Anda di halaman 1dari 14

RESIKO DAN HAZARD PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN

KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT

Khairun Nisa
Email : K.khairunnisa1311@gmail.com

ABSTRAK

Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu upaya dalam menciptakan perlindungan dan keamanan dari
macam-macam risiko berbahaya. Perawat merupakan profesi yang memiliki peran yang begitu
besar terhapat pasien di Rumah sakit. Ada banyak hal yang biasa di lakukan perawat di rumah
sakit mulai dari memberikan asuhan kepada pasin, memberikan pendidikan kesehatan, serta
merawat pasien. Dalam melakukan asuhan keperawatan sering terjadi bahaya atau kecelakaan
yang terjadi selama dalam proses kerja. Bahaya yang terjadi bisa berupa ahaya fisik, biologi
dan lain-lain. ada banyak faktor yang bisa membahayakan perawat. Faktor-faktor tersebut
antara lain yaitu: Faktor bahaya kimia, seperti: gas, Debu, bahan beracun, dan lain-lain. Faktor
bahaya biomekanik, seperti: posisi kerja gerakan, dan lain-lain titik Faktor bahaya sosial
psikologis, seperti: stres, kekerasan dan lain-lain. risiko hazard saat melakukan pengkajian bisa
berupa salah dalam pendukumentasian, salah dalam memberikan asuhan yang bisa
menimbulkan bahaya.
Kata kunci : Hazard, perawat. Hazard dalam asuhan keperawatan.

ABSTRACT

Occupational Health (K3) is an effort to create protection and security from various dangerous
risks. Nurse is a profession that has a big role for patients in the hospital. There are many things
that nurses usually do in the hospital, starting from providing care to patients, providing health
education, and caring for patients. In conducting nursing care, there are often hazards or
accidents that occur during the work process. The hazards that occur can be physical, biological
and other hazards. there are many factors that can harm a nurse. These factors include:
Chemical hazard factors, such as: gas, dust, toxic materials, and others. Biomechanical hazard
factors, such as: work position, movement, etc. Social-psychological hazard factors, such as
stress, violence and others. the risk of hazard when carrying out the assessment can be in the
form of incorrect documentation, wrongly providing care that can cause danger.

Key words: Hazard, nurse. Hazard in nursing care.


LATAR BELAKANG

Seiring dengan berjalannya waktu, kemudian keselamatan dan kesehatan kerja


ada banyak hal yang mungkin terjadi. diharapkan mampu menciptakan
Dengan berkembangnya teknolologi dan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja
meningkatnya jumlah pekerja, banyak yang tinggi. Pada era globalisasi dan pasar
dampak positif maupun negatif yang mulai bebas WTO dan GATT menyatakan bahwa
muncul di lapangan kerja. Dilihat dari keselamatan dan kesehatan kerja rumah
banyaknya kejadian/kecelakaan yang di sakit merupakan suatu prasyarat yang
sebabkan oleh pekerjaan membuat ditetapkan dalam hubungan ekonomi
Keselamatan pekerja menjadi hal yang perdagangan barang dan jasa antar negara
perlu diperhatikan. Berdasarkan Undang- yang harus dipenuhi oleh seluruh negara
Undang No 13 tahun 2003 membahas anggota, termasuk Indonesia. Dalam
tentang ketenagakerjaan dalam Pasal 86 rangka mengantisipasi serta mewujudkan
disebutkan bahwa setiap pekerja/buruh perlindungan masyarakat pekerja
memiliki hak untuk mendapatkan Indonesia.
perlindungan atas keselamatan dan
Sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja. Pernyataan ini ditegaskan
kesehatan kerja merupakan satu dari
kembali dalam Undang-Undang No. 36
beberapa bagian sistem manajemen
tahun 2009 tentang kesehatan yang
perusahaan secara keseluruhan yang
menyatakan bahwa pengelola tempat kerja
meliputi struktur organisasi, perencanaan,
memiliki kewajiban melakukan segala
pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur,
bentuk upaya kesehatan melalui
proses, dan sumber daya yang digunakan
peningkatan, pencegahan, pengobatan serta
dalam pengembangan, penerapan,
pemulihan bagi tenaga kerja.
pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan
Pada dasarnya Keselamatan dan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu upaya dalam hal pengendalian resiko yang
dalam menciptakan perlindungan dan berkaitan dengan kegiatan kerja guna
keamanan dari macam-macam risiko terciptanya tempat kerja yang aman,
berbahaya. baik secara fisik, mental efisien,dan produktif (penjelasan Undang –
maupun emosional terhadap pekerja, Undang No 13 Tahun 2013 pasal 87, ayat
perusahaan, masyarakat dan lingkungan, 1). Selain berpatokan pada UU tersebut,
Sistem Manajemen Keselamatan dan dengan HIRARC adalah suatu elemen
Kesehatan Kerja pun harus mengarah pada pokok dalam sistem manajemen
PP No.50 Tahun 2012.Keselamatan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
kesehatan kerja bagi para pekerja di Rumah berhubungan dengan upaya pencegahan
Sakit dan fasilitas medis lain tidak kalah dan pengendalian bahaya. Keseluruhan
pentingnya dibandingkan dengan sektor proses dari HIRARC yang disebut juga
industri lainnya. Disadari atau tidak, di dengan manajemen risiko (risk
lingkungan RS ada banyak sediaan bahan, management), yang selanjutnya akan
alat dan proses kerja yang berpotensi menghasilkan dokumen HIRARC yang
membahayakan. Angka Kecelakaan Akibat sangat berguna untuk mencegah terjadinya
Kerja (KAK) di RS juga cukup tinggi. kecelakaan kerja.
Salah satu tempat yang memiliki potensi
Ada 5 faktor yang bisa menyebabkan para
berbahaya adalah rumah sakit. Banyak
pekerja mendapatkan bahaya(hazard)
perawat yang terpapar bahaya akiat Pada
ketika sedang bekerja. 5 faktor tersebut
dasarnya pekerjaannya. permasalahan
terdiri dari:
tersebut timbul akibat lemahnya pihak
manajemen dalam menjalankan K3 RS (1) faktor kimia

dengan baik dan benar, dan tingkat (2) faktor fisika


kesadaran pekerja RS akan K3 yang masih
(3) faktor biologi
kurang. Di samping itu berbagai masalah
K3 kurang mendapat perhatian (4) faktor lingkungan kerja
sebagaimana mestinya.
(5) faktor psikologi
Sebagai perawat ada banyak bahaya
(hazard) yang bisa di alamiselama berada di
rumah sakit. Hazard merupakan perubahan
atau tindakan yang berpotensi
meningkatkan risiko insiden pada pasien
yang dapat berpotensi menimbulkan
bencana tetapi tidak semua bahaya selalu
menjadi bencana. Identifikasi Bahaya
(Hazards Identification), Penilaian Risiko
(Risk Assessment) serta Pengendalian
Risiko (Risk Control) yang di singkat
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian judul yang sedang di teliti. Pengumpulan


kualitatif dengan menggunakan jurnal informasi di sini bertujuan untuk mencari
sebagai bahan penelitian. Jurnal-jurnal dan mendalami informasi terkait Resiko
yang di gunakan merupakan jurnal dan Hazard Perawat Dalam Memberikan
terpercaya dan memuat informasi terkait Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit.
Hasil dari penelitian ini akan disatukan dan
di abadikan dalam bentuk jurnal kembali.

HASIL

Ada banyak hal yang perlu di perhatikan bekerja, produktifitas menurun, hilangnya
dalam menjalankan aktivitas sebagai kepercayaan diri, kreatifitas dan
seorang perawat. Pengetahuan terkait konsentrasi perawat dalam bekerja juga
kesehatan dan keselamatan kerja harus menurun.
selalu digali dan diterapkan dalam
Keselamatan dan kesehatan kerja
kehidupan sehari-hari. Pelatihan bagi
bertujuan melindungi pekerja agar mampu
perawat merupakan salah satu hal yang
meningkatkan produktifitas nasiona serta
penting untuk meningkatkan perilaku
Menjamin pekerja yang berada ditempat
perawat dalam menjaga keselamatan diri.
kerja serta merawat sumber produksi secara
Ada banyak bahaya yang bisa menimpa
aman dan efisien. Untuk menghindari
perawat dalam memberikan asuhan
bahaya dalam memberikan asuhan
keperawatan di Rumah Sakit. Bahaya di
keperawatan di rumah sakit, perawat harus
rumah sakit akan berdampak pada
mampu melihat keadaan, dan berfikir
kesehatan, keselamatan perawat yang juga
secara kritis. Agat terhindar dari penyakit
akan mempengaruhi kualitas pelayanan di
infeksi maka perawat harus menerapkan
rumah sakit. Hal ini perlu mendapat
protokol kesehatan dan menggunakan APD
perhatian baik dari perawat maupun rumah
dan mencuci tangan sebelum dan sesudah
sakit. Jika keselamatan dan kesehatan
melakukan tindakan keperawatan.
perawat tidak diperhatikan maka akan
terjadi peningkatan absensi, ketidakpuasan
PEMBAHASAN

Rumah sakit merupakan suatu instansi sakit mulai dari memberikan asuhan kepada
pelayanan kesehatan yang padat modal, pasin, memberikan pendidikan kesehatan,
padat teknologi, dan padat sumber daya serta merawat pasien. Sebagai seorang
manusia dan dalam prosesnya banyak perawat yang memiliki banyak peran, dan
mengandung potensi bahaya seperti, banyak menghabiskan waktu di rumah
bahaya radiasi, bahan kimia toksik, sakit tidak heran apabila sering terjadi
temperature ekstrim, ergonomik, dan seb bahaya atau kecelakaan yang terjadi selama
againya, komponen-komponen berbahaya dalam proses kerja. Bahaya yang terjadi
diatas dapat menimpa keselamatan dan bisa berupa ahaya fisik, biologi dan lain-
kesehatan pekerja. Karena pekerja lain. ada banyak faktor yang bisa
merupakan salah satu unsur yang penting membahayakan perawat. Faktor-faktor
dalam pengendalian faktor produksi dan tersebut antara lain yaitu:
penentuan keberhasilan suatu perusahaan,
1. Faktor bahaya kimia, seperti: gas, Debu,
maka diperlukan adanya kemampuan dan
bahan beracun, dan lain-lain.
ketrampilan kerja serta jaminan
perlindungan dan memberikan ketenangan 2. Faktor bahaya biomekanik, seperti:

serta keamanan kerja. Dalam Undang – posisi kerja gerakan, dan lain-lain titik

Undang No. 13 Tahun 2003 menegaskan Faktor bahaya sosial psikologis, seperti:
dalam pasal 86, berbunyi bahwa setiap stres, kekerasan dan lain-lain.
pekerja / buruh mempunyai hak dalam
klasifikasi hazard diklasifikasikan
memperoleh perlindungan atas
sebagai biologis dan non biologis.
keselamatan dan kesehatan kerja
1. Bahaya biologis
Perawat merupakan profesi yang
memiliki peran yang begitu besar terhapat Didefinisikan untuk dimasukkan luka
pasien di Rumah sakit, perawat memiliki laserasi, luka yang tajam, kontak langsung
tanggung jawab dan kewajiban yang besar dengan spesimen yang terkontaminasi
dalam menjalankan tugasnya. Ada banyak bahan biohazardous, bioterorisme, yang
hal yang biasa di lakukan perawat di rumah ditularkan melalui darah patogen, penyakit
infeksi, penyakit udara, penyakit vektor kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja
yang ditanggung, dan kontaminasi silang diakibatkan oleh lima faktor. Kelima faktor
dari material kotor. tersebut adalah:

2. Bahaya nonbiologis (1) faktor kimia, contohnya cairan, gas,


partikel, debu, uap dan serbuk kimia.
Didefinisikan untuk termasuk fisik,
psikososial, dan ergonomis bahaya: bahaya (2) faktor fisika antara lain gelombang
fisik termasuk slip, perjalanan, jatuh, luka elektromagnetik, radiasi ion, kebisingan,
bakar, fraktur, radiasi dari sinar-x, getaran, panas, dan dingin.
kebisingan, dan radiasi nonionisasi.
(3) faktor biologi, seperti serangga, bakteri
Kesehatan merupakan keadaan patogen, jamur.
sehat baik secara fisik, mental, spiritual
(4) faktor lingkungan kerja, seperti
maupun sosial yang memungkinkan setiap
gerakan monoton, kelelahan, ketegangan
orang untuk hidup produktif secara sosial
otot/boredom.
dan ekonomis. Tingkat kesehatan yang
optimal merupakan derajat kesehatan (5) faktor psikologi yaitu, stress, hubungan

setinggi –tingginya sesuai dengan yang kurang harmonis antar pekerja atau

lingkungan yang perlu dicapai agar hubungan yang kurang harmonis antara staf

asyarakat dapat bekerja lebih produktif dan dengan atasan.

hidup sesuai dengan martabat, kesehatan


sendiri, kesehatan keluarga dan kesehatan
Dalam memberikan asuhan
lingkungan. terjadinya kecelakaan di RS
keperawatan ada banyak resiko bahaya
41% lebih besar dari pekerja di industri
yang bisa terjadi akibat fisik, psikososial,
lain. Kasus yang sering terjadi adalah
dan ergonomis bahaya: bahaya fisik
tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang,
termasuk slip, perjalanan, jatuh, luka bakar,
tergores/terpotong, luka bakar, dan
fraktur, radiasi dari sinar-x, kebisingan, dan
penyakit infeksi dan lain-lain.
radiasi nonionisasi. Bahaya psikososial
Upaya yang dapat di lakukan dalam tyang termasuk fisik, penyalahgunaan
mencapai kesehatan perlu memperhatikan psikososial, seksual, dan verbal dan
faktor risiko terkait masalah kesehatan yang menekankan. Bahaya ergonomis Adalah
terjadi. Menurut National Institute for gangguan muskulusskeletal cedera seperti
Occupational Health and Safety (NIOHS, nyeri otot, strain atau terkilir. Identifikasi
2006) menyatakan bahwa penyakit dan Hazard Mengidentifikasi suatu bahaya
adalah upaya sistematis untuk mengetahui perawat salah dalam memberikan
potensi bahaya yang ada di lingkungan obat,maka pasien bisa terkena imbasnya.
kerja.
3. Risiko Hazard dalam mengevaluasi
asuhan keperawatan, Kesalahan pada saat
melakukan evaluasi dalam pelaksanaan
Perawat sangat berpotensi mengalami
asuhan keperawatan dapat mengakibatkan
kecelakaan daalam menjalankan tugasnya
pendokumentasian yang salah.
di rumah sakit. perawat di rumah sakit
memiliki potensi kecelakaan yang besar. Ketika pasien terlihat dalam
Kecelakann tersebut bisa akibat kelalaian keadaan tidak terkontrol dan susah untuk
sendiri maupun kecelakaan murni. Ada didekati, maka perawat dapat melakukan
beberapa kasus hazard yang di dapatkan pengkajian kepada keluarganya terlebih
perawat dalam dalam memberikan asuhan dahulu, Saat melakukan pemeriksaan fisik,
keperawatan di rumah sakit antara lain, perawat harus meminta persetujuan dari
yaitu: klien terlebih dahulu, Perawat harus
menggunakan APD saat melakukan
pemeriksaan fisik pada klien, Perawat juga
1. risiko hazard saat melakukan harus melaporkan setiap adanya tindakan
pengkajian. saat perawat melakukan kekerasan dalam bentuk apapun kepada
pengkajian terhadap pasien yang memiliki pihak rumah sakit, Perawat juga tidak
riwayat penyakit infeksi, terinfeksi tersebut memegang benda yang mungkin telah
bisa di akibatkan karena pasien yang tidak terkontaminasi, Sebelum menuju klien
jujur, dan bisa juga karena perawat tidak hendaknya perawat mencuci tangan. Upaya
menggunakan alat pelindung diri saat mencegah dan meminimalkan risiko dan
melakukan pengkajian hazard dalam tahap perencanaan asuhan

2. Risiko dan Hazard dalam pelaksanaan keperawatan yaitu Identifikasikan sumber

asuhan keperawatan, jika perawat salah bahaya yang mungkin dapat terjadi saat

dalam melakukan mengkaji terhadap asien, menyusun rencana keperawatan, Lakukan

maka Perawat akan salah dalam asuhan penilaian faktor risiko dengan jalan

keperawatan atau pengobatan yang bisa melakukan penilaian bahaya potensial yang

berpotensi terhadap keselamatan pasien. menimbulkan risiko kesehatan dan

Jika asuhan yang diberikan salah maka ada keselamatan kerja saat menyusun
banyak efek yang bisa terjadi, misalnya perencanaan
Upaya mencegah dan meminimalkan risiko pasien ada beberapa cara untuk mencegah
dan hazard pada tahap implementasi asuhan dan mengurangi resiko hazard. Cara yang
keperawatan yaitu Perawat harus menjaga dapat dilakukan untuk mencegah risiko dan
diri dari infeksi dengan mempertahankan hazard dalam evaluasi asuhan keperawatan
teknik aseptik seperti mencuci tangan, yaitu Identifikasi sumber bahaya yang
memakai APD lengkap, menggunakan alat mungkin terjadi saat menyusun evaluasi
kesehatan dalam keadaan steril, Perawat keperawatan, dapat dilakukan dengan
harus mematuhi SOP yang telah ditetapkan mempertimbangkan kondisi dan kejadian
oleh rumah sakit dan tidak terburu-buru yang dapat menimbulkan potensi bahaya
dalam melakukan tindakan Perawat hendak baik pada klien maupun kepada diri
memperhatikan cara menutup jarum suntik perawat sendiri
yang benar susunan sel hidung kamu
banyak diharapkan perawat dapat
menghindari kontak langsung dengan Beberapa hal yang bisa di lakukan dalam

segala macam cairan klien, apabila dirasa mengendalikan Pengendalian Risiko

sistem imunitas tubuh sedang menurun atau bahaya antara lain yaitu:

tidak menggunakan APD Perawat 1. Upaya pengendalian bahaya fisika


sebaiknya menerapkan perilaku hidup (pencahayaan)
bersih dan juga sehat serta menerapkan pola
Dalam melakukan tindakan keperawatan
hidup yang sehat pula, Perawat harus
perawat harus memperhatikan kebutuhan
menanamkan sifat kehati-hatian,
dan resiko penerangan cahaya yang ada di
konsentrasi yang tinggi, dan ketenangan
sekitar pasien. Kemudian, menggunakan
saat bekerja terutama saat melakukan
bahan kimia seperti desinfektan untuk
tindakan yang beresiko kepada pasien,
menghindari infeksi. Petawat juga perlu
Perawat dituntut untuk belajar
memperhatikan keamaanan bahan-bahan
mengoperasikan alat-alat yang sudah
kimia yang ada di sekitar pasien, perawat
disediakan oleh pihak rumah sakit dengan
tidak boleh lalai dalam menggunakan dan
tujuan mengurangi risiko cedera baik bagi
menempatkan bahan kimia karena
klien maupun bagi perawat sendiri.Upaya
berpotensi berbahaya juga untuk pasien
mencegah dan meminimalkan risiko dan
terebut
hazard pada evaluasi asuhan keperawatan
dilakukan untuk menilai sejauh mana 2. Upaya yang bisa di lakukan untuk
intervensi dan implementasi yang diberikan menghindari bahaya biologi (tertular
berhasil dalam perkembangan kesembuhan penyakit AIDS, Hepatitis A, Hepatitis B,
Tuberkulosis) yaitu dengan selalu sebuah proses yang bisa dilaksanakan
menerapkan protokol kesehatan, dan melalui rapat untuk memperoleh informasi,
menggunakan APD. yang dibutuhkan dan pendapat dalam melaksanakan program
sesuai dengan pekerjaan, seperti kerja, evaluasi program kerja, penyelesaian
menggunakan sarung tangan dan masker masalah bersama, bimbingan arahan, serta
ketika kontak langsung dengan pasien. upaya yang bisa di lakukan untuk
mengurangi kesenjangan komunikasi antar
pimpinan dan sesama staf.
Komunikasi dan hubungan tim juga
merupakan suatu hal penting dalam
meningkatkan keselamatan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Komunikasi dan hubungan tim merupakan

PENUTUP

Strategi yang dapat dilakukan untuk klien maupun kepada diri perawat sendiri.
menghindari terjadinya hazard dalam ningkatkan perilaku dalam menjaga
memberikan asuhan keperawatan di rumah keselamat-an diri dari bahaya fisik biologis,
sakit yaitudengan mengikuti pelatihan- kimia, ergonomik, psikososial, dan luka-
pelatihan yang bisa meningkatkan luka benda tajam. Untuk menghindari
pengetahuan dan keterampilan perawat bahaya infeksi di rumah sakit, perawat bisa
terkait keselamatan di rumah sakit. Cara menerapkan teknik sterilisasi,
yang dapat dilakukan untuk mencegah menggunakan alat pelindung diri seperti
risiko dan hazard dalam evaluasi asuhan masker, sarung tangan, dan lain lain. dalam
keperawatan yaitu Identifikasi sumber upaya mencegah terjadinya kecelakaan di
bahaya yang mungkin terjadi saat rumah sakit Perawat harus selalu berhati-
menyusun evaluasi keperawatan, dapat hati, selalu konsentrasi, tidak boleh panik
dilakukan dengan mempertimbangkan dan ketenangan dalam menangani
kondisi dan kejadian yang dapat permasalahan dan saat Perawat dituntut
menimbulkan potensi bahaya baik pada untuk belajar mengoperasikan alat-alat
yang sudah disediakan oleh pihak rumah dalam perkembangan kesembuhan pasien
sakit dengan tujuan mengurangi risiko ada beberapa cara untuk mencegah dan
cedera baik bagi klien maupun bagi perawat mengurangi resiko hazard.
sendiri. Usaha yang dilakukan dalam
mengurangi risiko dan hazard pada evaluasi
asuhan keperawatan dilakukan untuk
menilai sejauh mana intervensi dan
implementasi yang diberikan berhasil

REFERENSI

Afandi, A. D.,Arie. Yuniar. (2014).Usulan Kerja (K3) pada


Penanganan Identifikasi Bahaya Perawat.JKP.5(3):229-241.
Menggunakan Teknik Hazard
Identification Risk Assessment and
Determining Control (HIRADC) Putri, Oktaviana Zahratul.,dkk.2017.

(Studi Kasus di PT. Komatsu Analisis Risiko Keselamatan Dan

Undercarriage Indonesia).Jurnal Kesehatan Kerja Pada Petugas

Online Institut Teknologi Nasional. Kesehatan Instalasi Gawat Darurat

3(2):35-25. Rumah Sakit Akademik Ugm.


Jurnal Kesehatan Vol 10 (1)
Indragiri,S. Y.,Triesda. (2017). Manajemen
Risiko K3 Menggunakan Hazard Prasetyo, Erwan Henri.,dkk.2018. Analisis

Identification Risk Assessment And Hira (Hazard Identification And

Risk Control (HIRARC).jurnal Risk Assessment) Pada Instansi X

Program Studi S1 Kesehatan Di Semarang.Jurnal Kesehatan

Masyarakat STIKes Cirebon. 1080- Masyarakat Vol 6 (5)

1094. Ramdan, Iwan, M.,dkk.2017. Analisi

M.,Iwan. Rahman, Abd. (2017).Analisis Risiko Kesehatan Dan Keselamatan

Risiko Kesehatan dan Keselamatan


Kerja (K3) Pada Perawat.Jurnal Implementasi Keperawatan”.
Kesehatan Vol 5 (3) Skripsi.Fakultas Ilmi
Kesehatan.Keperawatan S1. UMP.
Supriyadi., dkk.2017.Identifikasi Bahaya
dan Penilaian Risiko pada Divisi
Boiler Menggunakan Metode
Hazard Identification Risk
Assesment and Risk Control
(HIRARC).Journal of Industrial
Hygiene and Occupational Health
Vol 1(2)

Simamora, R. H. (2011). ROLE CONFLICT OF


NURSE RELATIONSHIP WITH
PERFORMANCE IN THE
EMERGENCY UNIT OF HOSPITALS
RSD DR. SOEBANDI JEMBER. The
Malaysian Journal of Nursing, 3(2), 23-
32.

Tarigan, H., Salim, U., Troena, E.A., &


Setiawan, M. (2012). Pengetahuan
Individu Dan Pengembangan Kerja
Tim Berpengaruh Terhadap Kinerja
Perusahaan Di Kawasan Industri
Mm 2100 Cikarang, Bekasi. Jurnal
manajemen kewirausahaan.
Diperoleh dari
http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/i
ndex.php /man/article/view/18370

Tarwaka. Keselamatan dan kesehatan kerja


manajemen dan implementasi k3 di
tempat kerja. Surakarta: harapan
press; 2014. 34. 13. 14. 267.

Wulan,Fatwa Hisadayah. 2019.”Analisis


Faktor Risiko dan Hazard dalam

Anda mungkin juga menyukai