Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nur Wulan Imadri

Kelas : XI MIPA 4
Kelompok: 5

BAB 2
BERANI HIDUP JUJUR

1. Pengertian
Jujur merupakan salah satu sifat manusia yang cukup sulit untuk diterapkan. Sifat jujur
yang benar-benar jujur biasanya hanya bisa diterapkan oleh orang-orang yang sudah terlatih
sejak kecil untuk menegakkan sifat jujur. Tanpa kebiasaan jujur sejak kecil, sifat jujur tidak akan
dapat ditegakkan dengan sebenar-benarnya jujur.

Sifat jujur termasuk ke dalam salah satu sifat baik yang dimiliki oleh manusia. Orang
yang memiliki sifat jujur merupakan orang berbudi mulia dan yang pasti merupakan orang yang
beriman.

Meskipun jujur merupakan sifat dasar manusia, akan tetapi pada kenyataannya masih
banyak yang belum memahami makna kata jujur yang sebenarnya. Hal ini terbukti dari masih
banyaknya orang-orang yang mencampur adukkan sifat jujur dengan sifat kebohongan yang pada
akhirnya mendatangkan berbagai macam malapetaka baik bagi dirinya maupun bagi orang lain
yang ada di sekitarnya.

2. Pentingnya Memiliki Sifat Syaja’ah

Pengertian Syaja’ah (Keberanian). Secara etimologi kata al-syaja’ah berarti berani


antonimnya adalah al-jubn yang berarti pengecut. Kata ini digunakan untuk menggambarkan
kesabaran di medan perang. Sisi positif dari sikap berani yaitu mendorong seorang muslim untuk
melakukan pekerjaan berat dan mengandung resiko dalam rangka membela kehormatannya.
Tetapi sikap ini bila tidak digunakan sebagaimana mestinya menjerumuskan seorang muslim
kepada kehinaan.

Syaja’ah dalam kamus bahasa Arab artinya keberanian atau keperwiraan, yaitu seseorang
yang dapat bersabar terhadap sesuatu jika dalam jiwanya ada keberanian menerima musibah atau
keberanian dalam mengerjakan sesuatu. Pada diri seorang pengecut sukar didapatkan sikap sabar
dan berani. Selain itu Syaja’ah (berani) bukanlah semata-mata berani berkelahi di medan laga,
melainkan suatu sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat menurut
semestinya.

A .Sumber keberanian yang dimiliki seseorang diantaranya yaitu:

1) Rasa takut kepada Allah Swt.

2) Lebih mencintai akhirat daripada dunia.

3) Tidak ragu-ragu, berani dengan pertimbangan yang matang.

4) Tidak menomori satukan kekuatan materi

5) Tawakal dan yakin akan pertolongan Allah Swt.

B. Syaja’ah dapat dibagi menjadi dua macam:

1) Syaja’ah harbiyyah, yaitu keberanian yang kelihatan atau tampak, misalnya keberanian dalam
medan tempur di waktu perang.

2) Syaja’ah nafsiyyah, yaitu keberanian menghadapi bahaya atau penderitaan dan menegakkan
kebenaran.

Munculnya sikap syaja’ah tidak terlepas dari keadaan-keadaan sebagai berikut:

1) Berani membenarkan yang benar dan berani mengingatkan yang salah.

2) Berani membela hak milik, jiwa dan raga, dalam kebenaran.

3) Berani membela kesucian agama dan kehormatan bangsa.

3. Pentingnya Memiliki Sifat Jujur

Berperilaku jujur sehari - hari penting, karena jujur adalah sifat ahlakul karimah, yaitu sifat
terpuji. Jika jujur sudah menjadi kebiasaan sehari-hari kita, maka semua pekerjaan akan terasa
lebih tenang, semua masalah akan mudah terselesaikan. Perilaku jujur bisa mendatangkan
ketenangan dalam hati karena tidak ada beban masalah. Jika kita suka berperilaku tidak jujur
maka hidup kita akan senantiasa resah dan gelisah.

4. Macam-macam jujur dalam agama islam

Dalam Agama Islam, setidaknya dikenal lima jenis sifat jujur yang harus dimiliki oleh
penganutnya, yaitu :

Shidq Al – Qalbi

Shidq Al – Qalbi merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada niat seorang manusia.

Shidq Al – Hadits

Shidq Al – Hadits merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada perkataan yang diucapkan
oleh manusia.

Shidq Al – Amal

Shidq Al – Amal merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada aktivitas dan perbuatan
manusia.

Shidq Al – Wa’d

Shidq Al – Wa’d merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada janji yang diucapkan oleh
manusia.

Shidq Al – Hall

Shidq Al – Hall merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada kenyataan yang terjadi dalam
hidup manusia.
5. Macam-Macam jujur dalam kehidupan

Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur dalam hati atau niat,
dalam perkataan atau ucapan, dan jujur dalam perbuatan.

a. Jujur dalam niat dan kehendak. Ini kembali kepada keikhlasan. Kalau suatu amal tercampuri
dengan kepentingan dunia, maka akan merusakkan kejujuran niat, dan pelakunya bisa dikatakan
sebagai pendusta, sebagaimana kisah tiga orang yang dihadapkan kepada Allah, yaitu seorang
mujahid, seorang qari’, dan seorang dermawan. Allah menilai ketiganya telah berdusta, bukan
pada perbuatan mereka tetapi pada niat dan maksud mereka.

b. Jujur dalam ucapan. Wajib bagi seorang hamba menjaga lisannya, tidak berkata kecuali
dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling
tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran.

c. Jujur dalam tekad dan memenuhi janji. Contohnya seperti ucapan seseorang, “Jikalau Allah
memberikan kepadaku harta, aku akan membelanjakan semuanya di jalan Allah.” Maka yang
seperti ini adalah tekad

Allah berfirman dalam Q.S at- Taubah:75-76

“Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah, ‘Sesungguhnya jika Allah
memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah
kami termasuk orang-orang yang saleh.’ Maka, setelah Allah memberikan kepada mereka
sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka
memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).” (QS. at-Taubah: 75-76)

d. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batin, hingga tidaklah berbeda
antara amal lahir dengan amal batin, sebagaimana dikatakan oleh Mutharrif, “Jika sama antara
batin seorang hamba dengan lahiriahnya, maka Allah akan berfirman, ‘Inilah hambaku yang
benar/jujur."

e. Jujur dalam kedudukan agama. Ini adalah kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana jujur
dalam rasa takut dan pengharapan, dalam rasa cinta dan tawakkal. Perkara-perkara ini
mempunyai landasan yang kuat, dan akan tampak kalau dipahami hakikat dan tujuannya. Kalau
seseorang menjadi sempurna dengan kejujurannya maka akan dikatakan orang ini adalah benar
dan jujur, sebagaimana firman Allah,

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. al-Hujurat: 15)

Realisasi perkara-perkara ini membutuhkan kerja keras. Tidak mungkin seseorang manggapai
kedudukan ini hingga dia memahami hakikatnya secara sempurna. Setiap kedudukan (kondisi)
mempunyai keadaannya sendiri-sendiri. Ada kalanya lemah, ada kalanya pula menjadi kuat.
Pada waktu kuat, maka dikatakan sebagai seorang yang jujur. Dan jujur pada setiap kedudukan
(kondisi) sangatlah berat. Terkadang pada kondisi tertentu dia jujur, tetapi di tempat lainnya
sebaliknya. Salah satu tanda kejujuran adalah menyembunyikan ketaatan dan kesusahan, dan
tidak senang orang lain mengetahuinya.

6. Manfaat dan keutamaan sifat jujur

Diantara beberapa manfaat dan keutamaan dari sifat jujur adalah sebagai berikut:

a) Membawa kebajikan

‫وإن البِ َّر يَ ْه ِدي الى الجنّ ِة‬ َ ‫ص ْد‬


ّ ِّ‫ق يَ ْه ِدي الى البِر‬ ّ :‫ض َي هللاُ ع ْنهُ ع ِن النّبِ ّي ِصلّى هللاُ عل ْي ِه وسلّ َم قال‬
ِ ‫إن ال‬ ِ ‫ْث ع ْب ِد هللاِ ب ِن م ْسعُو ٍد ر‬ُ ‫َح ِدي‬
َ ‫وإن ال ّرجُل لَيَ ْك ِذبُ حتي يُكت‬
‫َب‬ ّ ‫ار‬ َ ‫وإن الفُج‬
ِ ّ‫ُور يَ ْه ِدي الى الن‬ ّ ‫ُور‬ ِ ‫ب يَ ْه ِديْ الى الفُج‬َ ‫وإن الك ِذ‬ّ .‫صديقًا‬ ِ َ‫ق حتّى يكون‬ ُ ‫وإن ال َّرج َُل لَيَصْ ُد‬
ّ
ّ ِ‫عن َد هللا‬.
‫كذابًا‬

{‫ يا أيها الذين أمنوا اتقوا هللا كونوا مع الصادقين‬:‫ باب قوله تعالى‬69:‫كتاب األدب‬-78 :‫}أخرجه البخاري في‬

Artinya:

Abdullah Ibnu Mas’ud berkata bahwa Nabi SAW bersabda, Sesungguhnya benar (jujur) itu
menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu menuntun kesurga, dan dan seseorang itu berlaku
benar sehingga tercatat disisi Allah sebagai seorang yang shiddiq (yang sangat jujur dan benar).
Dan dusta menuntun kepada curang, dan curang itu menuntun kedalam neraka. Dan seorang
yang berdusta sehingga tercatat disisi Allah sebagai pendusta.” (Dikeluarkan oleh Imam Bukhori
dalam kitab “Tatakrama” bab: firman Allah Ta’ala: Hai oramg-orang yang beriman bertakwalah
kepada Allah dan jadilah kamu semua bersama orang-orang yang benar.”)

Sebagaimana diterangkan hadis diatas bahwa berbagai kebaikan dan pahala akan diberikan
kepada orang yang jujur, baik didunia maupun kelak diakhirat. Ia akan dimasukan kedalam surga
dan mendapatkan gelar yang sangat terhormat, yaitu shiddiq, artinya orang yang sangat jujur dan
benar. Bahkan dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa orang yang selalu jujur dan selalu
menyampaikan kebenaran dinyatakan sebagai orang yang bertakwa.

}33 :‫ق به اُوْ لئِك هُ ُم المتّقُونَ {الزمر‬ ِ ‫والّ ِذي جا َء بالص‬


َ ‫ّدق وص َّد‬

Artinya:

“Orang-orang yang yang datang menyampaikan dan melakukannya (kebenaran itu), mereka
itulah orang-orang yang takwa.”

(Q.S. Az-Zumar:33)

b) Mendapat pertolongan Allah

Dalam kehidupan masyarakat, ada sebagian orang yang suka meminjam uang atau barang
kepada orang lain untuk digunakan sebagai penunjang usahanya. Hal itu itu dibolehkan dalam
islam dan Allah SWT aka menolang mereka jikalau mereka berniat utuk digunakan sebagai
penunjang usahanaya dan berniat untuk dikembalikan kepada pemiliknya.Manfaat dan
keutamaan sifat jujur

Anda mungkin juga menyukai