Anda di halaman 1dari 35

TRY OUT 4 SKS MASTER UKAI 2021

No. Soal Jawaban


1 Nn. K menebus resep yang diberikan dokter ke Siprofloksasin dan antasida jika diminum bersamaan akan terjadi
instalasi farmasi rumah sakit, Nn. K didiagnosis interaksi di fase absorbsi. Antibiotik golongan quinolon dan
menderita infeksi saluran kemih bagian atas. Obat antasida akan berikatan kemudian membentuk khelat, yang dapat
yang diresepkan adalah siprofloksasin 500 mg dua menyebabkan penurunan bioavailabilitas quinolon. Pengatasannya
kali sehari, parasetamol 500 mg 3x sehari. Pasien adalah menjeda minum kedua obat. Quinolon dapat diminum dua
tersebut juga diresepkan antasida karena ia jam sebelum antasida, atau diminum 4-6 jam setelah meminum
memiliki riwayat sakit maag. Saat memberikan antasida
obat, apoteker memberikan konseling agar (Stockley Drug Interaction)
memberikan jeda jika meminum siprofloksasin
dengan antasida. Apakah alasan apoteker
memberikan saran tersebut?
a. Terjadi interaksi di fase absorbsi,
siprofloksasin dan antasida membentuk khelat
sehingga dapat menurunkan bioavailabilitas
dari antasida
b. Terjadi interaksi di fase absorbsi,
siprofloksasin dan antasida membentuk
khelat sehingga dapat menurunkan
bioavailabilitas dari siprofloksasin
c. Terjadi interaksi di fase absorbsi,
siprofloksasin dan antasida membentuk khelat
sehingga dapat meningkatkan efek samping
dari siprofloksasin
d. Terjadi interaksi di fase absorbsi,
siprofloksasin dan antasida membentuk khelat
sehingga dapat meningkatkan bioavailabilitas
dari antasida
e. Terjadi interaksi di fase absorbsi, siprofloksasin
dan antasida membentuk khelat sehingga dapat
meningkatkan bioavailabilitas dari
siprofloksasin

2 Seorang pasien bayi berumur 10 bulan mengalami Menurut Buku Saku Lintas Diare, obat zink untuk terapi diare anak
keluhan buang air besar terus menerus, konsistensi diberikan 10 mg, 1x sehari untuk balita di bawah enam bulan, dan
feses cair, tidak berdarah dan tidak berlendir, mata 20 mg 1x sehari untuk balita di atas enam bulan. Terapi zink ini
cekung, cubitan kulit perut atau turgor kembali dilakukan selama 10 hari berturut-turut, walaupun diare sudah
melambat, rewel dan gelisah. Dokter mendiagnosis berhenti. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan daya tahan
pasien tersebut terkena diare noninfeksius dengan
dehidrasi ringan. Terapi awal yang diberikan tubuh terhadap kemungkinan terjadinya diare berulang pada 2-3
kepada pasien adalah pemberian oralit untuk bulan ke depan.
mengganti cairan tubuh dan elektrolit yang hilang Departemen Kesehatan RI, 2011, Buku Saku Petugas Kesehatan
sehingga dehidrasi dapat teratasi. Kemudian Lintas Diare, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
rencana terapi berikutnya adalah pemberian obat
zink kepada pasien. Bagaimanakan rencana terapi
pemberian obat zink pada pasien?
a. Pemberian tablet zink 10 mg 1x sehari
selama 20 hari
b. Pemberian tablet zink 10 mg 1x sehari
selama 10 hari
c. Pemberian tablet zink 20 mg 1x sehari
selama 10 hari
d. Pemberian tablet zink 10 mg 2x sehari
selama 20 hari
e. Pemberian tablet zink 20 mg 2x sehari
selama 20 hari

3 Bagian pengawasan mutu suatu industri Menurut Farmakope Edisi V tahun 2014, terdapat tiga tahap uji
melakukan uji kontrol kualitas pada tablet disolusi, uji dilanjutkan hingga tahap ketiga apabila hasil uji tidak
Metformin Hidroklorida 500 mg. Salah satunya memenuhi tahap pertama (S1) atau tahap kedua (S2). Pada uji tahap
adalah uji disolusi. Uji disolusi dilakukan dengan pertama (S1), sampel tablet yang dipakai sebanyak enam t tablet
media disolusi dapar fosfat pH 6,8 sebanyak 1000 dengan kriteria penerimaan hasil uji adalah, nilai Q tiap unit sediaan
mL, menggunakan alat disolusi tipe dayung dengan tidak kurang dari Q+5%, atau dengan kata lain nilai Q enam sampel
kecepatan 50 rpm , selama 30 menit, dan dianalisis tablet harus lebih dari sama dengan Q+5%.
menggunakan metode HPLC. Sampel tablet yang Hasil uji menunjukkan bahwa sampel tablet 3, tablet 5, dan tablet 6,
digunakan untuk tahap awal adalah 6 tablet. Hasil memiliki nilai Q< 80+5% (85%) sehingga Tablet Metformin
uji disolusi enam sampel tersebut adalah sebagai Hidroklorida 500 mg tidak memenuhi persyaratan uji disolusi tahap
berikut: pertama karena nilai Q dari tiga di antara enam unit sampel kurang
Sample Nilai Q dari 85%.
Tablet 1 85,50% (Kementerian Kesehatan RI, 2014, Farmakope Indonesia Edisi V,
Tablet 2 87,75% Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta)
Tablet 3 83,76%
Tablet 4 89,87%
Tablet 5 80,85%
Tablet 6 81,00%
Diketahui bahwa nilai Q dari metformin HCL
adalah 80%. Kesimpulan yang dapat diambil dari uji
disolusi tersebut adalah ...
a. Memenuhi syarat karena rata-rata keenam
sampel memenuhi Q > 80%
b. Memenuhi syarat karena keenam sampel
memenuhi syarat Q > 80%
c. Tidak memenuhi syarat karena terdapat
tiga sampel yang tidak memenuhi Q>85%
d. Tidak memenuhi syarat karena rata-rata
keenam sampel tidak memenuhi Q>85%
e. Tidak memenuhi syarat karena terdapat tiga
sampel yang tidak memenuhi syarat Q<85%

4 Apoteker Divisi QC suatu industri farmasi Menurut Farmakope Indonesia edisi V tahun 2014, awalnya uji
melakukan uji kontrol kualitas pada tablet waktu hancur dilakukan menggunakan enam sampel tablet dan
ibuprofen 400 mg. Salah satu uji yang dilakukan menggunakan disintegration tester. Kriteria penerimaan hasil uji
adalah uji waktu hancur tablet. Sampel yang adalah, enam tablet harus hancur sempurna dalam waktu kurang
digunakan untuk uji waktu hancur tersebut adalah dari batas waktu hancurnya, jika terdapat satu atau dua tablet yang
enam tablet. Diketahui waktu hancur dari tablet tidak hancur, maka pengujian diulang menggunakan 12 tablet
ibuprofen tersebut adalah 15 menit. Hasil uji lainnya, kriteria penerimaannya adalah tidak kurang 16 tablet dari
disajikan dalam tabel berikut: 18 tablet yang diuji harus hancur semua.
Sampel Tablet Hancur Pada kasus ini terdapat tiga tablet yang tidak hancur dalam waktu
< 15 menit kurang dari 15 menit (batas waktu hancur tablet ibuprofen), maka
Tablet 1 Hancur harus dilakukan tahap pengujian kedua, yaitu pengujian waktu
Tablet 2 Hancur hancur dengan 12 tablet lainnya.
Tablet 3 Tidak Hancur (Kementerian Kesehatan RI, 2014, Farmakope Indonesia Edisi V,
Tablet 4 Hancur Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta)
Tablet 5 Hancur
Tablet 6 Tidak hancur
Dari hasil tersebut, apa yang harus dilakukan oleh
apoteker tersebut?
a. Meloloskan tablet ibuprofen 400 mg karena
telah memenuhi syarat uji waktu hancur
b. Mengulang pengujian waktu hancur dengan 6
tablet ibuprofen lainnya karena belum
memenuhi persyaratan uji waktu hancur
c. Mengulang pengujian waktu hancur
dengan 12 tablet ibuprofen 400 mg lainnya
karena belum memenuhi persyaratan uji
waktu hancur
d. Mengulang pengujian uji waktu hancur
dengan 18 tablet ibuprofen 400 mg lainnya
karena belum memenuhi persyaratan uji
waktu hancur
e. Reject tablet ibuprofen 400 mg karena tidak
memenuhi persyaratan uji waktu hancur

5 Seorang apoteker bagian analytical development Menurut Farmakope Edisi V tahun 2014, terdapat empat kategori
sedang melakukan validasi metode analisis untuk metode analisis. Kategori 1 adalah metode analisis untuk
penetapan kadar asiklovir pada salep asiklovir penetapan kadar komponen utama atau zat aktif yang ada pada
dengan metode HPLC. Parameter-parameter apa sediaan obat jadi. Dalam validasi metode analisis kategori 1,
sajakah yang dibutuhkan apoteker tersebut untuk parameter yang diuji adalah akurasi, presisi, spesifisitas, linearitas,
melakukan validasi metode analisis penetapan dan rentang
kadar asiklovir pada salep asiklovir? Pada soal ini, validasi metode analisis dilakukan untuk penetapan
a. Akurasi, presisi, spesifisitas, LOD, LOQ, kadar asiklovir. Asiklovir merupakan bahan aktif yang ada pada
linearitas, dan rentang salep asiklovir sehingga penetapan kadar asiklovir masuk ke dalam
b. Akurasi, presisi, spesifisitas, LOD, LOQ, kategori 1. Maka, parameter yang harus diuji untuk validasi metode
linearitas, rentang analisis penetapan kadar asiklovir adalah akurasi, presisi,
c. Akurasi, presisi, spesifisitas, LOQ, linearitas, spesifisitas, linearitas, dan rentang
dan rentang (Kementerian Kesehatan RI, 2014, Farmakope Indonesia Edisi V,
d. Akurasi, presisi, spesifisitas, LOD, linearitas, Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta)
dan rentang
e. Akurasi, presisi, spesifisitas, LOD, LOQ, dan
linearitas

6 Suatu Industri farmasi sedang melakukan Dua produk obat dapat dikatakan ekivalensi farmasetik jika
pengembangan tablet amoksisilin trihidrat 500 mg keduanya mengandung zat aktif yang sama dalam jumlah yang
dengan merk X. Agar dapat menjamin efikasi, sama dan bentuk sedian yang sama.
keamanan dan mutu obat serta menjamin obat (Per.Ka.BPOM RI tentang Pedoman Uji Bioekivalensi)
tersebut bioekivalen dengan produk inovatornya,
maka dilakukan uji bioekivalensi antara tablet
amoksisilin trihidrat 500 mg dengan merk X
dengan produk inovator. Agar kedua obat tersebut
dapat dikatakan memunyai ekivalesi farmasetik,
maka produk obat inovator manakah yang dipilih?
a. Tablet amoksisilin trihidrat 250 mg dengan
merk Y
b. Tablet amoksisislin-klavulanat 500 mg
dengan merk A
c. Tablet amoksisilin trihidrat 500 mg dengan
merk Y
d. .Tablet amoksisilin-klavulanat 250 mg dengan
merk A
e. Sirup kering amoksisilin trihidrat dengan
merk C

7 Industri Farmasi B memiliki produk unggulan Kondisi operasional merupakan kondisi saat fasilitas dalam keadaan
berupa obat tetes mata kombinasi tetrahidrozolin menyala sesuai modus operasional yang sudah ditentukan dan
dan bezalkonium klorida yang digunakan untuk sejumlah personel tertentu yang sedang bekerja. Kondisi saat
mengatasi iritasi mata. Pembuatan obat tetes mata produksi berlangsung merupakan kondisi operasional. Saat kondisi
tersebut haruslah dilakukan di area bersih, dengan operasional jumlah maksimum partikulat ≥5µm yang diperboleh
jumlah personel tertentu, dan dilakukan secara untuk ruangan kelas B adalah 2.900
aseptis. Untuk pengisian sediaan obat dilakukan di
ruangan kelas A berlatar ruangan kelas B. Ketika (Badan POM RI, 2018, Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik,
produksi sedang berlangsung. Berapa jumlah Badan POM RI: Jakarta.)
maksimum partikulat udara berukuran ≥5µm yang
diperboleh untuk ruangan kelas B?
a. 20
b. 29
c. 2.900
d. 3.520
e. 352.000

8 Tuan X yang berumur 35 tahun datang ke apotek Posisi yang tepat untuk mengadministrasikan tetes mata bagi orang
untuk membeli tetes telinga karena pasien merasa dewasa adalah Kepala dimiringkan ke samping atau berbaring
ada kotoran di telinganya sehingga mengganggu dengan posisi telinga ke atas, kemudian tarik daun telinga ke atas
pendengarannya. Apoteker yang bertugas di apotek hingga lubang telinga terbuka lebar dan teteskan obat tetes telinga
tersebut memberikan tetes telinga yang sesuai dosis yang dianjurkan
mengandung natrium dokusat kemudian pasien
menanyakan cara memakai tetes telinga karena BPOM RI, 2017, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan
baru pertama kali memakai tetes telinga dan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Apoteker menjelaskan cara menggunakan tetes
telinga tersebut. bagaimana posisi kepala dan daun
telinga yang dapat direkomendasikan apoteker agar
pemberian obat tetes telinga optimal?
a. Kepala dimiringkan ke samping atau
berbaring dengan posisi telinga ke atas,
kemudian tarik daun telinga ke bawah
hingga lubang telinga terbuka lebar dan
teteskan obat tetes telinga sesuai dosis yang
dianjurkan
b. Kepala dimiringkan ke samping atau
berbaring dengan posisi telinga ke atas,
kemudian tarik daun telinga ke atas
hingga lubang telinga terbuka lebar dan
teteskan obat tetes telinga sesuai dosis
yang dianjurkan
c. Kepala dimiringkan ke samping atau
berbaring dengan posisi telinga ke atas,
kemudian tarik daun telinga ke dalam
hingga lubang telinga terbuka lebar dan
teteskan obat tetes telinga sesuai dosis yang
dianjurkan
d. Kepala dalam keadaan tegak kemudian
tarik daun telinga ke bawah hingga lubang
telinga terbuka lebar dan teteskan obat tetes
telingan sesuai dosis yang dianjurkan
e. Kepala dalam keadaan tegak kemudian
tarik daun telinga ke atas hingga lubang
telinga terbuka lebar dan teteskan obat tetes
telinga sesuai dosis

9 Seorang apoteker di apotek X sedang memisahkan Obat-obat yang termasuk dalam obat-obat tertentu adalah:
faktur-faktur pembelian obat prekursor, narkotika, Tramadol, Triheksifenidil, Klorpromazin, Amitriptilin, Haloperidol,
psikotropika, dan obat-obat tertentu. Terdapat dan dektstrometorfan tunggal.
faktur pembelian obat ergometrin, amitriptilin, (Peraturan Badan POM Nomor 28 Tahun 2018 Tentang Pedoman
triheksifenidil, diazepam, klorpromazin, codein, Pengelolaan Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan, Bab
dan metampiron. Dari obat-obat tersebut, manakah II Pasal 2)
yang digolongkan sebagai obat-obat tertentu?
a. Amitriptilin, ergometrin, dan triheksifenidil
b. Diazepam, klorpromazin, dan amitriptilin
c. Metampiron, codein, dan diazepam
d. Klorpromazin, amitriptilin, ergometrin
e. Triheksifenidil, klorpromazin, dan
amitriptilin

10 Suatu apotek melakukan pengadaan obat asam Harga Beli (+PPN) = 250.000 x (10% x 250.000) = 275.000
mefenamat sebanyak 5 boks, 1 boks terdiri atas 100 Harga Jual
biji asam mefenamat. Bila total harga dari PBF 275.000 + 0,25 x 275.000 = 343.750 🡪 5 boks = 500 biji
untuk 5 boks asam mefenamat tersebut adalah 343.750 = 500 biji
Rp250.000,00 belum termasuk PPN, berapakah 343.750/500 = 687,5/biji
harga jual 10 tablet asam mefenamat jika margin Harga jual 10 biji = 6.875
yang ditetapkan sebanyak 25%?
a. Rp5.000,-
b. Rp6.250,-
c. Rp3.125,-
d. Rp6.750,,-
e. Rp6.875,-

11 Seorang Ibu yang masih menyusui bayinya Ibu dengan TB tetap dapat menyusui, kecuali pada Ibu terdiagnosis
menderita infeksi TBC. Apakah sang Ibu masih TB MDR. Menyusui bayi tetap dilakukan oleh karena risiko
tetap dapat menyusui bayinya ? penularan M tuberculosis melalui ASI dapat diabaikan dan OAT
a. Ibu masih tetap dapat menyusui bayinya yang dikonsumsi Ibu diekskresikan melalui ASI dalam jumlah kecil
b. Ibu tidak boleh menyusui bayinya dan tidak terbukti dapat menginduksi resistensi obat.
c. Ibu masih tetap dapat menyusui bayinya, Sumber: Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak,
kecuali ibu terdiagnosis TB MDR Kemenkes RI 2016
d. Ibu masih tetap dapat menyusui bayinya jika
tidak mengkonsumsi pirazinamid
e. Ibu masih tetap dapat menyusui bayinya jika
hanya mengkonsumsi isoniazid saja

12 Seorang pasien laki-laki usia 38 tahun menderita Mechanism of Action Tiagabine : blocks reuptake of gamma
epilepsi parsial selama 12 tahun. Pasien tersebut aminobutyric acid (GABA)
sudah tak efektif lagi menggunakan 3 obat epilepsi Sumber: Medscape
lini pertama sehingga dokter meresep- kan
Tiagabin. Bagaimanakah mekanisme kerja obat
tersebut ?
a. Ion natrium bloker
b. Ion kalsium bloker
c. Agonis reseptor GABA
d. menghambat re-uptake GABA
e. menghambat enzim GABA Transaminase

13 Seorang dokter di rumah sakit meresepkan epoetin Dosis pasien = 60 IU x 50 kg = 3000 IU


alfa untuk pasien (usia 35 tahun, BB 50 kg) anemia Sediaan epoetin alfa yang dibutuhkan = 3000 IU : 3000 IU/ml =
dengan riwayat gagal ginjal. Dosis yang diberikan, 1ml
yaitu 60 IU/kgBB. Sedian epoetin alfa yang
tersedia, yaitu 3000 IU/ml. Berapa ml kah sediaan
epoetin alfa yang dibutuhkan pasien ?
a. 0,50 ml
b. 0,75 ml
c. 1 ml
d. 1.25 ml
e. 1,50 ml

14 Bagian QC industri Farmasi melakukan pengujian a= intercept= 0,0015


kadar zat aktif tablet paracetamol menggunakan b= slope= 0,0322
spektrofotometri UV-Vis. Hasil serapan larutan uji absorbansi= 0,5432
adalah 0,5432. Nilai slope dan intercept dari hasil
persamaan regresi larutan uji standar 0,0322 dan y= a + bx
0,0015. Kadar sebelum pengenceran yang didapat 0,5432 = 0,0015 + 0,0322x
dari regresi dalam satuan microgram/mL. x= 16,83 mikrogram/ml x pengenceran
Pengenceran dilakukan sebanyak 200 kali. Berapa kadar paracetamol= 16,83 mikrogram/ml x 200 = 3366
mg Paracetamol dalam tiap ml larutan uji ? mikrogram/ml= 3,366 mg
a. 3,233
b. 3,366
c. 4,344
d. 4,244
e. 5,555

15 Bagian PPIC dari suatu industri farmasi Jumlah produksi tablet dalam sehari = 275000 tablet/jam x 8
merencanakan produksi tablet paracetamol jam/hari= 2200000 tablet
sebanyak 275000 tablet/jam. Proses produksi Jumlah tablet yang diproduksi 1 mesin cetak tablet dalam sehari =
direncanakan 8 jam/hari dengan menggunakan 2 1100000 tablet
mesin cetak tablet yang dapat digunakan. Berapa
jumlah tablet yang diproduksi oleh 1 mesin dalam
sehari ?
a. 1,1 juta tablet
b. 2,2 juta tablet
c. 4,4 juta tablet
d. 6,6 juta tablet
e. 8,8 juta tablet

16 Sebuah industri farmasi ingin membuat tablet hisap Carr’s index = compressibillity index
ekstrak kulit kayu manis. Dari hasil uji sediaan
didapatkan nilai index carr 28%. Menurut data compressibillity index (%) Flow Character
tersebut bagaimana sifat alir sediaan tersebut ? <= 10 excellent
a. Baik 11-15 good
b. Sangat Baik 16-20 fair
c. Cukup Baik 21-25 passable
d. Buruk 26-31 poor
e. Sangat Buruk 32-37 very poor
>38 very, very poor
Sumber: USP.org
17 Seorang apoteker di industri farmasi ingin Tablet = sediaan padat
melakukan pemusnahan produk tablet paracetamol Dimusnahkan dengan cara dilarutkan dalam air lalu dikubur dalam
yang tidak memenuhi uji mutu. Bagaimana cara tanah
Sumber: BPOM RI
pemusnahan produk tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku ?
a. Dihancurkan dengan proses limbah padat
b. Dibuang di tempat yang aman
c. Dibakar dengan insenerator
d. Dilarutkan dengan proses limbah cair
e. Dikubur dalam tanah

18 Industri farmasi sedang melakukan validasi 16.987 jam yang dibutuhkan dibagi dengan 1.683 jam waktu tiap
personil. Untuk memproduksi tablet antasida personil dalam setahun.
dibutuhkan waktu 16.987 jam dalam setahun. 16.987 : 1.683 = 10 personil
Waktu kerja seorang personil dalam 1 tahun adalah
1.683 jam. Berapakah jumlah personil yang
dibutuhkan dalam produksi tablet antasida?
a. 10 personil
b. 15 personil
c. 20 personil
d. 25 personil
e. 30 personil

19 Suatu industri farmasi sedang melakukan produksi Syarat penerimaan uji disolusi:
tablet parasetamol yang saat ini dalam tahap uji S1 (6 tablet): tiap unit sediaan tidak kurang dari Q+5%
disolusi. Diketahui nilai Q tablet parasetamol S2 (6 tablet): rata2 dari 12 unit (S1+S2) adalah sama atau besar dari
adalah 80%. Bagaimana syarat penerimaan dari uji Q. Tidak ada satu unit pun kurang dari Q-15%
disolusi tersebut? S3 (12 tablet): rata2 dari 24 unit (S1+S2+S3) adalah sama atau
a. Tidak satu pun kurang dari 65% besar dari Q. Tidak lebih dari dua unit kurang dari Q-15%. Tidak
b. Tidak satu pun kurang dari 80% ada satu pun kurang dari Q-25%
c. Tidak satu pun kurang dari 85% Sumber: Farmakope Indonesia Edisi V 2014
d. Tidak satu pun kurang dari 95%
e. Tidak satu pun kurang dari 100%

20 Seorang analis di lab QC ingin membuat larutan 200 ppm = 200 µg/mL; Larutan yang akan dibuat = 25 mL, maka:200
standar untuk analisa metformin 500 mg dengan µg x 25 /25mL = 5000µg/25mL = 5mg/25mL
KCKT. Apoteker penanggung jawab memeriksa
perhitungan penimbangan analis tersebut. Jika
standar metformin yang dibutuhkan adalah 200
ppm dalam 25 mL, berapa massa gram metformin
standar yang harus ditimbang?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

21 Dari hasil analisa senyawa standar dengan spektro Tanpa pengenceran, sehingga konsentrasi dapat langsung
UV/Vis didapatkan regresi linear dengan ditentukan dengan memasukkan absorbansi (y) ke dalam regresi
persamaan y=0.5x+2.4. Sebuah sampel dianalisa linear (y=mx+b).
dengan metode yang sama tanpa pengenceran dan Y = 0.5x + 2.4
absorbansi yang didapatkan adalah 3.57. Berapa 3.57 = 0.5x + 2.4
konsentrasi (ppm) senyawa tersebut? x = 2.34
A. 1,17
B. 2,34
C. 2,9
D. 3,57
E. 4,185

22 Industri farmasi akan melakukan penetapan kadar NH4OH untuk membasakan, kloroform untuk ekstraksi, setelah
papaverin HCl menggunakan spektrofotometri. terpisah senyawa yang akan dianalisa dilarutkan dalam HCl. Maka
Sampel dibasakan dengan NH4OH. Selanjutnya blanko nya juga HCl.
diekstraksi menggunakan kloroform. Kemudian,
hasilnya dilarutkan dalam HCl. Apa blanko yang
digunakan untuk spektrofotometri UV-Vis?
A. NH4 OH
B. Kloroform
C. HCl
D. Air
E. Standar papaverine

23 Di industri farmasi akan dilakukan analisis Resolusi = 2 x (delta tR) / (lebar 1 + lebar 2)
deksametason dengan KCKT berdasarkan
selektivitas.Terdapat 2 peak, diketahui peak ke satu Resolusi = 2 x (9,255-4,673) / (0,6+1,6)
ada pengotor dengan waktu retensi (t = 4,673 , w = Resolusi = 4,16
0,6 ) dan peak kedua deksametason (t = 9,255, w =
1,6). Berapa resolusi sampel tersebut?
A. 4,16
B. 4,77
C. 9,16
D. 12,66
E. 13,11
24 Diketahui A (1%, 1cm) adalah 31 dengan panjang A 1% 1cm = serapan pada konsentrasi baku 1% (10.000 ppm) dan
gelombang 225 nm. Absorbansi untuk larutan 1% tebal kuvet 1 cm
adalah? A = A (1%, 1cm) x b x c
a. 31 A (1%, 1cm) = daya serap jenis = 31
b. 3,1 b = tebal kuvet = 1 cm
c. 0,31 c = konsentrasi = 1%,
d. 0,031
e. 0,0031 maka A (Absorbansi) = 31

25 Pendapatan laba kotor sebelum dipotong pajak ROI = Keuntungan / modal


suatu apotek adalah 80 juta. Pajak yang harus Laba kotor = omzet - biaya operasional
dibayarkan 7,5 juta. Omset apotek tersebut adalah Keuntungan bersih = Laba kotor - pajak
150 juta, diketahui modal yang digunakan adalah Keuntungan bersih = 80 jt - 7.5 jt
30 juta. Hitung ROI apotek tersebut? ROI = (80-7.5)/30 = 2.4167
A. 2,417
B. 2,083
C. 1
D. 2,67
E. 0,25

26 Sebuah apotek di klinik cuci darah pada akhir tahun HPP = 100 % - (100% x (faktor harga jual - 1)/faktor harga jual)
dengan total penjualan 250.000.000. Rata-rata = 100 % - (100% x (1.25-1)/1.25)) = 80%
harga jual 1,25. Berapa presentase HPP?
a. 72
b. 75
c. 80
d. 100
e. 20

27 Pemakaian rata-rata obat X 2100 per tahun di ROP = (Lead Time x Pemakaian Rata-rata) + Safety Stock
apotek X. Lead time 2 hari. Hari kerja dianggap Safety Stock = (Lead Time x Pemakaian Rata--rata)
350 hari. Apotek ingin memakai metode safety
stock. Berapa reorder pointnya? ROP = (2 hari x 2100/350)+ (2hari x 2100/350)
A. 6
B. 12
C. 20
D. 24
E. 36

28 Seorang pasien laki-laki berumur 49 tahun membeli 4 dus @ 25 vial --> 100 vial.
injeksi ranitidin sebanyak 4 dus, satu dusberisi 25 1 dus = 1.5 juta; 4 dus --> 6juta
vial. Satu dus harganya 1,5 juta. Berapa harga 1 vial = 6juta/100 vial = 60ribu
penjualan injeksi ranitidin tersebut per vial bila keuntungan 10% = 10% x 60ribu = 6ribu
apotek mengambil keuntungan 10%? harga jual = 66ribu
A. 63.000
B. 64.000
C. 66.000
D. 65.000
E. 68.000

29 Sebuah apotek membeli kaptopril tablet dengan


HNA Rp. 28.654. Kemasan box 10 strip @ 10
tablet. Dijual dengan harga Rp. 390.72. Berapa
persen kenaikan harga yang diperoleh?
A. 26.66% Harga Jual Apotek = Harga jual + (%kenaikan x harga jual)
B. 36.35% 39072 = 28645 + (%kenaikan x 28645)
C. 45%
D. 50%
E. 73.33%

30 Diketahui HPP 164 juta, persediaan awal 124 juta,


persediaan akhir 142 juta. Berapakah turn
overnya/perputaran persediaan?
A. 1.2
Turn Over / Perputaran Persediaan (PP) = HPP / ((Persediaan awal +
B. 2.2
Persediaan akhir)/2) = 164 jt/((124+142)/2)) = 1.2
C. 3.2
D. 4.2
E. 5.2

31 Suatu industri farmasi memformulasikan kosmetik Fungsi dari:


sediaan gel dengan komposisi sebagai berikut: 1. TEA: sebagai bahan pengemulsi/pencampur/pengikat air dan
1. TEA minyak.
2. Carbopol 2. Carbopol: sebagai bahan gelling agent
3. PEG 400 3. PEG 400: umumnya digunakan sebagai emmolient dengan
4. Plum Extract konsentrasi 2-5%
5. Purified Water 4. Plum Extract: sebagai bahan aktif pada kosmetik
Dari komposisi formula tersebut, yang manakah 5. Purified Water: sebagai pelarut
yang berfungsi sebagai emmolient?
A. TEA Referensi:
B. Carbopol Handbook of Pharmaceutical Excipients
C. PEG 400
D. Plum extract
E. Purified Water

32 Seorang apoteker yang bekerja di bagian IPC Menambahkan pengikat dapat memperbaiki kerapuhan tablet yang
menemukan nilai kerapuhan dari suatu tablet buruk
buruk. Solusi apa yang dapat diberikan oleh
apoteker untuk memperbaiki kerapuhan dari tablet
tersebut?
A. Mengurangi bobot tablet
B. Memeriksa karakter bahan yang
dipergunakan dalam tablet
C. Menaikkan bobot tablet
D. Menambah jumlah pengikat tablet
E. Melakukan perbaikan proses tabletasi

33 Industri farmasi ingin memproduksi obat dengan Sifat dari bahan aktif: berbentuk serbuk halus, bentuk jarum, dan
bahan aktif pseudoephedrine HCl 60 mg/tablet, kompaktibilitasnya buruk.
dengan bobot tablet 150 mg. Diketahui
pseudoephedrine HCl berbentuk serbuk halus, Karena bahan aktif memiliki bentuk kristal dan kompaktibilitas
bentuk jarum, dan kompaktibilitasnya buruk. buruk, metode yang disarankan adalah granulasi basah.

Metode proses produksi tablet apakah yang sesuai? Referensi:


A. Granulasi basah Handbook of Pharmaceutical Wet Granulation.
B. Cetak langsung
C. Granulasi kering
D. Fast melt granulation
E. Foam melt granulation

34 Seorang Apoteker yang bekerja di bagian QC


melakukan uji kadar quercetin. Digunakan panjang
gelomban yang sesuai dengan bahan tersebut.
Kadar quercetin dihitung dengan metode
absorbansi, dan kadar dihitung dengan Multiple point calibration merupakan metode kuantitatif yang
menggunakan kurva baku yang telah tersedia. didasarkan pada perhitungan berdasarkan kurva baku yang terdiri
Metode kuantitatif apakah yang digunakan pada dari minimal 3 titik kurva atau lebih.
peristiwa tersebut?
A. Single calibration Referensi: Underwood, (2002) Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Ke-
B. Multiple point calibration 6
C. Adisi
D. 3 panjang gelombang
E. Derivatif
35 Seorang apoteker melakukan pengadaan obat
melalui PBF, dimana, apoteker tersebut memesan
obat sebanyak 40 box. 1 box berisi 3 strip (10
tablet/strip). Jika 150 tablet habis dalam waktu
sehari, maka obat tersebut akan habis di apotek
dalam waktu berapa hari?
(40 box)*3 strip*10 tablet)/150 tablet/hari = 8hari
A. 8
B. 4
C. 20
D. 30
E. 10

36 Persediaan awal: 120.000.000


Biaya operasional: 640.000.000
Persediaan akhir: 140.000.000 Rumus Turn Over Ratio (TOR):
= Penjualan bersih atau biaya operasional / ((total aset awal + akhir)
Berapa kali putaran biaya turn over ration? / 2)
A. 11 = 64 / ((12+14)/2)
B. 8 = 64 / 13
C. 4 = 4,92
D. 5 =~5
E. 10

37 Anda adalah seorang apoteker yang bekerja di


Puskesmas yang diminta untuk menunjang program
Metadon merupakan narkotika golongan 2 (selain itu: fentanyl,
terapi rumatan di Puskemas tersebut bagi pasien
morfin, petidin, oksikodon dsb). Sehingga penyimpanan metadon
yang mengalami kecanduan narkoba. Obat yang
sesuai dengan persyaratan penyimpanan obat narkotika.
digunakan dalam terapi rumatan tersebut adalah
metadon. Dimanakah tempat penyimpanan
Referensi:
metadon tersebut apabila Puskesmas anda
1. Permenkes No 2 Tahun 2017 (Perubahan Golongan Narkotika)
menunjang program terapi rumatan?
2. Permenkes No 57 Tahun 2013 (Program Terapi Rumatan
A. Lemari khusus prekursor
Metadon)
B. Lemari pendingin dengan suhu terkontrol
3. Peraturan BPOM No 4 Tahun 2018 (Pengawasan Pengelolaan
C. Lemari pendingin
Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
D. Lemari khusus psikotropika
di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian)
E. Lemari khusus narkotika

38 Apakah tujuan dari penambahan bahan beeswax Tujuan penambahan beeswax pada sediaan suppositoria adalah
pada oleum cacao dalam formulasi sebagai basis untuk meningkatkan titik lebur dari oleum cacao.
pada sediaan suppositoria?
A. Membantu meningkatkan titik beku Referensi: Handbook of Pharmaceutical Excipients
B. Membantu meningkatkan stabilitas sediaan
C. Meningkatkan titik lebur sediaan
D. Menurunkan tegangan permukaan sediaan
E. Meningkatkan kelarutan

39 Seorang apoteker menerima resep berisi aerosol Hal yang harus dipertimbangkan dalam pemberian KIE:
untuk penyakit asma untuk pasien berusia 38 tahun. 1. obat dengan index terapi sempit
Pasien mengaku baru pertama kali menggunakan 2. pasien dengan polifarmasi
obat tersebut. 3. Obat dengan penggunaan khusus
4. Pasien geriatri dan pediatri
KIE yang perlu ditekankan pada pasien tersebut
adalah?
A. Pasien termasuk golongan geriatri
B. Mencegah terjadinya drug related problem
(DRP)
C. Aerosol untuk mengatasi asma
merupakan bentuk sediaan yang
memiliki penanganan khusus
D. Aerosol merupakan obat dengan harga
yang mahal
E. Paasien memiliki asma yang merupakan
penyakit kronis

40 Sebuah industri farmasi akan mengembangkan Bioavailabilitas absolut:


formula baru untuk sediaan tablet ciprofloxacin F = ((AUC)PO / (AUC)IV) X ((dose)IV / (dose)PO)
200mg yang akan dipasarkan dalam bentuk obat F = (24/48) X (200/200)
generik dan bermerk. Dilakukan perbandingan F = 0,5 ~ 50%
terhadap parameter bioavailabilitas dari tablet
ciprofloxacin tersebut dengan sediaan patennya
yang merupakan injeksi IV dengan dosis yang
sama. Berapakah nilai F (BA Absolut dalam %)
dari sediaan bermerk tersebut?

IV Tablet Tablet
bermerk generik
AUC 48 24 20
C Max 1.5 0.6
(ug/mL)
Waktu 3.4 4.6
paruh
a. 200
b. 80
c. 50
d. 40
e. 100

41 Pasien perempuan (30 thn) dengan positif Infus Siprofloksasin 0,2% (b/v) 100 ml = 0,2/100 x 1 ml = 0,2 x 10-
Salmonella Thypii (Thipoid) menerima resep infus 2 g/ml = 2 mg/L
Siprofloksasin 0,2% setiap 12jam. Jika volume
cairan infus tersebut 100 ml/botol, berapakah
kandungan Siprofloksasin dalam setiap botol cairan
infus Ciproflokasasin?
A. 0.2 mg
B. 2 mg
C. 20 mg
D. 200 mg
E. 2000 mg

42 Pasien perempuan (68 thn) menderita sirosis hati Diketahui:Diketahui:


menerima infus albumin 20% (100 ml). Infus Jumlah cairan yg akan diberikan = 100ml
albumin diberikan selama 1(satu) jam. Berapakah Faktor tetesan = 20 tetes/ml
kecepatan tetesan infus albumin? Diketahui faktor Lama pemberian dalam jam : 1 jam
tetesan infus set 20 tetes/ml. Rumus kecepatan tetesan infus:
a. 33 tetes/menit
b. 20 tetes/ menit Rumus kecepatan tetesan infus: jumlah cairan yg akan diberikan
c. 60 tetes/ menit ml x faktor tetesan
d. 43 tetes/ menit lama pemberian dalam jam x 60 menit
e. 24 tetes/ menit
kecepatan tetesan infus =100 ml x 20 tetes/ml
1 x 60 menit
=33,33 tetes/menit

43 Pasien laki-laki (73thn) menderita kanker paru 1,65 x dosis ciplastin = 1,65 x 100 =165 mg
stage IV menderima regimen kemoterapi
gemcitabine 1000 mg/m2 Intra Vena dan cisplatin
100 mg/m2 Intra Vena. Jika diketahui luas
permukaan tubuh pasien tersebut 1,65 m2,
berapakah dosis cisplatin yang diberikan
A. 165 mg
B. 1.65 mg
C. 1650 mg
D. 1.00 mg
E. 100mg

44 Bagian pengawasan mutu suatu pabrik farmasi Disintegran/penghancur: untuk membuat zat aktif terlepas dari tablet
menemukan banyak tablet yang menyimpang Pengisi: untuk meningkatkan volume
dalam jumlah kandungan bahan aktifnya dari yang Pengikat: untuk menyatukan berbagai bahan dalam tablet
dipersyaratkan. Dari bagian produksi diketahui Lubrikan: untuk mengurangi gesekan yang terjadi antara permukaan
bahwa saat proses pengempaan tablet, granul tablet dengan dinding die Anti adheren: untuk mencegah
mengalir tidak lancar pada alat kempa. Eksipien menempelnya massa tablet pada punch dan dinding cetakan Glidan:
apakah yang diperlukan untuk mengatasi masalah untik memperbaiki sifat alir granul
ini?
A. Pengisi
B. Pengikat
C. Desintegran
D. Glidan
E. Antiadherent

45 Seorang Ny. 27 thn, menderita kandidiasis vaginal ovula nystatin baik digunakan pada malam hari saat akan tidur, agar
membawa resep yang isinya ovula nystatin. Obat obat dapat diserap sempurna dan tidak keluar saat beraktivitas.
tersebut diresepkan untuk penggunaan satu kali
sehari selama 7 hari. Kapan penggunaan yang tepat
dari obat tersebut untuk mencapai efek yang
optimal?
A. Saat bangun tidur pagi
B. Saat akan tidur malam
C. Setelah buang air kecil
D. Setelah buang air besar
E. Saat sedang beraktivitas

46 Seorang laki-laki datang ke apotek memerlukan V1.N1 = V2.N2


alkohol untuk penggunaan antiseptik dan 100mL.70% = V2.96% V2 = 72,92 mL
desinfektan. Ternyata alkohol 70%nya habis. Air yang ditambahkan = 100 mL – 72,92 mL = 27,08 mL
Apoteker akan membuat sediaan alkohol 70% dari
alkohol absolut sebanyak 100 mL. Berapa mL air
yang harus ditambahkan untuk membuat sediaan
tersebut?
A. 27.08 mL
B. 30.0 mL
C. 48.08 mL
D. 50.0 mL
E. 70.0 mL
47 Industri farmasi ingin membuat obat mee too dari
obat kategori kategori BCS Kelas 3. Apa yang
menjadi titik kritis dalam formulasi obat BCS kelas BCS kelas 3 memiliki kelarutan tinggi dan permeabilitas rendah,
3? untuk mengatasinya dapat ditambahkan permeabilty enhancer pada
A. Absorbsi formulasi. Reddy and Karunakar. 2011. Biopharmaceutics
B. Distribusi Classification System : A Regulatory Approach. Available on
C. Eliminasi http://www.dissolutiontech.com/DTresour/201103Articles/DT2011
D. Disolusi 03_A05.pdf
E. Kelarutan

48 Perusahaan farmasi ingin membuat sediaan


suspensi ibuprofen. Salah satu eksipien yang
ditambahkan ke dalam formulanya adalah xanthan
gum, selain bahan-bahan lainnya.Apakah fungsi
Rowe, R. et al 2009. Handbook of Pharmaceutical excipient dan
penambahan xanthan gum?
.Garcia-Ochoa, F., Santos, V.E,. Casas, J.A., and Gomez E., 2000,
A. Suspending agent
Xantan Gum: Production, Recovery, and Properties, Biothecnology
B. Floculating agent
Advance
C. Thickening agent
D. Chelating agent
E. Buffering agent

49 Diketahui suatu obat baru untuk penyakit ebola


memiliki karakteristik permeabilitas yang tinggi
namun kelarutan yang rendah sehingga untuk
pengembanganya diperlukan modifikasi seperti ko-
kristal atau dengna ko-solven
Obat baru tersebut tergolong dalam
biopharmaceutics classification System: FDA
a. Class 1
b. Class 2
c. Class 3
d. Class 4
e. Class 5

50 Untuk menjamin sterilitas produk steril yang dibuat Pada media fill test semua proses berlangsung sama dengan proses
secara aseptis, industri farmasi melakukan suatu produksi. Hanya pengisian sediaan diganti dengan media
validasi proses aseptis sebelum pembuatan sediaan mikrobiologi
steril yang sesungguhnya. Validasi proses aseptis PIC/S. 2011. Validation of Aseptic Processes PI 007-6.
atau yang biasa disebut dengan media fill dilakukan Pharmaceutical Inspection Convention Pharmaceutical Inspection
sebagai simulasi pembuatan sediaan steril untuk Co-Operation Scheme.
mengetahui apakah proses produksi aseptis yang
dilakukan berulang dapat menghasilkan produk
yang steril.Zat apakah yang digunakan dalam
media fill tersebut?
A. Kalium bikarbonat
b. Tryptone Soya Broth
c. Natrium klorida
d. Dekstrosa
e. Yeast

51 Sirup A dengan harga beli 27.500 belum termasuk


pajak 10%. Apotek menginginkan margin 20%.
Berapa harga jual?
A. 29.700 Harga Jual Apotek = Harga jual + (%kenaikan x harga jual)
B. 30.250 Harga setelah pajak (10 % x 27500)+ 27500 = 30250
C. 33.000 HJA = 30250 + (20% x 30250) = 36300
D. 36.300
E. 37.500

52 Harga beli obat X harga Rp20.000,00/tablet (sudah


termasuk PPN). Mark up yg diinginkan 25%. Biaya
embalase dan pelayanan Rp7.500,00 Jika pasien
ingin menebus 10 obat X, berapa biaya yang harus
dibayarkan? Harga 10 tablet = 20ribu x 10 tablet = 200ribu
A. 200.000 keuntungan yang diinginkan 25%, maka (25% x 200ribu) + 200ribu
B. 207.500 = 250ribu, ditambah dengan jasa 7500
C. 250.000
D. 257.500
E. 259.375

53 Seorang Apoteker membandingkan pengobatan


yang akan diberikan kepada pasien. Obat yang
dibandingkan adalah Captopril dan Lisinopril.
Setelah dianalisa, didapatkan bahwa manfaat yang Cost Minimization Analysis --> menentukan biaya program terendah
akan diperoleh sama, namun biaya yang dengan asumsi manfaat yang diperoleh sama.
dikeluarkan jika menggunakan Lisinopril lebih
murah untuk pengobatan selama 1 minggu. Details source: www.ikatanapotekerindonesia.net/news/pharma-
Analisis farmakoekonomi manakah yang update/aplikasi-farmakoekonomi
digunakan oleh apoteker tersebut?
A. Cost minimization analysis
B. Cost benefit analysis
C. Cost effective analysis
D. Cost utility analysis
E. Analisa VEN

54 Surat pesanan apa yang harus dibuat oleh Apoteker


jika akan memesan sediaan dengan zat aktif Obat obat tertentu (OOT): Tramadol, Trheksifenidil, Klorpromazin,
Tramadol? Amitriptilin, Haloperidol, Dekstrometorfan*
A. SP obat keras Perka BPOM No 28 Tahun 2018
B. SP narkotika *Untuk obat - obat tertentu, dekstrometorfan resmi dicantumkan
C. SP Psikotoropika dalam peraturan terbaru, namun tidak wajib untuk diberikan sesuai
D. SP Prekursor resep atau salinan resep pada pelayanan kefarmasian (pasal 6).
E. SP Obat-obat tertentu

55 Suatu obat golongan dopamin, yang bersifat


esensial dan fast moving. Bagaimana pengadaan
yang baik, dilakukan dengan metode apa?
A. Cost minimization analysis
Vital: Life Saving, Kesehatan Pokok, Esensial: Bekerja pada
B. Cost benefit analysis
sumber penyakit, Non essensial: obat penunjang.
C. Cost effective analysis
D. Cost utility analysis
E. Analisa VEN

56 Analisis farmakoekonomi yang digunakan untuk


membandingkan metformin dan glibenklamid
adalah?
A. Cost minimization analysis Metode CEA cocok untuk membandingkan outcome (hasil terapi)
B. Cost benefit analysis yang berbeda, biaya yang berbeda, tapi akan digunakan untuk
C. Cost effective analysis indikasi yang sama.
D. Cost utility analysis
E. Analisa VEN

57 Sebuah puskesmas ingin melakukan perencanaan


pengadaan dengan melihat prevalensi penyakit
Tuberkulosis di Puskesmas tersebut. Dalam
pengadaam OAT di puskesmas ini, metode
pengadaan apa yang digunakan? Epidemiologi didasarkan pada data jumlah kasus yang terjadi di
A. Konsumtif suatu wilayah untuk menghitung jumlah kebutuhan obat.
B. Epidemiologi
C. Campuran
D. Analisa pareto
E. Analisa VEN
58 Setiap obat yang beredar di masyaratkat harus
melalui Registrasi Obat ke BPOM. Jika suatu
industri farmasi akan melakukan perubahan
produsen zat aktif dengan spesifikasi sama.
Karena obat sudah pernah diproduksi hanya ada perubahan -->
Registrasi apa yang harus dilakukan?
registrasi variasi.
A. Registrasi baru
Variasi minor karena tidak berpengaruh pada aspek khasiat,
B. Registrasi ulang
keamanan, dan atau mutu obat.
C. Registrasi mayor
D. Registrasi variasi minor
E. Registrasi obat copy

59 Seorang Apoteker ingin mendirikan Apotek baru.


Kemanakah permohonan SIA ditujukan?
A. Komite farmasi nasional
Kepmenkes RI No 1332 Th 2002, permohonan SIA ditujukan kepada
B. Ikatan Apoteker Indonesia
Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota.
C. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
D. Dirjen Binfar Kementerian Kesehatan
E. Badan POM

60 Sebelum mengurus SIPA, seorang apoteker yang


baru lulus kompetensi harus mengurus STRA yang
akan diterbitkan oleh?
A. Komite farmasi nasional STRA: Setelah dapat ijazah dan serkom (lulus UKAI), persyaratan
B. Ikatan Apoteker Indonesia dikirimkan ke KFN.
C. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
D. Dirjen Binfar Kementerian Kesehatan
E. Badan POM

61 Seorang pria berumur 60 tahun, berat badan 50 Kg.


Pasien memiliki ganggunan ginjal stage III. Saat ini
mengkonsumsi amlodipin 10 mg karena gangguan
ginjal yang dimiliki mengalami hipertensi. Maka
Perhitungan klirens kreatinin metode cockroft-gault
berapa klirens kreatinin pasien jika saat ini serum
Pria:(140-umur (tahun)x BB(kg))/(72x SrCr (Mg/dl))
kreatinin pasien adalah 3 mg/ dl.
((140-60)x 50(kg))/(72x 3(Mg/dl))=4000/216=18,51
A. 18.5 mL/menit
Wanita= 0,85 x Crcl pria
B. 22.5 mL/ menit
C. 24.5 mL/ menit
D. 26 mL/ menit
E. 28.5 mL/ menit
62 Suatu industri farmasi membeli sebuah mesin baru
untuk menggantikan mesin lama yang sudah tidak
berfungsi dengan baik. Mesin sudah terpasang pada
salah satu ruang area produksi. Beberapa
kualifikasi telah dilakukan terhadap mesin tersebut.
Selanjutnya bagian pemastian mutu akan Badan POM RI. 2012. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
memeriksa mesin tersebut dapat berfungsi dengan Makanan Republik Indonesia No HK.03.1.33.12.8195 Tahun 2012
baik.Kualifikasi apakah yang dimaksud? tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik.
A. Kualifikasi desain Jakarta: BPOM RI.
B. Kualifikasi instalasi
C. Kualifikasi operasional
D. Kualifikasi kinerja
E. Kualifikasi protokol

63 Suatu industri farmasi sedang memproduksi suatu


sediaan semisolid, sediaan tersebut merupakan
produk yang sedang di validasi proses konkuren.
Ketika proses mixing dari sediaan tersebut selesai,
secara tidak sengaja salah satu personil menyentuh
tombol pembuangan sehingga sekitar 1 kg sedian
tersebut terbuang ke pipa pembuangan yang
terhubung dengan chamber mixer. Hal ini
mempengaruhi yield dari hasil mixing.
Hal apakah yang perlu dilakukan ketika Hal pertama adalah membuat laporan deviasi dahulu lalu ditindak
menghadapi masalah tersebut? lanjuti dengan CAPA. WHO. 2013. Deviation Handling and Quality
A. Membuat laporan deviasi atas kejadian Risk Management.
tersebut
B. Membuat lembar usulan perubahan (LUP) untuk
menangani masalah tersebut
C. Menyatakan bahwa validasi proses konkuren
terhadap sediaan tersebut tidak berhasil
D. Membuat CAPA terhadap masalah tersebut
E. Membuat change control untuk mengendalikan
masalah tersebut

64 Suatu industri farmasi ingin memproduksi sediaan


injeksi kering ceftriaxone, diketahui bahwa
ceftriaxone tidak stabil dengan pemanasan.
Dimanakah dapat dilakukan proses produksi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) tahun 2018
sediaan tersebut?
A. Ruang kelas A dengan latar belakan B
B. Ruang kelas A dengan latar belakang C
C. Ruang kelas B dengan latar belakang kelas C
D. Ruang kelas B dengan latar belakang kelas D
E. Ruang kelas C dengan latar belakang kelas D

65 Suatu industri melakukan uji disolusi terhadap


kapsul obat copy.dari hasil disolusi didapatkan
presentasi sebesar 79, 81, 83, 86, 89, 91. Menurut
USP nilai tidak kurang dari 80% (Q). Bagaimana
kesimpulan dari uji tersebut?
A. Tidak memenuhi syarat karena terdapat 1
yang dibawah 80 B
B. Tidak memenuhi syarat karena terdaoat Kriteria Penerimaan :Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%
3 yang dibawah 85
C. Tidak memenuhi syarat karena terdapat 4
yang dibawah 90
D. Tidak memenuhi syarat karena hanya 1
yang diatas 90
E. Tidak memenuhi syarat karena Q+15%
tidak terpenuhi
66
Disuatu industri farmasi selalu diberlakukan
adanya pelatihan karyawan. Tujuan pelatihan
adalah menciptakan karyawan memiliki
pengetahuan mengenai CPOB dengan baik dimana
CPOB menunjang terhadap hasil produk yang
bermutu, aman, dan berkhasiat.
BPOM. 2018. Cara Pembuatan Obat Yang Baik. BPOM. Jakarta
Departemen apakah yang bertanggung jawab
memberikan pelatihan kepada karyawan?
A. Produksi
B. QA
C. QC
D. RnD
E. Plant manager

67 Iter2x "det: obat sudah diambil


R/ Amlodipine 5 mg No XX nedet: obat belum diambil
1dd1 tab orig: resep original
det orig resep dapat diulang 2x + resep asli sehingga total yang dapat
diperoleh 60 tablet" dan sudah diambil 20
"
Ikatan Apoteker Indonesia. Informasi Spesialite Obat Indonesia.
Berapa total obat yang masih bisa diperoleh pasien Volume 45 – 2010 s/d 2011. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan; 2010.
A. Tidak ada
B. 10
C. 20
D. 40
E. 60

68 Industri farmasi akan membuat gel placenta ekstrak


bovine. Diketahui ekstrak placenta bovine hanya Harus digunakan buffer pada kondisi asam supaya bahan aktif tidak
aktif pada pH asam. terdegradasi:
TEA: buffer basa. HPMC: Basis Gel
Apakah bahan yang harus ditambahkan supaya zat Asam sitrat: buffer PH Asam
tersebut stabil? Asam benzoat: preservatif
A. Disodium hydrogen phosphate disodium hydrogen phosphat: buffer ph netral"
B. Asam benzoate
C. TEA Raymond, Paul J., dan Marian., 2009. Handbook of Pharmaceutical
D. Asam sitrat Excipients Sixth Edition. London : Royal Pharmaceutical Society of
E. HPMC Great Britain.

69 Wanita usia 64 tahun mendapat obat X 0,14 mg


secara intravena dan gejalanya dapat terkontrol.
Pada saat pulang, dokter meresepkan obat X secara
per oral. Bioavailabilitas obat X secara per oral 0,7.
Berapakah mg obat X per oral yang diberikan?
A. 0.1 Mg per oral= 0,14/0,7 =0,2 mg
B. 0.2
C. 0.3
D. 0.4
E. 0.5

70 Seorang apoteker bekerja di industri akan membuat Ibuprofen tahan panas dan lembab, jika diberi tekanan ada bagian
tablet ibuprofen. Diketahui sifat zat ibuprofen tahan tablet yang rapuh, maka harus dibuat dengan metode GRANULASI
panas dan lembab, jika diberikan tekanan maka ada BASAH, karena metode granulasi basah cocok untuk digunakan
bagian tablet yang akan rapuh. pada bahan tambahan atau zat aktif yang tahan terhadap panas dan
Maka metode apa yang digunakan? kelembaban.
A. Spray dry granul (Siregar – Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, Hal 198). 1)
B. Metode slugging Granulasi Kering (slugging)
C. Metode kempa langsung • Bahan aktif dan bahan pengisi harus memiliki sifat kohesif
D. Granulasi kering • Higroskopisitas tinggi
E. Granulasi basah • Sifat alir buruk
• Cocok terhadap bahan yang tidak tahan panas
2) Granulasi Basah (wet granulation)
• Kompresibilitas tinggi
• Higroskopisitas rendah
• Cocok terhadap bahan yang tahan panas
3) Kempa Langsung
• Kompresibilitas tinggi
• Cocok terhadap bahan yang tidak tahan panas
• Higroskopisitas rendah
• Keuntungannya waktu hancur dan disolusi lebih baik karena tidak
ada bahan pengikat
Sumber: Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi
edisi ke empat. Jakarta: UI Press (hal : 261-272)
71 Seorang apoteker di bagian pengembangan produk
sedang merancang formulasi untuk sediaan tablet
dengan metode granulasi basah.
Manakah eksipien yang digunakan untuk
meningkatkan aliran granul dalam mesin pencetak untuk meningkatkan aliran granul dibutuhkan glidan contohnya
tablet? talkum. Raymond, C.R., Paul, J.S., Marian, E.Q. 2009. Handbook
A. Talkum of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. Pharmaceutical Press.
B. Kalsium silikat UK.
C. Avicel
D. Natrium lauril sulfat
E. Sorbitol

72 Industri farmas akan membuat sediaan gel, namun


HPMC: Basis Semisolid
saat dilakukan studi subjek, kulit terasa sangat
menthol: cooling sensation agent
kering
TEA: Buffer basa
asam sitrat: buffer asam
Bahan apa yang harus ditambahkan untuk masalah
permasalahn yang muncul adalah sifat gel tersebut menarik air
ini?
keluar dari permukaan sehingga untuk mengantisipasi haltersebut
A. Asam sitrat
perlu ditambahkan emolient (propilen glikol 2%)"
B. Propilen glikol
C. TEA
Raymond, Paul J., dan Marian., 2009. Handbook of Pharmaceutical
D. HPMC
Excipients Sixth Edition. London : Royal Pharmaceutical Society of
E. Menthol
Great Britain.
73 Sebuah industri farmasi akan melakukan pengujian
Hasil sampel dari masukkan regresi = 16 ppm x 50 = 800 ppm
kadar ketoconazole 200mg dengan menggunakan
Teoritis = 200mg/250mL = 800 ppm
spektrofotometer UV - Vis. Tablet kemudian
Kadar (800/800)x 100% = 100%
digerus kemudian dilarutkan dalam 250mL pelarut.
Kemudian dipipet 1mL dan ditambahkan pelarut
hingga 50mL. Absorbansi yang diperoleh adalah
0,6 dengan persamaan regresi y=0,1x-1. Berapa
persen kadar yang diperoleh?
A. 102.5 %
B. 100 %
C. 97.50 %
D. 95 %
E. 105 %

74 Suatu industri farmasi akan melakukan uji stabilitas


pada tablet effervescent dengan cara membuka dan
On Going Stability Test: Melihat stabilitas pada saat di pasaran
menutup wadah berkali - kali. Apakah nama
Long Term Stability Test: Untuk mengetahui EXP date yang
pengujian stabilitas tersebut?
sesungguhnya apabila akan dilakukan registrasi perpanjangan EXP
A. Short term stability test
date ke BPOM
B. On going stability test
Accelerated Stability Test: Mengetahui EXP date dan sebagai
C. Long term stability test
persyaratan untuk registrasi pada BPOM
D. Accelerated stability test
In Use Stability Test: Membuka dan menutup wadah berkali - kali
E. In use stability test

75 Suatu sediaan tablet dibuat dengan menggunakan


eksipien berikut ini: SDL, Mg Stearate, Certolake Sebelum dilakukan proses kempa, eksipien yang ditambahkan
Blue, Amylum, HPMC, Talc. Diantara eksipien adalah lubrikan. Fungsi dari lubrikan itu sendiri adalah untuk
berikut, dimanakah yang ditambahkan terakhir kali mencegah terjadinya penempelan bahan ke punch tablet,
sebelum pengempaan? menurunkan friksi antara die dan tablet, dan menurunkan risiko aus
A. Amilum dari punch dan die.
B. Certolake Blue
C. HPMC Referensi:
D. SDL 1. Handbook of Pharmaceutical Excipient
E. Mg Stearat 2. Pharmaceutical Manufacturing Handbook - Solid Dosage Form

76 Dilakukan uji volume sedimentasi pada suspensi. F = Vu / Vo


Didapatkan hasil bahwa volume akhir = volume
awal. Maka, volume sedimentasi? Keterangan:
A. 1 Vu = Volume akhir
B. 0.75 Vo = Volume awal
C. 0.5
D. 0.25 Referensi:
E. 0.1 1. Pharmaceutical Manufacturing Handbook - Liquid Dosage Form
2. Farmasi Fisik - Martin
77 Suatu apotek akan melakukan pembelian 10box
bedak asam salisilat yang masing - masing berisi 5
botol @ Rp6.000. PBF memberikan diskon 5%
setiap pembelian 10 botol. Berapakah total diskon? Total Pembelian: 50 botol, total harga 300.000
A. 15.000 Diskon 5% setiap pembelian 10 botol = 3000
B. 25.000 Dikarenakan pembelian adalah 50 botol, maka diskon yang didapat
C. 35.000 adalah sebesar 15.000
D. 45.000
E. 55.000

78 Jangka Panjang:
a. Jumlah Batch: minimal 2
b. Suhu & RH: 30oC & 75%
Apoteker industri akan mengembangkan tablet c. Lama Pengujian: 24 bulan
dengan bahan aktif zafirlucast dengan formula
baru. Dari pengujian trial bets yang sudah Dipercepat:
diproduksi, dilakukan uji stabilitas dipercepat. a. Jumlah Batch: minimal 2
Kondisi pengujian yang diperlukan adalah? b. Suhu & RH: 40oC & 75%
A. 20C, 70% c. Lama Pengujian: 6 bulan
B. 25C, 70%
C. 30C, 75% Alternatif:
D. 40C, 75% a. Jumlah Batch: minimal 2
E. 50C, 75% b. Suhu & RH: 45 - 50oC & 75%
c. Lama Pengujian: 3 bulan

Referensi: Asean Guideline on Stability Study of Drug Product


79 Apotek melakukan stok opname rutin, stok awal
400.000.000, pembelian 1.400.000.000, stok akhir
600.000.000, dan penjualan 2.200.000.000,
berapakah % HPP-nya? % HPP = ((Stok Awal+Pembelian)-(Stok Akhir))/(Jumlah
A. 50 Penjualan) x 100%
B. 51 = (1.800.000.000)-(600.000.000)/(2.200.000.000) x 100%
C. 52 = 54%
D. 53
E. 54

80 Seorang apoteker di bagian litbang akan Rasio antara densitas bulk material tersebut setelah dipadatkan
mengembangkan formula tablet metformin 500mg. dengan goncangan - goncangan kecil (tapped) terhadap densitasnya
Sebagai bentuk evaluasi sediaan ditentukan tanpa pemadatan. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah
Hausnerr ratio. Parameter apakah yang ingin kompaktibilitas.
diketaui dari evaluasi tersebut?
A. Jumlah kadar dalam sediaan Referensi: Pharmaceutical Manufacturing Handbook - Solid
B. Sifat alir Dosage Form
C. Kekerasan
D. Kerapuhan
E. Distribusi ukuran partikel

81 Bagian RnD suatu industri farmasi sedang


mengembangkan obat tablet lepas lambat dengan
menggunakan polimer crosslinking chitosan. Untuk Sudah cukup jelas, dikarenakan untuk membuktikan sediaan tablet
membuktikan bahwa sediaan tablet berhasil dibuat tersebut dapat dilepaskan secara lepas lambat uji yang dilakukan
secara lepas lambat, uji yang perlu dilakukan untuk membuktikannya adalah disolusi.
adalah?
A. Keseragaman kandungan Referensi:
B. Profil disolusi 1. USP 41 - Dissolution
C. Waktu hancur 2. Pharmaceutical Manufacturing Handbook - Solid Dosage Form
D. Keseragaman bobot
E. Kekerasan

82 Pengujian apakah yang tepat untuk dilakukan


apabila suatu industri farmasi akan
mengembangkan sediaan sirup dengan kandungan
zink? Uji logam akan lebih akurat apabila menggunakan AAS.
A. Densitometri
B. Spektrofotometri IR Referensi: Underwood, (2002) Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Ke-
C. HPLC 6
D. AAS
E. Spektrofotometri UV Vis

83 Air yang digunakan dalam sediaan parenteral steril


adalah?
Air yang digunakan dalam sediaan parenteral steril adalah air
A. Air khusus injeksi
khusus injeksi/water for injections.
B. Air destilasi dua kali
C. Air bebas CO2
Referensi: Pharmaceutical Manufacturing Handbook - Sterile
D. Purified water
Dosage Form
E. Air destilasi
a.
84 Dilakukan uji sterilitas larutan infus NaCl 0.9% Kontrol negatif pada batch tersebut positif, sehingga kemungkinan
dari beberapa batch. Batch manakah yang positif besar batch tersebut adalah positif palsu.
palsu?
a. 5
b. 4
c. 3
d. 2
e. 1

85 Industri farmasi membuat tablet salut dan


mengalami masalah cracking pada saat proses
Tujuan dari penambahan plasticizer adalah untuk meningkatkan
A. Menambah pewarna
flexibiltas dan ketahanan dari suatu material.
B. Mengurangi kekerasan
C. Mengurangi viskositas penyalut
Referensi: Handbook of Pharmaceutical Excipients
D. Menambah jumlah plasticizer
E. Menambah konsentrasi gula

86 Diketahui suatu formulasi sediaan obat


mengandung: alprazolam, talk, Mg stearat,
Microcrystaline cellulose, sodium starch glycolate.
Hasil uji friabilitas sediaan adalah 1,5%. Bahan
manakah yang dapat mempengaruhi parameter Microcrystaline cellulose berfungsi sebagai pengisi, filler binder
tersebut? yang mempengaruhi friabilitas
A. Alprazolam
B. Talk Referensi: Handbook of Pharmaceutical Excipients
C. Mg stearate
D. Microcrystaline cellulose
E. Sodium starch glycolate

87 Nipagin & Nipasol: Pengawet


Apoteker yang bekerja di bagian RnD akan
Propilenglikol: Enhancer
melakukan pengembangan sediaan gel piroksikam.
TEA: Pemberi suasana basa pada sediaan
Komponen dari gel tersebut sendiri terdiri atas:
Karbomer: Gelling Agent
piroksikam, karbomer, TEA, propilenglikol,
nipagin, nipasol, dan air. Salah satu bahan yang
Referensi: Handbook of Pharmaceutical Excipient
memiliki tujuan untuk meningkatkan penetrasi
(enhancer) adalah?
A. Nipagin
B. Nipasol
C. Propilenglikol
D. TEA
E. Karbomer

88 Quality control yang bekerja di industri farmasi


hendak melakukan pengukuran kadar cemaran
dalam bahan aktif. Diambil 0,1521g sampel yang
dilarutkan dalam 100mL (etanol:air, 1:1).
Pengukuran dilakukan dengan metode HPLC. Dari
Berat sampel = 0,1521g ~ 152,1mg
hasil analisis diperoleh kadar cemaran
Berat cemaran = 0,354mg
0,354mg/100mL. Berapakah kadar cemaran (%b/b)
%b/b = 0,354/152,1 x 100%
dalam bahan aktif?
= 0,233%
A. 0.233
B. 0.183
C. 0.253
D. 0.133
E. 0.123

89 Jangka Panjang:
a. Jumlah Batch: minimal 2
b. Suhu & RH: 30oC & 75%
c. Lama Pengujian: 24 bulan
Tablet ciprofloxacin diuji stabilitasnya
menggunakan uji stabilitas dipercepat untuk
Dipercepat:
memenuhi dokumen registrasi produk baru. Berapa
a. Jumlah Batch: minimal 2
lama pengujian tersebut dilakukan?
b. Suhu & RH: 40oC & 75%
A. 12 bulan
c. Lama Pengujian: 6 bulan
B. 9 bulan
C. 6 bulan
Alternatif:
D. 3 bulan
a. Jumlah Batch: minimal 2
E. 1 bulan
b. Suhu & RH: 45 - 50oC & 75%
c. Lama Pengujian: 3 bulan

Referensi: Asean Guideline on Stability Study of Drug Product


90 Suatu perusahaan farmasi membuat sediaan enema.
ROI = keuntungan bersih / modal yang ditanam x 100%
Didapatkan omset sebesar 250juta dengan modal
= (250jt - 200jt - 20jt) / 50jt
awal 50juta. Diketahui pembelian bahan baku obat
adalah 200juta dan biaya produksi 20juta. = 30jt / 50jt x 100%
= 60%
Berapa % ROI-nya?
a. 70%
b. 60%
c. 50%
d. 40%
e. 30%

91 Seorang pasien membeli krim clindamycin ke


apotek dan meminta masukan dari apoteker terkait
penyimpanan cream tersebut

Apa saran yang seharusnya diberikan apoteker krim sangat sensitif terhadap panas karena dapat menggauggu
tersebut? kestabilan dari fase minyak dan air yang terbentuk. Suhu akan
A. Simpan pada tempat dengan kelembaban tinggi menurunkan entropi dan tegangan permukaan antara fase minyak
dan air sehingga akan ada kemungkinan untuk pisah antara kedua
B. Disimpan di lemari es fase tersebut
Martin. A, 1993, Farmasi Fisika, Edisi III, Jilid II, Indonesia
C. Jauhkan dari tempat denga suhu panas
University Press.
D. Simpan pada suhu 2 – 8 C

E. Simpan pada tempat dengan kelembaban rendah

92 Sebuah industri kedatangan supplier bahan baku,


kemudian akan dilakukan pengambilan sampel.
Kondisi sampel diperkirakan homogen dan berasal Pembahasan
dari supplier yang telah terkualifikasi. Pola Pola n: sampel homogen, supplier terkualifikasi, rumus n=1+√N
pengambilan sampel apakah yang sesuai Pola P: Sampel homogen, supplier terkualifikasi, dan untuk
A. Pola N pengujian identitas, rumus p=0,4N
B. Pola P Pola r : sampel belum homogen, supplier belum terkualifikasi dan
C. Pola R dapat digunakan untuk bahan dari herbal/ekstrak. Rumus= 1,5N
D. Pola Q
E. Pola S

93 Seorang pria (40 tahun, 70kg) mempunyai riwayat Dik. T1/2=4 jam = 240 menit
penyakit gonnorhea, dan diberikan resep tablet Vd= 0,1 L/ KgBB = 7 L= 7000 ml
cefixim oleh dokter. Diketahui volume distribusi Ke=cl/vd >>> ke=0,693/t1/2 atau
0,1L/KgBB, t1/2 eliminasi 4 jam. Berapa klirens T1/2= 0,693 x Vd/Cl
totalnya (ml/menit)? 2400 =0,693 x 7000/ cl
A. 15.21 Cl = 20.21 ml/menit

B. 17.21

C. 20.21

D. 23.21

E. 25.21

94 1) Granulasi Kering (slugging)


• Bahan aktif dan bahan pengisi harus memiliki sifat kohesif
• Higroskopisitas tinggi
Sebuah pabrik farmasi hendak membuat tablet • Sifat alir buruk
herbal terstandar dari ekstrak umbi bawang putih. • Cocok terhadap bahan yang tidak tahan panas
Diketahui data CoA fisiko-kimia ekstrak adalah 2) Granulasi Basah (wet granulation)
sebagai berikut: • Kompresibilitas tinggi
1. kental • Higroskopisitas rendah
2. kompresibilitas rendah • Cocok terhadap bahan yang tahan panas
3. higroskopisitas tinggi 3) Kempa Langsung
4. tidak tahan terhadap panas. • Kompresibilitas tinggi
Metode pembuatan tablet yang cocok adalah? • Cocok terhadap bahan yang tidak tahan panas
A. Granulasi kering • Higroskopisitas rendah
B. Granulasi basah • Keuntungannya waktu hancur dan disolusi lebih baik
C. Kempa langsung karena tidak ada bahan pengikat
D. Granulasi pelelehan
E. Semprot kering Metode yang cocok adalah spray dray karena sifat bahan kental
Sumber: Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi
edisi ke empat. Jakarta: UI Press (hal : 261-272)

95 Tablet salut enterik merupakan salah satu sediaan 1. Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan tablet pecah
yang digunakan untuk sediaan obat dengan sistem menjadi partikel-partikel kecil atau granul sebelum larut dan
pelepasan tertunda yaitu menahan pelepasan obat di diabsorbsi. Uji waktu hancur dilakukan dengan menggunakan alat
lambung dan lepas dengan cepat ketika memasuki uji waktu hancur. Masing-masing sediaan tablet mempunyai
usus. Suatu industri farmasi akan membuat tablet prosedur uji waktu hancur dan persyaratan tertentu. Uji waktu
salut enterik Natrium diklofenak. hancur tidak dilakukan jika pada etiket dinyatakan tablet kunyah,
Parameter apa yang harus dilakukan pada uji tablet tablet isap, tablet dengan pelepasan zat aktif bertahap dalam jangka
tersebut? waktu tertentu
A. Uji kekerasan
B. Uji keseragaman bobot 2. Disolusi adalah suatu proses larutnya zat aktif dari suatu sediaan
C. Uji disolusi medium air 900mL dalam medium. Hal ini berlaku untuk obat-obat yang diberikan
D. Uji disolusi medium asam dan basa secara oral dalam bentuk padat seperti tablet. Uji ini dimaksudkan
E. Uji disolusi kekerasan tablet untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang terabsorbsi dan
memberikan efek terapi di dalam tubuh

3. Uji waktu hancur tablet salut enterik dilakukan pada dua medium
yaitu medium HCl 0,1 N dan buffer fosfat pH 6,8. Uji pada medium
HCl 0,1 N dilakukan selama 2 jam dengan syarat dalam waktu
tersebut tablet tidak boleh hancur, retak ataupun melunak. Uji
dilanjutkan pada medium buffer fosfat pH 6,8 selama 45 menit
dengan parameter tablet uji sudah tidak berbentuk massa tablet
Tertera dalam Farmakope Indonesia edisi IV

4. Uji kekerasan: tablet harus cukup keras dan tahan pecah waktu
dikemas, dikirim dan waktu penyimpanan tetapi tablet juga harus
cukup lunak untuk hancur dan melarut dengan sempurna begitu
digunakan atau dapat dipatahkan dengan jari bila tablet perlu dibagi
dalam pemakaiannya.

5. Pengujian keragaman bobot dilakukan jika tablet yang diuji


mengandung 50 mg atau lebih zat aktif tunggal yang merupakan
50% atau lebih dari bobot satuan sediaan

Sumber:
Ansel, Howard C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi
Ke empat. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Press.
Siregar, Charles J.P. (2008). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet:
Dasar–Dasar Praktis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia.
Edisi IV. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan; 1995

96 Seorang apoteker sedang melakukan pengawasan


mutu sediaan tablet. Apoteker tersebut
membutuhkan pengenceran untuk mengetahui Fp= Fp1x Fp2 =>>>50:1 = 50
kadar sediaan. Dilakukan pengambilan sampel 100:5 = 20
dengan pipet 1 mL, lalu diencerkan hingga 50 mL. 50x 20 = 1000
setelah itu diambil 5 ml kemudian diencerkan
kembali hingga 100 ml.
Berapa faktor pengenceran yang digunakan?
A. 100
B. 500
C. 1000
D. 250
E. 750

97 Industri farmasi akan menganalisis meloksikam


dalam suppositoria pakai spektro UV-Vis.
Absorbansi sampel 0,2 dan absorbansi larutan
standar 0,5 dalam konsentrasi 10 µg/mL. Sebelum
pengukuran, perlakuan pada 2 suppo diekstraksi
dalam 100 ml pelarut dengan pengenceran 100 kali.
Pembahasan:
Berapa kadar meloksikam dalam 1 buah
Cx = Ax / Ap X Cp
suppositoria?
= 0,2 / 0,5 X 10 µg/ml
A. 200 µg/ml
= 4 µg/ml dikali dengan faktor pengenceran
B. 250 µg/ml
= 4 µg/ml X 100
C. 300 µg/ml
= 400 µg/ml : 2 suppo = 200 µg/ml
D. 350 µg/ml
E. 400 µg/ml

98 Suatu rumah sakit umum daerah diketahui


memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik
Spesialis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis
Penunjang Medik.
Berdasarkan permenkes nomor 56 tahun 2014, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan
maka rumah sakit tersebut digolongkan ke dalam Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014
kelas Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta:
A. A Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
B. B
C. C
D. D
E. E

99 Rumah sakit dibedakan menjadi beberapa kelas,


kelas A: >500bed =15 apoteker, kelas B (200-500 bed), 13
dimana masing-masing kelas memilik jumlah
Apoteker. Kelas c (100-200 bed) 8 apoteker. Kelas D (50-100 bed)
apoteker minimal. Jika RS A memiliki apoteker
sebanyak 8, maka RS tersebut termasuk tipe 3 Apoteker. Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang standar
kelas…. pelayanan kefarmasian di Rumah sakit.
A. Kelas A
B. Kelas B
C. Kelas C
D. Kelas D
E. Kelas E

100 Industri farmasi bekerja sama dengan RS untuk


memantau efek samping yang kemungkinan timbul
dari tablet obat DM tipe II yang baru saja Fase I: Toksisitas keamanan . Fase II:Efek
mendapatkan izin edar dari BPOM. farmakologi>>sekelompok sukarelawan. Fase III:Memastikan
Termasuk uji klinik fase berapa penelitian di atas? khasiat dan keamanan. sekelompok sukarelawan sakit. Fase IV:
Paska pemasaran. IIPeraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan
A. I Makanan
B. II Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 Tentang
C. III Pedoman Uji Klinik Obat Herbal
D. IV
E. V

Anda mungkin juga menyukai