Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

Di susun oleh :
Ujang siswoko
NIM : 21650257

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2021
I. MASALAH UTAMA

Perilaku Kekerasan

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

A. Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain, maupun lingkungan (fitria, 2009).

Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai
atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah
laku tersebut (Purba dkk, 2008).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang membahayakan secara fisik, baik kepada diri
sendiri, maupun orang lain (Yoseph, 2007).
Suatu keadaan ketika individu mengalami perilaku yang secara fisik dapat
membahayakan bagi diri sendiri atau pun orang lain (Sheila L. Videbeck, 2008).

B. Faktor Predisposisi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan
menurut teori biologik, teori psikologi, dan teori sosiokultural yang dijelaskan
oleh Towsend (1996 dalam Purba dkk, 2008)

a. Teori Biologik
Teori biologik terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh
terhadap perilaku:

1. Neurobiologik
Ada 3 area pada otak yang berpengaruh terhadap proses impuls
agresif: sistem limbik, lobus frontal dan hypothalamus.
Neurotransmitter juga mempunyai peranan dalam memfasilitasi atau
menghambat proses impuls agresif

2. Biokimia
Berbagai neurotransmitter (epinephrine, norepinefrine, dopamine,
asetikolin, dan serotonin) sangat berperan dalam memfasilitasi atau
menghambat impuls agresif.

3. Genetik
Penelitian membuktikan adanya hubungan langsung antara
perilaku agresif dengan genetik karyotype XYY.
4. Gangguan Otak
Sindroma otak organik terbukti sebagai faktor predisposisi perilaku
agresif dan tindak kekerasan.

b. Teori Psikoanalitik
Teori ini menjelaskan tidak terpenuhinya kebutuhan untuk
mendapatkan kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak
berkembangnya ego dan membuat konsep diri rendah. Perilaku agresif
dan perilaku kekerasan merupakan pengungkapan secara terbuka terhadap
rasa ketidakberdayaan dan rendahnya harga diri.

c. Teori Pembelajaran
Anak belajar melalui perilaku meniru dari contoh peran mereka,
biasanya orang tua mereka sendiri. Contoh peran tersebut ditiru
karenadipersepsikan sebagai prestise atau berpengaruh, atau jika perilaku
tersebut diikuti dengan pujian yang positif.
d. Teori Sosiokultural
Pakar sosiolog lebih menekankan pengaruh faktor budaya dan struktur
sosial terhadap perilaku agresif

C. Faktor Presipitasi

Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali


berkaitan dengan (Yosep, 2009):

a. Ekspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri atau simbol solidaritas


seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah,
perkelahian masal dan sebagainya.

b. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial


ekonomi.

c. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak


membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melalukan
kekerasan dalam menyelesaikan konflik.

d. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuan


dirinya sebagai seorang yang dewasa.

e. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan


alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat
menghadapi rasa frustasi.

f. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,


perubahan tahap
D. Tanda dan Gejala

Perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi tanda dan gejala


perilaku kekerasan: (Yosep, 2011)

a. Fisik: muka merah dan tegang, mata melotot atau pandangan tajam,
tangan mengepal, postur tubuh kaku, jalan mondar mandir

b. Verbal: bicara kasar, suara tinggi, membentak atau berteriak, mengancam


secara fisik, mengumpat dengan kata-kata kotor.

c. Perilaku: melempar atau memukul benda pada orang lain, menyerang


orang lain atau melukai diri sendiri, merusak lingkungan, amuk atau
agresif.

d. Emosi: tidak ade kuat, dendam dan jengkel, tidak berdaya, bermusuhan,
mengamuk, menyalahkan dan menuntut.

e. Intelaktual: cerewet, kasar, berdebat, meremehkan

f. .Spiritual: merasa berkuasa, merasa benar sendiri, mengkritik pendapat


orang lain, menyinggung perasan orang lain, tidak peduli dan kasar. 7.
Sosial: menarik diri, penolakan, ejekan, sindiran.

E. Akibat

Akibat dari perilaku kekerasaan adalah keadaan dimana seseorang


melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik kepada diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.

III. A.POHON MASALAH

Resiko menciderai diri sendiri,orang lain,lingkungan

Gangguan harga diri : Harga diri rendah


B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Data Subyektif :

a) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

b) Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah.

c) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

Data Objektif :

a) Mata merah, wajah agak merah.

b) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul
diri sendiri/orang lain.

c) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

d) Merusak dan melempar barang-barang.

2. Perilaku kekerasan / amuk

Data Subyektif :
a) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

b) Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika


sedang kesal atau marah.

c) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

Data Obyektif:

a) Mata merah, wajah agak merah.

b) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.

c) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

d) Merusak dan melempar barang-barang.

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

2. Perilaku kekerasan / amuk

V. RENCANA TINDAKAN

I. s
II.
hgghhhh
j
Tanda dan Geja
mengobservasi
III.
IV.
V.
VI. afdf
VII.
VIII.
IX.
Fisik: muka me
pandangan

Anda mungkin juga menyukai