Anda di halaman 1dari 12

Dosen Pengajar: WA ODE RAHMADANIA.,S.Kep.,Ns.,M.

Kep

PERTANYAAN DAN JAWABAN DISKUSI KELOMPOK 2

KONSEP MEDIS PADA PASIEN TERMINAL HIV/AIDS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

NURHASANAH (P201701002)
KHOFIFAH BALQIS(P201701129)
SUBRA (P201701024)
DONY (P201701009)
TUTI ASRIANI (P201701027)
ARNIS (P201701036)
ISMAWATI (P201701019)
LA ODE HAKIM (P201701015)
IIN ANGGRAINI (P201701013)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MANDALA WALUYA

KENDARI

2020
PERTANYAAN DAN JAWABAN DISKUSI KELOMPOK 2

1. Pertanyaan:
Nama : RIZALDI
Kelompok : 1
HIV disini 5-10 tahun dan HIV melemahkan system imun sehingga
menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga menyebabkan banyaknya
komplikasi penyakit, hal yang saya tanyakan bagaimana pengobatan pada
penderita HIV supaya mengurangi komplikasi yang dapat terjadi?...
Jawaban:
Nama : DONY
Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan minum obat Anti Retroviral
(ARV). Dalam penggunaan obat sangat diperlukan kepatuhan atau keteraturan
agar nantinya tidak terjadi resistensi (obat tidak dapat berfungsi atau gagal).
Dari hasil penelitian bahwa ARV efektif menurunkan infeksi HIV dan
menemukan bahwa 80% pasien terinfeksi HIV yang minum ARV dua kali
sehari, kadar virus dalam darah tidak terdeteksi setelah 6 bulan pengobatan
(Farmacia, 2005 dalam Anggifita, B,M 2010). Jadi dalam mencegah
komplikasi sangat diperlukan kepatuhan dalam pengobatan.
2. Pertanyaan:
Nama : HARMIN
Kelompok : 3
Bagaimana penatalaksanaan medis pada pasien HIV?
Jawaban:
Nama : SUBRA
Penatalaksanaan medis pada pssien HIV yaitu dengan Anti Retriviral (ARV).
Kombinasi ARV mampu menghambat, menghentikan, dan bahkan melawan
proses dari Virus HIV. Tujuan dari terapi ARV adalah untuk menemukan
kombinasi pengobatan yang tepat pada dosis yang tepat yang cukup untuk
melawan HIV dalam tubuh. (punsky dan Dounglas, 2009 dalam Tiurnani
Barus, dkk 2017).
3. Pertanyaan:
Nama : ERICH KRISSANDY S.P
Kelompok : 4
Pertanyaan saya saling berkaitan dengan pertanyaan dari saudara Rizaldi
dalam hal ini menanyakan soal pengobatan apa yang bisa diberikan untuk
mengurangi komplikasi yang dapat terjadi. Pertanyaannya apa bila
dilakukannya tindakan yang diberikan pengobatan kepada pasien tidak
sepenuhnya berpengaruh. Alternative lain apa yang bisa diberikan pada pasien
HIV/AIDS jika pengobatannya memang tidak bisa mengurangi komplikasi
yang terjadi!...
Jawaban:
Nama : KHOFIFAH BALQIS S.
Pengobatan atau alternative lain yang dapat diberikan adalah suplementasi
Zink terhadap perkembangan system imun pada penderita HIV/AIDS.
Peran Zink dalam memppertahankan system kekebalan tubuh, terutama pada
penderita HIV/AIDS adalah mendukung peningkatan kadar sel Limfosit T
dalam darah. Ketika terjadi defisiensi Zinc dalam plasma maka akan dapat
menyebabkan terhambatnya metabolisme zat gizi, turunnya reaksi
hipersensitivitas terhadap masuknya penyakit yang disertai dengan
menurunnya aktivitas fagositosis dan produksi sitokin. Turunnya produksi
sitokin terutama sel T helper (TH1), interferon, leukosit, serta limfosit B akan
memudahkan aktifitas pathogen lain yang masuk dalam menginvasi system
pertahanan tubuh (Maulia & Farapti 2019).
4. Pertanyaan:
Nama : SYAMSIARA
Kelompok : 3
Pertanyaan saya pada bagian patofisiologi. Disini dijelaskan jarak antara
infeksi HIV dan timbulnya gejala klinis pada AIDS berkisar antara 5-10 tahun.
Yang jadi pertanyaan saya apakah jika gejala-gejala HIV seperti demam,
meriang, keringat berlebih badan terasa sakit dan lemah, ngilu dan nyeri pada
persendian, pembekakan pada kelenjar getah bening pada banyak tempat
dileher dan pangkal paha, tonsilitas dan oral trush. Tubuh sudah membentuk
antibody HIV yang dapat dilacak oleh alat repid test?. Dan mohon jelaskan
kapan waktu yang tepat melakukan test HIV setelah gejala-gejala tersebut
dirasanakan?
Jawaban:
Nama : NURHASANAH
 Waktu pembentukan Antibody
Penanda pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis HIV dapat
dilakukan berdasarkan Waktu setelah passion terpajan infeksi HIV.
Antibody imunoglobin M (IgM) terdeteksi 22 hari setelah infeksi, dengan
kadar puncak sekitar 35 hari dan kemudia menurun pada hari ke-38
bersamaan dengan mulai meningkatnya IgG terus meningkat sekitar 45-50
hari setelah infeksi, dan bisa terdeteksi dengan alat imunoasai generasi
pertama dan Western blot, sedangkan imunoasai generasi ketiga dapat
mendeteksi kadar antibody IgG dan IgM anti HIV lebih dini yaitu sekitar
hari ke 20-setelah infeksi (CDC, 2014 dalam Afif Nurul Hidayat, dkk
2019).
 Waktu tes HIV
Saat pasien akan melakukan tes HIV ada baikmya melakukan konseling
terlebih dahulu yang dilakukan pada ahlinya atau pusat pelayanan
kesehatan untuk mencari informasi yang diperlukan. Konseling yang
dimaksud disini merupakan kegiatan konseling untuk memberikan
dukungan psikologis serta informasi terkait HIV/AIDS, yang selanjutnya
diikuti dengan Tes HIV/AIDS (Afif Nurul Hidayat, dkk 2019).
5. Pertanyaan:
Nama : FANNY PRAMASARI UTAMI
Kelompok : 4
Ingin bertanya pada bagian pathway. Itukan infasi kuman pathogen dan flora
normal pathogen menyerang ogan target sehingga menimbulkan manifestasi
saraf dan menyebabkan enselopati akut . pertanyaan saya tolong berikan
penjelasan mengapa enselopati ini dapat menyebabkan terjadinya hipertermi?
Jawaban:
Nama : KELOMPOK 2
Ensepalopati merupakan kelainan saraf yang dapat disebabkan kekurangan
vitamin B1 atau tiamin, vitamin b1 dibawa oleh aliran darah keseluruh tubuh
memiliki fungsi menjaga sistem saraf,jantung dan otot agar bekerja dengan
baik. Salah satu penyebab kurangnya vitamin B1 yaitu HIV/AIDS .
HIV/AIDS dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menginfeksi sistem
saraf karena kekurangan tiamin sehingga dapat menyebabkan terjadinya
ensefalopati. Sesuai dengan pertanyaan bahwa ensefalopati dapat
menyebabkan terjadinya hipertermi disebabkan demam dapat terjadi karena
adanya kemoreseptor di otak yang memerintahkan tubuh untuk terjadinya
demam sebagai respon tubuh terhadap infeksi yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai