Anda di halaman 1dari 5
PEMANTAUAN PASIEN KARANTINA DAN ISOLAS! MANDIRI COVID-19 ‘OLEH PUSKESMAS jo Dokumen | No Revisi SOP ‘ranggal Terbit |: __Halaman 115 DINAS KESEHATAN dr. H. Harizal F. Harahap KABUPATEN IP. 196912172002121005 MAJALENGKA 1. Pengertian 1. Karantina adalah upaya memisahkan seseorang yang terpapar COVID-19 (baik dari riwayat kontak atau riwayat bepergian ke wilayah yang telah terjadi transmisi komunitas) meskipun belum menunjukkan gejala apapun sedang dalam masa inkubasi yang bertujuan untuk mengurangi penularan. 2. Karantina dilakukan sejak seseorang diidentifikasi sebagai kontak erat atau memenuhi kriteria kasus suspek yang tidak memerlukan perawatan Rumah Sakit, idealnya dalam waktu tidak lebih dari 24 jam sejak seseorang diidentifikasi sebagai Kontak erat dan dalam waktu tidak lebih dari 48 jam ‘sejak kasus indeks terkonfirmasi 3. Isolasi adalah upaya memisahkan seseorang yang sakit yang membutuhkan perawatan COVID-19 atau seseorang terkonfirmasi COVID-19, dari orang yang sehat yang bertujuan untuk mengurangi risiko penularan. 4, Kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat Kontak dengan kasus probabel atau dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 dan memenuhi salah satu kriteria berikut: a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus konfirmasi dalam radius 1 meter selama 15 menit atau lebih; b. Sentuhan fisik langsung dengan pasien kasus konfirmasi (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dll); c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus konfirmasi | tanpa menggunakan APD yang sesuai standar, ATAU d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat. Untuk menemukan kontak erat: e. Periode kontak pada kasus probabel atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik) dihitung sejak 2 hari sebelum gejala timbul sampai 14 hari setelah gejala timbul (atau hingga kasus melakukan isolasi). f. Periode kontak pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimtomatik) dihitung sejak 2 hari sebelum pengambilan swab dengan hasil positif ‘sampai 14 hari setelahnya (atau hingga kasus melakukan isolasi). 5. Kasus suspek adalah orang yang memenuhi salah satu kriteria berikut. a. Orang yang memenuhi salah satu kriteria klinis 1) Demam akut dan batuk; atau 2) Minimal 3 gejala berikut: demam, batuk, lemas, sakit kepala, nyeri tot, nyeri tenggorokan, pilek/hidung tersumbat, sesak napas, anoreksia/mual/muntah, diare, atau penurunan kesadaran; atau 3) Pasien dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) berat dengan riwayat demam/demam (> 38°C) dan batuk yang terjadi dalam 10 hari terakhir, serta membutuhkan perawatan rumah sakit; atau 4) Anosmia (kehilangan penciuman) akut tanpa penyebab lain yang teridentifikasi; atau 5) Ageusia (kehilangan pengecapan) akut tanpa penyebab lain yang teridentifikasi. b. Seseorang yang memilikiriwayat Kontak dengan _kasus probable/konfirmasi COVID-19/kluster COVID-19 dan memenuhi kriteria klinis pada hurut a. c. Seseorang dengan hasil pemeriksaan Rapid Diagnostic Test Antigen (RDT-Ag) positif sesuai dengan penggunaan RDT-Ag pada kriteria wilayah B, dan tidak memiliki gejala serta bukan merupakan kontak erat (Penggunaan RDT-Ag mengikuti ketentuan yang berlaku). 6. Yang dimaksud dengan Kasus Terkonfirmasi adalah orang yang memenuhi salah satu kriteria berik a. Seseorang dengan pemeriksaan laboratorium NAAT positif. b. Memenuhi kriteria kasus suspek atau kontak erat dan hasil pemeriksaan RDT-Ag positif di wilayah sesuai penggunaan RDT-Ag pada kriteria wilayah B. 7. Karantina dan isolasi mandir, dapat dilakukan di rumah masing-masing jika syarat klinis DAN syarat rumah sebagai berikut dapat dipenuhi Syarat klinis: a. Tidak memiliki komorbid; dan b. Tanpa gejala. c. Bergejala ringan, yaitu Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia. Gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek, mialgia, sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang penciuman (anosmia) atau hitang pengecapan (ageusia). Syarat rumah: a. Dapat tinggal di kamar terpisah; dan b. Ada kamar mandi di dalam rumah. 8. Jika semua orang yang tinggal serumah merupakan kontak erat atau terkonfirmasi COVID-19 dari kasus terkonfirmasi COVID-19 maka kontak erat dapat melakukan karantina dan isolasi mandiri di rumah selama memenuhi | syarat klinis dan syarat rumah. 9. Durasi pemantauan selama 10 hari dari hari pertama sejak dinyatakan positif bagi pasien yang tidak bergejala dan atau 10 hari ditambah 3 hari dari hilang gejala bagi pasien dengan gejala ringan. 10. Tim Gerak Cepat Puskesmas adalah tim yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari penyebaran COVID-19 melalui upaya memutus rantai penularan, tindakan pencegahan, tindakan pengendalian _serta penatalaksanaan penderita di wilayah kerja Puskesmas. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pemantauan pasien karantina dan isolasi mandiri oleh Puskesmas. 3. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik — Indonesia. Nomor HK.01.07/MENKES/4641/2021 tentang Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina dan Isolasi dalam Rangka Percepatan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). 4. Prosedur 7. Puskesmas melakukan pencatatan semua laporan kasus terduga COVID-19 di wilayahnya dari semua sumber informasi (kunjungan/pelaporan masyarakat, Rumah Sakitatau laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka); 2. Puskesmas melakukan pendataan identitas nama lengkap, usia, alamat lengkap, alamat kerja, nomor telepon, nomor telepon keluarga, penyakit penyerta (komorbid), dan sebagainya sesuai dengan formulir pelacakan | kontak erat; 3. Puskesmas melakukan klasifikasi kasus berdasarkan kriteria kontak erat, kasus suspek atau kasus terkonfirmasi; 4. Pasien kriteria kontak erat dilakukan pemeriksaan entry test dengan Rapid Diagnostic Test Antigen (RDT-Ag) di hari pertama karantina. Bila hasil positif pasien karantina langsung melaksanakan isolasi_mandiri_sebagai_kasus Oa 10. " 12. 13. 14. 15, terkonfirmasi. Bila hasil negatif pa: mandiri selama_5 hari dan hari ke 5 dilakukan pemeriksaanexit tesidengan pemeriksaangRT-PCR. Pasien karantina melanjutkan karantina mandiri sampai hasil PCR keluar. Bila hasil PCR positif pasien karantina mandiri lanjut isolasi mandiri sampai 10 hari kedepan sebagai kasus terkonfirmasi COVID 19. Apabila hasil PCR negatif karantina mandir selesai; Jka exit test tidak dilakukan maka karantina harus dilakukan selama 14 hari. Pasien kasus konfirmasi COVID-19 gejala ringan atau tanpa gejala melakukan isolasi mandiri di rumah atau ditempat yang sudah disediakan oleh gugus tugas setempat untuk isoman dan harus mengisi lembar kesediaan isolasi mandiri; ‘TGC Puskesmas melakukan pemantauan terhadap kasus konfirmasi COVID- 19 tanpa gejala yang menjalani isolasi mandiri selama 10 (sepuluh) hari sejak dinyatakan positif COVID-19 atau_selama 10 hari sejak muncul gejala ditambah dengan sekurang-kurangnya 3 hari bebas gejala demam dan gangguan pernafasan bagi pasien isoman yang bergejala ringan; ‘TGC Puskesmas melakukan pemantauan melalui telepon/WA secara berkala (harian); Pemantauan dilakukan dalam bentuk pemantauan suhu tubuh, saturasi oksigen, gejata/keluhan dan obat/vitamin yang harus dikonsumsi; Pasien melakukan pengukuran suhu tubuh dan saturasi oksigen dengan ‘oximeter secara mandiri sebanyak 2 kali sehari; Bila pasien isolasi_mandiri__- mengalami —perburukan —_gejala atautimbulgejalasesaknafassegera hubungi TGC Puskesmas; Bila pasien Isoman mengalami perburukan TGC Puskesmas harus merujuk pasien Isoman ke Rumah Sakit. Pasien diberikan panduan yang harus diketahui dan dilaksanakan selama ‘menjalani isolasi mandir Melakukan komunikasi risiko baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat, Setelah 10 (sepuluh) hari bagi pasien isoman tanpa gejala atau 10 hari sejak muncul gejala ditambah dengan sekurang-kurangnya 3 hari bebas gejala bagi pasien isoman gejala ringan, masa pemantauan oleh Puskesmas dinyatakan selesai sehingga Puskesmas dapat memberikan surat keterangan selesai pemantauan isolasi mandiri en karantina melanjutkan karantina 6. UnitTerkait | 1. Puskesmas 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka 7._Rekaman Historis Perubahan No Yang diubah {si Perubahan ‘Tanggal mulai diberiakukan 1.

Anda mungkin juga menyukai