Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan

RahmatNyalah sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan

lancar, Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dan

wawasan tentang Manajemen Pengendalian Mutu, di dalam penyusunan

tugas ini tidak sedikit hambatan dan rintangan yang dihadapi, namun dengan

bantuan, bimbingan, dorongan dan petunjuk berbagai pihak, akhinya semua

hambatan dan rintangan tersebut dapat teratasi.

Kami sadari bahwa apa yang ditulis dalam Makalah ini masih jauh dari

apa yang diharapkan, oleh sebab itu kami mohon adanya keritik dan saran

dalam rangka perbaikan/ penyempurnaan dimasa yang akan datang.

Demikan penyusunan tugas ini dan semoga Allah SWT. Memberikan

kekuatan kepada kami.

Maros, …………….. 2011

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1. Latar Belakang .................................................................................. 1

2. Rumusan Masalah ............................................................................. 2

3. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

1. Manajemen Pengendalian Mutu ........................................................ 3

A. Sumber Daya Manusia ................................................................ 4

B. Pemasaran ................................................................................... 5

C. Produksi ....................................................................................... 8

D. Keuangan ..................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ................................................................................... 12

1.1. Kesimpulan ..................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Perusahaan pada hakekatanya terdiri dari kumpulan orang-orang


dan peralatan operasionalnya. Sehingga upaya pencapaian tujuan dalam
memaksimalkan keuntungan dan berhasil atau tidaknya suatu misi
perusahaan untuk mencapai tujuan atau Pengendalian mutu oleh
individu-individu yang menjalankan manajemen yang dilaksanakan
perusahaan.
Masalah Manajemen itu akan selalu ada bila perusahaan masih
menjalankan manajemen pengendalian mutu yang baik. Jadi manajemen
pengendalian mutu sangat penting bagi seorang manajer dalam
menentukan otoritas tertinggi untuk menggerakkan karyawan. Agar dapat
melakukan aktivitas atau bekerja secara efektif bagi perusahaan demi
tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Seorang manajer dalam
menggerakkan orang-orang untuk mendapatkan sesuatu haruslah
mempunyai ilmu pengetahuan dan seni, agar orang mau melakukannya.
Untuk itulah diperlukan suatu wadah yang dapat menghimpun setiap
orang, wadah itulah yang disebut dengan organisasi.
Perusahaan yang mempunyai pengendalian mutu yang baik dan
teratur kemungkinan besar tidak akan mengalami hambatan-hambatan
dalam mengerjakan tugasnya dengan efektif. Dan begitu pula sebaliknya
bila perusahaan tidak mempunyai organisasi yang baik dan teratur.
Sehingga dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh
pimpinan kepada bawahan akan mengalami hambatan. Hal ini
disebabkan oleh tidak adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan.

1
2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka


penyusun merumuskan pokok permasalahan yang akan dijadikan
pembahasan lebih lanjut dalam makalah ini ialah :
1. Konsep Pemasaran
2. Upaya yang dilakukan untuk mempertahankan mutu produk pangan
sesuai dengan yang diharapkan konsumen dan mampu bersaing
secara global

3. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dalam permasalahan ini sangat berguna bagi kita


semua terutama pada penulis, karena supaya kita bias mengetahui
bagaimana pengendalian mutu itu bisa kita jalankan dengan baik.

2
BAB II

PEMBAHASAN
1. MANAJEMEN PENGENDALI MUTU

Dalam rekayasa dan manufaktur, pengendalian mutu atau


pengendalian kualitas melibatkan pengembangan sistem untuk
memastikan bahwa produk dan jasa yang dirancang dan diproduksi untuk
memenuhi atau melampaui persyaratan dari pelanggan maupun
produsen sendiri. Sistem-sistem ini sering dikembangkan bersama
dengan disiplin bisnis atau rekayasa lainnya dengan menggunakan
pendekatan lintas fungsional.
Beberapa teknik telah dikembangkan untuk memelihara
pengendalian mutu. Di antara nya adalah pemeriksaan total, mengecek
noda, pengendalian mutu secara statis, dan Nol Cacat. Sebagai teknik
pengendalian mutu, pemeriksaan total melibatkan kelengkapan dan
pemeriksaan total pekerjaan yang diproduksi oleh masing-masing
karyawan untuk menentukan ya atau tidaknya standar mutu minimum
telah dicapai. Jika bukan, ukuran mengoreksi barangkali akan diambil.
Pemeriksaan Total diinginkan untuk tertentu jenis pekerjaan
ketatausahaan. Seperti contoh yang umum pemeriksaan total adalah
koreksi cetakan pekerjaan diketik. Lain contoh pekerjaan ketatausahaan
yang sering menerima total pemeriksaan adalah verifikasi kalkulasi
seperti ilmu hitung penting dan hasil menyusun data statistik. Oleh karena
itu sifat alami beberapa bentuk pekerjaan ketatausahaan, pemeriksaan
total mungkin tidak perlu. Dalam beberapa peristiwa, pekerjaan akan
menjadi sangat terbatas. Di lain kejadian, sangat kecil kesempatan
kesalahan yang telah dibuat. Contoh penyimpanan surat menyurat klien.
Walaupun beberapa surat menyurat mungkin tidak tersimpan, situasi ini

3
tidak menjamin keabsahan pemeriksaan total file untuk memastikan
ketelitian menyimpan.
Dalam Pengendalian Mutu ada 4 bagian untuk menjadikan
Pengendalian Mutu yang baik Antara lain :

1. Sumber Daya Manusia

Salah satu bidang penting dalam Administrasi/Manajemen


Pendidikan adalah berkaitan dengan Personil/Sumberdaya manusia
yang terlibat dalam proses pendidikan, baik itu Pendidik seperti guru
maupun tenaga Kependidikan seperti tenaga Administratif. Intensitas
dunia pendidikan berhubungan dengan manusia dapat dipandang
sebagai suatu perbedaan penting antara lembaga pendidikan/organisasi
sekolah dengan organisasi lainnya.
ini menunjukan bahwa masalah sumberdaya manusia menjadi
hal yang sangat dominan dalam proses pendidikan/pembelajaran, hal
ini juga berarti bahwa mengelola sumberdaya manusia merupakan
bidang yang sangat penting dalam melaksanakan proses
pendidikan/pembelajaran di sekolah.Meningkatkan kinerja Sumber
Daya Manusia memerlukan pengelolaan yang sistematis dan terarah,
agar proses pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien. Ini berarti bahwa manajemen Sumber Daya Manusia
merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan,
besar atau kecil, apapun jenis industrinya (Schuller and Jackson,
1997:32), aspek Manajemen Sumberdaya Manusia menduduki posisi
penting dalam suatu perusahaan/organisasi karena setiap organisasi
terbentuk oleh orang-orang, menggunakan jasa mereka,
mengembangkan keterampilan mereka, mendorong mereka untuk
berkinerja tinggi, dan menjamin mereka untuk terus memelihara
komitmen pada organisasi merupakan faktor yang sangat penting dalam

4
pencapaian tujuan organisasi (De Cenzo&Robbin, 1999:8). Manajemen
Sumber Daya Manusia merupakan suatu pengakuan terhadap
pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial
dan sangat menentukan dalam suatu organisasi, dan perlu terus
dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal
bagi organisasi maupun bagi pengembangan dirinya. Manajemen
Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang akan menentukan pada
kinerja organisasi, ketepatan memanfaatkan dan mengembangkan
Sumber Daya Manusia serta mengintegrasikannya dalam suatu
kesatuan gerak dan arah organisasi akan menjadi hal penting bagi
peningkatan kapabilitas organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk
lebih memahami bagaimana posisi Manajemen SDM dalam konteks
organisasi diperlukan pemahaman tentang makna Manajemen SDM itu
sendiri, agar dapat mendudukan peran Manajemen SDM dalam
dinamika gerak organisasi.

2. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana


individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai
satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu :
kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan;
pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar.
Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan
sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual
dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap
membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat
produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa
peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi

5
pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir,
melaksanakan serta mengawasi usaha Pemasaran.
Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan
pelanggan serta keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi
menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus
mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.
Eksekutif puncak masa kini melihat tugas meningkatkan dan
mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga setiap
industri tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen mutu
total (“Total Quality Management”).
Konsep Pemasaran
1. Kebutuhan , Keinginan dan Permintaan
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan.
Kebutuhan manusia adalah keadaan dimana manusia merasa tidak
memiliki kepuasan dasar. Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat
atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam hayati kondisi
manusia. keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari
kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan
institusi sosial. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan sesuatu
yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya.
2. Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk fisik
bukan terletak pada kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat
diberikannya. Oleh karena itu dalam membuat produk harus
memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk tersebut.
3. Nilai, Biaya dan Kepuasan
Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu
produk untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap produk memiliki

6
kemampuan berbeda untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi
pelanggan akan memilih produk mana yang akan memberi kepuasan
total paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya tergantung dari
seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal, dalam
ini termasuk harga.
4. Pertukaran, Transaksi dan Hubungan
Kebutuhan dan keinginan manusia serta nilai suatu produk bagi
manusia tidak cukup untuk menjelaskan pemasaran. Pemasaran
timbul saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan serta
keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran adalah salah satu cara
mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari seseorang dengan
menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran merupakan proses
dan bukan kejadian sesaat. Masing-masing pihak disebut berada
dalam suatu pertukaran bila mereka berunding dan mengarah pada
suatu persetujuan. Jika persetujuan tercapai maka disebut transaksi.
Untuk kelancaran dari transaksi, maka hubungan yang baik dan saling
percaya antara pelanggan, distributor, penyalur dan pemasok akan
membangun suatu ikan ekonomi, teknis dan sosial yang kuat dengan
mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu dinegosiasikan setiap kali,
tetapi sudah menjadi hal yang rutin. Hal ini dapat dicapai dengan
menjanjikan serta menyerahkan mutu produk, pelayanan dan harga
yang wajar secara kesinambungan.
5. Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan
atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran
untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk
menunjukan pada sejumlah pembeli dan penjual melakukan transaksi
pada suatu produk.

7
6. Pemasaran dan Pemasar
Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan
pasar, pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk
mewujudkan transaksi yang mungkin terjadi dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah orang yang
mencari sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu
yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak lebih aktif mencari pertukaran
daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar dan pihak
kedua adalah calon pembeli.

3. Produksi

Menurut Suardi (2001), untuk mempertahankan mutu produk


pangan sesuai dengan yang diharapkan konsumen dan mampu bersaing
secara global, maka mengacu secara umum dapat ditempuh upaya-
upaya berikut, khususnya yang menyangkut hubungan antar penjamin
mutu, yaitu:
a. Pengadaan bahan baku.
Baik bahan penolong maupun bahan tambahan industri harus
direncanakan dan dikendalikan dengan baik.  Aspek-aspek penting
yang perlu diperhatikan, yaitu 1) Persyaratan-persyaratan dan
kontrak pembelian, 2) Pemilihan pemasok yang baik, 3) Kesepakatan
tentang jaminan mutu, 4) Kesepakatan tentang metoda-metoda
verifikasi, 5) Penyelesaian perselisihan mutu, 6) Perencanaan dan
pengendalian pemeriksaan, dan 7) Catatan-catatan mutu penerimaan
bahan.
Pengadaan bahan baku, jika melihat kinerja penjamin mutu,
merupakan tanggung jawab dari quality control, yaitu pada bagian
produksi. Baik atau buruknya bahan baku yang digunakan akan

8
berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan sehingga dapat
menjadi evaluasi untuk quality control.
b. Pengendalian Produksi.
Pengendalian produksi dilakukan secara terus menerus meliputi
kegiatan antara lain: 1) Pengendalian bahan dan kemampuan telusur,
dengan inti kegiatan adalah inventory system, dengan tujuan 
pengendalian kerusakan bahan, 2) Pengendalian dan pemeliharaan
alat, 3) Proses khusus, yaitu proses produksi yang kegiatan
pengendaliannya merupakan hal yang sangat penting terhadap mutu
produk, dan 4) pengendalian dan perubahan proses.
c. Pengemasan.
Pengemasan dilakukan dengan benar dan memenuhi persyaratan
teknis untuk kepentingan distribusi dan promosi.  Dalam industri
pangan, pengemasan merupakan tahap terakhir produksi sebelum
didistribusikan. Pengemasan berfungsi sebagai: 1)  Wadah untuk
memuat produk, 2) Memelihara kesegaran dan kemantapan produk
selama penyimpanan dan distribusi, 3) Melindungi pangan dari
kontaminasi lingkungan dan manusia, 4) Mencegah kehilangan
selama pengangkutan dan distribusi, dan 5) Media komunikasi atau
promosi.
d. Penyimpanan dan Penanganan Produk Jadi.
Penyimpanan dan penanganan produk jadi bertujuan untuk
mencegah kerusakan akibat vibrasi, shock, abrasi, korosi, pengaruh
suhu, Rh, sinar dan sebagainya selama penanganan, pengangkutan,
dan penyimpanan.
e. Pemeriksaan dan Pengujian Selama Proses dan Produk Akhir.
Tujuan utama adalah untuk mengetahui apakah item atau lot yang
dihasilkan memenuhi persyarakatan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan. Quality control memegang peran pada tahap ini,

9
karena pengujian produk akhir akan menjadi penentu keputusan
produk jadi.
f.  Keamananan dan Tanggung Jawab Produk.
Karakteristik mutu keamanan dalam industri pangan semakin hari
semakin penting karena banyak kasus yang terjadi baik di dalam
maupun di luar negeri. Oleh karena itu perlu dikembangkan metode
atau peraturan tentang praktek pengolahan pangan yang baik. Pada
bagian ini quality manajement menjadi bagian utama yang
bertanggung jawab. Produk yang dihasilkan bukan hanya menjadi
tanggung jawab bagian produksi, namun juga semua pihak yang
terkait produksi termasuk bagian administrasi, atau keamanan.
1.  Dokumentasi Sistem Mutu
Perusahaan harus membangun dan mempertahankan suatu sistem
mutu tertulis (terdokumentasi), dengan pengertian hal ini akan
menjamin produk-produknya sesuai dengan persyaratan tertentu.
Sistem mutu tertulis ini membuat jaminan mutu bersifat lebih
melembaga sebab dokumentasi ini dilakukan menyeluruh terhadap
pedoman, prosedur dan instruksi kerja. Sistem mutu tertulis bukan
sekedar merupakan sesuatu yang diinginkan saja tetapi harus
dikerjakan di lapangan. 

4. Keuangan

Manajemen Keuangan adalah untuk memahami tentang apa


yang terjadi disekeliling kita untuk menyelesaikan masalah-masalah
praktis dan juga menjelaskan berbagai fakta dan informasi. Untuk lebih
jelas mengenai manajemen keuangan silakan anda simak makalah di
bawah
Pelaksanaan pengelolaan keuangan negara pasca Reformasi
Manajemen Keuangan Pemerintah yang diikuti lahirnya UU No.17 tahun

10
2003 tentang Keuangan Negara dan UU No.1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara telah berjalan hampir satu setengah tahun.
Sebagaimana dipahami UU Keuangan Negara No.17 tahun 2003 dan UU
Perbendaharaan Negara nomor 1 tahun 2004 adalah untuk memenuhi
kebutuhan pengelolaan keuangan negara yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan demokrasi, ekonomi dan teknologi moderen.
UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara telah merubah
sistem dan pola pengelolaan keuangan negara. Sistem yang diusung
dalam UU tersebut adalah sistem penganggaran berbasis kinerja
(performance budgeting system) yang menjadikan kinerja sebagai fokus
sehingga seluruh potensi harus diarahkan untuk mendukung agar kinerja
yang diinginkan dapat tercapai. Secara sederhana dapat dijelaskan
bahwa kinerja yang dicanangkan tercapai dengan pendanaan yang
dialokasikan secara efisien dan efektif. Sejalan dengan ketentuan yang
diatur dalam UU No.17 tahun 2003, Menteri Keuangan sebagai
pembantu Presiden dalam bidang keuangan pada hakikatnya adalah
Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah RI sedangkan setiap
Menteri/Pimpinan Lembaga adalah Chief Operacional Officer (COO)
untuk statu bidang tugas pemerintahan. Untuk meningkatkan
akuntabilitas dan menjamin terselenggaranya saling uji (check and
balance) dalam proses pelaksanaan anggaran, perlu dilakukan
pemisahan secara tegas antara pemegang kewenangan administratif
yang diserahkan kepada kementrian/lembaga dan pemegang
kewenangan kebendaharaan yang diserahkan kepada kementrian
keuangan.

11
BAB III

PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dalam rekayasa dan manufaktur, pengendalian mutu atau
pengendalian kualitas melibatkan pengembangan sistem untuk
memastikan bahwa produk dan jasa yang dirancang dan diproduksi
untuk memenuhi atau melampaui persyaratan dari pelanggan maupun
produsen sendiri. Sistem-sistem ini sering dikembangkan bersama
dengan disiplin bisnis atau rekayasa lainnya dengan menggunakan
pendekatan lintas fungsional.
Beberapa teknik telah dikembangkan untuk memelihara
pengendalian mutu. Di antara nya adalah pemeriksaan total, mengecek
noda, pengendalian mutu secara statis, dan Nol Cacat. Sebagai teknik
pengendalian mutu, pemeriksaan total melibatkan kelengkapan dan
pemeriksaan total pekerjaan yang diproduksi oleh masing-masing
karyawan untuk menentukan ya atau tidaknya standar mutu minimum
telah dicapai. Jika bukan, ukuran mengoreksi barangkali akan diambil.
Pemeriksaan Total diinginkan untuk tertentu jenis pekerjaan
ketatausahaan.

Dalam Pengendalian Mutu ada 4 bagian untuk menjadikan


Pengendalian Mutu yang baik Antara lain :

1. Sumber Daya Manusia (SDM)


2. Pemasaran
3. Produksi
4. Keuangan

12
DAFTAR PUSTAKA
1. http://permanas.wordpress.com/2008/03/05/strategi-pemasaran-dan-
pengendalian-mutu-produk/

2. Hubeis,M. (1999). Sistem Jaminan Mutu Pangan. Pelatihan


Pengendalian Mutu dan Keamanan Bagi Staf Penganjar. Kerjasama
Pusat Studi Pangan Pangan & Gizi – IPB dengan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bogor.

3. Kadarisman,D. 1994.  Sistem Jaminan Mutu Pangan.  Pelatihan Singkat


Dalam Bidang Teknologi Pangan, Angkatan II.  Kerjasama FATETA IPB
– PAU Pangan & GIZI IPB dengan Kantor Meneteri Negara Urusan
Pangan/BULOG Sistem Jaminan Mutu Pangan, Bogor.

13

Anda mungkin juga menyukai