Anda di halaman 1dari 5

Nama : Angelina Wahyuni S. T.

(02)
Kelas : XI MIPA 3

Budidaya Pembenihan Ikan Konsumsi

A. PERENCANAAN USAHA PEMBENIHAN KONSUMSI (KD 1)

1. Ide dan Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi


Ikan konsumsi sangat laris di pasaran dan dijadikan lauk pendamping karena rasanya
yang sedap, juga kaya akan protein dan gizi yang akan sangat bermanfaat bagi tubuh. Oleh
sebab itu, masyarakat dapat memanfaatkan keadaan tersebut dengan melakukan kegiatan
budidaya ikan, yang saat ini merupakan salah satu usaha ekonomi yang produktif.

Adapun segmen usaha budidaya ikan berdasarkan proses produksinya, dibagi menjadi 3
(tiga) kelompok, yaitu usaha pembenihan, pendederan, dan pembesaran ikan. Komoditas
usaha yang dipilih dalam kegiatan budidaya ikan konsumsi ini sangat bergantung pada
permintaan pasar, teknis operasional, serta implementasinya.

Di pasaran, permintaan akan ikan konsumsi, khususnya ikan lele semakin meningkat
dan menjadikan peluang usaha semakin besar atau sangat terbuka bagi para pelaku usaha
pembesaran ikan konsumsi. Para petani pembenihan ikan lele dapat semakin memanfaatkan
keadaan tersebut untuk mengembangkan dan memanfaatkan usaha pemasaran produknya.

Untuk satu siklus usaha pembenihan dengan jangka waktu antara 40-45 hari dapat
menghasilkan benih ikan lele 30.000-50.000 ekor dengan ukuran yang sangat bervariasi,
mulai dari benih yang berukuran kecil, sedang, sampai berukuran besar. Dalam satu siklus
tersebut, sebagian besar ditawarkan atau dijual dengan ukuran 5-6 cm.

2. Sumber Daya yang Dibutuhkan dalam Pembenihan Ikan Konsumsi


Sumber daya yang dibutuhkan dalam usaha pembenihan ikan konsumsi adalah :
1. Man (manusia)
Manusia adalah faktor sumber daya yang berasal dari manusia itu sendiri dan merupakan
pelaku utama yang melaksanakan proses atau menjalankan suatu kegiatan usaha untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Tanpa manusia, kegiatan usaha tidak dapat berjalan
karena tidak ada yang melakukan proses kerja.

1
2. Money (uang)
Uang merupakan faktor penting untuk membiayai semua kebutuhan yang digunakan
dalam suatu kegiatan usaha, mulai dari biaya untuk pembelian alat dan bahan baku,
perawatan mesin produksi, serta biaya untuk menggaji karyawan.
3. Materials (bahan-bahan)
Materials adalah bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi sebuah usaha
(mencakup bahan mentah, bahan setengah jadi, dan bahan jadi). Bahan baku ini
berhubungan dengan sumber daya alam (SDA) pada wilayah tertentu. Semakin kaya
suatu wilayah akan sumber daya alam, maka semakin mudah suatu pelaku usaha
mendapatkan bahan baku untuk usahanya.
4. Machines (mesin atau peralatan)
Untuk pelaksanaan suatu proses usaha, mesin sangat diperlukan atau dibutuhkan karena
mesin mempermudah pelaksanaan kegiatan usaha sehingga menciptakan efisiensi kerja
dan mendapat keuntungan yang lebih besar. Seiring dengan perkembangan zaman dan
teknologi, mesin semakin berinovasi sehingga lebih menghemat biaya dan tenaga.
5. Method (cara kerja)
Method adalah cara kerja untuk tercapainya tujuan dalam sebuah proses produksi.
Dengan adanya metode produksi, seseorang dibimbing untuk menghasilkan suatu
produk yang baik melalui tahapan-tahapan yang jelas dan terperinci.
6. Market (pasar)
Pasar adalah sasaran atau target produk yang dihasilkan. Produk harus dipasarkan
dengan baik dan dapat bersaing dengan perusahaan pesaing dari segi kualitas, harga,
pengemasan, dan lain-lain.
7. Information (informasi)
Perusahaan harus mengetahui informasi yang sedang beredar di sekitarnya agar dapat
berkembang. Informasi mengenai pasar produk usaha bisa didapat dari seorang
profesional, internet, buku, majalah, koran, dan berbagai media lainnya.

2
3. Perencanaan Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi
Perencanaan usaha pada umumnya memuat pokok-pokok pikiran sebagai berikut :
a. Nama perusahaan
Nama perusahaan yang dipilih harus dipertimbangkan dengan baik karena pemberian nama
akan beriorientasi ke depan, tidak hanya di masa sekarang saja.
b. Lokasi
Lokasi terbagi atas lokasi perusahaan, lokasi pertokoan, dan lokasi pabrik atau industri.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi yaitu :
 Backward linkage (pertalian ke belakang), yaitu bagaimana sumber daya yang akan
digunakan. Hal ini mencakup bahan baku, tenaga kerja, suasana, dan kondisi
masyarakat setempat.
 Forward linkage (pertalian ke depan), yaitu daerah pemasaran hasil produksi. Hal ini
mencakup apakah ada konsumen yang cukup untuk menyerap hasil produksi.
c. Komoditi yang digunakan
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan komoditi :
 Membanjirnya permintaan masyarakat terhadap hasil usaha, baik barang maupun jasa.
 Teridentifikasinya kebutuhan tersembunyi masyarakat akan barang atau jasa tertentu.
 Berkurangnya saingan dalam bidang usaha yang kita kerjakan.
 Kemampuan untuk bersaing dengan perusahaan lain dalam bidang usaha yang sama.
d. Konsumen yang dituju
Prospek konsumen ini didasarkan atas bentuk dan jenis usahanya. Usaha yang berbentuk
industri memiliki jangkauan konsumen yang lebih jauh daripada usaha bentuk pertokoan.

e. Pasar tujuan
Suatu perusahaan harus dapat melakukan penguasaan pasar dalam arti menyebarluaskan
produk yang merupakan faktor penentu pengembangan usaha. Dalam hal ini, perusahaan
harus menyesuaikan kualitas dan harga barang dengan selera serta daya beli konsumen.

f. Partner yang diajak kerjasama


Partnership sendiri adalah suatu asosiasi antara dua orang atau lebih untuk mengatasi
kelemahan yang tidak bisa diatasi sendiri serta menjalankan usaha yang mencari
keuntungan. Namun, ada juga persekutuan yang tidak bertujuan untuk mencari laba.

3
g. Personil yang dipercaya untuk menjalankan perusahaan
Personil yang dipilih untuk menjalankan perusahaan harus jujur dan dapat dipercaya.
h. Jumlah modal yang diharapkan dan yang tersedia
Jika modal (uang dan lainnya) yang dimiliki pengusaha sangat minim, maka dapat
dilakukan kerja sama dengan partner, yang masing-masing menyetorkan modalnya. Semua
sumber dan kemampuan pengumpulan modal ini harus ditulis dalam laporan.
i. Peralatan perusahaan yang perlu disediakan
Peralatan yang perlu disediakan adalah sesuai dengan kepentingan usaha. Peralatan yang
tidak begitu diperlukan sebaiknya tidak dibeli terlebih dahulu agar lebih menghemat modal.
Dalam pemilihan peralatan, ekonomis dan prestise perlu dipertimbangkan.
j. Penyebaran promosi
Promosi atau pemasaran perlu dilakukan dan dapat dimulai dengan merencanakan bentuk
promosinya, media promosi, serta keunggulan apa dari produk yang perlu dicantumkan.

4. Kebutuhan Pasar Terhadap Benih Ikan Konsumsi


Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Walaupun pemanfaatan
sumber daya perikanan di Indonesia belum optimal, produksi budidaya perikanannya terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan dipengaruhi oleh kenaikan penduduk. Pada
tahun 2001, tingkat konsumsi ikan per tahunnya oleh penduduk Indonesia adalah sebesar
9,96 kg/kapita. Pada tahun 2005 menjadi 17,01 kg/kapita. Berdasarkan data dari
Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013), tingkat konsumsi ikan pada tahun 2010 -
2012 mengalami kenaikan hingga 5,44 %. Pada tahun 2010, tingkat konsumsi ikan
mencapai 30,48 kg/kapita per tahun, pada tahun 2011 sebanyak 32,25 kg/kapita per tahun,
dan pada tahun 2012, tingkat konsumsi ikan mencapai 33,89 kg/kapita per tahun.

Dari data di atas, dapat terlihat bahwa tingkat konsumsi ikan di Indonesia semakin lama
semakin meningkat. Kebutuhan akan benih ikan terus meningkat, sehingga usaha
pembenihan akan terus berkembang pesat. Adapun salah satu usaha pembenihan ikan yang
berkembang di Indonesia adalah ikan lele. Lele sangat digemari di masyarakat karena
rasanya yang enak dan kaya akan omega-3. Adapun salah satu sentra usaha pembenihan
ikan lele di Indonesia yaitu Kab. Boyolali dengan produksi lebih dari 175.000 benih/hari.
Namun, produksinya dapat mencapai lebih dari 300.000 benih/hari (karena kebutuhan)
yang membuat peluang usaha pembenihan semakin besar.

4
Kepulauan Riau, terutama pulau Batam memiliki potensi untuk menjadi sentra industri
perikanan. Karena merupakan kepulauan, garis pantainya lebih banyak dan lebih dari 95%
dari wilayah Kepulauan Riau adalah perairan laut yang memungkinkan nelayan, terutama
nelayan Batam untuk mendapatkan lebih banyak ikan konsumsi yang dapat dibudidayakan.
Potensi pulau-pulau kecil Batam juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai jenis ikan laut
(tongkol, tenggiri, dan lain-lain). Tidak hanya itu, di Batam juga terdapat beberapa danau
yang kaya akan berbagai jenis ikan air tawar. Oleh karena itu, ikan-ikan segar dengan
mudah didapatkan di wilayah Batam, yang meningkatkan minat masyarakat Batam untuk
mengonsumsi ikan.

Pangsa pasar ikan konsumsi air tawar di Batam sangat terbuka lebar. Salah satu
buktinya, lele sangat diminati oleh masyarakat Batam. Kebutuhan konsumsi masyarakat
Batam mencapai 240-298,5 ton ikan lele per bulannya. Namun, sayangnya di Batam
mengalami kekurangan pasokan ikan lele. Pembudidaya ikan lele di Batam hanya mampu
menghasilkan sekitar 90-131 ton ikan lele dan harus mengimpor dari negara lain, yaitu
Malaysia. Tidak hanya lele, ikan bawal juga sangat diincar oleh masyarakat Batam.
Kebutuhan per bulan untuk bawal bintang setidaknya 600 kg–2 ton (bahkan bisa mencapai
3 ton) dan kakap putih sebanyak 500 kg–1 ton, tidak jauh berbeda dibanding kebutuhan
ikan kerapu yaitu 500 kg–1 ton. Hal ini membuktikan bahwa permintaan masyarakat Batam
akan ikan-ikan konsumsi yang segar sangat tinggi, sehingga membuat para pengusaha (baik
yang menjual ikan-ikan konsumsi maupun yang memiliki warung makan dengan menu
ikan) juga membutuhkan lebih banyak benih ikan. Hal ini bisa dijadikan peluang untuk
melakukan budidaya ikan konsumsi dengan usaha pembenihan ikan tersebut. Di Batam
sudah ada tambak budidaya ikan air tawar seluas 21 hektar. Beberapa jenis ikan tawar yang
dibudidayakan di sana adalah ikan mas, lele, gurame, bawal, dan nila.

Anda mungkin juga menyukai