Anda di halaman 1dari 24

1.

1       Landasan Pendidikan Pancasila

Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD
1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati, dan
mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan.

Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan intrepetasi sesuai dengan kepentingan
rezim yang berkuasa. Pancasila telah digunakan sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada
pemerintah yang berkuasa dengan menempatkan pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
bermasyarakat.

Nampak pemerintahan Orde Baru berupaya menyeragamkan paham dan ideologi bermasyarakat dan
bernegara dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang bersifat pluralistik. Oleh sebab itu, MPR
melalui sidang Istimewa tahun 1998 dengan Tap. No.XVII/MPR/1998 tentang Pencabutan Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dan menetapkan Pancasila sebagai dasar Negara.
Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar Negara dari Negara
kesatuan RI harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara

1. Landasan Historis

Berdasarkan landasan historis, pancasila dirumuskan dan memiliki tujuan yang dipakai sebagai dasar
Negara Indonesia. Proses perumusannya diambil dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.Setiap
bangsa mempunyai ideology dan pandangan hidup berbeda-beda yang diambil dari nilai-nilai yang
hidup dan berkembang dalam bangsa itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang telah
tumbuh dan berkembang semenjak lahirnya bangsa Indonesia.Majapahit, pada masa ini nilai-nilai
ketuhanan, seperti kepercayaan kepada Tuhan telah berkembang dan sikap toleransi juga telah lahir,
begitupula nilai kemanusiaan yang adil dan beradap dan sila lainnya.

2. Landasan Kultural

Pancasila merupakan salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus diwariskan kegenerasi
penerus. Secara kultural unsur-unsur pancasila terdapat pada adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan,
kesenian, kepercayaan, agama, dan kebudayaan pada negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup pada suatu bangsa adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
bangsa itu sendiri. Suatu bangsa yang tidak mempunyai pandangan hidup adalah bangsa yang tidak
mempunyai kepribadian dan jati diri sehingga bangsa itu mudah terombang ambing dari pengaruh
yang berkembang dari luar negerinya.

3. Landasan Yuridis

Pancasila secara yuridis konstitusional telah secara formal menjadi dasar negara sejak dituangkannya
rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945. Didalam UU No. 2 Th 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional digunakan sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan tinggi, Pasal 39 ayat (2)
menyebutkan bahwa isi kurikulum pada setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan → Kurikulum Bersifat
Nasioanal.

4. Landasan Filosofis

Pembahasan di dalam Pancasila berwujud dan bersifat filosofis secara praktis nilai-nilai tersebut
berupa pandangan hidup (filsafat hidup) berbangsa. Mempengaruhi alam pikiran manusia berupa
filsafat hidup, filsafat negara, etika, logika dan sebagainya, sehingga memberikan watak (kepribadian
dan identitas) bangsa. Berdasarkan filosofis dan objektif, nilai-nilai yang tertuang pada sila-sila
Pancasila merupakan Filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara Republik Indonesia.
Pancasila yang merupakan filsafat Negara harus menjadi sumber bagi segala tindakan para
penyelenggara Negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang berlaku bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara. Oleh sebab itu dalam menghadapi tantangan kehidupan bangsa yang memasuki
globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap mempunyai nilai-nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber nilai
dalam pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai pembangunan nasional dalam bidang politik, ekonomi,
social-budaya dan pertahanan serta keamanan.

1.2       Tujuan Pancasila

Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia dan merupakan pedoman pedoman bagi bangsa ini.
Sebelum kita mengetahui tujuan pancasila, kita harus tau isi yang tertera dari pancasila tersebut.
Berikut adalah bunyi atau isi yang tertera pada pancasila :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Inidonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

Berdasarkan bunyi dari ayat ayat diatas kita sebagai rakyat Indonesia perlu memahami dan
mengamalkan pancasila sebab semua ayat-ayat yang terkandung diatas sangat baik dilakukan sebagai
petunjut diri ini untuk melakukan semua kebaikan. Dengan mempelajari pendidikan pancasila
seseorang akan memndapatkan ketenangan hidup yang mengikuti perkembangan jaman saat ini yang
semakin maju dan berkembang. Melalui   Pendidikan Pancasila warga negara Indonesia diharapkan
mampu memahami,   menganalisa dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat
bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional

1. Tujuan Pendidikan Pancasila

Rakyat Indonesia melalui majelis perwakilannya menyatakan, bahwa pendidikan nasional yang
berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan kebudayaa bangsa Indonesia, diarahkan
untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan
mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya, serta dapat memenuhi
kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan
yang adil dan beradab, perilaku kebudayaan, dan beraneka ragam kepentingan perilaku yang
mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan
golongan. Dengan demikian, perbedaan pemikiran, pendapat, atau kepentingan diatasi melalui keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

1. Tujuan Nasional

Tujuan sebagaimana ditegaskan pembukaan tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan


penyelenggaraan Negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa, berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945.

1. Tujuan pendidikan nasional

Berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat
manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.

1. Misi dan visi pendidikan pengembanganal


2. in, pendapat, atau kepentingan diatasi melalui keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesiaan
berane kepribadian

Pendidikan pancasila sebagai salah satu dari mata kuliah pengembangan kepribadian, memiliki misi
dan visi yang sama dengan mata dengan lainnya, yaitu sebagai berikut.
1. Misi pendidikan pancasila

Misi pendidikan pancasila menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan program studi
dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya.

1. Visi pendidikan pancasila

Bertujuan agar mahasiswa mampu mewujudkan nilai dasar agama dan kebudayaa serta kesadaran
berbangsa dan bernegara dalam menenrapkan ilmu pengetahuan, teknologi.

1. Kompetensi pendidikan Pancasila

Mencakup unsur filsafat pancasila, dengan kompetnsinnya bertujuan menguasai kemampuan berpikir,
bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah
sebagai berikut.

1. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung


jawab sesuai dengan hati nuraninya.
2. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan, serta cara pemecahannya.

Melalui pendidikan pancasila , warga Negara Indonesia diharapkan mampu memahami, menganalisis,
dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya sevara berkesinabungan
dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional, seperti yang digariskan dalam pembukaan UUD
1945, sehingga dapat menghayati filsafat dan ideology pancasila, serta menjiwai tingkah lakunya
selaku warga negar republik Indonesia dala melaksanakan profesinya.

1. Dasar substansi kajian pendidikan Pancasila

Berdasarkan landasan pendidikan pancasila sebagaimna yang diuraikan di atas, maka substansi kajian
pendidikan pancasila meliputi pokok-pokok bahasan sebagai berikut.

1. Pancasila sebagai filsafat


2. Pancasila sebagai etika politk
3. Pancasila sebagai ideologi pancasila
4. Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia.

1.3 Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila

            Mahasiswa dapat memahami latar belakang historis kuliah pendidikan pancasila, dengan
memahami fakta budaya dan filsafat hidup bersama dalam suatu negara, dengan cara
mendiskusikannya diantara mereka, untuk itu harus didasari dengan pemahaman dasar-dasar yuridis
tujuan pendidikan nasional, pendidikan pancasila serta kompetensi yang diharapkan dari perkuliahan
pendidikan pancasila.

 Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

            Mahasiwa mengetahui kronologis sejarah perjuangan bangsa Indonesia, yang meliputi kejayaan
zaman Sriwijaya Majapahit dan kerajaan lainnya. Menghayati perjuangan bangsa melawan penjajah
sebelum abad XX, serta perjuangan nasional. Memahami proses perumusan dan pengesahan Pancasila
dasar Negara Indonesia yang meliputi, kronologis perumusan Pancasila dan UUD 1945, kronologi
pengesahan Pancasila dan UUD 1945. Memahami dinamika aktualisasi pancasila sebagai dasar negara,
serta dinamika pelaksdanaan UUD 1945.

1. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Memberikan dasar-dasar ilmiah pancasila sebagai suatu kesatuan sistematis dan logis. Untuk
memahami dasar kesatuan perlu didasari oleh pengertian teori sistem.
2. Pancasila Sebagai Etika bangsa

Proses pembelajaran mahasiswa diharappkan untuk memahami dan mengahayati pengertian etika
sebagai salah satu cabang filsafat praktis. Berikutnya menjelaskan pengetian etika politik dan
berdasarkan rincian nilai-nilai yang bterkandung di dalam pancasila, agar mahasiswa diharapkan
memiliki kemampuan untuk menerapkan norma-norma etika yang terkandung dalam pancasila dalam
kehidupan keraryaan, kemasyarakatan, kenegaraan.

3. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

Mahasiswa dapat menjelaskan ideologi umum menjelaskan makna ideology bagi bangsa dan negara.
Menjelaskan pengertian macam-macam ideologi yang meliputi ideologi terbuka, ideologi tertutup,
ideologi komperehensif dan ideologi partikular.

4. Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia

Mahasiswa juga diharapkan juga untuk memiliki kemampuan untuk menjelaskan isi pembukaan UUD
1945, pembukaan sebagai “staasfundamentalnom”, menjelaskan hubungan UUD 1945 dengan
pancasila dan pasal-pasal UUD 1945.

PEMBAHASAN PANCASILA SECARA ILMIAH


Pembahasan pancasila termasuk filsafat pancasila sebagai suatu kajian ilmiah. Harus memenihi syarat
ilmiah sebagai dikemukakan oleh I.R. Poedjowijianto dalam bukunya ‘Tahu dan pengetahuan’ yang
merinci syarat-syarat ilmiah sebagai berikut :
1. Berobjek
2. Bermetode
3. Bersistem
4. Bersifat Universal

1.Berobjek
Semua ilmu pengetahuan itu harus berobjek. Oleh karena itu pembahasan pancasila secara ilmiah harus
memiliki objek yang di dalam filsafat ilmu pengetahuan dibedakan dua macam yaitu ‘objek farma’ dan
‘objek materia’.
Objek Farma pancasila adalah suatu sudut pandang tertentu dalam pembahasan pancasila atau dari
sudut pandang apa pancasila itu dibahas. Pada hakikatnya pancasila dapat dibahas dari berbagai
macam sudut pandang.
Objek Materia Pancasila adalah suatu objek yang merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian
pancasila baik bersifat empiris maupun nonempiris.

2. BERMETODE
Salah satu metode dalam pembahasan pancasila adalah metode ‘analitico syntetic’ yaitu suatu
perpaduan metode analis dan sinetis.

3. BERSISTEM
Suatu pengetahuan ilmiah harus merupakan suatu yang bualat dan utuh.Baik berupa hubungan
interelasi (saling berhubungan) maupun interdependensi (saling ketergantungan).

4.BERSIFAT UNIVERSAL
Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal, artinya kebenaranya idak terbatas oleh
waktu, ruang, keadaan situasi, kondisi maupun jumlah tertentu. Pancasila bersifat universal atau
intisari, essensi atau makna terdalam dari sila-sila pancasila pada hakikatnya adalah bersifat universal.

Sejarah pancasila

Sejarahnya pancasila terbentuk melalui suatu proses yang panjang mulai dari zaman kerajaan kerjaan
hinga datangnya masa penjajahan pada bangsa Indonesi. Berikut adalah sejarah pancasila.

1. Zaman Kerajaan kutai


Pada tahun 400 M indonesia memasuki sejarah, dimana ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa
(tiang batu). Raja Mulawarman menurut prasasti merupakan keturunan dari raja Aswawarman yang
membuka zaman kerajaan pertama kali di Indonesia yaitu kerajaan kutai. Pada zaman kuno (400-1500)
terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai integrasi dengan wilayah yang meliputi hampir separoh
Indonesia dan seluruh wilayah Indonesia sekarang yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit
yang berpusat di Jawa.

1. Zaman Kerajaan Sriwijaya

Abad ke VII munculnya kerajaan wijaya di Sumatra dibawah kekuasaan bangsa Syailendra dimana
kerajaan ini merupakan kerajaan maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya. Pada zaman itu
kerajaan sriwijaya merupakan kerajaan besar yang sangat disegani dikawasan asia selatan.
Perdagangan disebut juga Tuhan An Vatakvurah bertujuan untuk menyatukan pedagang dan pegawai
raja agar mudah dalam memasarkan dagangannya. Sistem pemerintahan juga terdapat pengurus pajak,
harta benda, kerajaan rokhaniawan yang menjadi teknis pembangunan gedung-gedung dan patung-
patung suci sehingga pada saat itu tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan.

1. Zaman kerajaan sebelum Majapahit

Sebelum kerajaan Majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang memancangkan nilai-nilai
nasionalisme, telah muncul kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti. Kerjaan
kerajaan tersebut adalah kerajaan kalinga, sanjaya yang membantu dalam membangun candi kalasan
yang didirikan dijawa tengah bersama dengan dinasti syailendra.

Selain kerajaan di Jawa Tengah tersebut di Jawa Timur juga muncul kerajaan Isana, Damarwangsa dan
juga kerajaan Airlanga. Diwilayah Kediri Jawa Timur berdiri pula kerajaan Singasari yang kemudian
sangat erat hubungannya dengan berdirinya kerajaan Mahapahit.

1. Zaman Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1932 dimana kerajaan tersebut mencapai zaman keemasannya
pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana
Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasan Majapahit saat itu
terlentang luas dari semenanjung Melayu sampai irian Barat dan pada saat itu agam Hindu dan Budha
hidup secara berdampingan. Empu Prapanca menulis buku Negarakertagama dimana dalam kitab
tersebut terdapat istilah “Pancasila”. Empu tantular mengarang buku Sutasoma, dan didalam buku
itulah kita jumpai seloka persatuan nasional, yaitu “Bhineka Tunggal Ika”, yang bunyi lengkapnya
“Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”, artinya walaupun berbeda , namun satu jua
adanya sebab tidak ada agama yang memiliki tuhan yang berbeda.

1. Zaman Penjajahan

Sejarah mencatat bahwa Belanda berusaha untuk memperkuat kekuasaanya d Indonesia. Hal tersebut
menjadikan munculnya pahlawan kedaerahan seperti pahlawan Imam Bonjol dari Maluku, Pangeran
Diponegoro dan masih banyak lainnya.Setelah kerajaan Majapahit runtuh maka berkembanglah agama
islam yang secara bersamaan berkembang juga kerajaan islam seperti kerajaan Demak.Bangsa asing
(orang portugis) mulai masuk ke Indonesia dengan cara berdagang. Hal tersebut membuat banyaknya
persaingan. Utuk menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri, kemudian mereka mendirikan
suatu perkumpulan dagang yang bernama V.O.C, yang dikalangan rakyat dikenal dengan istilah
‘kompeni’. Dalam peraktek V.O.C banyak paksaan sehingga rakyat mulai melakukan perlawanan.
Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) berupaya mengadakan perlawanan dan
menyerang ke Batavia pada tahun 1628 dan tahun 1929, walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun
Gubernur Jendral J.P Coen tewas dalam serangan Sultan Agung yang kedua itu.

1. Zaman Kebangkitan Nasional

Pada masa ini banyak berdiri gerakan-gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang
memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuataannya sendiri. Diantaranya adalah Budi Utomo
yang dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudiro Husodo pada 20 Mei 1908. kemudian Sarekat Dagang Islam
(SDI) tahun 1909 serta Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 yang didirikan oleh Soekarno,
Cipto Mangunkusumo, Sartono serta tokoh lainnya. Pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah
Pemuda sebagai penggerak kebangkitan nasional yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu
tanah air yaitu Indonesia Raya.

1. Zaman Penjajahan Jepang

Pada tanggal 29 april 1945 merupakan ulang tahun kaisar jepang yang secara bersamaan pada tahun
tersebut juga merupakan tahun kedatangan Jepang ke Indonesia. Pada saat itu jepang memberikan janji
kepada bangsa Indonesia akan memberikan kemerdekaan, hal tersebut dikarenakan Jepang terdesak
oleh tentara sekutu. Jepang menyarankan bangsa Indonesia untuk membentuk suatu badan yang
bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia atau disingkat dengan
BPUPKI.

Pada hari itu juga diumumkan bahwa Dr. KRT. Radjiman Widyodiningrat sebagai Ketua (Kaicoo)
yang kemudian mengusulkan bahwa agenda pada sidang BPUPKI adalah membahas tentang dasar
negara.

3. Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sidang BPUPKI Pertama merumuskan pancasila sebagai dasar negara yang resmi, dimana perumusan
tersebut terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 29 Mei 1945 Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan
dasar negara sebagai Peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan dan peri
keadilan. Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Supomo mengusulkan hal-hal mengenai: kesatuan,
kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, keadilan rakyat. Pada tanggal 1 Juni 1945
Ir. Soekarno mengusulkan bahwa pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup
bangsa Indonesia.

Pada tanggal 10-16 Juli 1945 merupakan Sidang BPUPKI Kedua, dimana dalam sidang ini
membicarakan mengenai pembentukan panitia kecil yang terdiri dari sembilan orang yang disebut
dengan “panitia sembilan”.

Pada pertengahan bulan agustus 1945 akan dibentuk PPKI. Untuk keperluan itu Ir. Soekarno dan Drs.
Muh. Hatta dan Dr. Radjiman diberangkatkan ke Saigon atas pangilan jendral besar Terauchi. Pada
tanggal 9 agustus 1945 Jendral Terauchi memberikan kepada mereka 3 cap yaitu bahwa Soekarno
diangkat sebagai ketua PPKI,  Muh. Hatta sebagai wakil dan Radjiman sebagai anggota, Panitia
persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 agustus 1945 dan cepat atau tidaknya pekerjaan panitia
di serahkan seperlunya pada panitia.

Sekembaliannya dari saigon 14 agustus 1945, Ir. Soekarno mengumumkan dimuka umum bahwa
bangsa Indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga. Untuk mempersiapkan Proklamasi tersebut
maka pada tengah malam, Soekarno-Hatta pergi ke rumah Laksamana Maeda di Oranye Nassau
Boulevard.

Pagi harinya pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan timur 56 Jakarta, tepat pada hari Jumat
Legi, jam 10 pagi Waktu Indonesia Barat pembacaat teks proklamasi dilaksanakan.

Pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakan sidang PPKI dimana dalam sidang tersebut keputusan dibuat
untuk menegaskan Undang Undang Dasar 1945, memilih presiden dan wakil presiden yang pertama
dan Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan Musyawarah darurat.

4. Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan

Setelah prokamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ternyata bangsa Indonesia masih menghadapi
kekuatan sekutu yang berupaya menanamkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia, yaitu
pemaksaan untuk mengakui pemerintahan Nica ( Netherland Indies Civil Administration). Selain itu
Belanda juga secara licik mempropagandakan kepada dunia luar bahwa negara Proklamasi RI. Hadiah
pasis Jepang.
Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia Internasional, maka pemerintah RI mengelurkan tiga
buah maklumat :

1. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan kekuasaan luar
biasa dari Presiden sebelum masa waktunya (seharusnya berlaku selama enam bulan).
Kemudian maklumat tersebut memberikan kekuasaan tersebut kepada MPR dan DPR yang
semula dipegan oleh Presiden kepada KNIP.
2. Maklumat pemerintah tanggal 03 Nopember 1945, tantang pembentukan partai politik yang
sebanyak–banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan pada saat itu bahwa
salah satu ciri demokrasi adalah multi partai. Maklumat tersebut juga sebagai upaya agar dunia
barat menilai bahwa negara Proklamasi sebagai negara Demokratis
3. Maklumat pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, yang intinya maklumat ini mengubah sistem
kabinet Presidental menjadi kabinet parlementer berdasarkan asas demokrasi liberal.

5. Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)

Pada tanggal 27 desember 1949 konprensi meja bundar (KMB) dilakukan untuk disetujui dan ditanda
tangani (mantel resolusi) Oleh ratu belanda Yulianuntuk a dan wakil pemerintah RI di Kota Den Hag
yang menghasilkan keputusan sebagai berikut:

1. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federal) yang membagi indonesia menjadi
16 negara bagian.
2. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan berdasrkan asas demokrasi liberal, pada mentri
bertanggung jawab kepada paelemen.
3. Mukadimah Konstitusi RIS menghhapuskan jiwa dan isi pembukaan UUD 1945.

6. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950

Berdirinya negara RIS dalam Sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai suatu taktik secara
politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi Proklamasi yang terkandung dalam pembukaan UUD
1945 yaitu negara persatuan dan kesatuan sebagaimana termuat dalam alinea 4, bahwa pemerintah
negara…….” yang melindungi segenap bangsa Indoneia dan seluruh tumpah darah negara Indonesia
…..” yang berdasarkan kepada UUD 1945 dan Pancasila. Berdasarkan hal tersebut terjadilah gerakan
unitaristis secara spontan dan rakyat untuk membentuk negara kesatuan yaitu menggabungkan diri
dengan Negara Proklamasi RI yang terpusat di Yokyakarta. Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS
dengan negaraRI tanggal 19 Mei 1950, maka seluruh negara bersatu dalam negara kesatuan, dengan
Konstitusi Sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950.

7. Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Pada pemilu tahun 1959 ternyata tidak seseuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat, bahkan
mengakibatkan ketidakstabilan pada politik, social ,ekonomi, dan hankam. Hal ini disebabkan oleh
konstituante yang seharusnya membuat UUD negara RI ternyata membahas kembali dasar negara,
maka pada tanggal 5 juli 1959 yang menyatakan presiden sebagai badan yang harus bertanggung jawab
mengeluarkan dekrit atau pernyataan, yang isinya :

1. Membubarkan kontituante
2. Menetapkan kembali UUDS 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
3. Dibentuknya MPRS dab DPAS dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Berdasarkan Dekrit Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali di negara Republik Indonesia
hingga sat ini.

8. Masa Orde Baru

‘Orde Baru’ adalah suatu tatanan masyrakat dan pemerintahan yang menutut dilaksanakannya
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Munculnya orde baru ini diawali dengan
adanya aksi dari seluruh masyarakat antara lain : Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI),
Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi guru Indonesia (KAGI), dan lainnya.
Aksi tersebut menuntut dengar tiga tuntutan atau yang dikenal dengan ‘Tritura’, berikut adalah isi dari
tritura:

1. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya


2. Pembersihan kabinet dari unsur G 30 S PKI
3. Penurunan harga.

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk satu tujuan
tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi Pancasila pada
dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas
masing-masing.

Definisi Sistem :

Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling berkaitan (singkron),
saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama satu sama lain untuk satu tujuan tertentu
dan merupakan keseluruhan yang utuh

Definisi Filsafat :

Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani
yaitu Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta) atau Philia (persahabatan, tertarik
kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi secara
etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut
filosof yang dalam bahasa Arab disebut Failasuf. Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran
fundamental dan monumental manusia untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan);
karenanya kebenaran ini diakui sebagai nilai kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup
(filsafat hidup, Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof dari berbagai bangsa menemukan dan
merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran terbaik mereka; yang dapat berbeda antar ajaran filosof.
Karena itulah berkembang berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme, spiritualisme; realisme,
dan berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme, individualisme, liberalisme-kapitalisme;
marxisme-komunisme; sosialisme dll.

Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat adalah :

Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari filsafat. Rasa
heran itu akan mendorong untuk menyelidiki dan mempelajari.

Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun pada
kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang kemudian tidak disangsikan
lagi.

Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya sangat
kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Kemudian muncul kesadaran
akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tdak terbatas.

Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti Produk dan filsafat dalam arti
Proses. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai pandangan hidup. Disamping itu, dikenal
pula filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
Filsafat dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian.

Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf pada
zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertentu, misalnya
rasionalisme, materialisme, pragmatisme dan lain sebagainya.

Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas
berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan yang bersumber pada
akal manusia.

Filsafat Sebagai Suatu Proses :

Yaitu bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permaslahan dengan
menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya.

Definisi Pancasila:

Pancasila adalah lima sila yang merupakan satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang bersumber
dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan beragam dalam artian
BHINEKA TUNGGAL IKA. Esensi seluruh sila-silanya merupakan suatu kasatuan. Pancasila berasal
dari kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak
dahulu. Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat sesuatu baik materal konkrit
(manusia,binatang,alam dll) dan abstak (nilai,ide,moral dan pandangan hidup). Pancasila mempunyai
beberapa tujuan sebagai berikut:

Pancasila sebagai Dasar Negara. Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga disebut sebagai
Dasar Falsafah Negara ataupun sebagai ideologi Negara, hal ini mengandung pengertian bahwa
Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar
Negara mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai kaidah Negara yang fundamental atau mendasar,
sehingga sifatnya tetap, kuat dan tidak dapat dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil
pemilihan umum.

Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional. Dalam ilmu hukum istilah sumber hukum berarti
sumber nilai-nilai yang menjadi penyebab timbulnya aturan hukum. Jadi dapat diartikan Pancasila
sebagai Sumber hukum dasar nasional, yaitu segala aturan hukum yang berlaku di negara kita tidak
boleh bertentangan dan harus bersumber pada Pancasila.

Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa
atau Way of Life mengandung makna bahwa semua aktifitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari
harus sesuai dengan sila-sila daipada Pancasila, karena Pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-
nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki
dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri.

Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir
bersamaan adanya Bangsa Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari jiwa kepribadian bangsa Indonesia yang
terkristalisasi nilai-nilai yang dimilikinya.

Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia. Pada saat bangsa Indonesia bangkit untuk
hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia telah sepakat untuk menjadikan
Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu terwujud pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan
disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
yang mewakili seluruh bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai Ideologi Negara. Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan tujuan bersama
Bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan Nasional yaitu mewujudkan
masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah
Negara Kesatuan RI yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia
yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa. Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah Nusantara yang
terdiri dari berbagai pulau-pulau, maka sangat tepat apabila Pancasila dijadikan Pemersatu Bangsa, hal
ini dikarenakan Pancasila mempunyai nilai-nilai umum dan universal sehingga memungkinkan dapat
mengakomodir semua perikehidupan yang berbhineka dan dapat diterima oleh semua pihak.

Intisari Pancasila Sebagai Sistem Filsafat:

Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada paragraf pertama, makna dasar Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat adalah dasar mutlak dalam berpikir dan berkarya sesuai dengan pedoman diatas, tentunya
dengan saling mengaitkan antara sila yang satu dengan lainnya. Misal : Ketika kita mengkaji sila
kelima yang intinya tentang kedilan. Maka harus dikaitkan dengan nilai sila-sila yang lain artinya :

Keadilan yang ber keTuhanan (sila 1)

Keadilan yang berPrikemanusian (sila 2)

Keadilan yang berKesatuan/Nasionalisme,Kekeluargaan (sila 3)

Keadilan yang Demokratis

Dan kesemua sila-sila tersebut saling mencakup,bukan hanya di nilai satu persatu. Semua unsur (5 sila)
tersebut memiliki fungsi/makna dan tugas masing-masing memiliki tujuan tertentu.

Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia:

Merupakan kenyataan objektif yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Pancasila memberi
petunjuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan suku atau ras.

Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara:

Yang dimaksud adalah bahwa semua aturan kehidupan hukum kegiatan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara berpedoman pada pancasila. Karena pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum bangsa dan negara republik indonesia.

Orang yang berfikir kefilsafatan ialah orang yang tidak meremehkan terhadap orang yang lebih rendah
derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang kecil, dan selalu berfikiran positif, kritis, dan
berdifat arif bijaksana, universal dan selalu optimis.

CONTOH.

Seorang ilmuan tidak puas mengenal ilmu hanya dari segi/sudut pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin
melihat hakikat ilmu dari konstelasi lainnya.

Sumber pengetahuan pancasila pada dasarnya adalah bangsa indonesia itu sendiri yang memiliki
nilai adat istiadat serta kebudayaan dan nilai religius.

Tentang kebenaran pengetahuan pancasila berdasarkan tingkatnya, maka pancasila mengakui


kebenaran yang bersumber pada akal manusia. Potensi yang terdapat dalam diri manusia untuk
mendapatkan kebenaran dalam kaitannya dengan pengetahuan positif. Pancasia juga mengakui
kebenaran pengetahuan manusia yang bersumber pada intuisi/perasaan.

Manusia pada hakikatnya kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk tuhan yang maha esa, maka
sesuai dengan sila pertama pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang bersifat mutlak sebagai
tingkatan kebenaran yang tertinggi.

Selain itu dalam sila ke 3, ke 2, ke 4, dan ke 5, maka epistimologis ( hakikat dan sistem pengetahuan )
pancasila juga mengakui kebenaran konsensus terutama dalam kaitannya dengan hakikat sifat kodrat
manusia makhluk individu dan sosial.

Dasar Axiologis ( Hakikat, Nilai, Kriteria ) Sila Sila Pancasila

Bidang axiologis adalah cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis & tingkatan
nilai serta hakikat nilai seperti nilai alamiah & jasmaniah, tanah subur, udara bersih, air bersih, cahaya
dan panas cahaya matahari

Menurut tinggi rendahnya, nilai dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan sebagai berikut :

Nilai kebenaran, yaitu nilai bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta manusia

Nilai keindahan/nilai estetis yaitu yang bersumber pada perasaan manusia

Nilai kebaikan/nilai moral, yaitu nilai yang bersumber pada unsur kehendak manusia

Nilai religius yang merupakan nilai keharmonian tertinggi dan bersifat mutlak.

Nilai ini berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan manusia dan bersumber pada wahyu yang
berasal dari tuhan yang maha esa. Sistem Filsafat Pancasila mengandung citra tertinggi terbukti dengan
berbedanya sistem filsafat pancasila dengan sistem filsafat lainnya, Berikut adalah ciri khas
berbedanya sistem filsafat pancasila dengan sistem filsafat lainnya:

Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan system yang bulat dan utuh (sebagai satu totalitas).
Dengan pengertian lain, apabila tidak bulat dan tidak utuh atau satu sila dengan sila yang lainnya
terpisah-pisah,maka ia bukan pancasila.

Prinsip – prinsip filsafat pancasila

Susunan pancasila dengan suatu system yang bulat dan utuh :

Sila 1, meliputi,mendasari,menjiwa:sila 2,3,4 dan 5

Sila 2,diliputi,didasari,dan dijiwai sila 1,serta mendasari dan menjiwai sila 3,4,dan 5

Sila 3,meliputi,mendasari,dan menjiwai sila 1,2 serta mendasari jiwa ;sila 4 dan 5

Sila 4, meliputi,didasari,dan di jiwai sila 1,2,dan 3,serta mendasari dan menjiwai sila 5

Sila 5,meliputi didasari,dan dijiwai sila 1,2,3 dan 4

Pancasila sebagai suatu substansi. Artinya unsur asli/permanen/primer pancasila sebagai suatu yang
ada mandiri,yaitu unsure-unsurnya berasal dari dirinya sendiri

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat memiliki beberapa nilai yaitu Nilai Obyektif dan Subyektif.
Nilai-nilai Sistem Filsafat Pancasila adalah senagai berikut :

Rumusan dari sila-sila pancasila menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum, universal dan abstrak.
Karena pada hakikatnya pancasila adalah nilai.

Inti nilai-nilai Pancasila berlaku tidak terikat oleh ruang. Artinya keberlakuannya sejak jaman
dahulu, masa kini dan juga untuk masa yang akan dating, untuk bangsa Indonesia boleh jadi untuk
Negara lain yang secara eksplisit tampak dalm adat istiadat, kebudayaan, tata hidup kenegaraaan dan
tata hidup beragama.

Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat sebagai pokok kaidah
negara yang fundamental, sehingga merupakan suatu sumber hokum positif di Indonesia. Oleh karena
itu hierarki suatu tertib hokum di Indonesia berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi. Maka secara
objektif tidak dapat diubah secara hokum, sehingga melekat pada kelangsungan hidup Negara. Sebagai
konsekwensinya jikalau nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaa UUD 45 itu diubah maka sama
halnya dengan membubarkan Negara proklamasi 17 Agustus 1945.

Sedangkan Nilai-nilai Sistem Filsafat Pancasila adalah senagai berikut :

Nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila
merupakan hasil dari pemikiran, panilaian, dan refleksi filosofis dari bangsa Indonesia sendiri. Deologi
pancasila berbeda denagn ideology-ideologi lain karena isi pancasila diambil dari nilai budaya bangsa
dan religi yang telah melekat erat, sehingga jiwa pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia sendiri,
sedangkan ideology lain seperti liberalis, sosialis, komunis, dan lain sebagainya merupakan hasil dari
pemikiran filsafat orang.

Nilai Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia menjadi pedoman bangsa untuk mengatur aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
sekaligus menjadi cermin jati diri bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, keadilan,
kebaikan, dan kebijaksanaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia, karena bersumber
dari kepribadian bangsa. Sehingga dalam perjalanannya akan selaras dengan nilai-nilai pancasila.

Dalam kehidupan bernegara, nilai dasar Pancasila harus tampak dalam produk peraturan perundangan
yang berlaku, dengan kata lain, peraturan perundangan harus dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila,
sehingga tidak boleh bertentangan denagn nilai-nilai Pancasila.

PANCASILA SEBAGAI NILAI FUNDAMENTAL BAGI BANGSA DAN NEGARA


REPUBLIK INDONESIA
1. Dasar Filosofis
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya
merupakan suatu nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu sila-sila Pancasila merupakan suatu
kesatuan yang bulat, hirarkhis dan sistematis. Dalam pengertian itu maka Pancasila merupakan suatu
sistem filsafat sehingga kelima silanya memiliki esensi makna yang utuh. Dasar pemikiran filosofisnya
adalah sebagai berikut : Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mempunyai
makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta kenegaraan harus
berdasarkan nilai nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Titik tolaknya
pandangan itu adalah negara adalah suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan
manusia. Nilai-nilai obyektif Pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri sebenarnya, hakikatnya, maknanya yang terdalam
menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum, universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.
b. Inti dari nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia
dan mungkin juga pada bangsa lain dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam
kehidupan keagamaan.
c. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, menurut ilmu hukum memenuhi
syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental sehingga merupakan suatu sumber hukum
positif di Indonesia.

Oleh karena itu, dalam hierarki tata tertib hukum Indonesia berkedudukan sebagai tertib hukum
tertinggi dan tidak dapat diubah secara hukum sehingga terlekat pada kelangsungan hidup negara.
Sebaliknya nilai-nilai subyektif Pancasila dapat diartikan bahwa keberadaannya bergantung dan atau
terlekat pada bangsa Indonesia sendiri. Hal itu dijelaskan sebagai berikut
a. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa
materialis. Nilai-nilai itu sebagai hasil pemikiran, penilaian kritik serta hasil refleksi filosofis bangsa
Indonesia.
b. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia sehingga
merupakan jati diri bangsa, yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan dan
kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Nilai-nilai Pancasila didalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai kerokhanian yaitu nilai-nilai
kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, estetis dan religius yang manifestasinya sesuai dengan
budi nurani bangsa Indonesia karena bersumber pada kepribadian bangsa.

Nilai-nilai Pancasila tersebut bagi bangsa menjadi landasan, dasar serta motivasi atas segala perbuatan
baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan kenegaraan. Dengan kata lain, bahwa
nilai-nilai Pancasila merupakan das sollen atau cita-cita tentang kebaikan yang harus diwujudkan
menjadi suatu kenyataan atau das sein.
2. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Nilai Fundamental Negara
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan nafas humanisme. Oleh karena itu,
Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja. Meskipun Pancasila mempunyai nilai
universal tetapi tidak begitu saja dengan mudah diterima oleh semua bangsa. Perbedaannya terletak
pada fakta sejarah bahwa nilai Pancasila secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan
yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral bangsa. Dengan kata lain, bahwa
Pancasila milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral
dan budaya bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 secara
yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. Adapun Pembukaan
UUD 1945 yang didalamnya memuat nilai-nilai Pancasila mengandung empat pokok pikiran yang
merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara
yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mengatasi segala paham
golongan maupun perseorangan. Hal ini merupakan penjabaran sila ketiga.
Pokok pikiran kedua menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Dalam hal ini negara berkewajiban mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh
rakyat Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pokok pikiran ini adalah penjabaran dari sila
kelima.
Pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ini menunjukkan bahwa negara Indonesia demokrasi,
yaitu kedaulatan ditangan rakyat. Hal ini sesuai dengan sila keempat.
Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Pokok pikiran ini sebagai penjabaran dari sila
pertama dan kedua. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa Pancasila dan Pembukaan UUD
1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah negara yang fundamental, karena di dalamnya
terkandung pula konsep-konsep sebagai berikut.
a. Dasar-dasar pembentukan negara, yaitu tujuan negara, asas politik negara (negara Indonesia
republik dan berkedaulatan rakyat) dan asas kerohanian negara (Pancasila).
b. Ketentuan diadakannya Undang – Undang Dasar 1945, yaitu, ”.....maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.” Hal ini menunjukkan
adanya sumber hukum. Nilai dasar yang fundamental dalam hukum mempunyai hakikat dan
kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan jalan hukum apa pun tidak mungkin
lagi untuk diubah. Berhubung Pembukaan UUD 1945 memuat nilai-nilai dasar yang fundamental,
maka Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya terdapat Pancasila tidak dapat diubah secara hukum.
Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran Negara Proklamasi 17 Agustus 1945. Dalam pengertian
seperti itulah maka dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar yang fundamental bagi
negara Indonesia terutama dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara. Di samping itu, nilai-nilai
Pancasila juga merupakan suatu landasan moral etik dalam kehidupan kenegaraan. Hal itu ditegaskan
dalam pokok pikiran keempat yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa berdasar atas kemanusiaan yang adil dan beradab. Konsekuensinya dalam penyelenggaraan
kenegaraan antara lain operasional pemerintahan negara, pembangunan negara, pertahanan-keamanan
negara, politik negara serta pelaksanaan demokrasi negara harus senantiasa berdasarkan pada moral
ketuhanan dan kemanusiaan.

3.Makna Nilai-Nilai Setiap Sila Pancasila


Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia merupakan nilai yang tidak
dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing silanya. Hal ini dikarenakan apabila dilihat satu per satu
dari masing-masing sila, dapat saja ditemukan dalam kehidupan bangsa lain. Makna Pancasila terletak
pada nilai-nilai dari masing-masing sila sebagai satu kesatuan yang tidak dapat diputarbalikkan letak
dan susunannya. Namun demikian, untuk lebih memahami nilai-nilai yang terkandung dalam masing-
masing sila Pancasila, maka berikut ini :

a.Ketuhanan Yang Maha Esa


Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya. Dalam
sila ini terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah pengejawantahan tujuan manusia sebagai
mahluk Tuhan Yang Maha esa. Konsekuensi yang muncul kemudian adalah realisasi kemanusiaan
terutama dalam kaitannya dengan hak-hak dasar kemanusiaan bahwa setiap warga negara memiliki
kebebasan untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan keimanan dan
kepercayaannya masing-masing. Hal itu telah dijamin dalam Pasal 29 UUD. Di samping itu, di dalam
negara Indonesia tidak boleh ada paham yang meniadakan atau mengingkari adanya Tuhan (atheisme).
b.Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Kemanusian berasal dari kata manusia yaitu mahluk yang berbudaya dengan memiliki potensi pikir,
rasa, karsa dan cipta. Potensi itu yang mendudukkan manusia pada tingkatan martabat yang tinggi yang
menyadari nilai-nilai dan norma-norma. Kemanusiaan terutama berarti hakikat dan sifat-sifat khas
manusia sesuai dengan martabat. Adil berarti wajar yaitu sepadan dan sesuai dengan hak dan
kewajiban seseorang. Beradab sinonim dengan sopan santun, berbudi luhur, dan susila, artinya, sikap
hidup, keputusan dan tindakan harus senantiasa berdasarkan pada nilai-nilai keluhuran budi,
kesopanan, dan kesusilaan. Dengan demikian, sila ini mempunyai makna kesadaran sikap dan
perbuatan yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma
dan kesusilaan umumnya, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap alam dan
hewan. Hakikat pengertian diatas sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama :”bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan ...”. Selanjutnya dapat
dilihat penjabarannnya dalam Batang Tubuh UUD.
c.Persatuan Indonesia
Persatuan berasal dari kata satu artinya tidak terpecah-pecah. Persatuan mengandung pengertian
bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia
dalam sila ketiga ini mencakup persatuan dalam arti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
keamanan. Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami seluruh wilayah Indonesia.
Yang bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara
yang merdeka dan berdaulat. Persatuan Indonesia merupakan faktor yang dinamis dalam kehidupan
bangsa Indonesia dan bertujuan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia,
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan perdamaian
dunia yang abadi. Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang
dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa, serta kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu,
paham kebangsaan Indonesia tidak sempit (chauvinistis), tetapi menghargai bangsa lain. Nasionalisme
Indonesia mengatasi paham golongan, suku bangsa serta keturunan. Hal ini sesuai dengan alinea
keempat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, ” Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia...”. Selanjutnya dapat dilihat penjabarannya dalam Batang Tubuh UUD 1945.
d.Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Kerakyatan berasal dari kata rakyat yaitu sekelompok manusia yang berdiam dalam satu wilayah
negara tertentu. Dengan sila ini berarti bahwa bangsa Indonesia menganut sistem demokrasi yang
menempatkan rakyat di posisi tertinggi dalam hirarki kekuasaan. Hikmat kebijasanaan berarti
penggunaan ratio atau pikiran yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan
bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab serta
didorong dengan itikad baik sesuai dengan hati nurani. Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas
kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat
sehingga tercapai keputusan yang bulat dan mufakat. Perwakilan adalah suatu sistem, dalam arti, tat
cara mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara melalui
lembaga perwakilan. Dengan demikian sila ini mempunyai makna bahwa rakyat dalam melaksanakan
tugas kekuasaanya ikut dalam pengambilan keputusankeputusan. Sila ini merupakan sendi asas
kekeluargaan masyarakat sekaligus sebagai asas atau prinsip tata pemerintahan Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi :”... maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia, yang berkedaulatan rakyat ...”
e.Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan, baik
materiil maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia berarti untuk setiap orang yang menjadi rakyat
Indonesia. Pengertian itu tidak sama dengan pengertian sosialistis atau komunalistis karena keadilan
sosial pada sila kelima mengandung makna pentingnya hubungan antara manusia sebagai pribadi dan
manusia sebagai bagian dari masyarakat.

Moral, Etika, Norma, Nilai


A.Pengertian Moral, Etika, Norma, Nilai dan Akhlak
a. Pengertian Moral
Secara bahasa moral berasal dari kata Latin “Mos” yang dalam bentuk jamaknya “Mores” yang berarti
juga adat atau cara hidup. Moral dan etika sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit
perbedaan. Moral dan atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika
dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada. moral juga merupakan istilah yang digunakan
untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar
atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang
dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.
Contoh : Perbuatan itu bermoral Sesuai dengan norma Etika
b. Pengertian Etika
Etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya,
terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan
sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan. Etika merupakan istilah yang berasal dari
bahasa Yunani ethos yang berarti: adat istiadat Sebagai cabang dari filsafat, maka etika berangkat dari
kesimpulan logis dan rasio guna untuk menetapkan ukuran yang sama dan disepakati mengenai sesuatu
perbuatan, apakah perbuatan itu baik atau buruk, benar atau salah dan pantas atau tidak pantas untuk
dikerjakan. Etika dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan (dan keburukan)
di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenal gerak-gerik fikiran dan rasa yang dapat
merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai mengenal tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.
c. Pengertian Norma
Norma adalah aturan-aturan yang berisi petunjuk tingkah laku yang harus atau tidak boleh dilakukan
manusia dan bersifat mengikat. Hal ini berarti manusia wajib mentaati norma yang ada. Norma adalah
kaidah atau ketentuan yang mengatur kehidupan dan hubungan antarmanusia dalam arti luas. Norma
merupakan petunjuk bagi manusia dan pedoman perilaku sesorang yang berlaku di masyarakat.
Keberadaan norma sangat diperlukan untuk memberi petunjuk kepada manusia tentang bagaimana
manusia harus bersikap, bertingkah laku dalam masyarakat agar tercipta kehidupan bersama yang
tertib, tenteram, aman dan harmonis. Norma berisi perintah dan larangan. Perintah adalah keharusan
yang harus dilakukan seseorang untuk berbuat sesuatu dengan kebaikan. Larangan adalah keharusan
bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu karena menimbukan kerugian.
d. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Nilai adalah
keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran atau keinginan mengenai ide-ide,
objek, atau perilaku ksusus (Znowski, 1974).
Nilai juga dapat diartikan sebagai sebuah pikiran (idea) atau konsep mengenai apa yang dianggap
penting bagi seseorang dalam kehidupannya (Fraenkel dalam Toha, 1996). Selain itu, kebenaran
sebuah nilai juga tidak menuntut adanya pebuktian empirik, namun lebih terkait dengan penghayatan
dan apa yang dikehendaki atau tidak dikehendaki, disenangi atau tidak disenangi oleh seseorang. Nilai-
nilai penting untuk mempelajari perilaku organisai karena nilai meletakkan fondasi untuk memahami
sikap dan motivasi serta mempengaruhi persepsi kita.
B.Macam-Macam Moral, Etika, Norma, Nilai
a. Macam- macam moral
ü Moral keagamaan
Merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama Islam.
ü Moral sekuler
Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-mata.
b. Macam-macam Etika
Dalam membahas etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis itu sama
halnya dengan berbicara tentang moral. Manusia disebut etis karena manusia secara utuh dan
menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan
pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara ssebagai makhluk
dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan
dengan etika, terdapat dua macam etika yaitu sebagai berikut:
ü Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang
dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif tersebut
berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu
fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang
kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan
kondisi tertentu yang memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

ü Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia
atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi
etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan
menghindarkan hal-hal yang buruk sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di
masyarakat.
ü Etika Metaetika
Merupakan sebuah cabang dari etika yang membahas dan menyelidiki serta menetapkan arti dan
makna istilah-istilah normatif yang diungkapkan lewat pertanyaan-pertanyaan etis yang membenarkan
atau menyalahkan suatu tindakan. Istilsh-istilah normatif yang sering mendapat perhatian khusus,
antara lain keharusan, baik, buruk, benar, salah, yang terpuji, tercela, yang adil, yang semestinya.

c. Macam-macam norma
ü Norma Agama
Norma agama adalah peraturan hidup yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa
guna menciptakan kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Sumber norma ini adalah kitab suci dari
setiap agama yang dianut. Norma agama bersifat abadi dan universal. Abadi berarti norma agama
berlaku selama manusia hidup di dunia sedangkan universal berarti norma agama berlaku untuk demua
umat beragama. Pelanggaran norma agama menimbulkan dosa dan diancam hukuman dari Tuhan di
akhirat nanti, sedangkan yang mematuhi akan mendapat pahala.
ü Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari manusia. Norma
ini juga merupakan aturan hidup tentang perilaku baik dan buruk. Pedoman berperilaku ini dilakukan
berdasarkan kebenaran dan keadilan. Norma kesusilaan memberikan peratuaran-peraturan kepada
manusia agar menjadi manusia yang sempurna. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan
sanksi sosial, seperti cibiran atau cemoohan masyarakat sampai diasingkan dari lingkungan
masyarakat.
ü Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan hidup atau nilai-nilai yang diatur oleh agama maupun adat-istiadat
masyarakat. Norma kesopanan merupakan pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap
manusia yang ada disekitarnya. Norma kesopanan merupakan norma yang bersumber pada budaya
masyarakat. Pelanggaran terhadap terhadap norma ini tidak menimbulkan efek sosial yang besar.
Misalnya perlakuan seorang anak terhadap orang tua dan tata cara berpakaian seseorang perempuan
dewasa saat keluar rumah. Pelanggaran terhadap norma ini akan kembali kepada diri si pelakunya
sendiri, yaitu berupa perasaan malu dan menjadi sungkan terhadap orang disekitarnya.
ü Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan-aturan yang bersumber atau dibuat oleh lembaga negara yang berwenang.
Norma hukum bersifat memaksa dan mengikat. Memaksa berarti aturan-aturan hukum harus dipatuhi
oleh siapapun, sedangkan mengikat berarti berlaku untuk semua orang. Orang yang melanggar aturan-
aturan hukum akan mendapatkan sanksi berupa hukuman, seperti penjara, atau denda.

a. Macam-macam Nilai
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu
ü Nilai logika adalah nilai benar salah
ü Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah
ü Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk
Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai itu adalah sebagai
berikut:
ü Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan
ragawi manusia.
ü Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau
aktivitas.
ü Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian meliputi
nilai kebenaran, nilai keindahan, dan nilai kebaikan/moral.
Pengertian Etika Politik
Pengertian “politik” berasal dari kosa kata “politics” yang memiliki makna bermacam-macam kegiatan
dalam suatu sistem politik atau negara yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem itu
dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan itu.
Menurut aristoteles politik merupakan cabang pengetahuan praktis, yang merupakan bagian dari etika
yang berurusan dengan manusia dalam kegiatan kelompok.
Etika politik merupakan cabang dari filsafat politik yang membicarakan perilaku atau
perbuatan-perbuatan politik untuk dinilai dari segi baik atau buruknya. Filsafat politik adalah
seperangkat keyakinan masyarakat, berbangsa, dan bernegara yang dibela dan diperjuangkan oleh para
penganutnya, seperti komunisme dan demokrasi.
Tujuan etika politik adalah mengarahkan kehidupan politik yang lebih baik, baik bersama dan
untuk orang lain, dalam rangka membangun institusi-institusi politik yang adil. Etika politik
membantu untuk menganalisa korelasi antara tindakan individual, tindakan kolektif, dan
struktur-struktur politik yang ada. Penekanan adanya korelasi ini menghindarkan pemahaman etika
politik yang diredusir menjadi hanya sekadar etika individual perilaku individu dalam bernegara.

Penerapan Etika Politik di Indonesia


Penerapan etika politik di Indonesia memiliki dua gambaran yaitu gambaran baik dan gambaran buruk.
Berdasarkan gambaran baik dapat dilihat dari kampanye yang dilakukan oleh parpol atau calon
legislatif sesuai ketentuan yang berlaku, dimana waktunya sesuai dengan jadwal yang ada untuk
kampanye, tanpa melanggar norma atau nilai dari pancasila sesuai dengan sila kedua adil dan beradab.
Kemudian juga dapat dilihat dari sekelompok orang yang saling membantu pada sesamanya.
Sedangkan etika politik yang buruk dapat dilihat dari fenomena dunia politik Indonesia sepulih tahun
terakhir ini mengalami banyak perubahan.
Perubahan politik di Indonesia tidak hanya mengubah watak dan prilaku para politisi, partai politisi,
elite politik dan penguasa, tetapi juga mengubah persepsi berfikir masyarakat Indonesia tentang
memaknai hakikat politik itu sendiri. Munculnya konflik antara lembaga negara, kasus korupsi hingga
terseretnya pejabat negara karena narkoba dan asusila menjadikan cerminan hilangnya tatanan etika
dan moral yang berdasarkan nilai-nilai pancasila.
Banyak politis dan pejabat negara yang sudah tidak ada rasa malu meskipun terindikasi terlibat kasus
seolah tenang-tenang saja sambil menunggu proses hukum positif, mereka tidak memberi tanggung
jawab secara moral dan menunjukkan rendahnya etika politik. Hal tersebut juga dapat dilihat dari
suasana yang kisruh ditengah rapat wakil rakyat, dimana mereka tidak mengedepankan kedaulatan
rakyat tetapi malah mementingan kepentingan diri sendiri.

ASAL MULA PANCASILA


A. Pengertian Asal Mula Pancasila
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan terbentuk secara
mendadak serta tidak hanya diciptakan oleh seseorang melainkan terbentuknya melalaui proses yang
cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Ditinjau dari kausalitasnya, asal mula Pancasila dibedakan menjadi dua macam yaitu: asal mula yang
langsung dan asal mula yang tidak langsung. Adapun pengertiannya adalah sebagai berikut:
1. Asal Mula yang Langsung
Asal mula yang langsung tentang Pancasila adalah asal mula yang langsung terjadinya Pancasila
sebagai dasar filsafat Negara yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang proklamasi kemerdekaan.
Adapun rincian asal mula langsung Pancasila tersebut menurut Notonagoro (1975) adalah sebagai
berikut:
a. Asal mula bahan (Kausa Materialis)
Asal bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri yang terdapat dalam kepribadian dan pandangan
hidup. Unsure-unsur Pancasila tersebut dapat berupa nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-
nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
b. Asal mula bentuk (Kausa Formalis)
Asal mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno bersama-sama dengan Drs. Moh. Hatta serta anggota
BPUPKI lainnya merumuskan dan membahas Pancasila terutama dalam hal bentuk, rumusan serta
nama Pancasila.
c. Asal mula karya (Kausa Effisien)
Asal mula karya yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar
negara yang sah. Adapun asal mula Pancasila adalah PPKI sebagai pembentuk negara dan atas kuasa
pembentuk negara yang mengasahkan Pancasila menjadi dasar negara yang sah, setelah dilakukan
pembahasan baik dalam siding-sidang BPUPKI maupun oleh Panitia Sembilan.
d. Asal mula tujuan (Kausa Finalis)
Tujuan dirumuskan dan dibahasnya Pancasila adalah untuk dijadikan sebagai dasar negara. Adapun
asal mula tujuannya yaitu para anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI sebagai
dasar negara yang sah.
2. Asal Mula yang Tidak Langsung
Asal mula tidak langsung Pancasila adalah asal mula sebelum proklamasi kemerdekaan yang terdapat
pada kepribadian serta dalam pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia. Adapun rincian asal mula
tidak langsung Pancasila adalah sebagai erikut:
a. Nilai-nilai yang menjadi unsur-unsur Pancasila sebelum secara langsung dirumuskan menjadi dasar
negara yaitu: nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan
telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum membentuk negara.
b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk
negara dan dijadikan pedoman dalam memecahkan problema kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
c. Dengan demikian asal mula tidak langsung Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri sebagaiKausa
Materialis yaitu sebagai asal mula tidak langsung nilai-nilai Pancasila.
Berdasarknan tinjauan kausalitas tersebut, pada hakikatnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia jauh sebelum bangsa Indonesia membentuk Negara, nila-nilai tersebut telah tercermin dan
teramalkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu tinjauan tersebut memberikan bukti bahwa
terbentuknya pancasila bukan merupakan hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok
orang dan bukan hasil pengaruh dari paham-paham besar dunia, melainkan nilai-nilai Pancasila secara
tidak langsung telah terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia.
3. Bangsa Indonesia ber-Pancasila dalam ‘Tri Prakara’
Berdasarkan tinjauan Pancasila secara kausalitas tersebut memberikan pemahaman bahwa proses
terbentuknya Pancasila memerlukan proses yang cukup panjang dalam konsep kesejarahan bangsa
Indonesia. Sebelum disahkan sebagai dasar negara, unsur-unsur Pancasila telah melekat dalam bangsa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari berupa nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan, serta nilai-nilai
religius. Dengan demikian Pancasila sebagai dasar negara terwujud dalam tiga asas atau ‘Tri Prakara’
yaitu sebagai berikut :
Pancasila asas kebudayaan, bahwasanya unsur unsur pancasila sebelum disahkanmenjadi dasar
filsafat Negara secara yuridis sudah dimiliki bangsa Indonesia sebagai asas-asas dalam adat istiadat
dan kebudayaan.
Pancasila asas religius, atau unsur unsur pancasila telah terdapat pada bangsa Indonesia sebagai asas
asas dalam agama agama ( nilai nilai religious ).
Pancasila sebagai asas kenegaraan. Dari unsur unsur tadi diolah, dibahas dan dirumuskan secara
seksama oleh para pendiri Negara dalam siding BPUPKI, panitia Sembilan, setelah Indonesia merdeka.
Ketiga asas tersebut tidak dapat dipertentangkan karena merupakan unsur-unsur yang membentuk
Pancasila (Notonagoro, 1975).
B. Kedudukan dan Fungsi Pancasila
Kedudukan dan fungsi Pancasila secara pokok ada dua macam yaitu sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia dan sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Adapun kedudukan dan fungsi Pancaila
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam perjuangan untuk mencapai
kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjungnya sebagai
suatu pandangan hidup. Pandangan hidup tersebut berfungsi sebagai kerangka acuan untuk menata
kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.
Sebagai makhluk individu dan sosial manusia akan senantiasa hidup sebagai bagian dari lingkungan
sosial yang lebih luas mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam
kehidupan bersama tersebut, muncul pandangan hidup dalam masyarakat yang dituangkan dan
dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa, selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan dan
dilembagakan menjadi pandangan hidup negara.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi bangsa
untuk berperilaku luhur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sehingga dalam
Pancasila terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta dasar pemikiran dan
gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik (Darmohardjo, 1996).
2. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur
penyelenggaraan negara. Akibatnya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara terutama
peraturan perundang-undangan harus dijabarkan dan dirumuskan dari nilai-nilai Pancasila. Maka
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukumyang mempunyai kekuatan mengikat secara
hukum.
Menurut Kaelan (2004) kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut:
a. Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib
hukum) Indonesia. Sehingga Pancasila merupakan asas kerokhanian tertib hukum Indonesia.
b. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945.
c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara baik hukum dasar tertulis maupun tidak
tertulis.
d.Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah dan penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
e. Pancasila sebagai sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, bagi penyelenggara Negara,
dan para pelaksana pemerintahan.
Dasar formal kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia tertuang dalam
pembukaan UUD 1945 alinea IV, Ketetapan No. XX/MPRS/1966, Ketetapan MPR No. V/MPR/1973
dan Ketetapan No. IX/MPR/1978.
3. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia
Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka pancasila pada hakikatnya bukan hanya
merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana
ideologi-ideologi lain di dunia, namun pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai
budaya serta nilai religious yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum
membentuk Negara, dengan kata lain unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) pancasila tidak lain
diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa
materialis (asal bahan) pancasila.
Pengertian Ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata ‘idea’ yang berarti “gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita’ dan
‘lagos’ yang berarti ‘ilmu’. Kata ‘idea’ berasal dari kata bahasa Yunani ‘eidos’ yang berarti ‘bentuk’.
Di samping itu ada kata ‘idein’ yang artinya ‘melihat’. Maka secara harafiah, ideologi berarti ilmu
pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, ‘idea’disamakan artinya dengan ‘cita-cita’.
Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan
atau faham. Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu
kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas suatu landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula.
Dengan demikian ideologi mencangkup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan dan
cita-cita (Kaelan, 2004).
Apabila ditelusuri secara historisistilah ideologi pertama kali dipakai dan dikemukakan oleh seorang
perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1796. Seperti halnya Leibniz, de Tracy mempunyai cita-cita
untuk membangun suatu sistem pengetahuan. Apabila Leibniz menyebutkan impiannya sebagai “one
great system of truth”, dimana tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, maka de
Tracy menyebutkan “ideologie”, yaitu”science of ideas”, suatu program yang diharapkandapat
membawa perubahan institusional dalam masyarakat perancis. Namun Napoleon mencemoohkan-nya
sebagai suatu khayalan belaka, yang tidak mempunyai artipraktis. Hal semacam itu hanya impian
belaka yang tidak akan menemukan kenyataan. (Pranarka, 1987).
Maka ideologi Negara dalam arti cita-cita Negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori
atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya
merupakan asas kerohaniannyayang antara lain memiliki ciri sebagai berikut:
a. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
b. Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman
hidup,pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban (Notonegoro, Pancasila
Yuridis Kenegaraan, tanpa tahun, hal 2,3)
b. Ideologi terbuka dan ideologi tertutup
Ideologi sebagai suatu sistem pemikiran (system of thought), maka ideologi terbuka itu merupakan
suatu sistem pemikiran terbuka, sedangkan ideologi tertutup itu merupakan suatu sistem pemikiran
tertutup. Suatu ideologi tertutup dapat dikenali dari berbagai ciri khas. Ideologi itu bukan cita-cita yang
sudah hidup dalam masyarakat, melainkan merupakan cita-cita suatu kelompok orang yang mendasari
suatu program untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat. Dengan demikian adalah menjadi
cita-cita ideologi tertutup, bahwa atas nama ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang
dibebankan kepada masyarakat.
c. Ideologi partikular dan ideologi komprehensif
Dari segi sosiologis pengetahuan mengenai ideologi dikembangkan oleh Karl Mannhein yang beraliran
Marx. Mannhein membedakan dua macam kategori secara sosiologis, yaitu ideologi yang bersifat
partikular dan ideologi yang bersifat komprehensif. Kategori pertama diartikan sebagai suatu
keyakinan-keyakinan yang tersusun secara sistematis yang terkait erat dengan suatu kelas social
tertentu dengan masyarakat (Mahendra, 1999). Kategori kedua diartikan sebagai suatu system
pemikiran menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan sosial ideologi dalam kategori kedua ini
bercita-cita melakuakn transformasi sosial secara besar-besaran.
d. Hubungan antara filsafat dan ideologi
Filsafat sebagai pandangan hidup dan hakikatnya merupakan system nilai yang secara epistemologis
kebenarannya telah diyakini sehingga dijadikan dasar atau pedoman hidup manusia dalam memandang
realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan negara, tentag makna hidup serta sebagai
dasar pedoman bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
(Abdulgani, 1986).
Tiap ideologi sebagai suatu rangkaian kesatuan cita-cita yang mendasar dan menyeluruh yang saling
menjalin menjadi satu sistem pemikiran yang logis dan bersumber kepada filsafat. Dengan kata lain,
ideologi sebagai system of trought mencari nilai, norma dan cita-cita yang bersumber kepada filsafat.
Jadi filsafat sebagai dasar dan sumber bagi perumusan ideologi yang menyangkut stategi dan doktrin,
telah timbul di dalam kehidupan bangsa dan Negara, termasuk di dalamnya menentukan sudut pandang
atau filsafat hidup yang merupakan norma ideal yang melandasi ideologi (Kaelan, 2004).
Makna ideologi bagi bangsa dan Negara
Manusia dalam mewujudkan tujuannya untuk meningkatkan harta dan martabatnya, dan kenyataannya
senantiasa membutuhkan orang lain. Oleh karena itu manusia membutuhkan suatu lembaga bersama
untuk melindungi haknya, dalam pengertian inilah manusia membentuk suatu negara. Negara sebagai
lembaga kemasyarakatan, sebagai organisasi hidup manusia senantiasa memiliki cita-cita dan harapan,
ide-ide serta pemikiran-pemikiran yang secara bersama merupakan suatu yang orientasi yang bersifat
dasariah bagi semua tindakan dalam hidup kenegaraan.
Pancasila sebagai Ideologi yang Reformasi, Dinamis, dan Terbuka
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformatif, dinamis,
dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis dan
terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, aspiratif dan
senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta
dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi pancasila bukan berarti mengubah
nilai-nilai dasaryang terkandung di dalamnya, naun mengeksplisitkan wawasannya secara lebih
komplit, sehingga memiliki kemampuan reformatif untuk memecahkan masalah-masalah actual yang
seiring dengan aspirasi rakyat, perkembangan iptek serta zaman.
Menurut Kaelan berdasarkan pengertian tentang ideologi terbuka, nilai-nilai yang terkandung dalam
ideologi pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut :
a. Nilai dasar yaitu : hakikat kelima sila pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kesatuan,
kerakyatan dan keadilan.
b. Nilai instrumental yang merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran serta lembaga
pelaksanaanya.
c. Nilai praksis yaitu merupakan realisassi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi perkembangan
yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (BP-7
Pusat, 1994).
Oleh karena itu pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki tiga dimensi yaitu:
1. Dimensi idealis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam pancasilayang bersifat sistematis,
rasional dan menyeluruh, yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila yaitu
Ketuhanan, kemanusian, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
2. Dimensi normatif yaitu nilai yang terkandung dalam pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem
norma, sebagaimna terkandung dalam norma-norma kenegaraan.
3. Dimensi realistis, yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang hidup dan
berkembang di dalam masyarakat.
C. Perbandingan Ideologi Pancasila Dengan Paham Ideologi Besar Lainnya Di Dunia.
Ideology Pancasila
Ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berkembang melalui proses yang
cukup panjang. Pada awalnya bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu
dalam adat istiadat, serta dalam agama-agama yang bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa.
Oleh karena itu ideologi Pancasila, ada pada kehidupan bangsa terlekat pada kelangsungan hidup
bangsa Indonesia.
Ideologi Pancasila mendasarkan sifat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, yaitu
dalam ideologi Pancasila mengakui kebebasan individu. Namun dalam hidup bersama juga harus
mengakui hak dan kebebasan orang lain. Selain itu bahwa manusia menurut Pancasila berkedudukan
sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan yang Maha Esa. Dalam hal ini nilai-nilai ketuhanan
senantisa menjiwai kehidupan manusia dalam hidup bermasyarakat. Hakikat serta pengertiannya
sebagai berikut.
Negara Pancasila
Manusia dalam merealisasikan dan meningkatkan harkat dan martabatnyatidakkah mungkin untuk
dipenuhi sendiri. Oleh karena itu manusia sebagai mahluk social senantiasa membutuhkan orang lain
dalam hidupnya. Dalam pengertian inilah membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut Negara.
1. Paham Negara Persatuan
Hakikat negara kesatuan adalah negara yang merupakan suatu kesatuan dari unsur-unsur yang
membentuknya, yaitu rakyat yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, golongan kebudayaan, dan
agama; wilayah yang terdiri beribu-ribu pulau. Pengertian Persatuan Indonesia dalam Pembukaan
UUD 1945 negara yang mengatasi segala paham golongan dan paham perseorangan. Jadi, negara
persatuan bukanlah negara yang berdasarkan pada individualisme dan golongan. Oleh karena itu,
negara persatuan adalah negara yang memiliki sifat persatuan bersama, bedasarkan kekeluargaan serta
tolong menolong atas dasar keadilan sosial (Kaelan, 2004).
2. Paham Negara Kebangsaan
Bangsa merupakan suatu persekutuan hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki tujuan
tertentu (Kaelan, 2004). Sedangkan bangsa yang yang hidup dalam suatu wilayah tertentu serta
memiliki tujuan tertentu maka disebut negara. Menurut M. Yamin, bangsa Indonesia dalam merintis
terbentuknya suatu negara dalam panggung politik internasional melalui tiga fase, yaitu zaman
Sriwijaya, zaman Majapahit, dan Nasionale Staat yaitu negara kebangsaan Indonesia Modern menurut
susunan kekeluargaan dan berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa serta kemanusiaan.
a. Hakikat Bangsa
Pada hakikatnya bangsa merupakan suatu penjelmaan dari sifat kodrat manusia dalam merealisasikan
harkat dan martabat kemanusiaannya. Oleh karena itu deklarasi bangsa Indonesia dalam pembuikaan
UUD 1945 dinyatakan bahwa “... kemerdekaan adalah hak segala bangsa”. Pernyataan tesebut
merupakan suatu pernyataan universal hak kodrat manusia sebagai bangsa.
b. Teori Kebangsaan
Teori-teori kebangsaan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Teori Hans Kohn
Yang dikatakan bangsa yaitu terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah,
negara, dan kewarganegaraan.
2) Teori Ernest Renan
Menurut Renan pokok-pokok pikiran tentang bangsa sebagai berikut:
a) Bangsa adalah satu jiwa, suatu asas kerohanian
b) Bangsa adalah suatu solidaritas yang besar
c) Bangsa adalah suatu hasil sejarah
d) Bangsa bukan suatu yang abadi
e) Wilayah dan ras bukan penyebab timbulnya bangsa.
Faktor-faktor yang membentuk jiwa bangsa sebagai berikut:

Kejayaan dan kemuliaan di masa lampau


Keinginan hidup bersama baik dimasa sekarang atau mendatang.
Penderitaan bersama
Modal sosial.
Persetujuan bersama pada waktu sekarang yang mengandung hasrat.
Berani memberikan suatu pengorbanan.
Pemungutan suara setiap hari.
3) Teori Gepolitik oleh Frederick Ratzel
Teori geopolitik merupakan teori yang mengungkapkan hubungan antara wilayah geografi dengan
bangsa. Teori tersebut menyatakan bahwa negara adalah merupakan suatu organisme hidup.
4) Negara kebangsaan Pancasila
Sintesa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dituangkan dalam suatu asas kerohanian yang
merupakan suatu kepribadian serta jiwa bersama yaitu Pancasila. Unsur-unsur pembentuk
nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut:
a) Kesatuan sejarah
b) Kesatuan nasib
c) Kesatuan kebudayaan
d) Kesatuan wilayah
e) Kesatuan asas kerohanian
3. Paham Negara Integralistik
Bangsa Indonesia yang membentuk suatu persekutuan hidup dengan mempersatukan keanekaragaman
yang dimilikinya dalam suatu kesatuan integral yang disebut negara Indonesia. Paham integralistik
pertama kali diusulkan oleh Soepomo pada sidang BPUPKI yang berakar pada budaya bangsa.
Bangsa Indonesia terdiri atas manusia-manusia sebagai individu, keluarga-keluarga, kelompok-
kelompok, golongan-golongan, suku bangsa-suku bangsa, kelompok-kelompok yang hidup dalam
suatu wilayah yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang memiliki kekayaan budaya yang beraneka
ragam. Keseluruhannya itu merupakan suatu kesatuan integral baik lahir maupun batin (Kaelan, 1996:
132).
Paham integralistik yang terkandung dalam Pancasila meletakkan asas kebersamaan hidup,
mendambakan keselarasan dalam hubungan antarindividu maupun masyarakat. Hal ini menyatakan
paham negara integralistik tidak memihak yang kuat, tidak mengenal dominasi mayoritas dan tidak
juga mengenal tirani minoritas (Aziz, 1997).

Anda mungkin juga menyukai