untuk mencegah
perilaku perusahaan yang curang, meningkatkan
fungsi sistem keuangan dan, meningkatkan tingkat
kepercayaan investor (Ball dan Shivakumar, 2008).
Dalam upaya untuk mengisi kesenjangan, kami
mencoba pilihan perusahaan Prancis, kami
membenarkan pilihan tersebut menurut penelitian
terbaru pada tahun 2014 yang dilakukan oleh
perusahaan PricewaterhouseCoopers (PWC)
melakukan bahwa 55% perusahaan Prancis dilaporkan
mengalami penipuan akuntansi, hasil ini seharusnya
Tidak bisa disalahartikan, meningkatnya kecurangan
bukan berarti perusahaan lebih terpengaruh oleh
fenomena ini, tetapi terutama menunjukkan bahwa
perusahaan lebih cenderung mendeteksi kecurangan
laporan keuangan. Mengingat peran penting yang
dimainkan oleh AMF untuk mendeteksi kecurangan
akuntansi, menjadi penting untuk memahami
bagaimana mekanisme tata kelola yang berbeda dan
perilaku manajemen meningkatkan atau menurunkan
kemungkinan kecurangan laporan keuangan di
perusahaan Prancis. Oleh karena itu, tujuan utama dari
penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh akrual
diskresioner pada penipuan laporan keuangan
berdasarkan sampel pengamatan 250 perusahaan-
tahun dari perusahaan Prancis yang diindeks CAC
All-Tradable selama periode 2006-10. Untuk
membuat analisis yang lebih informatif, kami menguji
pengaruh kehadiran dan tanda akrual diskresioner
pada penipuan model (nilai absolut, akrual
diskresioner positif dan akrual diskresioner negatif).
Temuan kami menunjukkan bahwa akrual
diskresioner memiliki efek positif pada penipuan
perusahaan. Ketika kami membedakan antara akrual
diskresioner positif (kebijakan akuntansi agresif) dan
akrual diskresioner negatif (kebijakan akuntansi
konservatif), kami memberikan bukti bahwa
manipulasi akuntansi agresif meningkatkan
kemungkinan penipuan laporan keuangan. Sebaliknya,
kebijakan akuntansi konservatif negatif dengan
penipuan perusahaan. Temuan kami dapat membantu
pembuat standar dan praktisi mengidentifikasi faktor
penting yang berkontribusi pada pengurangan
penipuan laporan keuangan dan meningkatkan
kualitas kualitas informasi yang diungkapkan kepada
pemangku kepentingan. Sisa dari makalah ini disusun
sebagai berikut. Bagian 2 merangkum penelitian
sebelumnya Bagian 3 menyajikan hipotesis penelitian.
Bagian 4 menjelaskan metodologi yang diterapkan
termasuk sampel, definisi variabel dan spesifikasi
model. Bagian 5 membahas temuan empiris.
Akhirnya, bagian 6 menyimpulkan makalah ini.
6 Alasan mengapa topik ini Topik ini masih kurang diteliti di negara Eropa,
penting untuk diteliti terutama Prancis di mana AMF2 memainkan peran
penting untuk mencegah perilaku perusahaan yang
curang, meningkatkan fungsi sistem keuangan dan,
meningkatkan tingkat kepercayaan investor (Ball dan
Shivakumar, 2008). Dalam upaya untuk mengisi
kesenjangan, kami mencoba pilihan perusahaan
Prancis, kami membenarkan pilihan tersebut menurut
penelitian terbaru pada tahun 2014 yang dilakukan
oleh perusahaan PricewaterhouseCoopers (PWC)
melakukan bahwa 55% perusahaan Prancis dilaporkan
mengalami penipuan akuntansi, hasil ini seharusnya
Tidak bisa disalahartikan, meningkatnya kecurangan
bukan berarti perusahaan lebih terpengaruh oleh
fenomena ini, tetapi terutama menunjukkan bahwa
perusahaan lebih cenderung mendeteksi kecurangan
laporan keuangan. Mengingat peran penting yang
dimainkan oleh AMF untuk mendeteksi kecurangan
akuntansi, menjadi penting untuk memahami
bagaimana mekanisme tata kelola yang berbeda dan
perilaku manajemen meningkatkan atau menurunkan
kemungkinan kecurangan laporan keuangan di
perusahaan Prancis.
7 Masalah yang ingin diteliti Masalah yang ingin diteliti mengenai kecurangan
laporan keuangan atau penipuan akuntansi yang
terjadi di perusahaan prancis.
8 Tujuan penelitian Tujuan dari makalah ini adalah untuk menguji
pengaruh akrual diskresioner dan mekanisme tata
kelola dalam terjadinya penipuan laporan keuangan.
9 Apa yang unik dari Yang unik dari penelitian ini mengenai penipuan
penelitian ini laporan keuangan telah menarik perhatian publik,
pers, investor, komunitas keuangan, dan regulator
karena banyak penipuan yang terdeteksi seperti
Lucent, Xerox, Cendant, Enron, WorldCom,
Adelphia, dan Tyco. Berbagai skandal keuangan ini
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
informasi akuntansi yang diungkapkan oleh manajer
dan realitas ekonomi perusahaan. Menurut Asosiasi
Pemeriksa Penipuan Bersertifikat (ACFE)1, penipuan
perusahaan di seluruh dunia telah mencapai jumlah $
3,5 miliar pada tahun 2011. Mengingat pentingnya hal
ini, topik yang berhubungan dengan faktor penentu
penipuan perusahaan telah menarik banyak perhatian
di antara para peneliti (misalnya Perols dan Lougee,
2011; Jones et al., 2008).
10 Basis teori yang digunakan Teori keagenan
dalam penelitian
11 Hipotesis penelitian (kalau Untuk mempelajari hubungan antara akrual
ada) diskresioner dan penipuan laporan keuangan, kami
menguji hipotesis berikut:
H1: Ada hubungan yang signifikan antara akrual
diskresioner dan kemungkinan penipuan laporan
keuangan.
H1.a. Akrual diskresioner positif (akuntansi agresif)
meningkatkan kemungkinan penipuan laporan
keuangan.
H1.b Akrual diskresioner negatif (akuntansi
konservatif) mengurangi kemungkinan penipuan
laporan keuangan.
12 Model Penelitian (kalau FRAUD it = β0 + β1DAccit + β2SIZE-CAit +
ada) β3INDEPit + β4COMPETENCEit + β5DUALITY it
+ β6 OWN it + β7 SIZE it + β8ROA it +
β9LEVERAGE it + β10 GROWTHit + (Model 1)
FRAUD it = β0 + β1SIZE-CAit + β2INDEPit +
β3COMPETENCEit + β4DUALITY it + β5OWN it +
β6 SIZE it + β7ROA it + β8LEVERAGE it + β9
GROWTHit + (Model 2)
FRAUD it = β0 + β1 Positive-DAccit + β2SIZE-CAit
+ β3INDEPit + β4COMPETENCEit +β5DUALITYit
+ β6 OWN it + β7 SIZE it + β8ROA it +
β9LEVERAGE it + β10 GROWTH it + (Model 3)
FRAUD it = β0 + β1 Negative-DAcc it + β2SIZE-
CAit + β3INDEPit + β4COMPETENCEit +
β5DUALITY it + β6 OWN it + β7 SIZE it + β8ROA
it + β9LEVERAGE it + β10 GROWTHit + (Model
4)
FRAUD it = β0 + β1 ABS-DAccit + β2SIZE-CAit +
β3INDEPit + β4COMPETENCEit + β5DUALITY it
+ β6 OWN it + β7 SIZE it + β8ROA it +
β9LEVERAGE it + β10 GROWTHit + (Model 5)
FRAUD it = β0 + β1 Dummy-ADit + β2SIZEit +
β3INDEPit + β4COMPETENCEit + β5DUALITY it
+ β6 OWN it + β7 SIZE it + β8ROA it +
β9LEVERAGE it + β10 GROWTHit + (Model 6)

13 Jenis penelitian Jenis penelitian kuantitatif


14 Metode uji yang digunakan Statistik Deskriptif, Analisis Univariat, Matriks
Korelasi Pearson, Analisis Multivariat, Tes Tambahan
dan Sensitivitas
15 Hasil Penelitian Temuan kami bahwa akrual diskresioner memiliki
efek positif dalam penipuan perusahaan, ketika
membedakan antara akrual diskresioner positif
(kebijakan akuntansi agresif) dan akrual diskresioner
negatif (kebijakan akuntansi konservatif); kami
memberikan bukti bahwa manipulasi akuntansi yang
agresif meningkatkan kemungkinan penipuan laporan
keuangan. Sebaliknya, kebijakan akuntansi
konservatif berhubungan negatif dengan penipuan
perusahaan. Selain itu, direktur luar dan konsentrasi
kepemilikan adalah variabel tata kelola yang paling
signifikan untuk menjelaskan kecurangan perusahaan.
16 Implikasi penelitian Temuan makalah ini memiliki implikasi kebijakan
bagi praktisi dan regulator untuk mengurangi
kemungkinan penipuan perusahaan, mengingat peran
penting yang dimainkan oleh akrual diskresioner
sebagai indikator penting untuk menentukan penipuan
akuntansi. Penelitian ini adalah yang pertama di
Prancis yang berfokus pada bagaimana akrual
diskresioner dan mekanisme tata kelola terbukti dalam
perusahaan penipuan yang disetujui oleh otoritas pasar
keuangan (AMF).
17 Kesimpulan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji
pengaruh akrual diskresioner untuk menentukan
kecurangan laporan keuangan, dalam hal ini, kami
menguji enam model yang memungkinkan untuk
mengetahui besaran akrual pada probabilitas
menentukan kecurangan akuntansi, juga kami
perhatikan, bahwa tanda-tanda akrual memiliki efek
penting, perusahaan lebih sering terlibat dalam akrual
diskresioner positif sebelum terlibat dalam tindakan
ilegal. Inilah sebabnya mengapa penelitian kami
sejalan dengan peneliti Beasley et al. (2010), Perols
dan Lougee (2011) dan Trompeter et al. (2013) yang
menunjukkan bahwa indikator penting untuk
mendeteksi kecurangan adalah akrual diskresioner.
Kami melihat bahwa penelitian sebelumnya secara
teoritis menghubungkan penipuan akuntansi dengan
kelemahan sistem tata kelola (Hasnan et al., 2012;
Kalbers, 2009; Persons, 2006), ini juga ditemukan
dalam penelitian kami, direktur luar dan kepemilikan
memiliki pengaruh yang signifikan berpengaruh
terhadap terjadinya fraud. Sebaliknya, sebagian besar
penelitian sebelumnya menegaskan bahwa mekanisme
tata kelola tidak memiliki efek yang signifikan seperti
Brown et al. (2011), menjelaskan pengaruh peraturan
dan aturan karakteristik tata kelola yang umum di
semua perusahaan, yang membuatnya lebih sulit untuk
mengidentifikasi perusahaan yang terlibat dalam
transaksi penipuan. Selain itu, mereka berpendapat
bahwa perusahaan yang curang dapat mengubah
dewan direktur dan manajer mereka. Dengan
demikian, lebih sulit untuk mengidentifikasi mereka
yang paling mungkin terlibat dalam penipuan. Ini
menguatkan dengan penelitian kami, baik ukuran
dewan direksi maupun dualitas CEO, memiliki
pengaruh yang signifikan dalam penipuan akuntansi.
Penelitian ini adalah yang pertama di Prancis yang
berfokus pada bagaimana akrual diskresioner (sinyal
absolut dan sinyal berbeda) dan mekanisme tata kelola
terbukti dalam perusahaan curang yang disetujui oleh
otoritas pasar keuangan (AMF). Menurut Delvaille et
al. (2005), menyatakan bahwa tujuan otoritas publik
adalah untuk meningkatkan fungsi sistem keuangan
dan meningkatkan tingkat kepercayaan investor.
Aliran besar penelitian (misalnyaHui et al. 2014,
Beneish et al. 2012, Dechow et al.2011, Jones et al.
2008, Beasley et al. 2010) mengangkat pertanyaan
tentang informasi penipuan yang terdeteksi oleh SEC
(Securities dan Komisi Pertukaran). Namun, sedikit
perhatian diberikan pada fenomena ini di tempat lain
di dunia seperti Prancis. Jelas, kasus penipuan di
Amerika Serikat telah banyak dipelajari di jurnal
akademik dan profesional. Di antara keterbatasan
penelitian ini, dalam hal sumber data, kami mencoba
mengidentifikasi perusahaan yang curang berdasarkan
publikasi yang dikeluarkan oleh AMF, tetapi kami
tidak dapat sepenuhnya menjamin tidak adanya
perusahaan yang sehat bebas dari penipuan. Namun,
penelitian ini dapat diperkaya dengan perbandingan
antara dua periode, sebelum dan sesudah adopsi
International Financial Reporting Standards (IFRS),
dan pengaruh IFRS dalam meminimalkan tingkat
penipuan laporan keuangan.
18 Keterbatasan penelitian Di antara keterbatasan penelitian ini, dalam hal
sumber data, kami mencoba mengidentifikasi
perusahaan yang curang berdasarkan publikasi yang
dikeluarkan oleh AMF, tetapi kami tidak dapat
sepenuhnya menjamin tidak adanya perusahaan yang
sehat bebas dari penipuan. Namun, penelitian ini dapat
diperkaya dengan perbandingan antara dua periode,
sebelum dan sesudah adopsi International Financial
Reporting Standards (IFRS), dan pengaruh IFRS
dalam meminimalkan tingkat penipuan laporan
keuangan.
19 Rekomendasi penelitian Temuan kami dapat membantu pembuat standar dan
praktisi mengidentifikasi faktor penting yang
berkontribusi pada pengurangan penipuan laporan
keuangan dan meningkatkan kualitas kualitas
informasi yang diungkapkan kepada pemangku
kepentingan.
20 Kritik anda terhadap jurnal Kritik saya terhadap penelitian tersebut harus
dikembangkan lagi dan juga sebaiknya menambah
variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai