LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
1. Konsep Dasar
a. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang, baik secara fisik maupun psikologis.Berdasarkan definisi ini, perilaku
kekerasan dapat di lakukan secara verbal di arahkan pada diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan.Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu perilaku
kekrasan saat sedang berlangsung atau perilaku kekerasan terdahulu (riwayat
perilaku kekerasan).(Keliat, Keperawatan kesehatan jiwa komunitas, 2012)
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami
perilaku yang dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri atau orang lain
( Menurut Towsend dalam buku Yosep 2011).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang
dapat membahayakan di klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain dan
barang-barang (Menurut Maramis dalam buku Yosep 2011)
b. Rentang respon
Respon Respon
Adaptif Maladaptif
d. Proses terjadinya
Faktor predisposisi / presipitasi koping maladaptif klien tidak mempunyai
kemampuan mengontrol perilakunya mengancam secara verbal/fisik PK
e. Mekanisme Koping
Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme koping klien, sehingga dapat
membantu klien untuk mengembangkan mekanisme koping yang kontruktif dalam
mengekspresikan kemarahannya. Mekanisme koping yang umum digunakan
adalah mekanisme pertahanan ego seperti displacement, sublimasi, proyeksi,
represif, denial dan reaksi formasi.
Perilaku kekerasan biasanya diawali dengan situasi berduka yang berkepanjangan
dari seseorang karena ditinggal oleh orang yang dianggap sangat berpengaruh
dalam hidupnya. Bila kondisi tersebut tidak teratasi, maka dapat menyebabkan
seseorang rendah diri (harga diri rendah), sehingga sulit untuk bergaul dengan
orang lain. Bila ketidakmampuan bergaul dengan orang lain ini tidak diatasi akan
memunculkan halusinasi berupa suara-suara atau bayangan yang meminta klien
untuk melakukan tindak kekerasan. Hal tersebut akan berdampak pada
keselamatan dirinya dan orang lain (resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan
lingkungan).
Selain diakibatkan berduka yang berkepanjangan, dukungan keluarga yang kurang
baik dalam menghadapi kondisi klien dapat mempengaruhi perkembangan klien
(koping keluarga tidak efektif). Hal ini tentunya menyebabkan klien sering keluar
masuk RS atau menimbulkan kekambuhan karena dukungan keluarga tidak
maksimal (regimen terapeutik inefektif). (Nita Fitria, 2009. hal 145)
f. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan dapat dilakukan melalui proses pendekatan
keperawatan dan terapi modalitas. Penatalaksanaan keperawatan yang
dilakukan berdasarkan proses keperawatan, yaitu meliputi pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan serta
evaluasi.
b. Penatalaksanaan medis
5) Fisik
Mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah
memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku.
6) Hubungan sosial
Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan sindiran.
7) Spiritual
Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan
lingkungan. Hal yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat
menimbulkan kemarahan yang dimanifestasikan dengan amoral dan rasa tidak
berdosa.
8) Status mental
- Penampilan Penampilan pasien tidak rapi
- Pembicaraan Saat menyinggung masalah pasien, pasien nada
suara meninggi , terlihat tegang dan gelisah.
- Aktivitas Motorik Kontak mata tajam, gelisah dan mondar-
mandir di ruangan.
- Afek Afek pasien sesaat stimulus yang diberikan, ekspresi wajah
tegang saat ditanya dan menolak jika dia mengamuk dan memukul.
- Alam Perasaan
- Interaksi Selama Wawancara Kontak mata ada, wajah tegang,
pasien kooperatif menjawab pertanyaan.
- Persepsi Klien tidak berpersepsi negatif, hanya dia merasa
dirinya gagal sebagai suami.
- Proses Fikir Klien mengalami pengulangan pembicaraan
walaupun pembicaraan klien bisa dimengerti, klien mampu serius
dan mampu berkonsentrasi
- Isi Fikir Pasien ada gangguan isi fikir yaitu obsesi, pasien
mengatakan ingin sekali mengamuk, menyobek-nyobek barang-
barang mantan istrinya.
- Tingkat Kesadaran Pembicaraan pasien teratur, namun
intonasinya keras.
- Memori Pasien dapat mengingat kejadian jangka panjang.
- Tingkat konsentrasi berhitung
b. Dafar masalah
Obyektif
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
Ekspresi marah saat membicarakan orang,
pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang-barang
c. Pohon masalah
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
Perilaku Kekerasan
HDR
REFERENSI
Nita Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat.
Jakarta: Salemba Medika.
Direja, A. H. (2011). Buku ajar keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha medika.
Keliat, Budi. Anna. (2012). Keperawatan kesehatan jiwa komunitas. jakarta: EGC.
Keliat, Budi. Anna. (2012). Model praktik keperawatan profesional jiwa. jakarta: EGC.
Wati, F. K. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. jakarta: Salemba Medika.
Yosep, Iyus. (2011). Keperawatan Jiwa. jakarta: Refika Aditama.