Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN MANAJEMEN

PENGELOLAAN OBAT

Fasilitator
Luthfiah Nur Aini, S.Kep., Ners., M.Kep

Di Susun Oleh
Adiningsih Kurnia Wardani 0118003
Fanny Okte Novita Sari 0118015
Kiki Aprilia Mardiani 0118021
Nike Fitri Amalia 0118027
Putri Diah Ningtyas 0118032
Rizcha Arfaresy 0118034
Rosa Sulistia Ningsih 0118035
Shike Yolandyta Amelga Putri 0118038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHTAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin, rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul
“Pengelolaan Obat” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen
Keperawatan. Melalui makalah ini, saya berharap agar saya dan pembaca mampu memahami
dengan baik tentang pengelolaan obat.
Dalam penyusunan makalah ini, saya mendapatkan banyak bimbingan dan dukungan dari
Ibu Luthfiah Nur Aini, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku fasilitator dalam materi yang dibahas pada
makalah ini.
Saya berharap agar makalah yang telah saya susun ini dapat memberikan pengetahuan
serta perkembangan wawasan yang cukup bagi pembaca dan penulis yang lain. Saya juga
berharap agar makalah ini menjadi acuan yang baik dan berkualitas. Selayaknya pepatah yang
mengatakan “Kesalahan adalah milik manusia, dan Kesempurnaan hanyalah milik Allah” maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca terhadap makalah ini,
sehingga penulis dapat membuat karya yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Mojokerto, 1 Januari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................2


DAFTAR ISI ..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................4
A. Latar Belakang ..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................4
C. Tujuan ...........................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................................5
A. Definisi Pengelolaan Obat . .........................................................................................5
B. Indikator Efisiensi Kinerja Ketersediaan Obat ............................................................6
C. Metode Pengelolaan Obat ...........................................................................................7
D. Tahapan Pengelolaan Obat . ........................................................................................7
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................10
A. Kesimpulan ..................................................................................................................10
B. Saran ............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan obat di rumah sakit merupakan segi manajemen rumah sakit yang
penting. Tujuan pengelolaan obat yang baik di rumah sakit adalah agar obat yang di
perlukan tersedia setiap saat, dalam jumlah yang cukup dan terjamin untuk mendukung
pelayanan bermutu. Obat sebagai salah satu unsur penting bagi upaya penyembuhan dan
operasional rumah sakit. Di rumah sakit pengelolaan obat di laksanakan oleh Instalasi
Farmasi Rumah Sakit (IFRS) (Depkes RI, 2008).
Pengelolaan obat di farmasi rumah sakit harus efektif dan efisien karena obat
harus ada saat dibutuhkan, dalam jumlah yang cukup, mutu terjamin dan harga yang
terjangkau. Pengelolaan obat di rumah sakit meliputi perencanaan, pengadaan,
penyimpanan dan distribusi. Keempat tahap ini saling terkait dan saling mempengaruhi
sehingga harus terkoordinasi dengan optimal.
Pada pengelolaan obat tersebut khususnya tahap perencanaan dibutuhkan tahap
seleksi. Sehingga diperoleh kesesuaian item obat yang berdasar pada obat esensial.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang standar
pelayanan farmasi di rumah sakit, seleksi atau pemilihan obat merupakan proses kegiatan
sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan
terapi, bentuk dan dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat
esensial, standarisasi, sampai dengan menjaga dan memperbaharui standar obat (Depkes
RI, 2006). Untuk itu dalam tahap seleksi harus berdasarkan indikator yang efisien yang
memenuhi standar yang telah di terapkan.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana definisi pengelolaan obat?
2) Bagaimana metode pengelolaan obat?
3) Bagaimana tahapan pengelolaan obat?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi pengelolaan obat
2) Untuk mengetahui metode pengelolaan obat
3) Untuk mengetahui tahapan pengelolaan obat

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pengelolaan Obat


Manajemen obat adalah sebuah rangkaian kegiatan dengan pemanfaatan sumber
daya yang tersedia seperti tenaga serta dana sarana untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dalam berbagai unit kerja. Pengendalian biaya dan peningkatan efisiensi
sangat ditekankan dalam manajemen pengendalian obat (Devnani et al., 2012).
Pengelolaan obat adalah sebuah siklus meliputi seleksi, pengadaan, distribusi, dan
penggunaan yang didukung oleh struktur organisasi, keuangan, serta sistem informasi
manajemen yang layak (Quick et al., 1997).
 Tujuan Pengelolaan Obat :
Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
Terjaminnya khasiat, keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
Kemandirian di bidang obat
 Penggolongan obat
1. Obat bebas
Obat bebas termasuk obat yang relatif paling aman, dapat diperoleh tanpa
resesp dokter, selain di apotik juga dapat diperoleh di warung-warung.
Obat bebas dalam kemasannya ditandai dengan lingkaran berwarna hijau.
2. Obat bebas terbatas
Obat jenis ini termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli
bebas tanpa resep dokter dalam jumlah tertentu. Obat ini memiliki tanda
lingkaran biru bergaris tepi hitam dan tertera peringatan tertulis di
kemasannya dan obat jenis ini dapat diperoleh tanpa resep dokter di apotik,
oko obat ataupun di warung-warung.
3. Obat keras Obat keras merupakan obat yang berkhasiat keras sehingga
penggunaannya harus dengan resep dokter dan dibawah pengawasan
dokter. Obat ini hanya boleh diperjualbelikan di apotek atau di instalasi
klinik atau rumah sakit dan memiliki tanda lingkaran merah bergaris tepi
hitam dengan tulisan hruf K di tengahnya yang menyentuh garis tepi.

5
4. Psikotropika Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat menurunkan
aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan
kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi atau menghayal,
ilusi, gangguan cara berfikir, perubahan alam perasaan dan dapat
menyebabkan ketergangungan serta mempunyai efek stimulasi bagi para
pemakainya. Penggunaan obat ini harus di bawah pegawasan dokter.
5. Narkotika
Narkotika adalah zat aau obat yang berasal dari tanaman aau bukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menimbulkan
pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang meggunakan dengan
memasukkannya kedalam tubuh. Narkotika merupakan kelompok ibat
yang paling berbahaya karena dapat menimbulkan aiksi atau
ketergantungan. Obat ini hanya dapat diperoleh dari resep dokter.
B. Indikator Efisiensi Kinerja Ketersediaan Obat
 Kecocokan antara Obat dengan Kartu Stok
Tujuannya untuk mengetahui ketelitian petugas farmasi. Data dikumpulkan
dengan cara mengambil sampel kartu stok secara acak distratifikasi (Stratified
Random Sampling) yaitu seluruh item obat dikelompokkan berdasarkan bentuk
sediaan (tablet, injeksi, syrup, obat luar, infuse dan alat kesehatan). Selanjutnya
masing-masing kartu stok yang terpilih dicocokkan dengan kondisi obat di
farmasi.
 Turn Over Ratio (TOR)
Tujuan dalam manajemen persediaan obat di IFRS adalah tercapainya efisiensi
yaitu ketersediaan obat yang tidak menambah beban keuangan baik biaya
penyimpanan maupun biaya karena kelebihan persediaan. Efisiensi persediaan
diukur dengan besaran nilai Turn Over Ratio yaitu harga pokok penjualan
pertahun dibagi nilai rata-rata persediaan obat. TOR obat merupakan besarnya
perputaran dana untuk tiap-tiap jenis obat dalam satu periode.
 Sistem Penataan Gudang
Sistem penataan gudang mempunyai standar yaitu untuk pengaturan
penyimpanan obat dan persediaan menurut WHO adalah sebagai berikut :
a. Simpan obat-obatan yang mempunyai kesamaan secara bersamaan di atas
rak. ‘Kesamaan’ berarti dalam cara pemberian obat (luar,oral,suntikan)
dan bentuk ramuannya (obat kering atau cair)

6
b. Simpan obat sesuai tanggal kadaluwarsa dengan menggunkan prosedur
FEFO (First Expiry First Out). Obat dengan tanggal kadaluwarsa yang
lebih pendek ditempatkan di depan obat yang berkadaluwarsa lebih lama.
Bila obat mempunyai tanggal kadaluwarsa sama, tempatkan obat yang
baru diterima dibelakang obat yang sudah ada.
c. Simpan obat tanpa tanggal kadaluwarsa dengan menggunakan prosedur
FIFO (First In First Out). Barang yang baru diterima ditempatkan
dibelakang barang yang sudah ada.
d. Buang obat yang kadaluwarsa dan rusak dengan dibuatkan catatan
pemusnahan obat, termasuk tanggal, jam, saksi dan cara pemusnahan.
 Persentase Obat yang Kadaluarsa dan Rusak Tujuannya untuk mengetahui
besarnyas kerugian rumah sakit. Data yang dilihat adalah jumlah nilai rupiah
pembelian obat kadaluarsa dan rusak pada berita acara tahunan tentang obat
kadaluarsa dan obat rusak dan jumlah stok opname dalam nilai rupiah pembelian
pada buku laporan stok opname selama periode
C. Metode Pengelolaan Obat
 Metode Epidemiologi
Melalui metode ini, perencanaan obat disusun berdasarkan pola penyebaran dan
pola pengobatan penyakit yang terjadi dengan memperhatikan kemampuan serta
socio cultural masyarakat sekitar.
 Metode Konsumsi
Melalui metode ini perencanaan obat disusun berdasarkan data real konsumsi obat
pada periode terdahulu dengan berbagai penyesuaian dan koreksi.
 Metode Kombinasi
Gabungan antara metode epidemiologi dan metode konsumsi. Perencanaan obat
dibuat berdasarkan pola penyebaran dan pola pengobatan penyakit pada masyarakat
sekitar serta pemaikan obat pada periode sebelumnya.
D. Tahapan Pengelolaan Obat
 Perencanaan
Menurut Permenkes Nomor 30 tahun 2014 Perencanaan yakni kegiatan seleksi obat
dalam menentukan jumlah dan jenis obat dalam memenuhi kebutuhan sediaan
farmasi dengan pemilihan yang tepat agar tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, serta
efisien. Perencanaan obat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan peningkatan
efisisensi penggunaan obat, peningkatan penggunaan obat secara rasional, dan
perkiraan jenis dan jumlah obat yang dibutuhkan.
7
 Permintaan
Permintaan merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan obat yang sudah
direncanakan dengan mengajukan permintaan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sesuai peraturan dan kebijakan pemerintah setempat.
 Penerimaan
Penerimaan obat adalah kegiatan menerima obat dari Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota sesuai dengan permintaan yang sudah diajukan (Permenkes, 2014).
Pada kegiatan penerimaan obat harus menjamin jumlah, mutu, waktu penyerahan,
spesifikasi, kesesuaian jenis dan harga yang tertera pada pesanan.
 Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengaturan obat agar terhindar dari kerusakan
fisik maupun kimia, agar aman dan mutunya terjamin. Penyimpanan obat harus
mempertimbangkan berbagai hal yaitu bentuk dan jenis sediaan, mudah atau tidaknya
meledak/terbakar, stabilitas, dan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari
khusus (Permenkes, 2014). Menurut Depkes RI (2004) tujuan penyimpanan yaitu :
- Aman, yakni barang/ obat yang di simpan tetap aman dari kehilangan dan
kerusakan.
 Kehilangan yang berarti dicuri, dimakan hama atau hilang sendiri (tumpah,
menguap)
 Kerusakan yang diakibatkan barang sediaan rusak sendiri atau sediaan
merusak lingkungan (polusi)
- Awet, yakni warna, bau, sifat, ukuran, dan fungsinya tidak berubah
- Tepat, saat permintaan barang, barang yang diserahkan memenuhi lima tepat,
yaitu tepat barang,kondisi, jumlah, waktu dan harganya.
- Menghindari dari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
 Pendistribusian
Kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara teratur dan merata untuk
memenuhi kebutuhan sub unit farmasi puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan
waktu yang tepat. Sistem distribusi yang baik harus :
- Menjamin kesinambungan penyaluran/penyeraha
- Mempertahankan mutu
- Meminimalkan kehilangan, kerusakan, dan kadaluarasa, menjaga tetelitian
pencatatan, menggunakan metode distribusi yang efisien, dengan memperhatikan
peraturan perundangan dan ketentuan lain yang berlaku, menggunakan sistem
informasi manajemen.
8
 Pengendalian
Pengendalian merupakan kegiatan untuk tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai
dengan program yang sudah ditetapkan agar tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan obat (Menurut Kemenkes 2011). Pengendalian persediaan
adalah upaya untuk mempertahankan persediaan pada waktu tertentu dengan
mengendalikan arus barang yang masuk melalui peraturan sistem pesanan/pengadaan
(schedule inventory dan perpetual inventory), penyimpanan dan pengeluaran untuk
memastikan persediaan efektif dan efisiensi atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan, kerusakan, kedaluarsa dan kehilangan serta pengembalian
pesanan sediaan farmasi (Wirawan, 2015).
 Pencatatan, Pelaporan dan Pengarsipan
Pencatatan, pelaporan, pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan penatalaksanaan
obat secara tertib, yang diterima, disimpan, didistribusikan. Adapun tujuan dari
pencatatan, pelaporan, pengarsipan yaitu bukti pengelolaan telah dilakukan, sumber
data untuk pembuatan laporan, sumber data untuk melakukan pengaturan dan
pengendalian
 Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dilakukan secara periodik bertujuan untuk
memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan obat, mengendalikan dan
menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan obat agar tetap menjaga kualitas
maupun pemerataan pelayanan, dan memberikan penilaian terhadap tercapainya
kinerja pengelolaan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen obat adalah sebuah rangkaian kegiatan dengan pemanfaatan sumber
daya yang tersedia seperti tenaga serta dana sarana untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dalam berbagai unit kerja. Pengendalian biaya dan peningkatan efisiensi
sangat ditekankan dalam manajemen pengendalian obat (Devnani et al., 2012).
Tujuan Pengelolaan Obat yaitu Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang
mencukupi, Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat,
Terjaminnya khasiat, keamanan dan mutu obat yang beredar serta penggunaannya yang
rasional, Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat dan
Kemandirian di bidang obat
B. Saran
Diharapkan makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan terutama untuk
penyusun dan semoga bisa membantu dalam proses pembelajaran manajemen
keperawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/22998/f.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y.
https://id.scribd.com/doc/291520504/Role-Play-Sentralisasi-Obat-Skenario.
https://id.scribd.com/doc/297736761/Pengelolaan-Obat.
diakses 1 januari 2022.

11

Anda mungkin juga menyukai