Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia

2000, Vol. 15, No. 4, 424 - 441

MANAJEMEN LABA
Lilis Setiawati
Ainun Na’im
Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT
This paper is intended to explain manager responsibility in managing oppor-
tunities to choose accounting methods for external reporting, so that the reported
earnings information will not mislead investors. Earnings management is a purposeful
intervention in the external financial reporting process, with the intent to obtain some
private gains (Schipper, 1989, 92). Opportunity to manage earnings as a consequence
of our current accounting system can not be eliminated. The problem is earning
management can influence investor decisions.
Keywords: earnings management

Manajemen laba adalah campur tangan Tulisan ini memfokuskan pada sejauh mana
manajemen dalam proses pelaporan keuangan para peneliti (terutama peneliti-peneliti di
eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan Amerika Serikat) mengeksplorasi praktik
dirinya sendiri. Manajemen laba merupakan manajemen laba di perusahaan,2 diawali de-
salah satu faktor yang dapat mengurangi kredi- ngan ulasan mengenai peluang yang memung-
bilitas laporan keuangan. Manajemen laba kinkan manajer melakukan manajemen laba
menambah bias dalam laporan keuangan dan dan teknik yang dapat digunakan manajer
dapat mengganggu pemakai laporan keuangan untuk melakukan manajemen laba. Kondisi apa
yang mempercayai angka laba hasil rekayasa saja yang secara empiris terbukti memicu
tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa. manajer untuk melakukan manajemen laba.
Informasi akuntansi berguna bagi investor Bagian selanjutnya dari artikel ini membahas
dan kreditor (juga pihak-pihak lain yang berke- isu-isu metodologis berkaitan dengan peneli-
pentingan dengan perusahaan) untuk menilai tian-penelitian dalam manajemen laba. Kerang-
suatu perusahaan dan untuk mengambil kepu- ka teoritis kaitan antara peluang, teknik dan
tusan investasi. Informasi akuntansi yang tidak insentif manajemen laba dapat dilihat dalam
valid dapat menyebabkan investor salah meng- Gambar 1. Dalam tulisan ini juga akan
ambil keputusan dan salah menanamkan dana. dibahas dampak manajemen laba terhadap
Di Amerika, masalah manajemen laba telah investor di pasar modal serta peran manajer,
lama menarik perhatian regulator maupun para akuntan, dan akademisi untuk mengatasi
peneliti. Para peneliti sibuk memikirkan apa masalah rekayasa laba yang (mungkin) juga
yang mempengaruhi manajer untuk melakukan terjadi di Indonesia.
manajemen laba dan bagaimana sikap investor
terhadap manajemen laba.1 Sedangkan regu-
lator sibuk berpikir bagaimana mereka harus
menangani masalah tersebut (Ketz, 1999).

1 2
Sebagian dari penelitian manajemen laba di Amerika Belum banyak penelitian manajemen laba yang
dan di Inggris akan diulas lebih lanjut. menggunakan data kasus perusahaan di Indonesia.
2000 Lilis Setiawati & Ainun Na’im 425

MOTIVASI PELUANG

 pelanggaran kesepakatan kredit  kelemahan standar akuntansi


 kompensasi manajemen (judgement dan pilihan metode)
 memperoleh/mempertahankan  management information advantage
kendali atas perusahaan
 penghematan pajak  judgement
 pertimbangan peraturan
 MANAJEMEN
rekayasa saat LABA
transaksi
 pertimbangan pasar modal
 pertimbangan stakeholder
 estimasi akuntansi
 pertimbangan kondisi persaingan
 perubahan metode akuntansi
 rekayasa saat transaksi

Gambar 1. Skema Kaitan antara Peluang, Teknik dan Insentif Manajemen Laba.

PELUANG DAN TEKNIK MANAJEMEN  Memanfaatkan peluang untuk membuat


LABA estimasi akuntansi. Cara manajemen
untuk mempengaruhi laba melalui judge-
Kesempatan bagi manajemen untuk men-
ment terhadap estimasi akuntansi antara
distorsi laba timbul karena:
lain, estimasi tingkat piutang tidak terta-
1. Kelemahan yang inheren dalam akuntansi gih,3 estimasi kurun waktu depresiasi aktiva
itu sendiri. Sebagaimana diungkapkan oleh tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud,
Worthy (1984), fleksibilitas dalam estimasi biaya garansi, dan lain-lain.
menghitung angka laba disebabkan oleh:
 Mengubah metode akuntansi. Perubahan
 metode akuntansi memberikan peluang metode akuntansi yang digunakan untuk
bagi manajemen untuk mencatat suatu mencatat suatu transaksi, contoh: merubah
fakta tertentu dengan cara yang metode depresiasi aktiva tetap, dari metode
berbeda, dan depresiasi angka tahun ke metode depre-
 metode akuntansi memberikan peluang siasi garis lurus.
bagi manajemen untuk melibatkan su-  Menggeser periode biaya atau penda-
byektivitas dalam menyusun estimasi. patan. Beberapa orang menyebut rekayasa
2. Informasi asimetri antara manajer dengan jenis ini sebagai manipulasi keputusan
pihak luar (Healy dan Palepu, 1993, 2; operasional (Fischer dan Rozenzweig,
Eisenhardt, 1989, 58) Manajemer relatif 1995; Bruns dan Merchant, 1990). Contoh
memiliki lebih banyak informasi diban- rekayasa periode biaya atau pendapatan
dingkan dengan pihak luar (termasuk antara lain: mempercepat/menunda penge-
investor). Mustahil bagi pihak luar untuk luaran untuk penelitian sampai periode
dapat mengawasi semua perilaku dan akuntansi berikutnya (Daley dan Vigeland,
semua keputusan manajer secara detail. 1993), mempercepat/menunda pengeluaran
Teknik untuk merekayasa laba dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu 3
Manajer bank di Amerika, biasanya memanfaatkan
memanfaatkan peluang untuk membuat estima- wewenang untuk menentukan bank loan provision
si akuntansi, merubah metode akuntansi, dan untuk mempengaruhi tingkat laba, terutama sebelum
tahun 1991 (Ahmed, Takeda dan Thomas, 1998).
menggeser periode biaya atau pendapatan. Sebelum tahun 1991, di Amerika, penggunaan loan
loss provision dalam penghitungan capital adequacy
ratio belum dibatasi.
426 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober

promosi sampai periode akuntansi berikut-  oleh pesaing, seperti untuk penentuan kepu-
nya, kerja sama dengan vendor untuk tusan ambil alih ataupun untuk penetapan
mempercepat/menunda pengiriman tagihan strategi persaingan;
sampai periode akuntansi berikutnya,  oleh karyawan untuk meminta kenaikan
mempercepat/menunda pengiriman produk upah, dan lain sebagainya.
ke pelanggan, menjual investasi sekuritas
Ringkasan penelitian manajemen laba tersebut
untuk memanipulasi tingkat laba, mengatur
dapat dilihat dalam Tabel 1.
saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak
dipakai (Bartov, 1993; Black, Sellers, dan
Manly, 1998) dan lain-lain. Perusahaan Kompensasi manajemen yang dikaitkan
yang mencatat persediaan menggunakan dengan laba akuntansi
asumsi LIFO, juga dapat merekayasa
Penelitian Healy (1985) membuktikan
peningkatan laba melalui pengaturan saldo
bahwa kompensasi yang didasarkan atas data
persediaan (Frankel dan Treservant, 1994).
akuntansi merupakan insentif bagi manajer
untuk memilih prosedur dan metode akuntansi
PEMICU MANAJEMEN LABA yang dapat memaksimumkan besarnya bonus
yang akan diperoleh. Laba suatu periode
Informasi akuntansi diharapkan dapat
akuntansi yang lebih rendah dari target laba
meminimalkan konflik kepentingan antara
merupakan insentif bagi manajer untuk
pihak-pihak yang berkepentingan dengan peru-
mengurangi laba yang dilaporkan dalam
sahaan (Watts dan Zimmerman, 1990,
periode tersebut dan mentransfer laba ke
menyebut pihak-pihak yang berkepentingan
periode berikutnya. Jika bonus yang dapat
tersebut sebagai contracting parties). Pihak-
diterima manajer memiliki batas atas, maka
pihak yang berkepentingan tersebut mencakup
laba suatu periode yang lebih tinggi dari batas
manajer, pemilik (pemegang saham), investor,
atas target laba untuk mendapatkan bonus akan
kreditor, karyawan, pesaing, pemerintah, dan
merupakan insentif bagi manajer untuk
pemasok. Manajemen laba timbul sebagai
mengurangi laba yang harus dilaporkan dalam
dampak dari penggunaan akuntansi sebagai
periode tersebut dan mentransfer laba ke
salah satu alat komunikasi antara pihak-pihak
periode berikutnya. Bonus plan hypothesis ini
tersebut dan kelemahan inheren akuntansi yang
melahirkan istilah big bath —rekayasa laba
melibatkan judgment. Faktor-faktor pemicu
untuk memperbesar kerugian dalam satu
manajemen laba dalam kaitannya dengan
periode untuk menjamin terciptanya laba
pihak-pihak yang berkepentingan tersebut
dalam periode berikutnya.
adalah pemakaian informasi akuntansi:
 dalam kontrak antara manajer dan pemilik
(melalui kompensasi); Pertimbangan pasar modal
 sebagai sumber informasi bagi investor di Penelitian Neill, Pourciau, dan Schaefer
pasar modal; (1995) dan penelitian Teoh, Welch, dan Wong
 dalam kontrak utang; (1998) mendapati bahwa sebagian perusahaan
yang pertama kali go public mencoba
 dalam penetapan pajak oleh pemerintah, menyusun laporan keuangan dengan agresif
penentuan proteksi terhadap produk, untuk mempengaruhi penerimaan kas dari
penentuan denda dalam suatu kasus, dan penawaran perdana. Manajer memang dapat
lain sebagainya; menggunakan angka akuntansi untuk mempe-
ngaruhi persepsi investor.
2000 Lilis Setiawati & Ainun Na’im 427

Hipotesis perataan laba (income kredit. Namun, pada dasawarsa terakhir ini,
smoothing) juga lahir karena pertimbangan penelitian-penelitian untuk menguji debt equity
pasar modal. Perataan laba didasari oleh hypothesis tidak lagi menggunakan proksi rasio
keyakinan bahwa angka laba yang stabil dari utang terhadap modal, mereka menggunakan
periode ke periode akan menyebabkan pening- real debt covenant dan terbukti bahwa manajer
katan nilai perusahaan (Wolk dan Tearney, memanfaatkan peluang untuk estimasi akrual
1997,320). McNichols dan Wilson (1988) dan memilih metode akuntansi untuk
menemukan bahwa perusahaan dengan laba meningkatkan laba (DeFond dan Jiambalvo,
sangat ekstrim akan menurunkan laba. 1994; Sweeney, 1994; DeAngelo et al, 1994).
Hipotesis perataan laba menyatakan bahwa DeFond dan Jiambalvo (1994) menguji
perusahaan dengan laba sangat tinggi akan debt equity hypothesis dengan mengevaluasi
menurunkan laba. Pada satu sisi, penelitian tingkat akrual 94 perusahaan yang melanggar
McNichols dan Wilson mendukung hipotesis perjanjian kredit. Mereka menggunakan model
perataan laba, namun pada sisi yang lain, Jones (secara time series maupun cross
temuan mereka berikutnya –perusahaan dengan sectional) untuk memproksi normal accrual.
laba sangat rendah ternyata juga menurunkan Hasil penelitian mereka membuktikan bahwa
laba– tidak konsisten dengan hipotesis pada satu periode sebelum pelanggaran perjan-
perataan laba. jian kredit, perusahaan melakukan manipulasi
akrual (terbukti nilai abnormal acrual pada
Penggunaan angka-angka akuntansi dalam periode tersebut positif dan signifikan).
kesepakatan utang atau kredit
Sedangkan, Sweeney (1994) menguji debt
Salah satu persyaratan dalam pemberian covenant hypothesis dengan menganalisis
kredit seringkali mencakup kesediaan debitur perubahan metode akuntansi (bukannya
untuk mempertahankan tingkat rasio modal abnormal accrual) dari 130 perusahaan yang
kerja minimal, rasio debt to equity minimal, melanggar perjanjian kredit. Hasil penelitian
maksimum pemberian deviden ke pemegang Sweeney konsisten dengan hasil penelitian
saham, atau batasan-batasan lain yang umum- DeFond dan Jiambalvo. Manajer dari perusa-
nya dikaitkan dengan data akuntansi perusa- haan yang nyaris melanggar perjanjian kredit
haan. Pelanggaran terhadap batasan-batasan cenderung memilih metode akuntansi yang
yang termuat dalam kontrak kredit ini berdampak terhadap peningkatan laba.
merupakan hal yang menakutkan bagi Perubahan metode akuntansi yang teridentifi-
manajemen. Oleh karena itu, kondisi keuangan kasi oleh Sweeney antara lain, perubahan
yang menyebabkan perusahaan berada dalam metode depresiasi, adopsi metode LIFO, adop-
posisi nyaris melanggar perjanjian kredit dapat si metode FIFO, perubahan umur ekonomi
menjadi insentif bagi manajer untuk melakukan aktiva, dan perubahan dalam alokasi biaya
manajemen laba dalam rangka meminimalkan overhead. Satu kelemahan penelitian Sweeney
probabilitas pelanggaran perjanjian kredit. (menurut Healy dan Wahlen, 1998, 20) adalah
Penelitian awal mengenai debt covenant perusahaan yang melanggar kontrak utang
menggunakan rasio utang terhadap modal memang mengubah kebijakan akuntansi yang
untuk memproksi kondisi pelanggaran debt income increasing, tetapi perusahaan tersebut
covenant, karena keterbatasan akses terhadap kebanyakan melakukan perubahan kebijakan
data debt covenant (Daley dan Vigeland, 1983; setelah mereka melanggar kontrak utang.
Lys, 1984; Bartov, 1993; Watts dan Menurut Healy dan Wahlen, hal ini mengindi-
Zimmerman, 1986, 257-259). Semakin tinggi kasikan bahwa perusahaan dalam penelitian
rasio utang terhadap modal, perusahaan tersebut merubah kebijakan akuntansinya tidak
dianggap semakin dekat pada pelanggaran
428 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober

semata-mata untuk menghindari pelanggaran US, perusahaan yang mengalami net operating
kontrak utang. loss diijinkan untuk mengkompensasi rugi
DeAngelo et al. memilih untuk meng- operasi tersebut dengan laba 3 tahun sebe-
evaluasi pilihan akuntansi perusahaan yang lumnya (atau dengan laba 15 tahun yang akan
sedang menghadapi kesulitan keuangan dan datang). Dampak dari kompensasi rugi
yang juga menghadapi kemungkinan pelang- terhadap laba adalah restitusi pajak (tax
garan perjanjian kredit. Mereka tidak menemu- refund). Perubahan tingkat pajak pada tahun
kan sikap oportunis manajer dari perusahaan 1987 (akibat TRA) memaksimumkan tax
yang sedang menghadapi kesulitan keuangan. refund yang didapatkan perusahaan yang
mengalami kerugian pada tahun 1986-1991,
karena refund tersebut didasarkan atas tarif
Pertimbangan pajak pajak yang berlaku pada tahun pajak ditarik.
Pada bulan September 1986, dipublikasi- Guenther (1994) juga mencoba mengeva-
kan TRA yang akan berlaku efektif tanggal 1 luasi pengaruh publikasi TRA terhadap
Juli 1987. Dengan TRA, tingkat pajak perusahaan di Amerika. Berbeda dengan
maksimum perusahaan berkurang dari 46% Maydew, Guenther memilih mengevaluasi
menjadi 34%. Penundaan pelaporan laba perusahaan yang tidak mengalami net
sebesar $1 dari satu periode sebelum TRA operating loss. Guenther tidak berhasil
efektif ke satu periode setelah TRA efektif membuktikan bahwa satu periode sebelum
dapat menghemat pajak sebesar $0.12. berlakunya TRA 1986, perusahaan melakukan
Penghematan pajak ini dapat juga diartikan penurunan akrual untuk memaksimumkan
sebagai tambahan laba sebesar 22% [0.12/(1- penghematan pajak. Tetapi Guenther berhasil
0.46)] yang diperoleh hanya dengan menunda membuktikan bahwa tingkat akrual perusahaan
pelaporan laba satu periode fiskal. besar relatif lebih rendah dibandingkan tingkat
Frankel dan Trezervant (1994) membuk- akrual perusahaan kecil (political cost
tikan bahwa reduksi tingkat pajak tersebut hypothesis). Berikutnya, tingkat akrual perusa-
merupakan insentif bagi manajemen untuk haan dengan leverage utang yang tinggi relatif
melakukan rekayasa laba akuntansi. Manajer lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan
perusahaan yang menerapkan asumsi aliran leverage utang rendah. Kegagalan Guenther
persediaan LIFO, melakukan pembelian perse- untuk membuktikan bahwa penurunan pajak
diaan ekstra satu tahun sebelum berlakunya dapat mempengaruhi kebijakan akrual perusa-
TRA. Dengan metode LIFO, pembelian pada haan ini mungkin disebabkan Guenther tidak
akhir tahun akan dibebankan sebagai harga memperhitungkan keterbatasan manajer untuk
pokok penjualan pada tahun berjalan. Dalam memanipulasi akrual.
kondisi normal (cenderung terjadi kenaikan
harga), pembelian persediaan ekstra pada akhir Pertimbangan peraturan yang berlaku
tahun akan memperbesar nilai harga pokok Penelitian Jones (1991) mendapati bahwa
penjualan dan menurunkan laba. Semakin manajer (dalam hal ini, produsen domestik)
rendah laba, semakin rendah pajak yang harus yang menghadapi investigasi import relief oleh
dibayarkan. United Stated International Trade Commission
Penelitian Maydew (1997) juga membuk- (ITC) melakukan penurunan laba selama masa
tikan bahwa penghematan pajak menjadi investigasi untuk mendapatkan proteksi
insentif bagi manajer (khususnya manajer yang import.4
mengalami net operating loss pada tahun
1986-1991) untuk mempercepat pengakuan 4
Keputusan Departemen Perdagangan Amerika Seri-
biaya dan menunda pengakuan pendapatan. Di kat berkaitan dengan perlu tidaknya suatu industri
2000 Lilis Setiawati & Ainun Na’im 429

Berikutnya, penelitian Cahan (1992), Naim loss provision tidak dapat digunakan untuk
dan Hartono (1996) serta Makar dan Alam menaikkan rasio capital adequacy.
(1998) membuktikan bahwa perusahaan yang
menjadi target investigasi praktek monopoli
Memperoleh atau mempertahankan kendali
atau pelanggaran undang-undang antitrust
atas suatu perusahaan
berusaha menurunkan laba dengan melakukan
manipulasi akrual selama masa investigasi Manajer yang oportunis akan memilih
berlangsung. Laba operasi dengan sengaja metode akuntansi yang agresif (yang dapat
diturunkan dengan menaikkan akrual dengan memperbesar tingkat laba) jika penilaian
tujuan untuk menghindari atau mengurangi keberhasilan seorang manajer dalam memim-
denda akibat tuduhan pelanggaran undang- pin suatu perusahaan didasarkan atas informasi
undang antitrust. akuntansi sebagai proksi kinerja perusahaan.
Penelitian Hall dan Stammerjohan (1997) Christie dan Zimmerman (1994) menemukan
menunjukkan bahwa untuk meminimalkan bahwa perusahaan yang merupakan target
penalti akibat damage award, manajer dalam suatu takeover cenderung memilih
melakukan manipulasi akrual negatif. Insentif metode depresiasi, dan metode pencatatan
untuk menurunkan akrual disebabkan penga- persediaan, yang dapat meningkatkan laba
dilan dalam menetapkan besarnya denda dalam akuntansi. Mereka menyimpulkan bahwa
kasus damage awards dalam industri minyak terdapat sikap oportunis manajemen dalam
tersebut mempertimbangkan kondisi keuangan kasus ambil alih perusahaan, sekalipun alasan
perusahaan, dengan tujuan, jangan sampai utama pemilihan metode akuntansi didasarkan
perusahaan bangkrut karena denda. atas pertimbangan efisiensi atau pertimbangan
memaksimumkan nilai perusahaan. Tetapi
Penelitian Han dan Wang (1998) juga penelitian Eddey dan Taylor (1999) tidak dapat
mendukung political cost hypothesis. Selama membuktikan adanya manajemen laba dalam
masa krisis teluk, industri petroleum refining kasus ambil alih perusahaan. Perusahaan target
menurunkan laba untuk meminimalkan campur yang tidak ingin perusahaannya diambil alih
tangan pemerintah yang dapat mengurangi tidak terbukti melakukan manajemen laba
keuntungan industri tersebut dalam menikmati untuk menaikkan laba. Demikian juga manajer
laba akibat peningkatan harga minyak. perusahaan target yang bersedia diambil alih
Dalam industri perbankan, kewajiban bank tidak terbukti melakukan penurunan laba untuk
untuk memenuhi kewajiban penyediaan modal membuat tawaran tersebut semakin menarik.
minimum (capital adequacy ratio) terbukti Ketidakmampuan mereka mengevaluasi
mempengaruhi kebijakan bank dalam menen- adanya manajemen laba dalam kasus ambil alih
tukan loan loss provision (Ahmed, Takeda dan tersebut mungkin berkaitan dengan
Thomas, 1998), terutama sebelum tahun 1990. keterbatasan metode untuk memisahkan akrual
Namun, sejak 1990, barangkali karena pertim- discretionary dari akrual yang non
bangan manajemen laba tersebut, loan loss discretionary.
provision yang dapat diperhitungkan sebagai
modal dibatasi. Jadi, sejak 1990, rekayasa loan
Pertimbangan perusahaan pesaing
Persaingan dalam suatu industri juga dapat
menerima proteksi didasarkan atas informasi akun-
mempengaruhi pilihan metode akuntansi.
tansi (seperti, laba, penjualan, dan persediaan). Jika Sudut pandang bahwa pelaporan kondisi usaha
suatu industri dinyatakan tidak mampu menghadapi per segmen usaha merupakan informasi yang
produk import (being injured by import) maka Depar- dapat menguntungkan pesaing akan mempe-
temen Perdagangan akan meningkatkan proteksi bagi
produk domestik tersebut. ngaruhi kebijakan pengungkapan oleh suatu
430 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober

perusahaan (Palepu, Bernhard, dan Healy, untuk mengeksplorasi praktik manajemen laba
1995, 3-7). Contoh lain, dalam rangka mengu- adalah keterbatasan metodologi untuk mem-
rangi daya tarik suatu industri atau mencegah buktikan praktik manajemen laba, karena pada
masuknya pendatang baru ke dalam suatu dasarnya manajemen laba memang sulit untuk
industri, perusahaan dalam industri yang ber- dideteksi. Metodologi yang telah dipakai oleh
sangkutan bisa jadi memilih metode akuntansi para peneliti untuk mengevaluasi isu mana-
untuk mengurangi tingkat laba yang dilaporkan jemen laba dan berbagai upaya yang dilakukan
dalam laporan keuangan. untuk meningkatkan validitas dari metode yang
digunakan akan dibahas dalam ulasan berikut.
Pertimbangan karyawan Proksi manajemen laba yang lazim diguna-
kan dalam penelitian-penelitian terdahulu
Dalam beberapa negara, seperti Jerman, dapat dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu (1)
laba perusahaan yang tinggi dapat dijadikan unexpected accruals, (2) specific accruals, (3)
dasar bagi persatuan karyawan untuk menuntut pilihan metode akuntansi, dan (4) penggeseran
kenaikan gaji atau upah (Palepu, Benhard, dan pengakuan pendapatan dan biaya.
Healy, 1995, 3-6). Namun, evaluasi Liberty
dan Zimmerman (1986) terhadap kontrak
tahunan 105 perusahaan pada tahun 1965-1981 Unexpected accrual sebagai proksi mana-
dan terhadap kontrak kuartalan 85 perusahaan jemen laba
pada tahun 1974-1981 tidak konsisten dengan Penggunaan unexpected accruals (sering
hipotesis ―manajer memiliki insentif untuk juga disebut discretionary accrual) dipelopori
melaporkan laba lebih rendah dari seharusnya oleh Healy (1985). Healy menggunakan total
selama proses negosiasi kontrak tenaga kerja.‖ accrual sebagai proksi discretionary accrual.
Salah satu hal yang diduga menyebabkan
penelitian tersebut tidak mampu membuktikan TAit = (Cait - Clit -Cashit -STDit
hipotesis manajemen laba selama proses
-Depit )/(Ait-1)
negosiasi kontrak antara karyawan dan
perusahaan adalah ketidakmampuan metode dengan,
pengujian untuk mendeteksi manajemen laba. TAit : total akrual perusahaan i pada tahun
Seperti dikatakan oleh Wolk dan Tearney t
(1997, 319), para peneliti sepakat bahwa sulit Cait : perubahan dalam aktiva lancar
untuk mendeteksi apakah suatu angka laba perusahaan i periode ke-t
merupakan hasil manajemen laba atau tidak. Clit : perubahan dalam utang lancar
perusahaan i periode ke-t
ISU-ISU METODOLOGIS MANAJEMEN Cashit : perubahan dalam kas dan ekui-
LABA valen kas perusahaan i periode ke-t
STDit : perubahan dalam utang jangka
Praktik manajemen laba dalam perusahaan
panjang yang termasuk dalam utang
merupakan hal yang sangat logis. Jika
lancar perusahaan i periode ke-t
fleksibilitas akuntansi memungkinkan manajer
Depit : biaya depresiasi dan amortisasi
mempengaruhi suatu keputusan, dan secara
perusahaan i periode ke-t
legal (dalam batas tertentu) merupakan praktik
Ait-1 : Total aktiva perusahaan i periode
yang sah, mengapa manajer tidak melaku-
ke-t-1
kannya? Besarnya kesempatan dan insentif
i : 1, …. N perusahaan
manajer melakukan manajemen laba mendo-
t : 1, ….. T tahun estimasi
rong para peneliti untuk mengevaluasi praktik
manajemen laba. Yang sulit bagi para peneliti
2000 Lilis Setiawati & Ainun Na’im 431

DeAngelo (1986) mengasumsikan bahwa model yang paling baik untuk menguji
tingkat akrual yang non discretionary meng- manajemen laba. Model modifikasi Jones
ikuti pola random walk. Dengan demikian, adalah sebagai berikut:
tingkat akrual yang non discretionary
perusahaan i pada periode t diasumsikan sama TAit /Ait-1 = 1(1/Ait-1) + 2(REVit
dengan tingkat akrual yang non discretionary
- RECit)/Ait-1 + 3(PPEit/Ait-1) + it,
pada periode t-1. Jadi, selisih total akrual
antara periode t dan t-1 merupakan tingkat dengan,
akrual yang discretionary. RECit : piutang dagang perusahaan i tahun
DAit = (TAit – TAit-1) /Ait-1 t dikurangi piutang dagang tahun
t-1
Berikutnya, berlandaskan pada model
Namun, penelitian Hall dan Stammerjohan
Healy (1985), Jones (1991) mengembangkan
(1997) membuktikan bahwa model Jones tidak
model untuk memisahkan discretionary
berbeda secara signifikan dengan model
accrual dari nondiscretionary accrual. Jones
modifikasi Jones.
menggunakan pendapatan dan aktiva tetap
untuk memproksi tingkat akrual yang normal. Young (1999) melakukan simulasi terhadap
Model berikut ini digunakan oleh Jones untuk model-model untuk memproksi tingkat akrual
mengestimasi tingkat akrual normal. yang discretionary. Sekalipun model Jones dan
modifikasi model Jones telah berusaha untuk
TAit /Ait-1 = 1(1/Ait-1) + 2(REVit/Ait-1) mencakup tingkat pertumbuhan penjualan dan
+ 3(PPEit/Ait-1) + it, besarnya aktiva tetap dalam menentukan
discretionary accrual, Young menemukan
dengan, bahwa model tersebut mengandung kesalahan
TAit : total akrual perusahaan i pada sistematik, sebagai fungsi dari arus kas operasi,
tahun t pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva.
REVit : pendapatan perusahaan i pada Tingkat kesalahan dari model Healy paling
tahun t dikurangi pendapatan tahun besar dibandingkan dengan model-model yang
t-1 lain.
PPEit : aktiva tetap perusahaan i pada Berbeda dengan pendekatan akrual yang
tahun t dipakai peneliti-peneliti di US, Sook (1998)
Ait-1 : total aktiva perusahaan i tahun t-1 mendefinisikan akrual sebagai selisih laba
it : error term perusahaan i tahun t bersih (net income) dengan kas dari operasi
(cash flow from operation). Tiga metode yang
Selanjutnya, nilai discretionary accrual
digunakan untuk menguji perilaku manajemen
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
laba adalah uji rata-rata akrual (mean accrual
DAit = TAit /Ait-1 - [1(1/Ait-1) test), uji korelasi (correlation test) dan uji
perubahan tanda (sign-change test). Sook
+ 2(REVit/Ait-1) + 3(PPEit/Ait-
menyusun 10 portofolio berdasarkan cash flow
1)]
from operation (sebagai proksi kinerja operasi
dengan, perusahaan). Dengan uji rata-rata akrual, jika
DAit : discretionary accrual perusahaan i seluruh perusahaan tidak melakukan mana-
pada tahun t jemen laba, maka tidak akan ada perbedaan
rata-rata akrual antar portofolio. Dengan uji
Dechow dkk (1995) menguji berbagai korelasi, tanpa manajemen laba, maka akan
alternatif model akrual dan mereka menyatakan ditemukan korelasi yang sangat tinggi antara
bahwa model modifikasi Jones merupakan
432 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober

cash flow dari operasi dengan laba bersih. Uji yang dilakukan oleh manajer yang berada pada
sign-change didasarkan atas asumsi bahwa posisi hampir melanggar perjanjian kredit
perusahaan dengan cash flow dari operasi yang sebagai proksi manajemen laba. Perubahan
negatif akan memiliki insentif untuk melapor- metode akuntansi tersebut antara lain, asumsi
kan laba bersih yang positif. Uji sign-change pensiun, adopsi LIFO, adopsi FIFO, likuidasi
dilakukan dengan melihat rasio perusahaan dari LIFO layers, metode depresiasi, perubah-
yang memiliki cash flow dari operasi negatif an umur depresiasi aktiva, dan lain sebagainya.
dan melaporkan laba yang positif terhadap
seluruh perusahaan dalam setiap portofolio.
Aktivitas operasional sebagai proksi mana-
Kang dan Sivaramakrishnan (1995) meng- jemen laba
usulkan metode instrumental variable dan
metode generalized method of moment untuk Beberapa penelitian melihat manajemen
mengatasi masalah metodologi berkaitan laba dari aktivitas operasional manajer, seperti
dengan estimasi akrual yang discretionary dan bagaimana manajer menggeser pembelian
non-discretionary. Mereka mendapati bahwa persediaan pada tahun yang akan datang untuk
kedua model tersebut lebih baik dibandingkan dimasukkan ke dalam pembelian tahun ini
dengan model OLS Jones. (Frankel dan Trezevant,1994), bagaimana
manajer memilih waktu penjualan aktiva
perusahaan atau long-lived assets and
Specific accrual sebagai proksi manajemen
investment (Bartov, 1993; Black, Sellers, dan
laba
Manly, 1998). Maydew (1997) juga menggu-
Ada juga penelitian yang melihat akrual nakan penundaan pengakuan pendapatan dan
tertentu, bagaimana manajer mempengaruhi percepatan pengakuan biaya sebagai proksi
laba melalui akrual tertentu (McNichols dan manajemen laba.
Wilson, 1988; Ahmed, Takeda, dan Thomas,
1998). Dalam dua penelitian tersebut,
DAMPAK REKAYASA LABA
cadangan piutang tak tertagih atau provision
TERHADAP ALOKASI SUMBER DAYA
for bad debt digunakan sebagai proksi
manajemen laba. Manajemen laba sulit dideteksi. Jika, pihak
eksternal tidak dapat menyadari adanya
manajemen laba, maka laba hasil rekayasa
Pilihan metode akuntansi sebagai proksi
tersebut dapat menyebabkan distorsi dalam
manajemen laba
pengambilan keputusan. Misalnya, manajer
Metode lain yang juga digunakan untuk yang seharusnya hanya menerima bonus
mengevaluasi ada tidaknya rekayasa laba sejumlah x rupiah, akhirnya mendapatkan
adalah dengan melihat pilihan metode akun- bonus sejumlah x + e rupiah, karena laba yang
tansi yang digunakan. Dalam penelitian Neill, dijadikan dasar pemberian bonus memberikan
Pourciau, dan Schaefer (1995), perusahaan informasi yang tidak benar. Berikutnya,
yang menggunakan metode depresiasi diper- rekayasa laba dalam IPO, dapat menyebabkan
cepat (accelerated depreciation) dan metode investor salah menanamkan dana. Manajemen
pencatatan persediaan LIFO dikelompokkan laba dapat mengganggu efisiensi arus dana
sebagai perusahaan yang income decreasing. antara pihak-pihak dalam perekonomian.
Sedangkan perusahaan yang tidak menggu- Dalam bahasan berikut, akan diulas bukti
nakan metode depresiasi dipercepat dan meto- empiris berkaitan dengan dampak manajemen
de LIFO dikelompokkan sebagai perusahaan laba terhadap investor di pasar modal.
yang income increasing. Sweeney (1994) Sebenarnya, investor hanya satu dari pihak-
menggunakan perubahan metode akuntansi pihak yang berkepentingan dengan perusahaan,
2000 Lilis Setiawati & Ainun Na’im 433

namun (sejauh yang penulis ketahui) belum Robert Fenimore, salah seorang partner KPMG
ada penelitian yang mencoba mengevaluasi Peat Marwicks, menyatakan estimasi umur
dampak manajemen laba terhadap pemakai ekonomis yang lebih panjang dapat dibenarkan
laporan keuangan selain investor. Jadi, tulisan jika pesawat tersebut dirawat dengan baik.
ini hanya mengulas dampak manajemen laba Dari sudut pandang para peneliti, perbedaan
terhadap investor. estimasi umur ekonomis tidak berdampak
Perubahan metode akuntansi yang diguna- terhadap cash flow perusahaan, berarti
kan untuk mencatat suatu transaksi memberi- perbedaan estimasi umur ekonomis tidak dapat
kan dampak yang permanen terhadap laba. mengelabui investor sekalipun perbedaan
Contoh, ketika IBM merubah metode estimasi tersebut mempengaruhi angka laba.
depresiasinya dari metode depresiasi akselerasi Benarkah estimasi manajemen yang tidak
menjadi metode depresiasi garis lurus, laba berdampak terhadap cash flow perusahaan
IBM mengalami peningkatan sebesar $375 juta tidak akan mendistorsi kandungan informasi
atau 0,37$ per lembar saham (Wechsler, dalam laporan keuangan?
1989). Sekalipun perubahan metode akuntansi Pengamatan Thornton O’glove (Worthy,
mempengaruhi laba secara permanen, namun 1984), seorang analis sekuritas independen,
pengaruh perubahan metode akuntansi juga terhadap harga saham Union Carbide pada
mudah dikenali oleh investor, karena perubah- tahun 1980 sampai tahun 1983 membuktikan
an metode akuntansi mesti diungkapkan bahwa investor di pasar modal tertipu oleh
kepada investor melalui suplemen laporan peningkatan laba Union Carbide yang disebab-
keuangan. Tambahan lagi, bukti empiris kan oleh perpanjangan periode depresiasi
mengindikasikan bahwa perubahan metode mesin dan peralatan pada tahun 1980. Perpan-
akuntansi yang tidak berdampak terhadap cash jangan periode depresiasi memberikan kontri-
flow perusahaan tidak akan mempengaruhi busi terhadap EPS Union Carbide sebesar 18
harga saham, atau dengan kata lain investor persen pada tahun 1980, 15 persen pada tahun
tidak akan tertipu oleh peningkatan laba 1981, 28 persen pada tahun 1982, dan 26
akuntansi yang tidak berdampak terhadap cash persen pada tahun 1983. O’glove mengamati
flow perusahaan (Wolk dan Tearney 1997, harga saham Union Carbide dan harga saham 6
226, Healy dan Wahlen, 1998, 14). Apakah ini pesaingnya. O’glove mendapati bahwa Union
berarti bahwa perubahan metode akuntansi, Carbide mengalami peningkatan ranking, atas
sekalipun berdampak terhadap laba, tidak dasar harga saham terhadap laba, dari ranking
mengakibatkan distorsi informasi bagi ketujuh menjadi ranking kedua. Komentar
investor? O’glove terhadap fakta tersebut adalah, ―Wall
Peluang bagi manajemen untuk menen- Street forgets about the accounting change
tukan periode depresiasi secara subyektif after a couple of years.‖
memungkinkan aktiva yang sama didepresiasi Tambahan lagi, berkaitan dengan masalah
dalam kurun waktu yang berbeda. Padahal, Delta Air Lines dan Pan Am, Robert Fenimore,
perbedaan estimasi umur ekonomis suatu salah seorang partner KPMG Peat Marwicks,
aktiva akan menentukan nilai laba dalam menyatakan bahwa perusahaan yang semakin
laporan keuangan perusahaan. Contoh, di lemah kondisi keuangannya adalah perusahaan
Amerika, Delta Air Lines mengestimasi umur yang menentukan estimasi periode depresiasi
ekonomis pesawatnya sebesar 15 tahun dengan yang semakin lama (Weschler, 1989).
nilai residu 10 persen, sedangkan pesawat Pan Penelitian Teoh, Welch, dan Wong (1998)
Am —yang serupa dengan pesawat Delta Air membuktikan bahwa perusahaan yang memilih
Lines— diestimasi selama 25 tahun dengan kebijakan akrual yang income increasing pada
nilai residu 15 persen (Wechsler, 1989). saat penawaran saham, pada saat-saat
434 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober

5
berikutnya akan mengalami penurunan harga melakukan sugar bowling, ―We believe that it
saham. Berarti pasar tidak mampu mendeteksi is entirely appropriate to use high-profit
adanya income increasing accrual, atau pasar opportunities to build special reserves for
terlambat memahami pilihan akuntansi mana- cycles such as the current one.‖ Pada saat itu,
jer. Dana investor telah terlanjur ditanamkan Allied Bancshares mengalami penurunan laba,
dalam perusahaan yang bersangkutan. yang bakal dikompensasi dengan laba periode-
Berkaitan dengan efek negatif manajemen periode sebelumnya yang telah ditampung
laba, Healy dan Palepu (1993) menyatakan dalam cadangan khusus (sering disebut dengan
bahwa manajemen laba tidak hanya merugikan cookie jar reserves). Thomas Clausen, benda-
investor, namun juga dapat berbalik merugikan harawan bank tersebut menyatakan, ―There is
manajemen. Jika investor sampai mengetahui nothing wrong with erring as long as you err
bahwa informasi yang disajikan oleh on the side of the angels‖ (Worthy, 1984).
manajemen itu tidak benar, harga saham yang Padahal, penyajian nilai laba yang lebih tinggi
overvalued bisa menjadi undervalued. Harga ataupun lebih rendah dari nilai laba yang
saham yang lebih rendah dari harga yang sesungguhnya sama-sama berpotensi untuk
sesungguhnya merugikan manajemen, karena menyesatkan investor.
mempertinggi biaya manajemen untuk mem- Potensi rekayasa laba untuk mendistorsi
peroleh tambahan dana dari pasar modal. aliran dana merupakan alasan yang cukup bagi
semua pihak yang terkait dengan penyusunan
TANGGUNG JAWAB MANAJER, AUDI- laporan keuangan —manajer, auditor, aka-
TOR, AKADEMISI, DAN REGULATOR demisi dan regulator— untuk perduli pada
masalah manajemen laba. Manajer dan internal
Penelitian membuktikan bahwa pilihan auditor merupakan pihak pertama yang paling
kebijakan akuntansi dan keputusan bisnis sadar apakah suatu pilihan kebijakan akuntansi
seorang manajer dapat mempengaruhi angka dan suatu keputusan bisnis merupakan bagian
laba, yang pada tahap berikutnya, dapat dari rekayasa laba ataukah tidak. Mereka perlu
mempengaruhi alokasi dana dalam perekono- mempertimbangkan dampak manajemen laba
mian. Namun di sisi lain, pilihan akuntansi dan terhadap semua stakeholder agar keputusan
keputusan operasional tersebut tidak dapat yang mereka ambil adalah keputusan yang
dikatakan secara jelas sebagai pelanggaran terbaik bagi semua pihak. Ketz (1999, 44)
terhadap standar akuntansi yang berlaku. menyatakan sebenarnya seorang manajer ––
Terlebih lagi, jika manajer yang bersangkutan tidak harus manajer tersebut memiliki standar
melakukan manajemen laba dengan cukup etika yang tinggi— yang sadar bahwa investor
cermat (dengan mempertimbangkan apa yang itu cukup rasional, tidak akan berminat untuk
legal dan apa yang tidak legal), karena merekayasa laba. Satu temuan dari penelitian
memang dalam batas tertentu manajemen laba Teoh, Welch, dan Wong (1998); mengindika-
merupakan praktik yang sah dan legal. sikan bahwa perusahaan yang tidak melakukan
Berikutnya, sebagian orang mengganggap income increasing accrual pada saat IPO
rekayasa untuk meningkatkan laba merupakan biasanya melakukan penawaran saham lagi
kesalahan, namun rekayasa untuk mengurangi setelah IPO. Motivasi untuk mendapatkan
laba bukanlah kesalahan. Seperti yang tambahan dana dengan nilai saham yang wajar
dikatakan oleh salah seorang staf senior dari
Bank Allied Bancshares setelah mereka 5
Sugar bowling adalah rekayasa laba dengan membuat
cadangan laba pada saat perusahaan memperoleh
laba tinggi dan menggunakan cadangan laba terse-
but untuk menaikkan laba pada saat perusahaan
mengalami penurunan laba.
2000 Lilis Setiawati & Ainun Na’im 435

(tidak undervalue) membantu manajer  yang estimasi. Jadi, sulit bagi auditor, untuk
percaya bahwa investor itu tidak naif untuk meminimalkan rekayasa laba dalam bentuk
tidak melakukan rekayasa laba. pemanfaatan peluang untuk melakukan
estimasi atau dalam bentuk pemanfaatan
Akuntan publik sebagai auditor ekster-
peluang merubah metode akuntansi.
nal, yang relatif lebih independen dari mana-
jemen dibandingkan auditor internal sejauh Kepedulian akademisi terhadap praktik
ini diharapkan dapat meminimalkan kasus manajemen laba dapat diwujudkan dengan
rekayasa laba dan meningkatkan kredibilitas mengevaluasi lebih dalam praktik yang terjadi
informasi akuntansi dalam laporan keuangan. dalam dunia usaha melalui penelitian-
Penelitian juga membuktikan bahwa penelitian. Di Indonesia, praktik manajemen
kredibilitas auditor berkorelasi positif dengan laba belum banyak dievaluasi. Fakta mengenai
kualitas audit, dan berkorelasi negatif dengan adanya manajemen laba berguna bagi pihak-
kesalahan dalam laporan keuangan. Laporan pihak yang berkepentingan sebagai informasi
keuangan yang diaudit oleh salah satu dari the untuk mensikapi praktik manajemen laba yang
big eight (sekarang the big five) mengandung mungkin terjadi. Misalnya, pengetahuan
kesalahan overstatement yang relatif lebih mengenai praktik manajemen laba dalam
sedikit dibandingkan dengan laporan keuangan pemberian bonus yang didasarkan atas angka
yang diaudit oleh auditor yang bukan the big akuntansi dapat diminimalkan dengan cara
eight (DeFond dan Jiambalvo, 1991). Peneli- mempertimbangkan faktor-faktor non keuang-
tian Becker et al. (1998) memberikan fakta an dalam penetapan angka bonus.
bahwa tingkat discretionary accrual perusa- Hal berikutnya yang menjadi tanggung
haan yang diaudit oleh auditor selain the big jawab akademisi berkaitan dengan praktik
six lebih tinggi dibandingkan tingkat discre- manajemen laba adalah sejauh ini, para peneliti
tionary accrual perusahaan yang diaudit oleh masih mengalami kesulitan untuk menentukan
the big six. Auditor memang dapat menjadi bagian laba yang merupakan hasil rekayasa.
salah satu mekanisme untuk mengendalikan Model Jones yang banyak digunakan oleh para
perilaku manajemen. peneliti untuk mengestimasi tingkat akrual
Namun, harus kita sadari adanya keter- normal ternyata mengandung kesalahan
batasan auditor dalam meminimalkan rekayasa sistematik (Young, 1999). Kang dan
laba yang mendistorsi informasi dalam laporan Sivaramakrishnan (1995) mendapati bahwa
keuangan. Auditor relatif memiliki information metode instrumental variable dan metode
disadvantage dibandingkan dengan generalized method of moment lebih baik
manajemen. Selain itu, tidak ada cara yang daripada model Jones. Sejauh ini, dua metode
pasti yang dapat digunakan untuk menyatakan baru tersebut menjanjikan sesuatu yang
bahwa suatu estimasi, misalnya estimasi masa tampaknya lebih baik. Namun, tidak berarti
manfaat suatu aktiva, yang merupakan salah masalah metodologi selesai, masih terbuka
satu peluang untuk manajemen laba benar peluang bagi para peneliti untuk mencari
ataukah salah, karena yang disebut estimasi itu alternatif metode untuk mengevaluasi praktik
pasti melibatkan judgement. Kebenaran esti- manajemen laba.
masi hanya akan diketahui di masa yang akan Peran regulator dalam menghadapi praktik
datang. Padahal, standar akuntansi yang manajemen laba dapat dikelompokkan menjadi
berlaku menuntut estimasi itu disusun pada dua, yaitu tindakan preventif dan tindakan
saat ini. Auditor dan manajemen tidak memi- kuratif. Tindakan preventif adalah tindakan
liki kesepakatan mengenai estimasi yang paling regulator untuk meminimalkan kemungkinan
tepat. Bahkan antar auditor sendiri memiliki manajer melakukan praktik manajemen laba,
perbedaan pendapat mengenai ketepatan suatu misalnya dengan cara meningkatkan kewajiban
436 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober

pengungkapan informasi (disclosure) yang namun kelemahan yang inheren dalam metode
berkaitan dengan akrual perusahaan. Di US, akuntansi kita tidak dapat mengeliminasi
investor terbukti dapat melihat manajemen laba manfaat laba akuntansi dalam menilai saham.
yang dilakukan oleh bank dan perusahaan Memang tidak dapat dipungkiri, metode
asuransi. Healy dan Wahlen (1998, 17) akuntansi yang kita kenal dan saat ini diper-
menyatakan bahwa industri perbankan dan gunakan untuk pelaporan dalam dunia bisnis
asuransi diwajibkan untuk mengungkapkan mengandung kelemahan yang inheren, berkait-
informasi penting berkaitan dengan tingkat an dengan keterbatasan standar yang ada dan
akrual mereka —seperti misalnya kewajiban peluang untuk melakukan manajemen laba
bagi bank untuk mengungkapkan utang macet secara sah. Sekarang, yang menjadi pertanyaan
dan penghapusan utang. Batasan penggunaan adalah, sejauh mana manajemen laba meng-
loan loss provision dalam penghitungan ganggu kandungan informasi angka akuntansi?
capital adequacy ratio bank merupakan contoh Ketidakmampuan investor untuk melihat ada-
lain dari tindakan preventif. Dengan batasan nya manajemen laba dalam laporan keuangan
tersebut, bank tidak dapat lagi memanfaatkan (Teoh, Welch, dan Wong, 1998) mestinya
loan loss provision untuk menaikkan nilai membuat manajer, auditor, peneliti, dan
capital adequacy (Ahmed, Takeda dan lembaga penyusun standar —yang memiliki
Thomas, 1998). Penelitian Black, Sellers dan kapasitas untuk membantu mengatasi masalah
Manly (1998, 1315) mengenai kemungkinan manajemen laba— perduli pada fakta tersebut.
penggunaan penjualan aktiva sebagai cara
untuk meratakan laba di tiga negara (New
DAFTAR PUSTAKA
Zeland, Australia dan United Kingdom)
mengindikasikan bahwa perbedaan standar Ahmed, Anwer S., Carolyn Takeda dan Shawn
pelaporan keuangan berdampak terhadap Thomas (1998), ―Bank loan loss provision:
perilaku manajemen laba. A reexamination of capital management,
Tindakan kuratif dapat diwujudkan dengan earnings managements and signalling
cara pemberian sanksi bagi perusahaan yang effects,‖ Working Paper.
terbukti melakukan praktik manajemen laba. Bartov, Eli (1993), ―The timing of asset sales
Menurut Ketz (1999, 46), revisi peraturan and earnings manipulation,‖ Accounting
akuntansi yang saat ini ada tidak akan Review, October, hal 840-855.
menyelesaikan masalah manajemen laba. Yang Becker, Connie L., Mark L. Defond, James
perlu dilakukan oleh SEC adalah memaksa Jiambalvo, dan K.R. Subramanyam (1998),
perusahaan publik untuk mentaati peraturan ―The Effect of Audit Quality on Earnings
yang ada. Sanksi terhadap pelaku manajemen Management,‖ Contemporary Accounting
laba dan publikasi tindakan negatif mereka Research, Spring, hal 1-24.
akan lebih berdampak dibandingkan dengan
diskusi untuk menyempurnakan peraturan yang Black, Ervin L., Keith F. Sellers dan Tracy S.
berlaku. Manly (1998), ―Earnings management
using asset sales: an international study of
countries allowing noncurrent asset
KESIMPULAN
revaluation,” Journal of Business Finance
Paling tidak, sampai saat ini, akuntansi dan and Accounting, November/Desember, hal
laporan keuangan sebagai hasil proses akun- 1287-1317.
tansi masih dipergunakan dalam keputusan Bruns, William J. dan Kenneth A. Merchant
bisnis. Menurut Schipper (1989, 91), sekalipun (1990), ―The Dangerous Morality of
metode akuntansi yang kita kenal memberikan
peluang bagi manajemen untuk rekayasa laba,
2000 Lilis Setiawati & Ainun Na’im 437

Managing Earnings,‖ Management Australian Takeovers,‖ Abacus, Februari,


Accounting, August, hal 22-25. hal 29-45.
Cahan, Stefen F. (1992), ―The effect of anti- Eisenhardt, Kathleen M. (1989), ―Agency
trust investigations on discretionary theory: An assessment and review,‖
accruals: A refined test of the political-cost Academy of Management Review, vol 14,
hypothesis,‖ Accounting Review, January, hal 57-74.
hal 77-95. Fischer, Marilyn dan Kenneth Rosenzweig
Christie, Andrew A. dan Jerold L.Zimmerman (1995), ―Attitudes of Students and
(1994), ―Efficient and Opportunistic, Accounting Practitioners Concerning the
Choices of Accounting Procedures: Ethical Acceptibility of Earnings
corporate Control Contest,‖ Accounting Management,‖ Journal of Business Ethics
Review, October, pp.539-66. 14, hal 433-444.
Daley, Lane A. dan Robert L. Vigeland (1983), Frankel, Micah, dan Robert Trezervant (1994),
―The Effect of Debt Covenant and Political ―The Year End LIFO Inventory Purchasing
Costs on the Choice of Accounting Decision: An Empirical Test,‖ Accounting
Methods,‖ Journal of Accounting and Review, April, hal 382-398.
Economics 5, hal 195-211. Guenther, David A. (1994), ―Earnings
DeAngelo, L.E. (1986), ―Accounting numbers management in response to corporate tax
as market valuation substitutes: A study of rate changes: Evidence from the 1986 Tax
management buyouts of public Reform Act,‖ Accounting Review, January,
stockholders,‖ Accounting Review, Juli 230- 243
1986, 400-20. Hall, Steven C., dan William W Stammerjohan
DeAngelo, Harry, Linda DeAngelo, dan (1997), ―Damage awards and earnings
Douglas J. Skinner (1994), ―Accounting management in the oil industry,‖
choice in troubled companies,‖ Journal of Accounting Review, January, hal 47-65.
Accounting and Ecnonomics 17, hal 113- Han, Jerry C.Y, and Wang Shiing-Wu (1998),
143. ―Political Costs and Earnings Management
Dechow, Patricia, Richard G. Sloan, dan Amy of Oil Companies during the 1990 Persian
P. Sweeney (1995), ―Detecting Earnings Gulf Crisis,‖ Accounting Review, January,
Management,‖ Accounting Review, April, 103-118.
pp.193-225. Healy, Paul M. (1985), ―The Effect of Bonus
DeFond, Mark L., dan James Jiambalvo Schemes on Accounting Decisions,‖
(1991), ―Incidence and Circumstances of Journal of Accounting and Economics, hal
Accounting Errors,‖ Accounting Review, 85-107.
July, pp.643-55 Healy, Paul M. dan Krisna G. Palepu (1993),
DeFond, Mark L., dan James Jiambalvo ―The Effect of Firms’ Financial Disclosure
(1994), ―Debt Covenant Violation and Strategies on Stock Prices,‖ Accounting
Manipulation of Accruals,‖ Journal of Horizon, March, pp.1-11.
Accounting and Economics 17, hal 145- Healy, Paul M. dan James M. Wahlen (1998),
176. ―A review of the earnings management
Eddey Taylor (1999), ―Director’s Recommen- literature and its implications for standard
dation on Takeover Bids and the setting,‖ Working Paper.
Management of Earnings: Evidence from
438 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober

Jones, Jennifer J. (1991), ―Earnings Mana- Palepu, Krishna G., Victor L. Bernard, dan
gement during Import Relief Investi- Paul M. Healy (1996), Business Analysis
gations,‖ Journal of Accounting Research and Valuation Using Financial Statements,
Autumn, hal 193-228. Cincinnati: South Western College
Kang, Sok-Hyon, and Sivaramakrishnan Publishing.
(1995), ―Issues in Testing Earnings Schipper, Katherine (1989), ―Commentary on
Management and an Instrumental Variable Earnings Management,‖ Accounting
Approach,‖ Journal of Accounting Horizon, December, pp.91-102.
Research, Autumn, 353-367. Sook, Suk Yoon (1998), ―Cash from operation
Ketz, Edward J. (1999), ―Update: how goes and earnings management,‖ Working
SEC’s war againts earnings management?,‖ Paper.
The Journal of Corporate Accounting and Sweeney, Amy Patricia (1994), ―Debt Cove-
Finance, Spring, hal 41-52. nant Violations and Managers’ Accounting
Liberty, Susan E. dan Jerold L. Zimmerman Responses,‖ Journal of Accounting and
(1986), ―Labor Union Contract Economics 17, hal 281-308.
Negotiations and Accounting Choices,‖ the Teoh, Siew Hong, Ivo Welch, dan T.J. Wong
Accounting Review, October, pp.692-712. (1998), ―Earnings Management and the
Lys, Thomas (1984), ―Mandated Accounting Long Run Market Performance of Initial
Changes and Debt Covenants: The Case of Public Offerings,‖ Journal of Finance,
Oil and Gas Accounting,‖ Journal of Desember, hal 1935-1974.
Accounting and Economics 6, hal 39-65. Watts, Ross L. dan Jerold L. Zimmerman
McNichols, Maureen, dan G. Peter Wilson (1986), Positive Accounting Theory, New
(1988), ―Evidence of earnings management Jersey: Prentice Hall Inc., pp.257-59.
from the provision for bad debt,‖ Journal Watts, Ross L. dan Jerold L. Zimmerman
of Accounting Research, Supplement, pp.1- (1990), ―Positive accounting theory: A ten
31. year perspective,‖ Accounting Review,
Naim, Ainun, dan Jogiyanto Hartono (1996), January, hal 131-156.
―The effect of antitrust investigations on Wechsler, Dana (1989), ―Earnings Helper,‖
the management of earnings: A further Forbes, June 12, pp 150-52.
empirical test of political-cost hypothesis,―
Kelola 13/V/1996, hal 126-141. Wolk, Harry I. dan Michael G. Tearney
(1997), Accounting Theory: A Conceptual
Neill, John D., Susan G. Pourchiau, dan and Institutional Approach, 4th edition,
Thomas F. Schaefer (1995), ―Accounting Cincinnati: South Western College
Method Choice and IPO Valuation,‖ Publishing, pp 226-27.
Accounting Horizon, September, pp.68-80.
Worthy, Ford S. (1984), ―Manipulating Profits:
Makar, Stephen D. dan Pervaiz Alam (1998), How It Done,‖ Fortune, June 25, pp. 50-
―Earnings Management and Antitrust In- 54.
vestigations: Political Costs over Business
Cycles,” Journal of Business Finance and Young, Steven (1999), ―Systematic measure-
Accounting, Juni/Juli, hal 701-720. ment error in the estimation of discre-
tionary accruals: an evaluation of alterna-
Maydew, Edward L. (1997), ―Tax-induced tive modelling procedures,‖ Journal of
Earnings Management by Firms with Net Business Finance and Accounting 26, pp.
Opearting Losses,‖ Journal of Accounting 833-862.
Research, Spring, 83-96.
2000 Lilis Setiawati & Ainun Na’im 439

2000
Tabel 1. Penelitian Manajemen Laba

NO JUDUL & PENULIS JURNAL HIPOTESIS SAMPEL TEMUAN


1 Healy (1985), The Effect of Bonus Journal of Accounting and Kontrak bonus mempengaruhi kebijakan akrual yang 94 perusahaan (1527 mendukung hipotesis
Schemes on Accounting Economics dipilih manajer tahun observasi)
Decisions Perubahan prosedur akuntansi berhubungan dgn
modifikasi kontrak bonus
2 Neill, Pourciau, dan Schaefer Accounting Horizon Manajer memanipulasi laba sebelum IPO untuk 505 perusahaan mendukung
(1995), Accounting Method memaksimumkan harga saham di pasar perdana
Choice and IPO Valuation
3 McNichols dan Wilson (1988), Journal of Accounting Research Manajer memanipulasi provision for bad debt untuk 138 perusahaan (2038 Manajer memilih akrual yang
Evidence of Earnings meratakan laba (meminimalkan fluktuasi laba) tahun perusahaan) income decreasing jika laba

Lilis Setiawati & Ainun Na’im


Management from the Provision perusahaan terlalu ekstrem
for Bad Debts (terlalu tinggi atau terlalu
rendah)
4 Teoh, Welch, dan Wong (1998), Journal of Finance Discretionary accrual sebelum IPO berhubungan 1649 perusahaan (1980- Mendukung
Earning Management and the dengan stock return underperformance karena 1992)
Long-run Market Performance of sebagian investor tidak dapat memperhitungkan
Initial Public Offerings adanya manajemen laba dalam mereka menyusun
eskpektasi mengenai kas yg akan diterima di masa yg
akan datang.
5 Daley dan Vigeland (1983); The Journal of Accounting and perusahaan yang memperlakukan pengeluaran R&D 178 perusahaan yang didukung, kecuali untuk rasio
Effect of Debt Covenant and Economics sebagai aktiva lebih tinggi tigkat leveragenya, lebih memperlakukan interest coverage.
Political Costs on the Choice of banyak menggunakan utang publik, dan mempunyai pengeluaran R&D sebagai
Accounting Methods rasio deviden terhadap laba ditahan yang lebih tinggi, biaya dan 135 perusahaan
dan mempunyai rasio interest coverage yang lebih yang memperlakukan
rendah pengeluaran R&D sebagai
aktiva
6 Bartov (1993), The Timing of Accounting Review Laba dari penjualan aktiva berkorelasi dengan 653 tahun perusahaan mendukung
Asset Sales and Earnings perubahan laba (income smoothing hypothesis) dan
Manipulation rasio utang terhadap modal (debt covenant
hypothesis)
7 DeFond dan Jiambalvo (1994), Journal of Accounting and kontrak utang mempengaruhi pilihan akuntansi 94 perusahaan (1985- didukung
Debt Covenant Violation and Economics perusahaan, hal ini akan tampak pada pilihan 1988)
Manipulation of Accruals akuntansi perusahaan satu periode sebelum dan
pada periode pelanggaran perjanjian kredit

439
440 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober

440
8 Sweeney (1994) Debt Covenant Journal of Accounting and Kontrak kredit akan mempengaruhi kebijakan 130 perusahaan yang telah hipotesis didukung, khususnya
Violations and Managers’ Economics akuntansi manajer melanggar kontrak utang pada tahun terjadinya dan sete-
Accounting Responses lah terjadinya pelanggaran
kontrak
9 DeAngelo, DeAngelo, dan Journal of Accounting and Manajer dari perusahaan yang sedang menghadapi 76 perusahaan yang tidak mendukung hipotesis
Skinner (1994), Accounting Economics kesulitan keuangan dan ancaman pelanggaran mengalami kerugian pada
Choices in Troubled Companies perjanjian kredit cenderung memilih kebijakan akrual periode 1980 -1985
untuk meningkatkan laba
10 Frankel dan Trezervant (1994), Accounting Review Peluang untuk menghemat pajak sebagai akibat 274 perusahaan LIFO mendukung hipotesis
The Year End LIFO Inventory diberlakukannya TRA 1986 mempengaruhi keputusan (1443 tahun observasi) dan
Purchasing Decision: An manajer (perusahaan yg menggunakan metode 296 perusahaan FIFO
Empirical Test persediaan LIFO) untuk membeli per-sediaan ekstra (1569 tahun observasi)
pada akhir tahun 1986

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia


8 Guenther (1994), Earnings Accounting Review Penurunan pajak akan mempengaruhi manajer untuk 487 perusahaan hipotesis ditolak
Management in Response to menurunkan akrual satu periode sebelum penurunan
Corporate Tax Rate Changes: pajak tersebut berlaku
Evidence from the 1986 Tax
Reform Act
9 Maydew (1997), Tax-induced Journal of Accounting Research Penurunan tarif pajak dan kesempatan untuk 2433 tahun perusahaan mendukung
Earnings Management by Firms mengkompensasi laba ke tiga periode yang telah dan 3046 tahun perusa-
with Net Operating Losses lewat memicu manajer untuk melakukan manajemen haan (sebagai kontrol)
laba
10 Jones (1991), Earnings Journal of Accounting Research manajer produsen domestik yg memiliki kemungkinan 23 perusahaan manufaktur mendukung hipotesis
Management during Import Relief untuk mendapatkan proteksi pemerintah memilih
Investigations kebijakan akuntansi yang menurunkan laba selama
masa investigasi untuk memaksimumkan
kemungkinan mendapatkan proteksi
11 Cahan (1992), The Effect of Accounting Review Manajer perusahaan US yang sedang diinvestigasi 48 perusahaan manufaktur mendukung hipotesis
Antitrust Investigations on berkaitan dengan kemungkinan pelanggaran undang- (1970-1983)
Discretionary Accruals: A Refined undang antitrust berusaha menurunkan akrual (laba)
Test of the Political-Cost untuk meminimalkan tuduhan antitrust
Hypothesis
12 Naim dan Hartono (1996) The Kelola Manajer perusahaan US yang sedang diinvestigasi 26 perusahaan manufaktur hipotesis terbukti hanya untuk
Effect of Antitrust Investigations berkaitan dengan kemungkinan pelanggaran undang- dan 24 perusahaan non perusahaan manufaktur
on the Management of Earnings: undang antitrust berusaha menurunkan akrual (laba) manufaktur (1984-1992)
A Further Empirical Test of untuk meminimalkan tuduhan antitrust
Political-Cost Hypothesis

Oktober
2000 Lilis Setiawati & Ainun Na’im 441

2000
13 Makar dan Alam (1998), Earnings Journal of Business Finance 1. Manajer menurunkan akrual selama masa 123 perusahaan 1. mendukung
Management and Antitrust and Accounting investigasi. 2. mendukung
Investigations: Political Costs over 2. Manajer menurunkan akrual jika investigasi 3. tidak mendukung, political
Business Cycles dilakukan dalam kondisi perekonomian ekspansi. cost lebih dominan dari
3. Manajer menaikan akrual jika in-vestigasi pada produsen protecting
dilakukan pada masa resesi. benefit
14 Ahmed, Takeda, dan Thomas Working Papers Loan loss provision digunakan oleh manajer untuk 113 bank (1986-1995) mendukung hipotesis
(1998), Bank Loan Loss Provi- merekayasa kapital untuk memenuhi kewajiban
sion: A Reexamination of Capital penyediaan modal minimum (khususnya pada
Management, Earnings Manage- periode sebelum tahun 1990)
ment and Signaling Effects
15 Hall dan Stammerjohan (1997), Accounting Review, Tahun, saat perusahan diinvestigasi oleh Pengadilan 20 perusahaan manufaktur hipotesis terbukti, perusahaan
Damage Awards And Earnings berkaitan dengan “damage award” perusahaan yang (1974-1992) menurunkan non working
Management in the Oil Industry bersangkutan akan menurunkan laba untuk capital accrual

Lilis Setiawati & Ainun Na’im


meminimalkan denda
16 Han dan Wang (1998) Political Accounting Review Pada saat terjadi kenaikan harga produk, perusahaan 47 perusahaan crude mendukung
Costs and Earnings Management petroleum refining menurunkan laba (akrual) untuk petroleum dan natural gas
of Oil Companies during the 1990 meminimalkan campur tangan pemerintah dalam industry, 29 perusahaan
Persian Gulf Crisis penentuan harga petroleum refining
17 Christie dan Zimmerman (1994), Accounting Review Pilihan akuntansi perusahaan target mengindikasikan 543 perusahaan target tidak mendukung hipotesis
Efficient and Opportunistic perilaku oportunis manajer
Choices of Accounting
Procedures: Corporate Control
Contest
18 Eddey dan Taylor (1999), Abacus Pimpinan perusahaan target yang tidak mendukung 43 perusahaan hipotesis tidak terbukti
Directors’ recommendation on ambil alih atas perusahaannya, menaikkan laba.
Takeover Bids and the Sebaliknya, pimpinan perusahaan target yang
Management of mendukung ambil alih atas perusahaannya,
Earnings:Evidence from menurunkan laba untuk memperbesar probabilitas
Australian Takeovers ambil alih.
19 Liberty dan Zimmerman, 1986, Accounting Review Selama masa negosiasi kontrak dengan karyawan, 105 perusahaan dengan Hipotesis tidak terbukti
Labor Union Contract manajer memiliki insentif untuk menurunkan laba laporan keuangan tahunan
Negotiations and Accounting guna meminimalkan kemungkinan karyawan dan 85 perusahaan
Choices melakukan tuntutan kenaikan upah. dengan laporan keuangan
kuartalan
 Beberapa penelitian sebenarnya tidak sekedar mengevaluasi kaitan antara faktor pemicu manajemen laba dengan ada tidaknya perilaku manajemen laba, lebih jauh mereka melihat
bagaimana dampak manajemen laba terhadap pasar. Namun, mengingat tabel ini dimaksudkan untuk memberikan ringkasan mengenai faktor-faktor yang dapat menjadi insentif bagi
manajer untuk berperilaku oportunis, ada hipotesis dari beberapa penelitian yagng tidak tertulis dalam tabel di atas.

441

Anda mungkin juga menyukai