Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam blok 7 ini yang merupakan blok diagnosis dan intervensi terapi tingkkat sel
dan jaringan yang diantaranya mahasiswa mempelajari pemeriksaan darah , pemeriksaan
biopsy dan sitologi dan interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium tersebut untuk
menegakkan diagnosa suatu penyakit. Untuk dapat melakukan pemeriksaan-pemeriksaan
laboratorium tersebut, mahasiswa juga akan mempelajari cara pengambilan specimen seperti
pangambilan urin, darah, jaringan penggunaan pengawt dan cara pengiriman specimen.

Seperti kasus yang terpapar di bawah ini, sebagai seorang calon dokter gigi harus
dapat memahami bagaimana cara perawatan gigi pada pasien maupun proses penanganan
pada pasien yang mempunyai

Pada umumnya, untuk mendeteksi dini proses keganasan dalam mulut dapat
dilakukan dengan melalui anamnese, pemeriksaan klinis dan diperkuat oleh pemeriksaan
tambahan secara laboratorium.

Diharapkan pengetahuan-pengetahuan yang didapatkan pada blok ini dapat menjadi


dasar dalam mencapai kompetensi seorang dokter gigi yang harus mampu mengintegrasikan
ilmu pengetahuan biomedik yang relevan sabagai sumber keilmuan dan berbagai data
penunjang untuk diagnosis dan tindakan medik kedokteran gigi khususnya mengenai lesi-lesi
yang dicurigai sebagai proses keganasan lebih awal sehingga prognosis kanker rongga mulut
lebih baik..

DESKRIPSI TOPIK

Seorang pasien 40 tahun datang berobat ke praktek dokter gigi dengan keluhan
adanya luka di lidah bagian kanan. Hai ini sudah dialami pasien 6 bulan terakhir. Luka ini
pernah diobati tetapi tidak sembuh. Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya benjolan di
daerah bawah rahang kanan, tanpa nyeri.
Berdasarkan pemeriksaan fiisik terlihat ulkus (luka) di lateral kanan lidah, diameter
1,5 cm, terdapat tepi meninggi dan tidak teratur. Di dekat ulkus dijumpai radiks (akar) gigi
yang tajam mengiritasi lidah tersebut. Mukosa pipi dan lidah terlihat pucat.pemeriksaan leher
dijumpai pembengkakan di daerah submandibular kanan, konsistensi keras, diraba tidak sakit,
mobile (bergerak) dengan diameter 3 cm.

Untuk memastikan diagnosa, pemeriksaan laboratorium apa saja yang dilakukan


dokter gigi ?
BAB 2

PEMBAHASAN

Learning Issue

• Patologi klinik

– Cara pengambilan spesimen darah, cara pengiriman, interpretasi hasil


pemeriksaan

Darah Lengkap

a. Hemoglobin *
b. Eritrosit
c. Leukosit *
d. Trombosit
e. Nilai MCV, MCH, MCHC
f. Hitung jenis sel/jumlah absolute.
g. RDW, PDW, MPV
h. Retikulosit
i. Ht

Pengambilan Spesimen Darah


1. Ada 3 sampel darah yang dapat diambil
a. Darah vena
b. Darah arteri
c. Darah kapiler
2. Volume darah yang diambil:
a. Dewasa : 10-20 ml
b. Anak-anak : 1-5 ml
c. Bayi : 1-3 ml
3. Kaca objek harus bersih
Cara Pengiriman Spesimen

Setiap spesimen yang dikirim harus disertai dengan data. Ada dua data yang harus
disertakan:
1. Data Satu (direct labeling)
2. Berisi data nama, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis tes yang diminta dan
tanggal pengambilan (ditempelkan pada wadah di luar).
3. Data Dua
4. Berisi keterangan klinik dokter yang mengirim, riwayat anamnese,riwayat
pemberian antibiotik, waktu pengambilan spesimen, dan biodata pasien.
(Ditulis dalam kertas atau formulir).

Interpretasi Hasil Pemeriksaan


• False Positif : Pasien dinyatakan menderita suatu penyakit padahal tidak
menderitanya.
• False Negatif : Pasien dinyatakan tidak menderita suatu penyakit padahal menderita
penyakit tersebut.

– Pengguanaan antikoagulan untuk pemerikasaan darah

Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat


pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah.

Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan


meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah di
luar tubuh pada pemeriksaan laboratorium atau tranfusi.

Antikoagulan oral dan heparin menghambat pembentukan fibrin dan


digunakan sebagai pencegahan untuk mengurangi
insiden tromboemboli(masuknya udara pada aliran darah) terutama pada
vena.

Antikoagulan dapat dibagi menjadi 3 kelompok :

1. Heparin,
2. Antikoagulan oral, terdiri dari derivat 4 -hidroksikumarin misalnya : dikumoral,
warfarin dan derivat indan-1,3-dion misalnya : anisindion;
3. Antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion kalsium, salah satu faktor
pembekuan darah.

• Patologi anatomi

– Cara pengambilan spesimen jaringan, cara pengiriman dan interpretasi


hasil pemeriksaan

Sitologi ;

– Biopsi

Dari tempat pemeriksaan biopsi dapat dibagi dua yaitu potong beku yang
dilakukan di kamar bedah, saat operasi penyembuhan; dan di laboratorium
patologi. Potong beku yang disebut juga frozensection atau cryosection hanya
bisa membedakan jinak dan ganas. Hasilnya cepat diperoleh yaitu kira-kira
satu jam. Bagi kanker payudara, pemeriksaan di laboratorium dapat
menentukan jenis kanker yang diderita dan gambaran kimiawi imunitas
atau immunochemistry.
Kecuali biopsi jarum yang dilakukan tanpa pembiusan (=anestesi); biopsi
dapat dilakukan dengan bius lokal atau umum. Bius lokal didapat dengan
suntikan bius lokal di sekitar tumor hingga pasien dapat menyaksikan biopsi
tanpa rasa sakit. Bius umum didapat dengan berbagai cara, hingga operasi
dilakukan ketika pasien sudah tidur.

– Fiksasi : dengan menggunakan alkohol 96%.

– Wet smear

• Slide difiksasi dengan cara dicelupkan (dimasukkan) kedalam wadah


yang berisi alkohol 96%.

• Pewarnaan HE

– Dry smear
• Slide difiksasi dengan cara menyemprotkan alkohol 96% (spray).

• Pewarnaan giemsa

Cara Pengiriman Spesimen

A. Setiap spesimen yang dikirim harus disertai dengan data. Ada dua data yang harus
disertakan:

1. Data Satu (direct labeling)

berisi data nama, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis tes yang diminta dan tanggal
pengambilan (ditempelkan pada wadah di luar).

2. Data Dua

Berisi keterangan klinik dokter yang mengirim, riwayat anamnese,riwayat


pemberian antibiotik, waktu pengambilan spesimen, dan biodata pasien.

 Ditulis dalam kertas atau formulir

B. Harus disertai data pasien dan keterangan klinis.

C. Data pasien tidak boleh ditempelkan di tutup wadah, melainkan di wadah.


BAB III

KESIMPULAN

ULKUS
Ulkus merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan hilangnya kontinuitas
epitel dan lamina propia dan membentuk kawah. Kadang secara klinis tampak edema
atau proliferasi sehingga terjadi pembengkakan pada jaringan sekitarnya. Jika terdapat
inflamasi, ulkus dikelilingi lingkaran merah yang mengelilingi ulkus yang berwarna
kuning ataupun abu-abu (Scully, 2004). Ulkus dapat didahului oleh vesikel atau bula
yang biasanya tidak berusia panjang di dalam rongga mulut. Lesi ulseratif sering
dijumpai pada pasien gigi. Meskipun banyak ulkus rongga mulut memiliki
penampakan klinis yang mirip, faktor etiologi yang mendasari dapat bervariasi mulai
dari lesi reaktif, neoplastik maupun manifestasi oral penyakit kulit. Ulkus dapat pula
merupakan manifestasi kerusakan epitel karena defek imunologis seperti pemphigus,
pemphigoid ataupun lichen planus.

Pada keadaan akut, hilangnya epitel permukaan digantika oleh jaringan fibrin yang
mengandung neutrofil, sel degenerasi dan fibrin, sedangkan pada keadaan kronis,
terdapat jaringan granulasi dan jaringan parut, eosinofil dan infiltrasi makrofag dalam
jumlah banyak. Khasnya, muncul ulkus berwarna abu-abu dengan eksudat fibrinous
melebihi permukaan. Pada kondisi kronis terdapat indurasi di jaringan sekitar .

Penyebab ulkus di rongga mulut dapat bermacam-macam, misalnya trauma, agen


infeksi (bakteri, virus, jamur, mikrobakteria), penyakit sistemik (stomatitis herpetik,
cacar air, HIV, sifilis, tuberculosis, anemia, eritema multiforme, Behcet’s syndrome,
lichen planus), drug-induced (obat-obat sitotoksik, NSAID), kelainan darah
(leukemia, neutropenia), kelainan imunologis, neoplasma (SSC atau BCC),
radioterapi, merokok, alkohol maupun kontak alergi .

Secara klinis, ulkus dapat dibedakan menjadi tipe akut dan kronis. Ulkus akut
biasanya nyeri karena adanya inflamasi akut, tertutup eksudat, kuning putih,
dikelilingi halo eritematus dan batasnya tidak lebih tinggi dari permukaan mukosa dan
merupakan lesi yang dangkal. Ulkus kronis biasanya tidak terlalu sakit, tertutup
membran berwarna kuning, terjadi indurasi karena jaringan parut dan dikelilingi tepi
yang lebih tinggi dari permukaan mukosa.
Pemeriksaan khusus mungkin diperlukan jika terdapat kecurigaan adanya keterlibatan
faktor sistemik ataupun malignansi. Tes darah diindikasikan untuk mengesampingkan
defisiensi atau kondisi sistemik lainnya. Pemeriksaan mikrobiologi dan serologis
diindikasikan bila etiologi mikroba dicurigai. Biopsi diindikasikan bila ulkus tungga
bertahan lebih dari 3 minggu, terjadi indurasi, terdapat lesi di kulit lainnya ataupun
terkait dengan lesi sistemik 

Kemungkinan yang terjadi pada pembengkakan daerah submandibular

• Kompensasi dari suatu reaksi di tubuh , misal : infeksi, demam

Tanda dan gejala infeksi ruang submandibular adalah pembengkakan daerah segitiga
submandibula di leher. Trismus jarang terjadi karena kurangnya inflamasi dari otot
mastikasi. Trismus dengan gejala dan tanda klinik dari ruang submandibular
mengindikasikan penyebaran infeksi secara posterior ke dalam ruang mastikator atau
ruang faringeal lateral. Infeksi dapat menyebar secara anterior sekitar otot digastrik
anterior ke ruang faring lateral. Limfadenopati servikal sering terlihat namun sulit
melakukan palpasi karena sakit dan nyeri tekan di daerah tersebut.

• metastase

• Tumor primer

Anda mungkin juga menyukai