Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

Bank dan
Lembaga
Keuangan
Syariah
Sistem Pasar Modal Syariah

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

11
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi F041700005 Retno Puji Astuti, SE, M.Ak

Abstract Kompetensi
Pasar modal merupakan pasar untuk Setelah mengikuti perkuliahan ini
berbagai instrument keuangan jangka mahasiswa diharapkan mampu
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik mememahami system pasar modal
dalam bentuk utang maupun modal itu syariah
sendiri.
Pembahasan
I. Pengertian

Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange, dan market. Istilah modal
sering digunakan istilah efek, securities, dan stock. Pasar modal menurut UU No.8 Tahun
1995 pasal 1 ayat (12) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan yang dimaksud efek
pada pasal 1 ayat (5) adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
Pasar modal dikenal dengan nama bursa efek. Bursa efek adalah pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan system dan/atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek
diantara mereka (pasal 1 ayat (4) UU No.8 Tahun 1995). Di Indonesia hanya ada satu
pelaksana bursa efek, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan bagi pasar modal
Syariah, listingnya dilakukan di Jakarta Islamic Index yang telah diluncurkan sejak 3 Juli
2000. Belakangan, pada tanggal 12 Mei 2011 BEI meluncurkan Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) berdasarkan Fatwa DSN MUI No. 80 Tahun 2011 tentang Penerpan Prinsip
Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek,
indeks ini mencerminkan pergerakan saham-saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah
(DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam dan LK.
Pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Pasar modal Syariah
adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis
efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-
prinsip Syariah. Efek Syariah adalah efek sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan
peundang-undangan di bidang pasar modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun
cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip Syariah.

II. Fungsi dan Manfaat Pasar Modal Syariah

2017 Statistika Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Retno Puji Astuti, SE, M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Fungsi dan keberadaan pasar modal Syariah menurut MM. Merwally adalah sebagai
berikut:
1. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan
memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.
2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan
likuiditas.
3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan
mengembangkan lini produk.
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham
– yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.
5. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis
sebagaimana tercermin pada harga saham.

Ada beberapa manfaat pasar modal, yaitu :


a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus
memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal
b. Memberikan sahan investasi bagi investor sekaligus memengkinkan upaya
diversifikasi.
c. Menyediakan leading indicator bagi tren ekonomi suatu negara.
d. Penyebaran kepemilikan perusahan sampai lapisan masyarakat menengah.
e. Penyebaran kepemilikan, keterbukan sehat dan dan profesionalisme,
menciptakan iklim berusaha yang sehat
f. Memberikan kesempatan memiliki perusahan yang sehat dan mempunyai
prospek
g. Alternative investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko yang
biasa di perhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi
h. Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik
i. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memeberikan akses control social.

III. Karakter Pasar Modal Syariah

Karakter yang diperlukan dalam membentuk struktur pasar modal Syariah adalah
sebagai berikut:
1. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek.
2. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat
diperjualbelikan melalui pialang.
3. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan pada bursa
efek dimana menyampaikan informasi tentang perhitungan (account) keuntungan

2017 Statistika Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Retno Puji Astuti, SE, M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
dan kerugian, serta neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek,
dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan.
4. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap perusahaan
dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali.
5. Saham tidak boleh diperdagangkan dengan harga lebih tinggi dari HST.
6. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST.
7. HST ditetapkan dengan rumus seperti berikut:

Jumlah Kekayaan bersih perusahaan


HST =
Jumlah Saham yang diterbitkan

8. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat


dalam bursa efek itu mengikuti praktik standar akuntansi Syariah.

9. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu periode


perdagangan setelah menentukan HST.

10. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode perdagangan, dan
dengan harga HST.

IV. Struktur Pasar Modal

Tabel 1 Struktur Pasar Modal Indonesia

Pengelola Pasar Modal

1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Pada tanggal 10 Agustus 1977 pemerintah mulai melakukan usaha pengaktifan
pasar modal Indonesia dengan membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal

2017 Statistika Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Retno Puji Astuti, SE, M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
(BAPEPAM) yang kemudian se!ak tahun 1991 berubah menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal. Sejak tahun 2005, BAPEPAM disempurnakan menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Dan saat ini
digantikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak berlakunya UU No.21 Tahun
2011. Terhitung tanggal 31 Desember 2012, industry pasar modal dialihkan di bawah
pengaturan dan pengawasan OJK.

Tujuan regulator pasar modal adalah mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal
yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat.

2. Bursa Efek
Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system
dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak
lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. Bursa efek didirikan
dengan tujuan menyelenggaakan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien.
Bursa efek yang ada di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia (BEI)

3. Lembaga Kliring dan Penjaminan


Lembaga kliring dan Penjaminan adalah pihak yang menyelenggarakan jasa kliring
dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Lembaga yang menjalankan fungsi
lembaga kliring dan penjaminan di Indonesia dijalankan oleh PT KPEI (PT Kliring dan
Penjaminan Efek Indonesia)

4. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)


LPP di pasar modal Indonesia dilaksanakan oleh PT KSEI (PT Kustodian Sentral
Efek Indonesia). PT KSEI adalah lembaga dalam lingkungan Pasar Modal Indonesia
yang menjalankan fungsi sebagai LPP. Fungsi LPP adalah menyediakan layanan
jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur, wajar, dan efesien.

5. Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek


Penyelenggara perdagangan surat utang negara di luar bursa efek adalah pihak
yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam untuk menyelenggarakan
perdagangan surat utang negara di luar bursa efek. Penyelenggaranya antara lain
Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (Himdasun) yang merupakan Self
regulatory organization (SRO) yang telah mendapatkan izin usaha dari Bapepam.

Para Pelaku Pasar Modal

1. Emiten

2017 Statistika Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Retno Puji Astuti, SE, M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Emiten adalah perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga
atau melakukan emisi di bursa. Emiten melakukan emisi dapat memilih dua macam
instrumen pasar modal yaitu saham dan obligasi. Dalam melakukan emisi, para
emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya tertuang dalam RUPS termasuk
jenis surat-surat berharga yang akan diterbitkan. Tujuan melakukan emisi, antara
lain:
a. Untuk perluasan usaha.
b. Untuk memperbaiki struktur modal.
c. Untuk mengadakan pengalihan pemegang saham.
d. Keterbukaan mendorong meningkatnya profesionalisme.
e. Menurunkan kesenjangan sosial karena peluang masyarakat menjadi investor
besar.
f. Sarana promosi.

2. Investor
Investor adalah pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya
diperusahaan yang melakukan emisi. Tujuan utama para investor dalam pasar modal
antara lain:
a. Memperoleh deviden
b. Kepemilikan perusahaan
c. Berdagang

3. Perusahaan Pengelola Dana (Investment Company)


Perusahaan pengelola dana merupakan perusahaan yang beroperasi di pasar modal
dengan mengelola modal yang berasal dari investor. Perusahaan pengelola dana
mempunyai dua unit, yaitu pengelolaan dana (fund management) dan penyimpanan
dana (kustodian)

4. Reksadana
Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi. Portofolio efek adalah kumpulan (kombinasi) sekuritas, surat berharga atau
efek, atau instrument yang dikelola.

Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lembaga penunjang ini berperan dalam mempertemukan antara emiten dengan


pemodal dan dalam menjalankan fungsinya berada diantara kepentingan emiten dan

2017 Statistika Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Retno Puji Astuti, SE, M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
pemodal. Pada prinsipnya lembaga penunjang menawarkan atau menyediakan jasa baik
bagi emiten maupun investor.

1. Lembaga Penunjang Pasar Perdana


Lembaga Penunjang untuk Emisi Saham:
a. Penjamin emisi efek (Underwritter), yaitu yang membuat kontrak dengan emiten
untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa
kewajiban untuk membagi sisa efek yang tidak terjual.
b. Akuntan Publik yang disahkan oleh BPKP.
c. Konsultan hukum
d. Notaris
e. Agen Penjual yang umumnya adalah perusahaan efek.
f. Perusahaan penilai yang diperlukan apabila perusahaan emiten akan melakukan
penilaian kembali aktivanya.
g. Ahli Syariah pasar modal

Lembaga Penunjang untuk Emisi Obligasi:


a. Wali amanat (trustee) merupakan pihak yang mewakili kepentingan pemegang
efek yang bersifat utang.
b. Penanggung (Guarantor), yang bertanggung jawab atas dipenuhinya
pembayaran pinjaman pokok obligasi beserta imbalannya dari emiten kepada
para pemegang obligasi tepat pada waktunya.
c. Agen pembayaran (Paying Agent), yang bertugas membayar imbalan obligasi.

2. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder


Masa penawaran efek di pasar perdana ditentukan jangka waktunya. Setelah selesai
masa penawaran di pasar perdana, efek tersebut dicatatkan (listing) di bursa efek.
Transaksi jual beli efek di bursa efek ini disebut pasar sekunder dimana harga
masing-masing efek ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu kekuatan permintaan
dan penawaran atau suatu efek. Lembaga penunjang pasar sekunder merupakan
lembaga yang menyediakan jasa-jasa dalam melaksanakan transaksi jual beli di
bursa. Lembaga penunjang ini terdiri atas:
a. Perusahaan efek (securities company)
b. Pedagang efek (dealer)
c. Perantara pedagang efek (broker)
d. Biro administrasi efek

V. Proses Penawaran Umum (Go Public/Initial Public Offering) di BEI

2017 Statistika Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Retno Puji Astuti, SE, M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari
dalam maupun luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan umumnya
dengan menggunakan laba ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar
perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa hutang, pembiayaan bentuk lain atau
penerbitan surat-surat hutang, maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk
saham (ekuitas). Pendanaan melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan dengan
menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau dikenal dengan Penawaran umum
atau sering disebut dengan go public.

Penawaran umum merupakan kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang
dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek
kepada masyarakat berdasarkan tata cata yang diatur oleh Undang-Undang Pasar Modal
dan Peraturan Pelaksanaannya. Dalam melakukan Penawaran umum, emiten perlu
melakukan persiapan internal dan dokumen-dokumen sesuai dengan persyaratan untuk
melakukan penawaran umum, serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh OJK.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses penawaran umum adalah mencakup
tahapan sebagai berikut:
1). Periode Pasar Perdana yaitu ketika saham atau efek ditawarkan kepada pemodal
oleh penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk.
2). Penjatahan Saham yaitu pengalokasian saham atau efek pesanan para pemodal
sesuai dengan jumlah efek yang tersedia.
3). Pencatatan efek di bursa yaitu pada saat saham atau efek tersebut mulai dicatatkan
dan diperdagangan di bursa.

Secara umum, proses penawaran umum saham tahapannya seperti tabel berikut:

Sesudah
Sebelum Emisi Emisi
Emisi
Intern Pasar Pasar
OJK Pelaporan
Perusahaan Perdana Sekunder
1. Rencana go 1. Pernyataan 1. Penawaran 1. Emiten  Laporan
public pendaftaran oleh mencatatkan berkala
2. RUPS 2. Expose terbatas sindikasi efeknya di (seperti
3. Menunjuk: di OJK penjamin bursa laporan
 underwriter 3. Tanggapan atas: dan agen 2. Perdaganga tahunan,
 profesi
 kelengkapan penjual n efek di semester
penunjang
dokumen 2. Penjatahan bursa an)
 lembaga
penunjang  kecukupan kepada  Laporan
4. Mempersiapkan dan kejelasan pemodal kejadian
dokumen informasi oleh penting
5. Konfirmasi  keterbukaan sindikasi dan
sebagai agen (aspek hukum, penjamin relevan
penjual oleh akuntansi emisi dan (seperti
penjamin emiten

2017 Statistika Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Retno Puji Astuti, SE, M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
6. Kontrak keuangan, dan 3. Penyeraha akuisisi,
pendahuluan manajemen) n efek pergantia
dengan bursa 4. Komentar kepada n direksi,
efek tertulis dalam pemodal dll)
7. Penandatangana
waktu tertentu
n perjanjian
5. Pernyataan
8. Public expose
pendaftaran
dinyatakan
efektif

VI. Indeks Harga Saham dan Obligasi

1. Indeks Harga Saham


Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga
saham. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki fungsi:
a). Sebagai indicator tren saham
b). Sebagai indikator ringkat keuntungan
c). Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio
d). Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif
Indeks berfungsi sebagi indikator tren pasar artinya pergerakan indeks
menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat apakah sedang aktif, atau lesu. Pasar
yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif di tunjukan dengan indeks
harga saham yang mengalami kenaikan dan kondisi inilah yang diinginkan. Keadaan
yang stabil ditunjukkan dengan harga indeks harga saham yang tetap. Sedangkan
pasar yang lesu di tunjukan dengan indeks harga saham yang mengalami penurunan.
Di BEI terdapat 7 jenis indeks, antara lainIndeks Individual, Indeks Harga Saham
Sektoral, Indeks Harga Saham Gabungan – IHSG (Composite Stock Price Index),
Indeks LQ 45, Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, Indeks KOMPAS
100, dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks Syariah yang lebih khusus dari ISSI adalah Jakarta Islamic Index (JII). JII
merupakan indeks yang terdiri dari 30 saham mengakomodasi investasi syariat dalam
Islam atau indeks yang berdasarkan Syariah Islam.

2. Indeks Obligasi Pemerintah


Indeks Obligasi Pemerintah pertama kali diluncurkan pada tanggal 1 Juli 2004,
sebagai wujud pelayanan pada masyarakat pasar modal dalam memperoleh data
sehubungan dengan informasi perdagangan obligasi pemerintah.

VII. Instrumen Pasar Modal Syariah

Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang
umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Efek adalah setiap surat pengakuan hutang,

2017 Statistika Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Retno Puji Astuti, SE, M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, right, warrans,
opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang ditetapkan oleh Bepepam LK
sebagai efek.

Sedangkan pasar modal Syariah secara khusus memperjualbelikan efek Syariah. Efek
Syariah adalah efek yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya
memenuhi prinsip-prinsip Syariah. Prinsip-prinsip Syariah di pasar modal adalah prinsip-
prinsip hukum Islam dalam kegiatan di bidang pasar modal berdasarkan fatwa DSN MUI,
baik fatwa yang ditetapkan dalam peraturan OJK, maupun fatwa yang telah diterbitkan
sebelum penerapan peraturan OJK.

Kegiatan Syariah di pasar modal meliputi sejumlah kegiatan yang terkait dengan
penawaran umum, perdagangan, pengelolaan investasi, dan emiten yang berkaitan dengan
efek Syariah yang diterbitkannya, perusahaan efek yang sebagian atau seluruh usahanya
berdasarkan prinsip Syariah, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek
Syariah.
Efek di pasar modal memenuhi prinsip Syariah di pasar modal sehingga menjadi efek
Syariah apabila:
1. Kegiatan dan jenis usaha, serta cara pengelolaan usaha dari pihak yang menerbitkan
efek tidak bertentangan dengan prinsip Syariah di pasar modal.
2. akad, cara pengelolaan, dan kekayaan reksadana tidak bertentangan dengan prinsip
Syariah di pasar modal.
3. Akad, cara pengelolaan, dan asset keuangan yang membentk portofolio efek beragun
asset yang diterbitkan kontrak investasi kolektif efek beragun asset tidak bertentangan
dengan prinsip Syariah di pasar modal.
4. Akad, cara pengelolaan, dan kekayaan dana investasi real estate berbentuk kontrak
investasi kolektif tidak bertentangan dengan prinsip Syariah di pasar modal.
5. Akad dan portofolionya yang berupa kumpulan piutang atau pembiayaan pemilikan
rumah tidak bertentangan dengan prinsip Syariah di pasar modal.
6. Akad, cara pengelolaan, dan/atau asset yang mendasari sukuk tidak bertentangan
dengan prinsip Syariah di pasar modal.
7. Akad, cara pengelolaan, dan/atau asset yang mendasari efek lain yang ditetapkan oleh
OJK tidak bertentangan dengan prinsip Syariah di pasar modal.

Kegiatan dan jenis usaha yang bertentangan dengan prinsip Syariah di pasar modal
mencakup antara lain:
1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi;
2. Jasa keuangan ribawi;
3. Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian dan/atau judi;

2017 Statistika Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Retno Puji Astuti, SE, M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
4. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau menyediakan antara
lain:
a. barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi);
b. barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh
DSN MUI;
c. barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.

Transaksi yang bertentangan dengan prinsip Syariah di pasar modal mencakup antara
lain:
1). Perdagangan atau transaksi dengan penawaran dan/atau permintaan palsu.
2). Perdagangan atau transaksi yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa
3). Perdagangan atas barang yang belum dimiliki
4). Pembelian atau penjualan atas efek yang menggunakan atau memanfaatkan informasi
orang dalam dari emiten atau perusahaan public.
5). Transaksi marjin atas efek Syariah yang mengandung unsur bunga.
6). Perdagangan atau transaksi dengan tujuan penimbunan (ihtikar).
7). Melakukan perdagangan atau transaksi yang mengandung unsur suap(risywah).

8). Transaksi lain yang mengandung unsur spekulasi (gharar), penipuan (tadlis) termasuk
menyembunyikan kecacatan (ghisysy), dan upaya untuk memengaruhi pihak lain yang
mengandung kebohongan (taghrir).

Akad Syariah yang umumnya digunakan di pasar modal antara lain:


1. Akad Ijarah
2. Akad Kafalah
3. Akad Mudharabah
4. Akad Wakalah

Pihak yang melakukan kegiatan Syariah di pasar modal meliputi:


1). Pihak yang menyatakan kegiatan dan jenis usaha, dan/atau cara pengelolaannya,
dan/atau jasa yang diberikannya berdasarkan prinsip Syariah di pasar modal.
2). Pihak yang tidak menyatakan kegiatan dan jenis usaha, dan/atau cara
pengelolaannya, dan/atau jasa yang diberikannya berdasarkan prinsip Syariah di
pasar modal, namun:
a. pihak tersebut memiliki UUS;
b. merupakan manajer investasi yang melakukan kegiatan pengelolaan investasi
Syariah;
c. merupakan custodian dari investasi Syariah;

2017 Statistika Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Retno Puji Astuti, SE, M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
d. sebagian aktifitas professional usaha pihak tersebut dilakukan berdasarkan
prinsip Syariah di pasar modal;
e. memberikan jasa Syariah lainnya.
3). Pihak yang menyatakan kegiatan dan jenis usaha, dan/atau cara pengelolaannya,
dan/atau jasa yang diberikannya berdasarkan prinsip Syariah di pasar modal, namun
menerbitkan efek Syariah dan/atau berperan membantu penerbitan efek Syariah di
pasar modal.

Instrumen paling umum diperjualbelikan melalui bursa efek antara lain :


a. Saham Syariah
Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu
perusahaan terbatas. Keuntungan yang diperoleh dari saham dikenal dengan dividen.
Pembagian dividen ditetapkan pada penutupan laporan kuangan berdasarkan RUPS,
ditentukan berapa dividen yang dibagi dan laba ditahan. Dengan adanya aktivitas
perdagangan saham di pasar sekunder pemegang saham dimungkinkan memperoleh
capital gain (selisih antara harga beli dengan harga jual saham) atau capital loss.

b. Obligasi Syariah
Obligasi atau bonds secara konvensional adalah merupakan bukti utang dari emiten
yang di jamin oleh penanggung yang mengandung janji pembayaran bunga dan janji
lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo.
Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
Syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi Syariah yang mewajibkan
emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi Syariah berupa bagi
hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

c. Reksadana Syariah
Reksadana Syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
Syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-
mal/ rabb al-Mal) dengan Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara
Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi.

d. Efek Beragun Aset Syariah (EBAS)


EBAS adalah efek yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA Syariah yang
portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga
komersial, tagihan yang timbul kemudian hari, jual beli pemilikan aset fisik oleh lembaga
keuangan, efek bersifat investasi/arus kas serta aset keuangan setara, yang sesuai
dengan prinsip-prinsip Syariah.
e. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu – HMETD (Right Issue)

2017 Statistika Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Retno Puji Astuti, SE, M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah adalah hak yang melekat pada
saham yang termasuk dalam daftar efek Syariah (DES) yang memungkinkan para
pemegang saham yang ada untuk membeli efek baru; termasuk saham, efek yang
dapat dikonversikan menjadi saham dan waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain.
Hak tersebut wajib dapat dialihkan.
f. Waran Syariah
Waran berdasarkan prinsip syariah adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan
yang memberi hak kepada pemegang efek yang termasuk dalam daftar efek Syariah
(DES) untuk memesan saham dari emiten pada harga tertentu untuk jangka waktu 6
bulan atau lebih sejak diterbitkannya waran tersebut.

2017 Statistika Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Retno Puji Astuti, SE, M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Antonio, Muhammad Syafii, Bank Syariah, dari Teori Praktik. Jakarta : Tazkia Cendekia,
2001
Andri, Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Edisi kedua, Jakarta, Kencana,
2017
Dewan Syariah Nasional-MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional edisi 2, Jakarta
2003
Heri, Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Jakarta,
Ekonisia, 2015

2017 Statistika Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Retno Puji Astuti, SE, M.Ak http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai