Anda di halaman 1dari 43

TEKNIK INSEMINASI BUATAN

PADA SAPI

Dr.Drh. Budi Purwo Widiarso,MP


Politeknik Pembangunan Pertanian
Yogyakarta magelang

Mata Kuliah Teknik Reproduksi Ternak


Inseminasi Buatan (IB)

adalah memasukkan
semen ke dalam alat
kelamin ternak betina
sehat dengan
menggunakan alat
inseminasi dengan tujuan
agar ternak bunting.
Latar Belakang
 IB  sapi sudah 32 tahun.
 Bioteknologi veteriner terekstensif.
 Industri (2,5 juta dosis semen beku /tahun)
 Hasil IB 
 Konsepsi masih sangat rendah (35%).
 Genetic make up (??)
 Lowered fertility  increased infertility.
 Otoda  pelaksanaan IB semakin meluas 
semakin amburadul (termasuk recording).
Inseminasi buatan di Indonesia

 Sapi Perah : hampir 100% (Jawa)


 Sapi Potong : Jawa 70%
Luar Jawa : bervariasi
 Kerbau : lumpur, Murrah, tedong
bonga, kalang (Kalsel
terbatas).
 Kambing : PE, Boer.
 Kuda : DIY.
 Babi : terbatas.
Beberapa keuntungan IB :
• 1.Meningkatkan produksi ternak
secara cepat.
• 2.Menigkatkan mutu ginetik ternak.
• 3.Menghidari penularan penyakit
melalui perkawinan.
• 4.Dapat mengawinkan ternak yang
berbeda ukuran.
• 5.Dapat mengawinkan ternak yang
berbeda jarak.
• 6.Semen dapat disimpan pada
waktu yang lama.
Masalah aplikasi IB

Prosedur yang kurang benar.

Hasil konsepsi lebih rendah daripada


kawin alam.

Pada peternakan ekstensif (tidak dikandangkan)


 pelaksanaan teknis sulit (deteksi birahi??)

Hasil silangan  pertumbuhan baik, namun


reproduktivitas diragukan, fertilitas (?) (Silangan jangan
lebih dari 75% darah impor, maks F2  back crossing).
Performans sapi
potong akseptor IB
 Jarak beranak : 18 bulan (12 bln)
 Angka kebuntingan : < 33% (60%)
 Jumlah IB/bunting : > 3,4 kali (1,5 kali)
 Kematian pedet : 23% (< 5%)

 Reproduksi klinis : Anestrus (60-75%)


Repeat breeding (20-40%)

(Data dari 3.622 akseptor IB sapi potong di Jawa, Lampung, Riau, Kalsel,
NTB, DIY; Putro, 2003)
Patogenesis kasus reproduksi klinis

 Kesalahan inseminasi
 IB yang tidak higienis
 IB pada sapi yang sudah tidak estrus (fase lutea)
 Umumnya patogen opportunis (non-spesifik):
 Streptococcus sp.,
 Staphylococcus sp.,
 Corynebacterium pyogenes.,
 Escherichia coli,
 Jamur: Aspergillus, Fusarium, Candida .
 Kegiatan sterility control  harusnya built-in dengan
kegiatan IB
Warning !!

 Pelaksanaan IB tidak lege artis  kasus


reproduksi klinis
 Anestrus (60-75%)
 Repeat breeding (20-40%)
 Peningkatan infertilitas pada akseptor IB.
Langkah kerja
Melakukan inseminasi buatan
Persiapan alat dan bahan

plastik glov.

Plastik sheat.

Inseminasi gun.

Gunting.

Pinset.

Termos / container.

Straw.
Gunting IB

Plastik Sheat IB

Pinset IB

Plastik Glov IB
Straw IB
Inseminasi Gun IB
2.Melakukan pengamatan birahi

Amati tanda tanda birahi antara lain:

vulva terasa hangat dan bengkak apabil diraba.

vulva terlihat kemerahan.

keluar lendir transparan dari vulva.

diam apabila dinaiki ternak lain.

sapi terlihat gelisah.


PERSIAPAN IB ----HANDLING SAPI
3. Melakukan persiapan IB.

• HANDLING SAPI YANG AKAN DIIB


DENGAN CARA YANG DAPAT
DILAKUKAN SESUAI DENGAN LOKASI
DAN KEBERADAAN PETERNAK.
Handling sapi menggunakan tali-di dalam
kandang
HANDLING SAPI MENGGUNAKAN TALI
HANDLING SAPI MENGGUNAKAN BAMBU DI LUAR KANDANG
Handling sapi dengan
bambu di dalam kandang
HANDLING SAPI MENGGUNAKAN
KANDANG JEPIT BESI
Handling sapi dengan pipa besi
4. Melakukan thawing.

 Thawing menggunakan air es 5 ̊ C


selama 5-6 menit, gosok dengan telapak
tangan selama 1 menit atau air hangat
37 ̊ C -38 ̊ C selama 15-30 menit.
thawing
5. Melakukan IB
 Setelah semen dithawing.
 Lap dengan tisu.
 Set pada gun dengan posisi sumbat lap
di atas.
 Gunting sumba lap kurang lebih 1 cm.
 Tutup dengan plastik sheat dan dicoba
hingga keluar semen satu tetes.
 Kunci plastik sheat dengan pengunci
gun IB.
 Gigit gun yang telah siap dengan bibir.
 Buka vulva dan lap dengan tisu.
 Masukan tangan ke rektum dan mulai
mencari cervix.
 Masukkan gun pada pada corpus uteri
(posisi cincin 4).
 Deposisi semen pada posisi cincin 4.
Ambil straw dan thawing straw
Pasang straw ke dalam IB Gun
Pasang plastik sheat pada IB Gun
Pasang glove pada tangan kiri
Palpasi cervix uteri per rectal
Palpasi cervix uteri per rectal
Deposisi IB gun ke vagina
Deposisi IB gun pada vagina
Deposisi Ib gun ke vagina
Penetrasi gun IB ke dalam vulva sapi
Posisi Cincin / cervix 4
Rekomendasi

 Continuing education utk paramedis pelaksana


IB (IB, PKB, ATR) dan dokter hewan (Sterilty
control).
 Client’s education  untuk para peternak.
 Perubahan paradigma aplikasi IB sapi  cattle
breeding policy.
 Aplikasi IB >< sterility control (built in).
 PPDH  peningkatan pengetahuan dan
kompetensi reproduksi ruminansia besar (Pre-
job clinical training).
Continuing education, kursus PKB
Continuing education, Kursus PKB,
KERUGIAN INSEMINASI BUATAN

 Persilangan yang belum ada aturan 


punahnya bangsa2 sapi tertentu (mis PO di
Jawa)

 Inbreeding (kawin sedarah)  bilamana


rekording tidak tertib.

 Keterbatasan semen beku bangsa tertentu

 Sistem rekording amburadul


 Keterampilan peternak.
 Minimnya sarana & prasarana inseminasi.
 Masih berorientasi perolehan dosis semen,
belum ke hasil kebuntingan atau kelahiran
pedet.
 Pelaksanaan sterility control belum built in.
 Pedet hasil IB tidak terpantau
 Pencatatan (Recording) produksi & reproduksi
(?)
 Dll, dll.

Anda mungkin juga menyukai