Disusun Oleh :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya fisik yang sering di jumpai di
Kebisingan bisa didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan yang dapat
sebagai bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari aktivitas alam
(Marisdayana et.al, 2016). Dalam jangka Waktu Yang lama kebisingan Bisa
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
tekanan darah, telah banyak diteliti oleh para ahli. Selain intensitasnya,
dimana risiko peningkatan tekanan darah lebih banyak ditemukan pada pekerja
dengan masa kerja lebih dari 5 tahun (Elfifiza dan Marliyawati, 2017). Tekanan
darah juga berbeda pada pekerja terpapar bising lebih dari NAB dan kurang
dari NAB (p = 0,000), dimana rerata tekanan darah pekerja ditemukan lebih
tinggi pada paparan lebih dari NAB dibanding paparan kurang dari NAB
(Subekti, 2015).
Kejadian Penyakit Hipertensi di PT SPV masih sangat tinggi hal ini di dasarkan
setelah dyspepsia dengan jumlah kasus 1789. Perusahaan SPV ini bergerak
dalam bidang produksi serat viscose untuk perusahaan tekstil. Dalam proses
Adapun Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan
1.3 Tujuan
Hipertensi di PT SPV.
Hipertensi di PT SPV
PT SPV
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
b. Bagi Perusahaan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kebisingan
diartikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari aktivitas
alam seperti bicara dan aktivitas buatan manusia seperti penggunaan mesin
kebisingan juga bisa diartikan sebagai suara apa saja yang sudah tidak
bahwa polusi udara atau kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara yang
lembut suara yang terdengar, jika hal tersebut tidak diinginkan maka akan
disebut mengganggu.
Kebisingan adalah salah satu faktor fisik berupa bunyi yang dapat
semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat produksi
dan atau alat- alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran”. Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kebisingan
adalah semua bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang dapat
merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam
Menteri Kesehatan
terjadinya bunyi yang tidak diinginkan sehingga menganggu dan atau dapat
membahayakan kesehatan.
maka dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak
diinginkan yang bersumber dari usaha atau kegiatan manusia yang dapat
lingkungan.
dibagi menjadi tiga macam yaitu sumber titik, sumber bidang, dan sumber
garis. Untuk kebisingan lalu lintas termasuk dalam kriteria sumber garis.
Bising Interior atau bising dalam yaitu sumber bising yang bersumber
Bising Outdoor atau bising luar yaitu sumber bising yang berasal dari
gedung.
diklasifikasikan menjadi :
Salah satu sumber kebisingan adalah suara lalu lintas jalan raya.
bersumber dari lalu lintas jalan raya ini memberikan proposi frekuensi
2. Industri
Kebisingan industri bersumber dari suara mesin yang digunakan
3. Pesawat Terbang
bandara.
4. Kereta Api
sebenarnya berasal dari gesekan antara roda dan rel serta proses
oleh kereta api ini berdampak pada masinis, awak kereta api,
kereta api.
sebagainya. Suara bising yang beraasal dari luar ruangan juga dapat
dalam ruangan.
a. Kebisingan Kontinyu
b. Kebisingan terputus-putus
d. Steady-state noise
e. Fluctuating noise
bunyinya.
1. Faktor Akustikal
b. Frekuensi bunyi
2. Faktor non-akustikal
e. Kepribadian
Intensitas kebisingan (bunyi) adalah arus energi per satuan luas yang
dengan kekuatan dasar 0,0002 dyne/cm2 yaitu kekuatan dari bunyi dengan
frekuensi 1000 Hz yang tepat dapat di dengar oleh manusia normal. [19]
Desibel adalah satu per sepuluh bel, sebuah satuan yang dinamakan untuk
Prinsip kerja alat tersebut adalah dengan mengukur tingkat tekanan bunyi.
satuan dB (A).[23-24]
Sound Level meter (SLM). Sound Level meter (SLM) sendiri merupakan alat
Sound Level meter (SLM) dapat mengukur tiga jenis karakter respon
kebisingan, termasuk kebisingan akibat lalu lintas, serta kebisingan yang dapat
(Djalante, 2010).
untuk mengukur tingkat kebisngan pada saat tertentu. Biasanya alat ini
lebih tinggi dari aturan batas maksimum yakni 85 dBA. Alat ini terdiri dari
1. Skala Pengukuran A
rendah
2. Skala Pengukuran B
untuk memperlihatkan kepekaan telinga untuk bunyi dengan intensitas
sedang.
3. Skala Pengukuran C
1. Cara Sederhana
Dengan sebuah Sound Level Meter, biasa diukur tingkat tekanan bunyi
setiap 5 detik.
2. Cara Langsung
fasilitas pengukuran LTMS , yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5 detik,
2.2. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
1. Berdasarkan penyebab
penderita hipertensi.
METODE PENELITIAN
Variabel Dependen
Variabel Independen
Kejadian Penyakit
Intensitas Kebisingan
Hipertensi
3.1.3 Hipotesis
Rancangan sampel dalam penelitian ini meliputi populasi dan sampel, besar
yang menderita hipertensi. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari
Besar sampel yang akan diambil oleh peneliti mengacu pada rumus,
random.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data skunder, data primer
yaitu data hasil pengukuran kebisingan sedangkan data sekunder adalah data
yang di dapat dari perusahaan yaitu data jumlah pegawai yang menderita
hipertensi.
DATA UMUM
Identitas responden :
Usia :
3. Menurut Anda apakah ada pengaruh kebisingan yang ditimbulkan pada saat
4. Apakah penyakit hipertensi yang saudara alami saat ini merupakan akibat dari
pekerjaan saudara??
a. Iya b. tidak
a. Iya b. tidak
a. Iya b. tidak
a. Iya b. tidak
9. Apakah saudara menggunakan Alat Pelindung telinga tersebut pada saat
bekerja?
a. Iya b. tidak
b. Iya b. tidak