Anda di halaman 1dari 16

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Koordinator : Khrisna Wisnusakti,S.Kep.,M.Kep

Dosen Pembimbing : Khrisna Wisnusakti,S.Kep.,M.Kep

DISUSUN OLEH :
MUTIARA PUTRI AYU H.
214121127

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami pamjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang PROPOSAL TERAPI
AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI. Terselesaikannya
makalah ini tidak terlepas dari peranan pihak-pihak yang membantu dalam
proses penulisan. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
dosen koordinator mata kuliah KEPERAWATAN JIWA yang
membimbing dan membantu dalam penyelesaian makalah ini, dan juga
buat teman-teman dan orang tua yang selalu memberikan dukungan untuk
kami menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih sangat sederhana dan masih mempunyai banyak kekurangan. Maka
dari itu, besar harapan kami agar tulisan ini dapat diterima dan
nantinya dapat berguna bagi semua pihak. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat positif membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI SITUASIONAL
A. Latar Belakang
Sosialisasi merupakan sebuah proses seumur hidup yang berkenaan
dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup, norma, dan nilai
sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi
pribadi yang diterima pada kelompoknya (Agustin, 2014). Penurunan
sosialisasi dapat terjadi pada individu dimana individu dapat menarik diri, jika
mekanisme koping maladaptive (skizofrenia), harus segera mendapatkan
terapi atau penanganan yang baik bila tidak dilakukan penanganan yang baik
akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk.
Penanganan klien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan pemberian
intervensi terapi aktivitas kelompok sosialisasi, yang merupakan
salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara
kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan
pencapaian adaptasi optimal pasien.

Dalam kegiatan aktifitas kelompok, tujuan ditetapkan berdasarkan


akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar pesserta.
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya memfasilitasi
kemampuan pasien dalam meningkatkan sosialisasi. Kemampuan sosialisasi
sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial, yang bertujuan untuk
meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap. TAKS
membantu lansia untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada
disekitarnya. Dalam penelitian (Pambudi et al., 2017) diketahui masalah
interaksi sosial yang dialami lansia disebabkan karena lansia masih kurang
menunjukkan rasa kebersamaan sesama lansia, Masalah interaksi sosial yang
terjadi dapat membuat lansia merasa sendiri dan kesepian. Kesepian yang
dialami lansia ditunjukkan dengan sering ditemukannya lansia yang
melamun dan merenung sendirian. Upaya-upaya yang dilakukan dalam
mengurangi perasaan kesepian pada lansia dengan memberikan kegiatan-
kegiatan rutin untuk meningkatkan interaksi sosialnya salah satunya yaitu
TAKS.

Selain itu hasil penelitian yang dilakukan (Efendi et al., 2010) dengan
judul Pengaruh Pemberian Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terhadap
Perubahan Perilaku Klien Isolasi Sosial menujukan bahwa penelitian ini
seluruh responden mengalami penurunan perilaku isolasi sosial setelah
diberikan TAKS. Selain itu, terdapat pengaruh yang bermakna pada
pemberian TAKS terhadap perubahan perilaku klien isolasi sosial. Selanjutnya
Interaksi et al., (2016) dalam penelitiannya beberapa jurnal yang dianalisa
terkait dengan Peran Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) Terhadap
Kemampuan Interaksi Sosial Dan Masalah Isolasi Sosial Pasien menunjukan
bahwa TAKS ini berperan penting dalam pengembangan interaksi sosial
dengan orang yang memiliki masalah isolasi sosial. Hal ini dapat dijelaskan
dalam penelitiannya bahwa kemampuan interaksi sosial pada pasien dengan
masalah isolasi sosial dengan hasil p < 0.05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan terapi aktivitas kelompok sosialisasi
(TAKS) dapat meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada pasien dengan
masalah isolasi sosial.

Beberapa penelitian dan juga konsep tentang TAKS banyak


menujukan hasil yang baik dalam mengatasi masalah isolasi sosial, maka dari
itu penulis sangat menganjurkan TAKS ini dilakukan pada pasien isolasi
sosial dengan mengikuti kegiatan persesinya agar mendapatkan manfaat yang
baik bagi pasien.

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pasien dapat meningkatkan hubungan interpersonal dalam kelompok
secara bertahap.
2. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu memperkenalkan diri
b. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
e. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
pada orang lain
f. Pasien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
g. Pasien mampu menyampikan pendapat tentang manfaat kegiatan
tentang TAKS yang telah dilakukan
B. Konsep Teori
1. Definisi TAK Sosialisasi
Kelompok merupakan sekelompok orang yang terhubung, saling
bergantung, dan menyetujui suatu tatanan normative tertentu. Individu
dalam kelompok saling mempengengaruhi dan bertukar informasi
melalui komunikasi. Dinamika dalam kelmpok bahkan dapat
mendorong perubahan perilaku anggota kelompok, sehingga jika
kelompok dirancang secara sistematis, dapat menjadi sarana untuk
mengubah perilaku dari maladjustment menjadi adaptability, atau
dapat digunakan sebagai pengobatan.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) Sosialisasi adalah upaya
perawat untuk memfasilitasi kemampuan sosialisasi klien dengan
masalah hubungan sosial. Terapi aktivitas kelompok ini bertujuan
melatih kemampuan sosialisasi sehingga klien dapat meningkatkan
hubungan interpesrsonal dan kelompok secara bertahap.
C. Indikasi TAK Sosialisasi
1. Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai
menunjukkan kamauan untuk melakukan interaksi interpersonal
2. Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons
sesuai dengan stimulus yang diberikan
D. Kegiatan yang dilakukan pada TAK Sosialisasi
1. Sesi 1 : memperkenalkan diri
2. Sesi 2 : kemampuan klien berkenalan
3. Sesi 3 : kemampuan klien bercakap-cakap
4. Sesi 4 : kemampuan klien bercakap-cakap topik tertentu
5. Sesi 5 : kemampuan klien bercakap-cakap topik pribadi
6. Sesi 6 : kemampuan bekerja sama
7. Sesi 7 : Evaluasi kemampuan sosial
E. Langkah kegiatan
1. Tahap persiapan
2. Tahap Orientasi
3. Tahap Kerja
4. Tahap Terminasi
F. Contoh proposal TAK Sosialisasi Isolasi Sosial
1. Definisi Isolasi Sosial
Isolasi sosial adalah ketidakmampuan untuk membina hubungan
yang erat, hangat, terbuka dan interdependen dengan orang lain
(SDKI, 2017)
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang di ekspresikan oleh
individu dan dirasakan sebagai hal yang ditimbulkan oleh orang lain
dan suatu keadaan negative yang mengancam. Isolasi sosial adalah
suatu keadaan dimana pasien mengalami ketidakmampuan untuk
mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan.
2. Penyebab Isolasi Sosial
a. Keterlambatan perkembangan
b. Ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan
c. Ketidaksesuaian minat dengan tahap perkembangan
d. Ketidaksesuaian nilai-nilai dengan norma
e. Perubahan penampilan fisik
f. Perubahan status mental
g. Ketidakadekuatan sumber daya personal (mis. Disfungsi berduka,
pengendalian diri buruk)
3. Tanda dan Gejala
a. Apatis, ekspresi sedih
b. Menyendiri
c. Komunikasi kurang atau bahkan tidak ada
d. Tidak ada kontak mata
e. Tidak mampu membuat keputusan
4. Akibat Isolasi Sosial
a. Tidak mempunyai teman
b. Tidak mampu mengenal orang lain
c. Selalu menyendiri
d. Tidak dihormati dan dihargai oleh orang lain
e. Tidak bisa berbagi pengalaman dan selalu menghadapi masalah
sendiri
G. Pelaksanaan TAK Sosialisasi
1. Waktu dan Tempat
a. Hari/Tanggal
b. Jam
c. Tempat
2. Alat dan Bahan
a. Tap recorder/CD player
b. Speaker
c. Bola mainan
d. Buku catatan dan pulpen
e. Jadwal kegiatan klien
3. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Bermain peran/ simulasi
4. Peserta
a. Kriteria klien
1) Klien dengan diagnose psikososial isolasi social
2) Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi
interpersonal
3) Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons
sesuai dengan stimulus
4) Klien dengan kondisi fisik sehat
5) Klien yang dapat baca dan tulis
b. Proses Seleksi
1) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
3) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK,
meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana
kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok
5. Susunan Pelaksanaan
1) Susunan perawat pelaksana TAKS sebagai berikut:
a. Leader
b. Co. Leader
c. Fasilitator
d. Observer
e. Operator
2) Pasien peserta TAKS sebagai berikut:
No Nama Masalah keperawatan

6. Tim Terapis
a. Leader
Tugas :
1) Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
2) Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
3) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
4) Menyampaikan materi sesuai dengan tujuan TAKS dan
peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum
kegiatan dimulai
5) Menjelaskan permainan.
6) Memimpin diskusi kelompok
7) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kclompok dan
memperkenalkan dirinya.
8) Mampu memimpin tcrapi aktifitas kelompok dengan baik dan
tertib
9) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
b. Co-Leader
Tugas :
1) Membuka acara
2) Mendampingi leader
3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
4) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang
aktifitas klien.
5) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
6) Menutup acara
7. Fasilitator
Tugas :
1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
3) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok
untuk aktif mengikuti jalannya terapi
4) Menyampaikan informasi kepada fasilitator untuk dilaporkan
pada leader tentang aktifitas klien
8. Observer
Tugas :
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format
yang tersedia).
3) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
4) Mencatat prilaku Verbal dan Non- verbal klien selama
kegiatan berlangsung
9. Kegiatan/Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Tahap Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan
1) Memberi salam terapeutik : Salam dari terapis
2) Evaluasi/validasi : Menanyakan perasaan klien
saat ini
3) Kontrak :
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, memperkenalkan diri
b) Menjelaskan aturan main atau terapi :
 Pasien wajib datang 5 menit sebelum acara dimulai
 Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus
minta izin kepada terapis
 Tidak boleh makan,minum atau merokok saat TAK
 Jika ada yang membuat gaduh akan dikeluarkan dari
TAK
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikut kegiatan dari awal sampai
selesai
 Jika peserta ingin ke toilet beri kesempatan sebelum
acara dimulai.
 Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
 Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok
selama kegiatan TAKS berlangsung.
 Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan,
peserta mengangkat tangan kanan dan berbicara
setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
 Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan
dikeluarkan dari permainan.
 Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara
TAKS selesai.
 Apabila waktu yang ditentukan untuk
melaksanakan TAKS telah habis, sedangkan
permainan belum selesai, maka pemimpin akan
meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang
waktu TAKS
c. Tahap Kerja
1) Jelaskan kegiatan, yaitu permainan dimulai dari leader yang
memegang bola mainan kemudian leader menyebutkan nama,
kota asal dan hobinya.
2) Kemudian bola yang tadi dipegang leader diberikan dengan
cara dilempar kepada co-leader
3) Co-leader yang menangkap bola bertugas untuk menyebutkan
ulang perkenalan yang dilakukan oleh leader dengan
menyebutkan nama, umur, kota asal dan hobi yang telah
leader sebutkan tadi.
4) Setelah co-leader menyebutkan perkenalannya leader, baru
co-leader menyebutkan perkenalannya meliputi nama, umur,
kota asal dan hobinya.
5) Co-leader yang telah menyebutkan nama, kota asal dan
hobinya bertugas kembali untuk melemparkan bola sec ara
bebas baik pada fasilitator ataupun pada klien.
6) Orang yang menerima bola mainan hasil lemparan co-leader
harus menyebutkan ulang nama, kota asal dan hobi dari
orang-orang yang telah melakukan perkenalan sebelumnya
dan melemparkannya pada klien atau fasilitator yang belum
memperkenalkan diri.
7) Ulangi point 6 sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran.
8) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberi tepuk tangan.
9) Klien yang gagal menyebutkan nama/kota asal/hobi orang-
orang yang telah perkenalan sebelumnya akan dihukum
dengan hukuman bercerita pendek saat setelah permainan
selesai.
d. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
a) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
2) Rencana tindak lanjut
a) Menganjurkan tiap anggota kelompok berlatih
memperkenalkan diri pada orang lain di kehidupan
sehari-hari.
b) Memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal
kegiatan harian klien.
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu membicarakan
masalah pribadi
b) Menyepakati waktu dan tempat
10. Evaluasi
a. Input
1) Tim berjumlah 5 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co-leader,
6 fasilitator, dan 3 observer.
2) Peralatan speaker dan laptop berfungsi dengan baik.
3) Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan
kriteria dan karakteristik klien untuk melakukan terapi
aktivitas kelompok sosialisasi.
b. Proses
1) Leader menjelaskan aturan main dengan jelas.
2) Fasilitator menempatkan diri diantara klien.
3) Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan
untuk dapat mengawasi jalannya permainan.
4) 100% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti
kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai
c. Output
Setelah mengadakan terapi aktivitas kelompok sosialisasi dengan
6 klien yang diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai
berikut :
1) 100% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti
kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai.
2) 100% klien dapat meningkatkan komunkasi non verbal:
bergerak mengikuti instruksi, ekspresi wajah cerah, berani
kontak mata.
3) 100% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal (mampu
berkenalan dengan baik dan benar)
4) 100% klien dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi
akan kegiatan kelompok (mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai).
5) 100% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan
lingkungannya (mau berinteraksi dengan perawat / klien lain)
11. Setting
a. Klien dan terapis duduk didalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
Keterangan :
: Leader : Klien
: CO Leader : Observer
: Fasilitator
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo &
Istiwidayanti.Jakarta: Erlangga.

Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta:


Nuha Medika.

Purwaningsih & Karlina. (2010). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha


Medika

Atkinson (1999).Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mappiare, A. (1992). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Kartono, K. (1981). Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth


Edition.Washington, DC, Amerika Psychiatric Association, 1994.

Agustin, R. P. (2014). Hubungan antara produktivitas kerja terhadap


pengembangan karir pada karyawan PT Bank Mandiri Tarakan. eJournal
Psikologi, 02(01), 24 - 40.

Efendi, S., Rahayuningsih, A., & Muharyati, W. (2010). Pengaruh Pemberian


Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terhadap Perubahan Perilaku Klien
Isolasi Sosial.

Interaksi, K., Dan, S., Isolasi, M., & Pasien, S. (2016). 62 Jurnal Care Vol. 4,
No.3, Tahun 2016. 4(3), 62–69.

Pambudi, W. E., Dewi, E. I., & Sulistyorini, L. (2017). Pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi ( TAKS ) terhadap Kemampuan Interaksi Sosial pada
Lansia dengan Kesepian di Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( PSLU ) Jember
( The Effects of Socialization Group Activity Therapy ( SGAT ) toward
Ability of Social Interaction of Elderly with. 5(2), 253–259.

Anda mungkin juga menyukai