2 Tahun 2019 | 7– 11
1
elin.soyanita@iik.ac.id, 2diankyumalasari.88@gmail.com
formula, oleh sebab itu membutuhkan lembaga yang programnya terdiri dari
makanan pendamping ASI. Menurut WHO peningkatan derajat kesehatan ibu dan
alasan pemberian makanan pendamping asi anak, sosialisasi dan edukasi untuk
pada usia 6 bulan karena bayi memerlukan pemberian ASI secara ekslusif selama enam
tambahan energi dan zat gizi makanan bulan dan dilanjutkan sampai usia dua
lebih banyak terutama zat besi dan hal ini tahun dengan pemberian makanan
tidak bisa terpenuhi hanya dengan pendamping ASI. Menurut penelitian
memberikan ASI, bayi sudah mampu duduk sebelumnya faktor yang mempengaruhi
dan menopang lehernya sehingga Dalam pemberian makanan pendamping
mengurangi resiko tersedak, saluran ASI adalah pengetahua dan pekerjaan (dwi
pencernaan sudah lebih kuat, ada Wahyu Windarti dan Laily Nikmah),
kesenjangan kebutuhan energi yang harus dukungan keluarga, pendidikan dan tradisi
diisi oleh makanan padat dan refleks (Rahmalia Afriyan, Shintya Halisa dan Hetty
penolakan terhadap sendok sudah lebih Rolina), usia pertama pemberian MPASI,
rendah. Menurut WHO Kebutuhan energi frekuensi pemberian, jenis makanan dan
usia 6 – 8 bulan adalah kurang lebih 700 jumlah dalam pemberian makanan
kkal dan energi yang didapat dari ASI pendamping ASI (Endang Retnowati).
kurang lebih 450 kkal dan kekurangannya Berdasarkan latar belakang tersebut
dapat dipenuhi dari pemberian makanan maka rumusan masalahnya adalah apakah
tambahan (Dian Prima, 2015) faktor - faktor yang berhubungan dengan
Semakin bertambah usia bayi pemberian makanan pendamping ASI
semakin besar kebutuhan makanan sesuai dengan usia bayi. Tujuan penelitian
pendamping asi yang harus dipenuhi. ini adalah untuk mengetahui faktor yang
Dalam memberikan makanan pendamping berhubungan dengan pemberian makanan
ASI yang harus diperhatikan adalah jumlah pendamping ASI sesuai dengan usia bayi.
yang diberikan harus sesuai dalam hal ini
kuantitas dan kualitasnya serta bentuk dari METODE PENELITIAN
makanan pendamping ASI. Jika makanan Penelitian ini merupakan penelitian
pendamping ASI yang diberikan tidak analitik dengan menggunakan pendekatan
sesuai bisa menyebabkan bayi mengalami cross sectional, subjek yang diteliti adalah
gizi kurang dan bisa menjadi gizi buruk jika ibu yang mempunyai anak usia lebih dari 6
tidak mendapatkan penanganan dengan bulan yang datang ke posyandu desa
baik (Dian Prima, 2015). bawang kecamatan pesantren kabupaten
Berdasarkan hasil riset Kesehatan kediri sebanyak 34 orang. Teknik sampel
Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan yang digunakan adalah total sampling.
2018 menunnjukkan bahwa bayi usia di Varibel bebasnya adalah sumber informasi,
bawah 5 tahun yang mengalami masalah pengetahuan dan sikap sedangakan
gizi sebesar 17,7 % yang terdiri darai balita variabel terikatnya adalah pemberian
dengan gizi buruk sejumlah 3,9% dan gizi makanan pendamping ASI. Data yang
kurang sejumlah 13,8%, sedangkan dalam digunakan dalam penelitian ini adalah data
Rencana Pembangunan Jangka Menengah primer yaitu data yang diperoleh dengan
Nasional (RPJMN) 2019 ditargetkan bayi membagikan instrumen penelitian yaitu
yang mengalami masalah gizi turun berupa kuesioner. Data penelitian yang
menjadi 17%. Dari 34 provinsi di Indonesia, diolah dan dilakukan analisis dengan uji
Jawatimur merupakan provinsi yang Khi kuadrat (Chi Square).
memunyai jumlah balita yang mengalami
masalah gizi kurang cukup besar yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak 12,6% pada Tahun 2017 dan 1. Karakteristik Responden
mengalami peningkatan pada Tahun 2018 Umur Jumlah Presentase
menjadi 13,4%. Di kota Kediri terdapat 26 – >35 Tahun 21 61,8
beberapa kecamatan yang salah satunya <20 - 25 Tahun 13 38,2
adalah kecamatan pesantren, dimana di Pendidikan Jumlah Presentase
daerah tersebut masih terdapat balitsa Tinggi 25 73,5
dengan gizi buruk sejumlah 14 balita pada Rendah 9 26,5
tahun 2017. Pekerjaan Jumlah Presentase
Upaya untuk mengatasi gizi kurang Bekerja 12 35,3
pada balita yaitu dengan program Germas Tidak bekerja 22 64,7
(Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) serta (IRT)
adanya sinergi program kementrian dan
Sebagian besar umur responden adalah 26 - yang mempunyai pengetahuan baik dan
>35 tahun yaitu sebanyak 21 orang (61,8 %), memberikan MPASI sesuai dengan usia
untuk pendidikan lebih banyak responden sebanyak 21 responden, untuk responden
yang termasuk dalam kategori pendidikan yang mempunyai sikap positif dan
tinggi sejumlah 25 orang (73,5%) dan memberikan MPASI sesuai dengan usia
Sebagian besar responden tidak bekerja adalah 19 responden. Dari hasil analisa
(IRT) yaitu sebanyak 22 orang (64,7%) statistik didapatkan untuk sumber
informasi (p = 0,09) artinya tidak terdapat
2. Analisis univariat hubungan antara sumber informasi dengan
a. Pemberian Makanan Pendamping ASI pemberian MPASI sesuai dengan usia,
Distribusi Frekuensi Pemberian Makanan pengetahuan (p = 0,001) artinya terdapat
Pendamping ASI hubungan antara pengetahuan dengan
Pemberian Jumlah Presentase pemeberian MPASI sesuai usia, dan sikap (p
MPASI = 0,0013) artinya terdapat hubungan antara
< 6 bulan 12 35,3 sikap dengan pemberian MPASI sesuai usia.
≥6 22 64,7
bulan
Jumlah 34 100 PEMBAHASAN
Responden yang memberikan makanan Hubungan Sumber Informasi dengan
pendamping ASI pada usia ≥ 6 bulan Pemberian Makanan Pendamping ASI
adalah sejumlah 22 orang (64,7%) Hasil analisa menunjukkan tidak terdapat
hubungan antara sumber informasi dengan
b. Sumber informasi, pengetahuan, sikap pemberian makanan pendamping ASI
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber sesuai dengan usai.
Informasi, Pengetahuan, dan Sikap Sumber informasi merupakan segala
Sumber Jumlah Presentase sesuatu yang dapat memberikan tambahan
Informasi pengetahuan. Informasi yang diperoleh
Ya 22 64,7 dapat berupa lisan maupun tulisan. Sumber
Tidak 12 35,3 informasi dapat berbentuk media cetak dan
Pengetahuan Jumlah Presentase media elektronik. Sumber informasi yang
Baik 24 70,6 berbentuk media cetak seperti buka,
Kurang 10 29,4 majalah, jurnal, buletin dan selebaran.
Sikap Jumlah Presentase Sedangkan untuk sumber informasi media
elektronik terdiri dari radio, televisi,
Positif 23 67,6
internet atau dari narasumber melalui
Negatif 11 32,4
diskusi, seminar dan yang disebut
Sebagian responden mendapatkan
narasumber adalah orang yang ashli
informasi tentang makanan pendamping
dibidangnya. Semakian banyak orang
ASI sejumlah 64,7% (22 orang).
mendapatkan informasi maka akan
Responden berpengetahuan baik
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
sebanyak 55,9 % (19 orang) dan
(Buku Teori, 2018)
mempunyai sikap positif tentang
Sejalan dengan penelitian Endang retnowati
pemberian makanan pendamping ASI
tentang Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
sejumlah 67,6 % (23 orang)
Ketepatan Waktu Pemberian Makanan
Pendamping ASI Pada Bayi 6 – 11 Bulan di
3. Analisis Bivariat
Wilayah Kerja Puskesmas Sewon I Bantul
sumber Pemberian MPASI Total P
Informasi ≥6bulan <6bulan Tahun 2014 yang menunjukkan hasil
Ya 21 1 22 0,09 penelitian bahwa tidak ada hubungan
Tidak 3 9 12 antara umur, penghasilan, sumber
Pengetahua informasi, dukungan mertua dan dukangan
n
baik 21 3 24 0,001 kelurga dengan ketepatan waktu pemberian
kurang 3 7 10 MPASI dengan nilai signifikan p> 0,05.
Sikap Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian
Positif 19 4 23 0,001 Makanan Pendamping ASI
Negatif 3 8 11 3
Berdasarkan hasil analisa univariat
Hasil penelitian menunjukkan bahawa didapatkan data bahwa responden yang
responden yang mendapatkan sumber masuk dalam katagori pengetahuan baik
informasi dan memberikan MPASI sesuai sebanyak 24 orang dan pengetahuan
dengan usia sebanyak 21 responden, dan kurang sebanyak 10 orang, hasil analisa
Dinkes Kota Kediri. 2017.Profil Kesehatan pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Nurtilla
Kota Kediri. (online). diunduh dari Palembang (http://ejurnal.pltekkes-
www.depkes.go.id / tjk.ac.id>index.php>article>view)
resouces/download/profil/PROFIL-KAB- Yonatan Kristanto. 2013. Faktor yang
KOTA-2017/3571-Jatim-kota-kediri- Mempengaruhi Perilaku Ibu dalam
2017.pdf Pemberian Makanan Pendamping ASI
Dian Prima Zahriah dan Yudith pada Bayi umur 6 – 36 Bulan
Mangiri.2015. MPASI Perdana Cihuy: (Puslit2.petra.ac.id>ejournal.index.php;s
Pedoman Makanan Pendamping ASI usia tikes>article>download)
6-12 Bulan. Asha book : Jakarta
Dian Periwiri BR Bangun. 2016. Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap
Pemberian Makanan Pendamping Asi
(Mp-Asi) Pada Bayi Dan Baduta (6– 24
Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe
Kabupaten Karo Tahun 2016
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/h
andle/123456789/63161/Cover.pdf?seq
uence=7&isAllowed=y)
Dwi Wahyu Windarti dan Laily Nikmah.
2012. Faktor – Faktor yang
mempengaruhi pemberian MPASI dini
pada usia 7 – 24 bulan di di wilayah kerja
PKM Nanggulan Kulonprogo Tahun 2012
(digilib.unisajogja.ac.id/3715)
Eko Heryanto. 2017. Faktor – Faktor yang
Berhubungan dengan Pemberian
Makanan Pendamping ASI Dini.
(https://aisyah.journal
press.id/index.php/kika/article/view/E
H)
Endang Retnowati. 2014. Faktor – Faktor
yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu
Pemberian Makanan Pendamping ASI
Pada Bayi 6 – 11 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Sewon I Bantul Tahun 2014 (
digilib.unisayogya.ac.id/961/1/NASKAH
PUBLIKASI.pdf)
Indriyani Astuti. 2017. Pemerintah Serius
Menangani Gizi Buruk.
(http://mediaindonesia.com/read/detail
/117844-pemerintah-serius-menangani-
gizi-buruk)
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Rahmalia Afriyan, Shintya Halisa dan Hetty
Rolina. 2016. Faktor – faktor yang
berhubungan dengan pemberian MP-ASI