Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA

“penanangan bencana, kesiapan pengelolaan bencana pada populasi besar ”

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan bencana

Disusun oleh :

Marisah

(17.156.01.11.022)

3A keperawatan

STIKES MEDISTRA INDONESIA

Jalan cut mutia raya No,88 A Marga jaya,bekasi selatan,kota bekasi


provinsi jawa barat 17141 (021) 8231375

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat,
inayah, taufik dan hidayahnya, serta telah memberikan jalan dari pemikiran
kepada penulis sehingga makalah yang berjudul “penanangan bencana, kesiapan
pengelolaan bencana pada populasi besar ”dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam


penulisan makalah ini, oleh karenannya penulis mohon kritik dan saran yang
bersifat membangun, agar makalah ini benar-benar sempurna. Penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pendalam bagi para pembaca.

Bekasi , 15 april 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar.....................................................................................................i

Daftar isi.............................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan............................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2

BAB II Pembahasan...........................................................................................3

A. Penyakit-penyakit Menular Pasca Terjadinya Suatu Bencana.....................3


B. Cara Menangulangi dan Mencegah Penyakit-penyakit Menular Pasca
Terjadinya Suatu Bencana...........................................................................5
BAB III Penutup...............................................................................................22
1. Kesimpulan.................................................................................................22
2. Saran..........................................................................................................24
Daftar Pustaka..................................................................................................25

ii
BAB I

LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang
Bencana menurut WHO adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah
yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta
memburuknya kesehatan serta pelayanan kesehatan yang bermakna
sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari luar lokasi bencana. Secara
geografis Indonesia merupakan salah satu Negara yang rawan terhadap
bencana alam seperti gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung,
dll, karena terletak paa titik pertemuan dari tiga lempengan besar yaitu
lempeng Eurasian, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-Australia. Dampak
buruk akibat bencana antara lain: penyakit menular, kurangnya air bersih,
kesulitan makanan dan gangguan gizi serta gangguan kesehatan mental.
Penyakit yang timbul sangat tergantung dengan jenis bencananya.
Penelitian Rossi, dkk (2007) menunjukkan bahwa ketersediaan pangan
menjadi masalah utama pada beberapa hari pascabencana. Penyakit ikutan
pascabencana dapat muncul akibat rusaknya infrastruktur penunjang.
Simak peningkatan kasus leptospira yang signifikan akibat tercemarnya air
oleh tikus pada banjir di Jakarta. Pada kondisi ini kejadian luar biasa
infeksi saluran pernafasan akut, diare, dan penyakit kulit menular mudah
merebak di tempat-tempat penampungan pengungsi yang padat.
Oleh sebab itu, disini penulis akan mengupas tuntas mengenai penyakit-
penyakit menular yang terjadi pasca terjadinya bencana, beserta cara
penanggulangan dan pencegahan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:

1
1. Apa saja penyakit-penyakit menular pasca terjadinya suatu bencana?
2. Bagaimana cara menanggulangi dan mencegah penyakit-penyakit
menular pasca terjadinya suatu bencana?
3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa saja penyakit-penyakit menular
pasca terjadinya suatu bencana?
2. Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi dan mencegah
penyakit-penyakit menular pasca terjadinya suatu bencana?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyakit-penyakit Menular Pasca Terjadinya Suatu Bencana

Bencana alam yang terjadi selalu menyisakan kepedihan yang mendalam.


Baik berupa gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung meletus, ataupun
tsunami. Banyak korban nyawa, fisik, dan harta akibat bencana yang
terjadi. Bencana menyebabkan korban yang selamat, kehilangan keluarga,
sahabat, harta, bahkan tempat tinggal. Bencana ini selanjutnya
menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Menurut Ketua Umum PB IDI
Fachmi Idris, secara umum, masalah kesehatan utama setelah bencana
adalah trauma fisik seperti luka dan patah tulang. Kemudian, selama dan
sesudah masa itu korban bencana yang selamat dan tinggal di
pengungsian juga terancam penyakit jika upaya antisipasinya tidak
memadai. Berbagai penyakit yang muncul pascabencana alam antara lain
malaria, ISPA, diare, leptospirosis, kolera, dan infeksi kulit.

Pada umumnya masalah kesehatan pasca benca dapat dibagi dalam 3 fase:

1. Penyakit akut pasca bencana


Yaitu penyakit yang berhubungan langsung dengan bencana
yang terjadi. Misalnya, kasus gempa bumi di Padang tanggal 30
September 2009, penyakit yang berhubungan langsung dengan
gempa adalah cedera akibat reruntuhan. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa cedera utama akibat gempa adalah cedera
kepala dan patah tulang.
2. Penyakit ikutan pada beberapa hari-minggu pasca bencana

3
1. Malaria
Penyakit malaria dapat timbul misalnya saat masyarakat berada
di pengungsian ( tenda-tenda darurat ), nyamuk anopheles bisa
menginfeksi korban-korban bencana.
2. DBD
Misalnya banjir, air yang tergenang dapat menyebabkan
bersarangnya nyamuk aides aigypti. Kemudian menginfeksi
korban-korban bencana.
3. Diare dan penyakit kulit
Penyakit ini bisa menginfeksi korban bencana karena sanitasi
yang jelek. Misalnya kuman-kuman penyebab diare seperti ;
Vibrio kolera, Salmonella dysentriae pada genangan banjir, diare
akibat kurangnya asupan air bersih karena saluran air bersih dan
sanitari yang rusak.
4. ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Atas )
ISPA terjadi karena masuknya kuman atau mirkoorganisme ke
dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
menimbulkan gejala penyakit.
5. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri leptospira berbentuk spiral dan hidup di air tawar.
Penyakit ini timbul karena terkontaminasinya air oleh air seni
hewan yang menderita leptospirosis. Biasanya penyakit ini
terdapat pada korban banjir.
6.  Tipes
Penyakit tipes sebenarnya juga berkaitan erat dengan faktor daya
tahan tubuh seseorang. Oleh sebab itu, untuk mencegah terkena
penyakit tipes, masyarakat harus menjaga kondisi tubuh dengan
makan makanan bergizi dan jangan sampai kelelahan.

4
3. Masalah kesehatan mental akibat bencana
Penyakit psikologis / Trauma berkepanjangan akibat reaksi stres
akut saat bencana bisa menetap menjadi kecemasan yang
berlebihan. Akibat kehilangan rumah, kehilangan anggota
keluarga atau bisa juga trauma karena ketakutan yang mendalam.
B. Cara Menanggulangi dan Mencegah Penyakit-penyakit Menular
Pasca Terjadinya Suatu Bencana

1. Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
parasit (plasmodium) yang ditularkan oleh nyamuk malaria
(Aropheles). Secara epidemmiologi penyakit malaria dapat
menyerang orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua
golongan umur, dari bayi sampai orang dewasa.
Plasmodium malaria, seperti yang kita kenal beberapa macam
plasmodium malaria yaitu, plasmodium vivax, plasmodium ovale,
plasmodium falsifarum, plasmodium malariae, plasmadium
knowlesi
 Gejala penyakit malaria sering kita jumpai adalah sebagai
berikut:
1. Demam menggigil secara berkala dan biasanya disertai
sakit kepala
2. Pucat karena kurang darah
3. Kadang-kaang dimula8i ndengan badan terasa lemah,
mual/muntah tidak nafsu makan
4. Gejala spesifik daerah, seperti diare pada anak
 Gejala malaria berat adalah sebagai berikut:
1. Kejang-kejang
2. Kehilangan kesadaran
3. Kuning pada mata
4. Panas tinggi

5
5. Kencing berwarna teh tua
6. Nafas cepat
7. Muntah terus
8. Pingsan sampai koma
Adapun penderita malaria bisa sembuh total jika diobati dan
dirawat dengan benar. Berbagai jenis obat-obatan antimalaria
dipakai untuk mengobati sekaligus mencegah penularan malaria.
Obat-obatan yang diberikan tergantung pada beberapa hal, yaitu
tingkat keparahan gejala-gejalanya, jenis parasit yang menjadi
penyebabnya, lokasi penularan malaria, serta kondisi pasien. Jika
pasien sedang hamil, pengobatannya akan dibedakan dengan
penderita yang sedang tidak hamil.

 Cara Pencegahan Penyakit Malaria Yaitu:


1. Menghindari gigitan nyamuk
2. Tidur memakai kelambu
3. Menggunakan obat nyamuk
4. Memakai obat oles anti nyamuk
5. Memasang kawat kasa pada ventilasi
6. Menjauhkan kandang ternak dari rumah
7. Mengurangi berada di luar rumah pada malam hari
 Cara Mengobati Penyakit Malaria Yaitu:
1. Meminum obat doksisilin 1 x 1 kapsul/ hari sampai 2
minggu setelah keluar dari lokasi endemis malaria
2. Membersihkan lingkungan
3. Menimbun genangan air
4. Membersihkan lumut
5. Gotong royong membersihkan lingkungan sekitar dan
mencegahnya dengan kentongan
6. Menebar kan pemakan jentik
7. Menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan
pemakan jentik.
6
8. Seperti ikan kepala timah, nila merah, gupi, mujair dll.
9. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti
larva (bubuk abate) pada genangan air atau menebarkan ikan
atau hewan (cyclops) pemakan jentik.
10. Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang
biak di rawa payau sepanjang pantai
2. DBD
Penyakit Demam Berdarah Dengue banyak terjadi di Indonesia. Bahkan
di ibukota Jakarta pun sering terjadi. Penyakit ini sangat mematikan.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui penyebab, cara
pencegahan, dan juga cara penyembuhannya.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan melalui nyamuk
Aedes Aegepty yang telah menggigit dan menghisap darah penderita
DBD. Jika nyamuk ini menggigit anda, maka anda bisa tertular penyakit
DBD. Ciri2 nyamuk ini adalah warna kaki dan badannya belan putih-
hitam/bergaris-garis.
 Cara Mengobati Penyakit DBD Yaitu:
1. Memberi obat penurun panas seperti Tempra untuk anak-anak
atau panadol untuk orang dewasa, pastikan obat mengandung
Parasetamol
2. Jika deman tidak turun setelah 1 hari diberi obat, maka segera
periksa darah untuk memastikan demam berdarah.
3. Jika positif, segera bawa ke rumah sakit untuk diinfus.
4. Memberikan minum yang banyak agar tidak dehidrasi. Untuk
orang dewasa sekitar 20 gelas sedang/hari. Jika loambung kuat
atau tidak memiliki maag, bisa diberikan Pocari Sweat atau Air
Kelapa.
5. Banyak makan meski mual, seperti makan bubur kacang hijau,
bubur ayam, dan lain sebagainya, untuk mengatasi mual bisa
minum obat Primperan.

7
6. Meminum 2 sendok makan madu dan juga sari kurma 2-3 jam
sekali untuk meningkatkan stamina.
7. Adapun obat alternatifnya yaitu jus jambu merah, dan juga obat
Cina Angkak
 Cara Mencegah Penyakit DBD Yaitu:
1. Sebaiknya ibu memberikan ASI pada bayinya. ASI berguna
sebagai antibodi pada bayi karena didalam ASI terkandung
enzim-enzim pencernaan yang diperlukan oleh bayi sehingga
bila besar nanti, Anak akan memiliki daya tahan tubuh yang
baik.
2. Mencuci botol susu anak dengan baik dan benar.
3. Membersihkan bahan-bahan makanan dengar air bersih
3.Diare
 Gejala- gejala Penyakit Diare Yaitu:
1. Sering buang air besar dengan tinja cair terus menerus.
2. Disertai muntah yang berulang-ulang.
3. Lemah lemas dan ngantuk.
4. Adanya penurunan kesadaran.
5. Sudah tidak merasa haus lagi.
6. Tidak ingin makan.
7. Sakit perut hingga kejang pada perut.
8. Buang air kecil menjadi jarang atou tidak buang air kecil lagi.
9. Kulit tampak keriput,
10. Sering juga disertai kejang dan demam tinngi.
Bila timbul gejala diatas segera hubungi dokteragar mendapat
penanganan yang lebih baik lagi.
 Penyebab-penyebab Penyakit Diare Yaitu:
1. Adanya infeksi dari virus, bakteri dan parasit yang berasal
dari makanan dan minuman yang tercemar atou kotor.
8
2. Seperti infeksi penyakit lain yang sedang diderita , seperti
radang tenggorokan dan infeksi telinga.
3. Alergi terhadap makanan atou obat-obatan tertentu.
4. Akibat dari pemanis buatan.

 Cara Mengatasi Penyakit Diare Yaitu:

1. Berikan oralit atou air tajin sebagai cairan pengganti.


Mengapa oralit  ? Karena saat diare tubuh tidak saja
kekurangan cairan tetapi juga Elektrolit sehingga tidak akan
membentu jika hanya di berikan air putih saja.
2. Kurangi pemberian sayur dan buah-buahan karena akan sulit
untuk dicerna.
3. Tetap diberika ASI pada bayi yang terserang diare. Biasanya
anak-anak yang terserang penyakit diare anak-anak yang
tidak mendapatkan ASI.
4. Bila anak-anak mengalami diare, segeralah kedokter agar
dapat ditangani sedini mungkin. Sebab beberapa diare butuh
antibiotik tertentu untuk mengatasinya.
 Cara Mencegah Penyakit Diare Yaitu:
1. Sebaiknya ibi memberikan ASI pada bayinya. ASI berguna
sebagai antibodi pada bayi karena didalam ASI terkandung
enzim-enzim pencernaan yang diperlukan oleh bayi sehingga
bila besar nanti, Anak akan memiliki daya tahan tubuh yang
baik.
2. Mencuci botol susu anak dengan baik dan benar.
3. Membersihkan bahan-bahan makanan dengar air bersih.

9
4. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan)

Infeksi saluran pernapasan atas atau upper respiratory tract infections


(URI/URTI) terjadi pada rongga hidung, sinus, dan tenggorokan. Beberapa
penyakit yang termasuk dalam infeksi saluran pernapasan atas adalah pilek,
sinusitis, tonsillitis, dan laringitis. Sedangkan Infeksi saluran pernapasan bawah
atau lower respiratory tract infections (LRI/LRTI) terjadi pada jalan napas dan
paru-paru. Beberapa jenis penyakit yang termasuk dalam infeksi ini adalah
bronkitis, bronkiolitis, dan pneumonia.
Infeksi saluran pernapasan dapat dialami oleh segala usia. Meski demikian,
kondisi ini lebih rentan diderita oleh anak-anak karena sistem pertahanan tubuh
mereka terhadap virus penyebab infeksi belum terbentuk.
 Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan
Beberapa jenis virus atau bakteri yang dapat menyebabkan infeksi
saluran pernapasan atas, di antaranya adalah Influenza dan
Parainfluenza, Thinoviruses, Epstein-Barr Virus (EBV), Respiratory
Syncytial Virus (RSV), Streptococcus grup A, Pertussis, serta
Diphteria.
Sedangkan beberapa jenis virus atau bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi saluran pernapasan bawah, di antaranya adalah
Influenza A, Human metapneumovirus (hMPV), Respiratory syncytial
virus (RSV), Varicella-zoster virus (VZV), H. influenzae,
Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus
aureus, Enterobacteria dan bakteri anaerob.
Orang yang sehat dapat tertular infeksi saluran pernapasan setelah
menghirup percikan air liur yang mengandung virus atau bakteri yang
dikeluarkan oleh penderita saat batuk atau bersin. Selain dari kontak
langsung, penularan juga bisa terjadi secara tidak langsung dengan
diperantarai oleh benda-benda yang sudah terpapar virus atau bakteri
dari penderita infeksi saluran pernapasan.

10
 Gejala Infeksi Saluran Pernapasan
Gejala infeksi saluran pernapasan atas dapat berupa batuk, hidung
tersumbat, pilek, bersin-bersin, nyeri otot, sakit tenggorokan, sakit
kepala, serta demam. Gejala-gejala tersebut biasanya berlangsung
selama 3 hingga 14 hari.
Sedangkan gejala infeksi saluran pernapasan bawah dapat berupa
batuk berdahak, sesak napas, mengi, dan demam. Pada anak-anak dan
bayi, gejala lain yang mungkin timbul, adalah sulit makan, rewel, dan
gangguan tidur.
 Diagnosis Infeksi Saluran Pernapasan
Untuk mendiagnosis infeksi saluran pernapasan atas biasanya hanya
berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik, dan kadang-kadang
pemeriksaan darah. Tanda-tanda yang dapat ditemukan dokter adalah
tenggorokan merah, hidung merah dan bengkak, amandel
membengkak, nyeri tekan pada daerah pipi, serta muncul benjolan di
sekitar leher. Penyebab tersering dari infeksi saluran napas atas adalah
virus, sehingga tidak diperlukan pemeriksaan lanjutan lainnya, kecuali
dokter mencurigai penyebab lain  seperti bakteri dan alergi.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan seperti pemeriksaan darah dan
kultur bakteri dengan mengambil sampel dari swab hidung,
tenggorokan, atau dahak. CT scan sinus juga perlu dilakukan bila
sinusitis mengakibatkan gangguan  penglihatan, keluar ingus yang
banyak, dan sudah dialami lebih dari 4 minggu.
Untuk infeksi saluran napas bawah, selain memerhatikan tanda-
tandanya (misalnya sesak napas), dokter juga akan mengukur tingkat
oksigen dalam darah (pulse oximetry) untuk mendeteksi adanya
gangguan pernapasan. Di samping itu, pemeriksaan penunjang di
laboratorium juga perlu dilakukan, seperti:

11
1. Foto Rontgen. Pemeriksaan dengan foto Rontgen dada dilakukan
untuk melihat corakan dan kondisi paru-paru serta jalan napas.
2. Pemeriksaan d Dari hasil pemeriksaan darah, dapat terlihat
peningkatan jumlah sel darah putih dalam darah yang merupakan
tanda infeksi.
3. Pemeriksaan dahak atau s Biakan atau kultur dari sampel dahak
atau sputum dilakukan untuk melihat pertumbuhan bakteri.
4. Bila dicurigai penyebab infeksi adalah tuberkulosis, dapat
dilakukan beberapa pemeriksaan lain untuk mendiagnosisnya.
 Pengobatan Infeksi Saluran Pernapasan
Penyebab infeksi saluran napas atas, bronkitis, dan bronkiolitis
umumnya adalah virus, dan tidak ada terapi yang spesifik untuk
mengobati berbagai tipe virus yang menyerang saluran napas atas.
Infeksi saluran napas atas karena virus dapat sembuh sendiri dan tidak
diperlukan obat-obatan. Penderita dapat meredakan gejala infeksi
saluran pernapasan dengan cara mandi air hangat, minum air hangat,
berkumur dengan air garam, mengompres wajah dengan air hangat,
menghindari udara dingin, banyak minum air, dan beristirahat. Dalam
hal obat-obatan untuk mengurangi gejala, penderita dapat
mengonsumsi obat yang dijual bebas di pasaran guna meredakan
gejala infeksi saluran pernapasan, misalnya paracetamol untuk
demam, atau obat batuk pilek lainnya. Jika infeksi saluran pernapasan
disebabkan oleh bakteri, maka dokter akan meresepkan antibiotik.
Pengobatan terhadap pneumonia bertujuan untuk mengobati infeksi
dan mencegah komplikasi, serta sangat tergantung dari beratnya
penyakit, usia, dan riwayat kesehatan penderita.

12
Pengobatan pun dapat dilakukan dengan perawatan di rumah sakit
bila terdapat tanda seperti sesak, penurunan kesadaran dan tekanan
darah, memerlukan oksigen tambahan atau alat bantu napas lainnya,
penurunan fungsi ginjal, dan berusia lebih dari 65 tahun.
Pada kasus tertentu, penanganan medis secara lebih serius
diperlukan jika penderita infeksi saluran pernapasan memiliki atau
mengalami kondisi tertentu, seperti:
1. Menderita penyakit paru yang sudah ada sebelumnya, seperti asma,
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), bronkiektasis.
2. Menderita penyakit jantung, hati, atau ginjal.
3. Menderita cystic fibrosis atau multiple sclerosis.
4. Batuk yang telah berlangsung selama lebih dari tiga minggu.
5. Penurunan berat badan.
6. Nyeri pada dada.
7. Benjolan di leher.
8. Sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada penderita
diabetes dan minum obat kortikosteroid.
 Komplikasi Infeksi Saluran Pernapasan
Komplikasi yang umumnya timbul akibat infeksi saluran pernapasan
atas adalah infeksi sekunder karena bakteri, seperti pneumonia,
bronkitis, infeksi telinga tengah (otitis media), atau meningitis yang
menyebar dari sinusitis. Sedangkan komplikasi yang dapat muncul
akibat infeksi saluran pernapasan bawah meliputi sepsis, empiema,
abses paru, dan efusi pleura.
 Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko
terkena infeksi saluran pernapasan, di antaranya adalah:
1. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
2. Berolahraga secara teratur.
3. Berhenti merokok dan menghindari asap rokok.

13
4. Mengurangi tingkat stres.
5. Menghindari kontak langsung dengan penderita infeksi.
6. Mencuci tangan setelah melakukan kegiatan.
7. Selalu menutup mulut dan hidung setiap bersin atau batuk.
8. Menjaga kebersihan diri dan barang-barang di sekitar.
Selain cara-cara tersebut, pemberian vaksin flu untuk melindungi diri
dari infeksi saluran pernapasan juga dapat dilakukan, terutama pada
anak-anak. Bagi ibu yang memiliki bayi, dianjurkan untuk menyusui
bayinya guna membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka.
5. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
leptospira yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang
terinfeksi bakteri ini. Beberapa jenis hewan yang dapat menjadi
pembawa leptospirosis, yaitu anjing, hewan pengerat seperti tikus,
dan kelompok hewan ternak seperti sapi, serta babi.
Leptospirosis juga dapat menyerang manusia melalui kontak
langsung dengan air (air banjir, kolam, sungai, danau, atau air
selokan) atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan
pembawa bakteri leptospira. Leptospirosis rentan menyerang
orang-orang yang biasa berurusan dengan hewan. Jarang sekali
penyakit ini ditulari dari manusia.
 Penyebab Penyakit Leptospirosis
Leptospirosis disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira yang
dibawa oleh hewan-hewan tertentu. Leptospira adalah organisme
yang hidup di perairan air tawar, tanah basah, lumpur, dan tumbuh-
tumbuhan. Bakteri ini dapat dapat menyebar melalui banjir. Hewan
pembawa bakteri leptospira umumnya tidak memiliki tanda-tanda
sedang mengidap leptospirosis karena bakteri ini dapat keluar
melalui urine mereka.

14
Keluarnya bakteri melalui urine hewan liar maupun hewan piaraan
yang terinfeksi dapat berlangsung secara terus menerus atau hanya
sesekali selama beberapa bulan hingga beberapa tahun. Bakteri
yang kemudian masuk ke air atau tanah ini bisa bertahan hingga
beberapa minggu hingga berbulan-bulan.
Leptospirosis umumnya banyak ditemui di area tropis dan
subtropis, di mana udaranya panas dan lembap yang membuat
bakteri ini dapat bertahan hidup lebih lama, seperti Tiongkok,
India, dan Asia Tenggara. Para pekerja yang sering berurusan
dengan hewan juga memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi
leptospirosis, misalnya seorang peternak, nelayan, pekerja di
saluran pembuangan limbah, dan dokter hewan.
Bakteri leptospira dapat masuk melalui mata, hidung, mulut, atau
luka terbuka pada kulit, terutama jika Anda sering menghabiskan
waktu berada di area, baik air maupun tanah, yang terkontaminasi
bakteri ini. Waspadai juga infeksi bakteri leptospira ketika Anda
melakukan kegiatan di luar ruangan seperti berkemah dan
memancing atau berkunjung ke daerah yang sedang menghadapi
epidemi leptospirosis.
Bakteri ini juga dapat menyebar melalui gigitan hewan atau cairan
tubuh lain (kecuali ludah) dan ketika meminum air yang
terkontaminasi, misalnya sehabis banjir atau ketika melakukan
olahraga yang berhubungan dengan air. Hewan piaraan jarang
menjadi penyebab menyebarnya leptospirosis walau terdapat juga
kasus leptospirosis yang disebarkan oleh tikus piaraan.
Kasus penyebaran leptospirosis juga jarang disebarkan oleh sesama
manusia walau masih mungkin terjadi melalui hubungan seksual
atau melalui ASI dari ibu yang terinfeksi bakteri ini kepada bayi.

15
 Gejala Penyakit Leptospirosis
Leptospirosis memiliki gejala yang umumnya menyerupai flu,
yaitu demam, nyeri otot, dan pusing.
Leptospirosis juga tidak memiliki gejala-gejala yang signifikan
sehingga sulit untuk terdiagnosis. Gejala leptospirosis umumnya
berkembang dalam waktu 1-2 minggu atau hingga satu bulan
setelah penderitanya terpapar bakteri ini dan cenderung membaik
minimal dalam lima hari hingga maksimal satu minggu setelah
gejala muncul. Gejala lain yang mungkin muncul, yaitu:
1. Mual
2. Muntah
3. Meriang
4. Sakit kepala
5. Nyeri otot
6. Sakit perut
7. Diare
8. Kulit atau area putih pada mata yang menguning
9. Demam tinggi
10. Ruam
11. Iritasi atau kemerahan di area mata
12. Batuk
13. Kehilangan nafsu makan
Gejala leptospirosis yang lebih berat bisa berujung kepada
komplikasi yang lebih serius, berupa pendarahan hingga gagal
fungsi pada organ-organ tertentu. Kondisi pasien secara umum
akan membaik dari gejala awal yang muncul, namun
selanjutnya akan menjadi sakit kembali dan berkembang biak
menjadi kondisi yang lebih serius. Kasus leptospirosis yang
memburuk ini dapat terjadi pada 1 dari 10 penderita pada 1-3
hari setelah gejala awal mereda.

16
Jika tidak segera ditangani, penderita dapat mengalami
kerusakan otak, gagal fungsi ginjal, dan gangguan fungsi paru-
paru. Kasus ini cenderung dikenal dengan nama penyakit
Weil. Beberapa gejala yang mungkin dialami, yaitu:
1. Sakit di area dada
2. Napas yang pendek/kehabisan napas
3. Pembengkakan pada pergelangan tangan atau kaki
4. Warna kulit menguning atau bagian putih pada mata yang
menguning (penyakit kuning)
5. Gejala yang menyerupai penyakit meningitis atau radang
otak (ensefalitis), seperti kejang, sakit kepala dan muntah
6. Batuk darah
 Diagnosis Penyakit Leptospirosis
Diagnosis leptospirosis dapat dipastikan melalui gejala yang diderita,
riwayat pasien  dan pemeriksaan fisik pasien. Biasanya terapi sudah
mulai diberikan jika memang sudah dicurigai leptospirosis pada
tahap ini.
Pemeriksaan laboratorium biasanya dilakukan untuk mengonfirmasi
diagnosa dan menentukan derajat kerusakan organ serta derajat
keparahan komplikasi.
Pemeriksaan darah dan urine untuk mengisolasi bakteri dari cairan
tubuh penderita sulit dilakukan. Oleh karena itu, tes serologi
mungkin akan dilakukan untuk membantu mengkonfirmasi diagnosa.
 Pengobatan Penyakit Leptospirosis
Infeksi leptospirosis diobati dengan suntikan antibiotik untuk
membasmi bakteri dan mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu
akibat kondisi ini. Obat-obatan antibiotik yang umumnya digunakan
adalah penisilin dan tetracycline.

17
Antibiotik biasanya diberikan selama satu minggu dan proses
pengobatan ini harus diikuti hingga akhir demi memastikan semua
bakteri hilang sehingga mencegah kemungkinan terulangnya infeksi
dari bakteri yang sama. Walau demikian, masih dibutuhkan
penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitas terapi antibotik
terhadap leptospirosis.
Selain obat-obatan antibiotik, obat pereda rasa sakit yang memiliki
kandungan parasetamol juga dapat diberikan untuk mengatasi gejala
awal leptospirosis, antara lain:
1. Sakit kepala
2. Nyeri otot
3. Demam
Pada kasus leptospirosis yang parah (penyakit Weil) dan/atau yang
terjadi pada masa kehamilan, pasien dapat dirujuk ke rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan dan pengawasan yang lebih
menyeluruh. Hal ini dilakukan untuk mencegah leptospirosis
menyebar ke organ lain atau janin. Penderita akan diberikan suntikan
antibiotik secara langsung ke dalam pembuluh darah. Jika infeksi
telah menyerang organ tubuh, maka beberapa perawatan tambahan
diperlukan untuk menjaga sekaligus mengembalikan fungsi dan
kondisi tubuh, seperti:
1. Infus, untuk memasukkan cairan dan nutrisi tambahan yang
dibutuhkan tubuh.
2. Ventilator, sebagai alat bantu pernapasan.
3. Dialisis, untuk membantu fungsi ginjal yang terganggu dalam
proses pembuangan zat yang tidak dibutuhkan tubuh.
Perawatan di rumah sakit biasanya membutuhkan waktu
beberapa minggu bahkan berbulan-bulan tergantung dari tingkat
keparahan leptospirosis, kondisi tubuh, dan respons pasien
terhadap pengobatan.

18
Komplikasi serius pada paru yang disebut severe pulmonary
hemorrhagic syndrome merupakan penyebab kematian utama
penderita leptospirosis di negara-negara berkembang. Selain itu,
gagal ginjal akut dan disfungsi hati merupakan komplikasi lain
yang dapat timbul pada kondisi ini.
 Pencegahan Penyakit Lepcospirosis
Jika Anda berniat bepergian ke daerah yang memiliki angka
leptospirosis yang tinggi atau sering terlibat kontak dengan hewan
secara langsung, maka Anda memiliki risiko tertular yang lebih besar.
Lakukan beberapa langkah pencegahan berikut ini.
1. Gunakan pakaian yang melindungi tubuh serta bersihkan dan
tutup luka dengan sebaik mungkin agar tidak terkena kontak
langsung dengan hewan pembawa bakteri leptospira.
2. Gunakan juga pakaian yang layak saat akan berolahraga atau
beraktivitas di luar ruangan yang berisiko menimbulkan cedera
atau luka ketika berada di area yang rawan terdapat bakteri
leptospira.
3. Mandi setelah selesai melakukan aktivitas di lingkungan berair,
terutama di area yang berisiko.
4. Jangan menyentuh bangkai hewan secara langsung.
5. Gunakan sarung tangan ketika berniat membersihkan urine atau
kotoran hewan yang diduga terinfeksi bakteri leptospira.
6. Biasakan mencuci tangan setelah terlibat kontak dengan hewan
yang terinfeksi leptospirosis.
7. Bersihkan permukaan yang terkena urine atau kotoran hewan
yang terinfeksi leptospirosis dengan larutan pembersih
antibakteri atau campuran air dan pemutih dengan perbandingan
volume air dan pembersih sebanyak 10:1.
8. Waspadai air yang akan diminum, pastikan kemasan air tertutup
dan tersegel dengan baik atau air sudah direbus sebelumnya.
19
9. Vaksinasi hewan piaraan atau ternak Anda agar terhindar dari
leptospirosis.
7. Tipes
Tifus atau lebih mudah diucap oleh masyarakat Indonesia dengan sebutan
tipes merupakan sebuah penyakit yang mengjangkiti manusia karena
terjadinya peradangan pada usus. Penyakit tipes merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella yang menyelinap
kedalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan berupa usus,
setelahnya bakteri akan menyebar ke seluruh tubuh dengan media darah
sebagai perantaranya (infeksi sistematik).
Jika Anda adalah orang yang berkecimpung di dunia kedokteran pasti
sudah tidak asing dengan penyakit ini, namun apabila Anda (pembaca)
merupakan orang awam dengan bidang kedokteran dan ingin mengetahui
bagaimana sih bibit bebet dan bobot tentang penyakit ini, berikut ini akan
dijelaskan mengenai penyakit tipes dimulai dari gejala, penyebab, dan
cara mencegahnya.
 Gejala Penyakit Tipes
1. Keracunan Makanan (Salmonellosis)
Terasa nyeri di bagian perut, sering mual, dehidrasi (kehausan),
muntah, diare, dan demam merupakan tanda atau gejala tipes yang
disebabkan oleh keracunan makanan.
2. Radang Usus
Gejalanya bisa berupa demam, diare yang disertai darah, dan rasa
nyeri di bagian perut.
3. Keracunan Darah
Jika keracunan darah maka akan timbul beberapa gejala seperti
demam, berat badan turun drastis, rasa nyeri di perut, bernafas
lebih cepat, tekanan darah menurun, ukuran hati membesar, sering
kedinginan (menggigil),
20
4. nafsu makan terganggu, jantung berdetak lebih kencang, sering
kaget, dan limfa membesar.
5. Lemas, Pusing, dan Sakit Perut
Akibat demam yang tinggi biasanya penderita akan sering lemas
disertai kepala pusing. Karena hati dan limfa membengkak
biasanya penderita juga akan merasakan sakit di bagian perut.
6. Pingsan
 Penyebab Penyakit Tipes
1. Adanya bakteri yang menyusup kedalam tubuh, nama bakteri
tersebut adalah Salmonelia Typhi. Bakteri ini bisa masuk karena
sebelumnya menempel pada makanan dan minuman.
2. Tidak mencuci tangan dengan bersih ketika ingin makan
 Cara Mencegah Penyakit Tipes
1. Jangan sembarangan jajan di pinggir jalan karena anda tidal tahu
apakah proses pengolahan, baik itu menggoreng ataupun
merebsnya dengan cara uang benar dan dilakukan di tempat yang
bersih atau kotor.
2. Jika ingin mengonsumsi telur, pastikan untuk menggoreng atau
merebus telur sampai benar-benar matang, jangan dibuat setengan
matang.
3. Tingkatkan sistem imun anda agar terhindar dari tipes dengan cara
melakukan imunisasi tipes pada dokter
4. Jaga juga kesehatan anda dengan cara beristirahat yang cukup dan
berkualitas, sehari minimal 7-8 jam.
5. Olahraga secara teratur, lebih baik anda lakukan ketika pagi hari
saat angin masih segar dan belum tercampur dengan polusi.
6. Jika anda sudah pernah menderita tipes, usahakan untuk
mengurangi waktu kerja anda atau setidaknya jangan sampai anda
kelelahan karena penyakit ini sewaktu-waktu bisa kambuh.
7. Mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan.

21
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Penyakit-penyakit menular pasca terjadinya bencana yaitu:
1)   Malaria
Penyakit malaria dapat timbul misalnya saat masyarakat berada di
pengungsian ( tenda-tenda darurat ), nyamuk anopheles bisa
menginfeksi korban-korban bencana.
2)   DBD
Misalnya banjir, air yang tergenang dapat menyebabkan
bersarangnya nyamuk aides aigypti. Kemudian menginfeksi korban-
korban bencana.
3)    Diare dan penyakit kulit
Penyakit ini bisa menginfeksi korban bencana karena sanitasi yang
jelek. Misalnya kuman-kuman penyebab diare seperti ; Vibrio
kolera, Salmonella dysentriae pada genangan banjir, diare akibat
kurangnya asupan air bersih karena saluran air bersih dan sanitari
yang rusak.
Seseorang menderita diare bila frekuensi buang air besar telah
melampaui kebiasaannya dengan kotoran encer dan banyak cairan.
Diare yang terus menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat
seperti tipus, kolera dan kanker usus. Diare yang berat bisa
menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa.
Gejala-gejalanya seperti frekuensi buang air besar melebihi normal,
kotoran encer/cair, sakit/kejang perut, demam dan muntah.
Penyebabnya bisa dari Anxietas (rasa cemas), keracunan makanan,
infeksi virus dari usus, alergi terhadap makanan tertentu.

22
Penanggulangannya adalah dengan minum banyak cairan, hindari
makanan padat atau yang tidak berperasa selama 1-2 hari, minum
cairan rehidrasi oral-oralit.
4)    ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Atas )
ISPA terjadi karena masuknya kuman atau mirkoorganisme ke
dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan
gejala penyakit.
Istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris acute
respiratory infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni
infeksi, saluran pernapasan dan akut, dengan pengertian sebagai
berikut:
a.     Infeksi adalah masuknya kuman atau mirkoorganisme ke dalam
tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan
gejala penyakit.
b.    Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga
alveoli. Secara anatomis mencakup saluran pernapasan bagian
atas, saluran pernpasan bagian bawah (termasuk jaringan saluran
pernapasan).
c.     Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14
hari, Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut
meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam
ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Selain ISPA sering juga ditemukan pnemonia yaitu proses infeksi
akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya
pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi
akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia).
Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena
paru meradang secara mendadak.

23
Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali
per menit atau lebih pada anak usia dua bulan sampai kurang dari
satu tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia satu
tajun sampai kurang dari
lima tahun. Pada anak di bawah usia dua bulan, tidak dikenal
diagnosis pnemonia.
Pencegahannya dengan pengadaan rumah dengan ventilasi yang
memadai, perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan gizi balita.
5)   Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
leptospira berbentuk spiral dan hidup di air tawar. Penyakit ini
timbul karena terkontaminasinya air oleh air seni hewan yang
menderita leptospirosis. Biasanya penyakit ini terdapat pada korban
banjir.
6)   Tipes
Penyakit tipes sebenarnya juga berkaitan erat dengan faktor daya
tahan tubuh seseorang. Oleh sebab itu, untuk mencegah terkena
penyakit tipes, masyarakat harus menjaga kondisi tubuh dengan
makan makanan bergizi dan jangan sampai kelelahan.

2. Saran
1. Bencana merupakan suatu kehendak tuhan yang mana tidak kita ketahui
kapan akan terjadinya. Oleh sebab itu, kita sebagai makhluk tuhan harus
menjaga lingkungan tempat tinggal kita agar bencana tersebut bisa
diminimalisir.
2. Adapun untuk pemerintah bisa lebih cepat dan tanggap dalam menolong
korban bencana, dan memfasilitasi para warga dalam menangani maupun
mencegah terjadinya bencana tersebut.

24
DAFTAR PUSTAKA

 https://news.detik.com/opini/834037/penyakit-pascabencana
 http://srimurny.blogspot.co.id/2011/03/manajemen-bencana-dan-penyakit-
pasca.html
 http://www.alodokter.com/malaria
 https://infoindonesiakita.com/2010/11/24/cara-mencegah-dan-
menyembuhkan-penyakit-demam-berdarah-dengue/
 http://gejalapenyakitlo.blogspot.co.id/2013/11/cara-mengatasi-dan-
mencegah-penyakit_21.html
 http://www.alodokter.com/infeksi-saluran-pernapasan
 http://www.alodokter.com/leptospirosis
 https://manfaatnyasehat.blogspot.co.id/2014/05/gejala-tipes.html

25

Anda mungkin juga menyukai