Glossitis
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Madya
Oleh :
RIMA FARADILA
22004101013
Pembimbing :
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas jurnal reading yang berjudul: “Glossitis”
dengan lancar.
Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis,
masih banyak kekurangtepatan dalam penulisan jurnal reading ini. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang
membutuhkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover..............................................................................................................................i
Kata Pengantar .............................................................................................................ii
Daftar Isi .....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan fisiologi lidah................................................................................3
2.2 Definisi...............................................................................................................9
2.3 Etiologi...............................................................................................................9
2.4 Faktor risiko.....................................................................................................10
2.5 Macam-macam.................................................................................................10
2.6 Tanda dan gejala..............................................................................................13
2.7 Diagnosis.........................................................................................................13
2.8 Diagnosis Banding.......................................................................................... 13
2.9 Tatalaksana ......................................................................................................14
2.10 Komplikasi.....................................................................................................14
2.11 Prognosa.........................................................................................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 27
3.2 Saran................................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Lidah ini, juga dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap
(taste buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar
dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam
dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut
papilla.2
4
Lidah diperdarahi oleh a. lingualis, ramus tonsilaris, a. facialis dan a.
pharingea ascenden. Vena-venanya bermuara ke dalam vena jugularis interna.
Tiap bagian lidah mempunyai sistem limfatik yang memiliki aliran berbeda-beda.
Ujung lidah akan mengalirkan cairan limfenya ke nodi lympoidei submentale. Sisa
dua pertiga anterior lidah lainnya mengalirkan cairan limfenya ke nodi lympoidei
submandibulares dan servicales profundi kedua sisi. Limfe dari sepertiga anterior
lidah kaan mengalir ke nodi lymphoidei cervicales profundi kedua sisi.3
Membrane mukosa bagian atas lidah dapat dibagi menjadi bagian anterior
dan posterior oleh sulcus berbentuk V, yaitu sulcus terminalis. Sulcus membagi
lidah menjadi dua pertiga bagian anterior atau pars oralis dan sepertiga bagian
posterior atau atau pars faringealis. Apeks dari sulcus menonjol ke belakang dan
ditandai oleh lubang kecil yang disebut foramen cecum. Foramen cecum
merupakan sisa embriologis dan menandakan tempat dari ujung atas ductus
thyroglossus.3
Pada permukaan atas dua per tiga bagian anterior lidah memiliki
permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga
jenis papila yaitu:
a. papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;
b. papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V
di belakang lidah;
c. papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.
Membrane di bagian posterior lidah tidak memiliki papila, tetapi
permukaanya berbenjol-benjol tidak teratur yang disebabkan oleh adanya nodi
lymphoidei dibawahnya , yaitu tonsil linguae. Membrane mukosa dibawah lidah
berstruktur licin dan melipat darilidah ke dasar mulut. Di garis tengah anterior,
permukaan bawah lidah berhubungan dengan dasar mulut melalui lipatan
membrane mukosa yang disebut frenulum linguae. Pada sisi lateral frenulum
terdapat v. lingualis profundus yang dapat dilihat melalui membrane mukosa.
Lateral terhadap v. lingualis terdapat lipatan membrane mukosa yang disebut
plica fimbriata.3
Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila
folliata pada hewan pengerat. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada
5
di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel
pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk
menopang.4
Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor
untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga
disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap.
Kuncup tersebut berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan terletak
dipermukaan epitelium pada permukaan atas lidah. Kadang juga dijumpai pada
langit-langit rongga mulut, faring dan laring, walaupun sedikit sekali. Kuncup-
kuncup pengecap ini ada yang tersebar dan ada pula yang berkelompok dalam
tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papilla.4
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan
sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang
memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan,
mencapai kuncup pengecap4
Melalui lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap
dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Letak
masing-masing rasa berbeda-beda yaitu :4
a. Rasa Asin = Lidah Bagian Depan
b. Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
c. Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping
d. Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang
6
Gambar 2. Bagian-bagian lidah
7
Tipis, jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi
(kekurangan ) darah yang berhubungan dengan hati semakin pucat semakin parah
gangguan hati, sirkulasi darah tidak normal menandakan gangguan ginjal dan
limpa.
d. Membasahi makanan di dalam mulut
Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah dapat membantu dalam
melumasi dan membasahi
e. Mengecap atau merasakan makanan
f. Membolak-balik makanan
g. Menelan makanan3
Menelan makanan merupakan suatu proses. Setelah makanan masuk
kedalam mulut, biasanya makanan tersebut dikunyah oleh gigi-geligi dan
dicampur dengan saliva. Makanan bergerak bolak-balik diantara gigi rahang atas
dan rahang bawah sebagai akibat gerakan lidah dan fungsi m. buccinators.
Makanan yang sudah dikunyah dan bercampur ini membentuk bolus pada dorsum
linguae dan didorong ke atas dan belakang pada permukaan bawah pallatum
molle. Gerakan ini terjadi apabila m.styloglossus berkontraksi, menarik radiks
linguae ke atas dan belakang. Selanjutnya kontraksi m. palatoglossus mendorong
bolus ke belakang, ke dalam orofaring. Proses menelan selanjutnya merupakan
gerakan involunter.
Saat nasofaring putus hubungannya dengan orofaring karena elevasi
palatum molle, penarikan dinding posterior faring ke depan oleh serabut-serabut
atas m. constrictor pharynges superior dan kontraksi m. palatopharyngeus. Bolus
turun ke bawah lewat diatas epiglottis, aditus laringus tertutup, dan akhirnya
mencapai pinggir bawah pharyng sebagai akibat kontraksi terus menerus dari m.
constrictor harynges superior, medius dan inferior. Makanan tergelincir melalui
alur kana dan kiri aditus larynges, yaitu melalu fossa piriformis. Akhirnya
serabut-serabut bagian bawah m. constrictor pharynges inferior relaksasi, dan
bolus masuk ke esophagus.
h. Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata
8
2.2. Definsisi Glositis
Glositis merupakan suatu kondisi peradangan yang terjadi pada lidah yang
ditandai dengan terjadinya deskuamasi papila lingualis sehingga menghasilkan
daerah kemerahan yang halus dan mengkilat. Glositis bisa terjadi akut atau
kronis.1 Penyakit ini dapat mencerminkan kondisi dari lidah itu sendiri atau
merupakan cerminan dari penyakit tubuh yang gejalanya muncul pada lidah.
Keadaan ini dapat menyerang pada semua tingkatan usia.
Gambar 3. Glositis
9
1. Infeksi (streptococcal, candidiasis, Tb, HSV, EBV)
2. Trauma (luka bakar)
3. Iritan primer (alkohol, tembakau, makanan pedas, permen berlebihan)
10
biasanya dimulai sebagai patch putih pada awal terjadinya penyakit, biasanya
hanya terdapat satu lesi, tapi ini jarang terjadi dan biasanya lesi dapat berada di
beberapa lokasi yang berbeda di lidah, dan kemudian seiring waktu, lesi-lesi
tersebut meluas dan menyatu untuk membentuk gambaran khas seperti peta. Lesi
biasanya berubah bentuk, ukuran dan berpindah ke bagian lidah lain. Kondisi ini
dapat mempengaruhi hanya sebagian dari lidah, dengan kecenderungan dimulai
pada ujung dan sisi lidah, yang akan berkembang ke seluruh permukaan lidah.
Glositis geografis seringkali tidak menimbulkan gejala, tetapi dalam beberapa
kasus, pasien dapat mengalami rasa sakit atau terbakar misalnya ketika makan
panas, asam, pedas atau lainnya jenis makanan (misalnya keju, tomat, buah).6
Beberapa penelitian melaporkan hubungan penyakit ini dengan
beberapa antigen pada leukosit manusia , seperti peningkatan insiden
dengan HLA-DR5 , HLA-DRW6 dan HLA-Cw6 dan penurunan insiden di HLA-
B51. Kekurangan vitamin B2 (ariboflavinosis) dapat menyebabkan beberapa
tanda-tanda di mulut, termasuk lidah geografis. Lidah pecah-pecah sering terjadi
bersamaan dengan lidah geografis dan beberapa menganggap lidah pecah-pecah
menjadi tahap akhir geografis lidah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
lidah geografis dikaitkan dengan diabetes , dermatitis seboroik dan atopi.6
Beberapa kasus jarang menimbulkan gejala, akan tetapi ketika gejala
muncul pemberian topikal anestesi dapat digunakan untuk mengurangi gejala.obat
lainnya digunakan untuk mengurangi gejala geographing tongue, seperti
kortikosteroid, anti histamin, dan anxiolitik, akan tetapi obat ini tidak digunakan
secara formal untuk mengobati gejala ini. Jika gejala ini dieksaserbasi oleh
makanan, maka dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan yang akan
mengeksaserbasi gejala tersebut.6
11
Gambar 4. Benign Migratory Glossitis
12
Gambar 5. Median Rhomboid Glossitis
d. Geometric Glossitis
Glossitis geometris, juga disebut geometris herpetic glossitis adalah istilah
yang digunakan untuk lesi kronis yang berhubungan dengan infeksi virus herpes
simpleks (HSV) tipe I, dimana ditemukan celah (fissure) yang bercabang di garis
tengah lidah. Lesi biasanya sangat menyakitkan, dan terdapat erosi di kedalaman
celah. Istilah geometric glossitis ini berasal dari pola geometris pada celah yang
membujur, menyeberang atau bercabang. Hubungan antara herpes simpleks dan
glossitis geometris ini dibantah oleh beberapa peneliti dan klinisi, karena belum
ada gold standard untuk diagnosis lesi herpes intraoral.8
2.6 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala dari glositis bervariasi oleh karena penyebab yang
bervariasi pula. Tanda dasar kelainan ini adalah perubahan warna lidah dan rasa
nyeri. Warna yang dihasilkan bervariasi dari gelap merah sampai dengan merah
terang. Kondisi ini menyebabkan kesulitan mengunyah, menelan atau berbicara.
Lidah yang mempunyai kelainan ini permukaannya akan terlihat halus. Terdapat
beberapa ulserasi yang terlihat pada glositis. Perawatan dari glositis tergantung
pada penyakit yang mendasari. Apabila glositis terjadi pada anemia pernisiosa
maka lidah akan tampak merah dan terasa panas.9
2.7. Diagnosis
Penegakan diagnosis dimulai dari anamnesis. Dari anamnesis, dapat
ditemukan keluhan nyeri lidah, gambaran lidah halus, mengkilap karena
hilangnya papila lingualis, warna lidah berubah menjadi lebih merah
dibandingkan dengan lidah normal, pembengkakan lidah, sult untuk mengunyah,
menelan dan berbicara dan rasa terbakar.10
Pada pemeriksaan fisik, dilihat nodul atau papilla lidah yang menghilang.
Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan tambahan seperti biopsi, kikisan
KOH, CBC, tes serologi untuk sifilis, tes untuk defisiensi vitamin B12, tes
glukosa postprandial, profil kimia darah, kultur lesi dan smear bila terdapat
indikasi.10
2.8 Diagnosis Banding
1. Oral candidiasis
13
Penyebabnya adalah jamur yang disebut Candida albican. Gejalanya lidah
akan tertutup lapisan putih yang dapat dikerok
2. Geographic tounge
Lidah seperti peta, berpulau-pulau. Bagian pulau itu bewarna merah dan
lebih licin
3. Fissured tounge
Lidah akan terlihat pecah-pecah
14
2.11. Prognosa
Dalam beberapa kasus, glositis bisa menyebabkan lidah bengkak yang
dapat menghambat jalan nafas. Namun dengan penanganan yang tepat dan
adekuat, gangguan pada lidah ini dapat teratasi dan dicegah kekambuhannya
15
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Glositis merupakan suatu kondisi peradangan yang terjadi pada lidah yang
ditandai dengan terjadinya deskuamasi papila lingualis sehingga menghasilkan daerah
kemerahan yang halus dan mengkilat. Penyakit ini dapat mencerminkan kondisi dari
lidah itu sendiri atau merupakan cerminan dari penyakit tubuh yang gejalanya muncul
pada lidah.
Glositis terdiri dari berbagai jenis yang mekanisme dan penyebabnya dapat
berbeda-beda. Macam-macam glositis antara lain, Glositis Atrofi, Benign Migratory
Glossitis, Median Rhomboid Glositis dan Geometric Glossitis. Macam-macam
glositis ini mempunyai gambaran yang khas yang membedakan satu dengan yang
lainnya.
Glositis dapat terjadi secara primer yaitu terjadi tanpa adanya penyakit yang
mendasarinya, atau terjadi secara sekunder sebagai tanda atau gejala penyakit.
Penyebab glositis bermacam-macam, baik lokal dan sistemik. Penyebab sistemik
antara lain: malnutrisi, anemia (kekurangan Fe), penyakit kulit (lichenplanus,
erythema multiforme, syphilis, lesi apthous), HIV, obat lanzoprazole, amoxicillin,
metronidazole. Penyebab lokal glositis antara lain: infeksi (streptococcal,
candidiasis, Tb, HSV, EBV), trauma (luka bakar) atau iritan primer (alkohol,
tembakau, makanan pedas, permen berlebihan).
Tanda dan gejala dari glositis bervariasi oleh karena penyebab yang bervariasi
pula. Tanda dasar kelainan ini adalah perubahan warna lidah dan rasa nyeri. Warna
yang dihasilkan bervariasi dari gelap merah sampai dengan merah terang. Kondisi ini
menyebabkan kesulitan mengunyah, menelan atau berbicara. Lidah yang mempunyai
kelainan ini permukaannya akan terlihat halus.
Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi peradangan. Untuk kasus
ringan, aplikasi topis (seperti berkumur prednisone yang tidak ditelan) dapat
disarankan untuk menghindari efek samping dari kortikosteroid yang ditelan atau
27
disuntik. Antibiotik, obat anti jamur, atau anti mikroba lainnya mungkin diberikan
jika penyebab glositis adalah infeksi.
3.2 Saran
Penulis diharapkan selalu ingin menambah wawasan dan pengetahuan dengan
lebih banyak mencari referensi terkait dengan penyakit glositis. Diharapkan bagi para
praktisi dapat menggunakan jurnal ini sebagai salah satu penambah wawasan untuk
penunjang pelayanan praktik.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Brian VR, Derby R, Bunt WC. Common tongue conditions in primary care.
Am Fam Physician. 2010 mar 1;81(5):627-34. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20187599.
29
Oral Surg 30: 390-95, 1970. Available from:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/0030422070903208.
10. Scully, Crispian. 2008. Oral and Maxillofacial Medicine: The Basis of
Diagnosis and Treatment. Edinburgh: Churchill Livingstone
30