Kep
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
FIFIN P201701023
FELA INTAN FRILYA P201701016
HARMIN P201701037
SITI MARIATI P201701005
SYAMSIARA P201701047
RESKY SASKIA ASHARI P201701008
DEVI PERMATASARI P201701014
FERNANDO V.P P201701028
WAHYUNI P201701020
ZALMAYANTI P201701038
MANDALA WALUYA
KENDARI
2020
PERTANYAAN DAN JAWABAN DISKUSI KELOMPOK 3
(PENANYA)
1. Nama : Subra
Kelompok : 2
Pertanyaan :
Ingin bertanya pada bagian patway. Yang jadi pertanyaan saya, Mengapa terjadinya
pembengkakan hati dapat menyebabkan sesak nafas.
Jawabannya :
Penjawab : SYAMSIARA
Penyakit yang membuat hati menjadi keras dan bengkak mungkin hal tersebut
merupakan suatu sirosis hati. Sirosis hati/ sirosis hepatis merupakan suatu keadaan dimana
terjadi perubahan pada struktur hati. Sirosis hati biasanya bersifat kronis dan akan
mengakibatkan jaringan yang sehat digantikan oleh jaringan yang rusak. Penyebab dari
sirosis pun dapat disebabkan karena berbagai macam, seeprti misalnya riwayat konsumsi
alkohol, riwayat terkena hepatitis, konsumsi obat tertentu dalam jangka waktu yang lama,
dll. Sirosis biasanya akan menyebabkan gejala seeprti :
1. Pada tahap awal biasanya terjadi pembesaran hati dan biasanya konsistensinya keras
2. Dapat disertai dengan sesak nafas
3. Mual muntah
4. Badan menjadi kuning/ ikterik
5. Pada keadaan lanjut maka hati akan mengecii
6. Dll
Hati yang membesar memang dapat menyebabkan rasa sesak. Rasa sesak tersebut
timbul karena hati yang membesar mendorong diafragma,selain itu aliran darah juga
terganggu sehingga dapat makin menambah sesak. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan secara langsung terlebih dahulu oleh dokter spesialis penyakit dalam
sehingga nanti dokter dapat memberikan pengobatan yang tepat. Jika memang sesak, maka
biasanya memang akan diperlukan rawat inap agar dapat dipantau keadaannya.
(PENANYA)
2. Nama : Nurhasanah
Kelompok : 2
Pertanyaan :
Pada bagian etiologi apakah sudah dipastikan pasien yang mengalami kelainan otot
jantung pasti mengalami gagal jantung kongestif ? Jika iya bagaimana agar pasien yang
mengalami kelainan otot jantung tidak mengalami gagal jantung kongestif ?
Jawabannya :
Jawabannya yaitu perlu kami ketahui terlebih dahulu bahwasannya kelainan otot
jantung adalah salah satu penyebab dari gagal jantung kongestif oleh karena itu kelainan
otot jantung akan menyebabkan berkurangnya kemampuan jantung untuk memompa darah
sehingga jantung tidak bisa bekerja dengan normal. Hal yang perlu kita lakukan agar
pasien yang mengalami kelainan otot jantung tidak mengalami gagal jantung kongestif
adalah dengan cara : menjaga berat badan tetap ideal mengonsumsi makanan bergizi,
mengurangi minum kopi dan minuman berkafein, berhenti merokok, mengelola waktu
tidur dan istirahat, berolahraga rutin, membatasi konsumsi minuman beralkohol. Dari
Jurnal yang saya dapat yang berjudul “Hubungan Berat Badan dan Aktifitas Fisik
dengan Kejadian Gagal Jantung Kongestif di RSUD RAA Soewondo Pati 2019”
menjelaskan bahwa berat badan berlebihan merupakan penyebab terjadinya penyakit
jantung dan pembuluh darah obesitas menyebabkan peningkatan beban kerja jantung
karena dengan bertambah besar tubuh seseorang maka jantung harus bekerja lebih keras
memompakan darah keseluruh jaringan tubuh. Bila kemampuan kerja jantung sudah
terlampaui, terjadilah yang disebut gagal jantung. Untuk aktifitas fisik dijelaskan bahwa
sangat bermanfaat untuk meningkatkam kebugaran. Ketahanan kardio-respitor. Kegiatan
fisik yang dilakukan secara tertaur menyebabkan perubahan-perubahan misalnya jantung
akan bertambah kuat pada otot polosnya selain itu elastisitas pembuluh darah akan
bertambah karena adanya rileksasi sehingga timbunan lemak akan berkurang.
(PENANYA)
Kelompok : 4
Pertanyaan :
Pada poin manifestasi klinis dimana pada nomor 2 yaitu Oedema ekstremitas bawah
(oedema dependen), biasanya oedema pitting, penambahan BB. Yg Sya ingin tanyakan
tolong berikan penjelasan nya tentang bagaimna gagal jantung dapat menimbulkan
penambahan BB?
Jawabannya :
Obesitas menjadi penyakit yang mudah menyerang tubuh, sama halnya dengan flu,
demam, atau batuk. Berkumpulnya lemak di beberapa bagian tubuh, seperti perut, di
bawah lengan, dan paha membuat tubuh terlihat lebih gemuk, dan kondisi ini
menyebabkan bertambahnya berat badan. Kabarnya, gangguan kesehatan ini dikaitkan
dengan penyebab berbagai penyakit serius, salah satunya adalah gagal jantung kongestif.
Benarkah demikian?
Faktanya, orang dewasa yang berusia antara 40 hingga 59 tahun yang mengalami
obesitas memiliki risiko terjadinya masalah jantung yang sangat signifikan. Kelebihan
berat badan bisa diketahui dari indeks massa tubuh antara 25 hingga 29,9 atau 30. Jadi,
meski kamu masih berada pada usia muda produktif tetapi memiliki massa tubuh di antara
rentang angka tersebut, berarti kamu memiliki obesitas. Tentu saja, kamu termasuk ke
dalam kelompok orang-orang yang berisiko.
Ya, kelebihan berat badan membuat jantung harus bekerja dengan lebih keras, terlebih
ketika fase relaksasi atau fase diastole. Jumlah lemak perut yang lebih besar atau obesitas
perut dikaitkan dengan peradangan yang lebih besar yang bisa merusak jantung.
Berlebihnya lemak perut dikaitkan dengan peningkatan kadar trigliserida yang membuat
plak pecah. Inilah mengapa tidak hanya berat tubuh, lingkar pinggang juga perlu kamu
perhatikan untuk mengurangi terjadinya masalah jantung terkait dengan kelebihan berat.
4. (PENANYA)
Nama : Dony
Kelompok : 2
Pertanyaan :
Jawabannya :
5. Nama : Risaldi
Kelompok : 1
Pertanyaan :
Jawabannya :
Jadi yang di maksud dengan manifestasi kongestif berbeda tergantung ventrikel mana
yang terjadi itu adalah Pemicu gagal jantung kiri biasanya adalah gangguan lainnya pada
jantung, seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, atau tekanan darah tinggi.
Gagal jantung kiri merupakan jenis gagal jantung yang paling sering dialami, sehingga
kerap disebut gagal jantung saja. Sedangkan Gagal jantung kanan disebabkan oleh
berbagai gangguan medis lain. Namun gagal jantung kiri yang parah, bisa menjadi pemicu
utama timbulnya gagal jantung kanan. Penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi,
juga dapat mendorong terjadinya gagal jantung kanan. Selain itu, gagal jantung kanan juga
dapat disebabkan oleh penyakit yang tidak menyerang jantung. Penyakit tersebut di
antaranya penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK), penyumbatan pembuluh darah
pada paru-paru, dan acute respiratory distress syndrome (ARDS).