Kelompok 1 Metode Pendidikan Islam
Kelompok 1 Metode Pendidikan Islam
MAKALAH
Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas
Oleh:
Imam Fikri
JURUSAN TARBIYAH
PURWOREJO
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu pendidikan agama Islam merupakan upaya sadar dan terncana dalam meyiapkan
pesrta didik untuk mengenal, menghayati, hingga menyakini ajaran agama Islam, diiringi
dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Pada era globalisasi ini pendidikan sangat penting bagi peserta didik, karena era
globalisasi dapat membawa kita untuk semakin mudah memperoleh informasi dari luar yang
dapat membantu kita menemukan alternatif-alternatif baru dalam usaha memecahkan suatu
masalah yang kita hadapi terutama dalam bidang pendidikan Islam, misalnya melalui internat
kini kita dapat mencari informasi dari seluruh dunia tanpa harus mengeluarkan banyak dana.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknoogi yang pesat dan semakin hebat tidak
akan memberikan kemaslahatan bagi umat jika tidak diiingi dengan akhlak yang mulia dari
para pelakunya. Salah satu untuk mengembangkan suatu akhlak yang mulia tersebut dengan
melalui ilmu pendidikan agama khususnya ilmu pendidikan agama Islam. Melalui pendidikan
agama Islam diharapkan bisa melahirkan intelektual (Islam) yang mau memikirkan dan
mencoba untuk membawa negeri tercinta ini keluar dari jurang krisis dan berusaha untuk
menciptakan masyarakat yang dicita-citakan semua umat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Metode Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Pendekatan Pendidikan Islam?
3. Bagaimana Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Islam?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Umar Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Amzah. Hlm. 180
2
Rasyidin, Nizar Samsul. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat press. Hlm. 66
3
e) Memperhatikan kepahaman dan mengetahui hubungan-hubungan,
integrasi pengalaman dan kelanjutannya.
f) Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang
menggembirakan bagi peserta didik.
g) Menegakan uswatun hasanah.
3. Beberapa Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan dengan cara kerja yang teratur dan sistematis
serta memikirkan semua faktor-faktor yang ada untuk mencapai
tujuan pendidikan agama islam, untuk menyampaikan materi-materi
pendidikan agama islam secara efektif dan efisien diperlukan metode
dan pendekatan yang dinamis, diantaranya:
a. Metode hiwar (percakapan)
b. Qur’ani dan Nabawi.
c. Kisah-kisah Qur’ani dan Nabawi
d. Amtsal Qur’ani dan Nabawi
e. Teladan
f. Pembiasaan dan Pengamalan
g. Ibroh dan Mau’izoh
h. Targhib dan tarhib
3
Roqib Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta : LKiS Printing Cemerlang. Hlm. 90
4
Umar Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Amzah. Hlm. 182
4
pembentukan kelompok ilmiah, bimbingan ahli dan kegiatan-kegiatan ilmiah
lainnya, misalnya penelitian, pengakajian, seminar, dan sebagainya.
2. Pendekatan Tazkiyah (penyucian)
Pendekatan ini meliputi menyucikan diri dengan upaya amar ma’ruf
dan nahi munkar (tindakan proaktif dan tindakan reaktif). Pendekatan ini
bertujuan untuk memelihara kebersihan diri dan lingkungannya, menolak dan
menjauhi akhlak tercela. Indikator pendidikan ini adalah fisik, psikis, dan
sosial. Aplikasi bentuk pendekatan ini adalah adanya gerakan kebersihan,
ceramah, serta pengembangan kontrol sosial.
3. Pendekatan ta’lim al kitab
Mengajarkan al kitab (al-quran) dengan menjelaskan hukum halal dan
haram. Pendekatan ini bertujuan untuk membaca, memahami, dan
merenungkan al-quran dan as-sunnah sebagai keterangannya. Indikatornya
adalah pembelajaran membaca al-quran, diskusi tentang al-quran dibawah
bimbingan para ahli kelompok diskusi dan lomba kreativitas islami.
4. Pendekatan ta’lim al hikmah
Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan ta’lim al kitab, hanya
saja bobot dan proporsi serta frekuensi nya diperluas dan diperbesar. Indikator
utama pendekatan ini adalah mengadakan perenungan dan interpretasi
terhadap pendekatan ta’lim al kitab. Aplikasi pendekatan ini berupa studi
banding antar lembaga pendidiakn, antar lembaga peneletian.
5. Yu’allim-kum ma lam Takunu Ta’lamun
Suatu pendekatan yang mengajarkan suatu hal yang memang benar-
benar asing dan belum diketahui, sehingga pedekatan ini membawa peserta
didik pada suatu alam pemikiran yang benar benar luar biasa. Pendekatan ini
hanya dinikmati oleh nabi dan rasul saja, seperti adanya mukjizat, sedangkan
manusia biasa hanya bisa menikmati sebagian kecil. Indikator pendekatan ini
adalah penemuan teknologi canggih yang dapat membawa manusia pada
penjelajahan luar angkasa, sedangkan aplikasinya adalah mengembangkan
produk teknologi yang dapat mempermudah dan membantu manusia dalam
sehari-hari.
6. Pendekatan Ishlah (perbaikan)
Pelepasan beban dan belengu-belenggu yang bertujuan memiliki
kepekaan terhadap orang lain. Disamping itu, pelepasan dan belenggu ini
5
bertujuan memelihara ukhuwah islam dengan aplikasinya kunjungan ke
kelompok duafa, kebiasan sedekah, serta mengembangkan BAZIS (badan amil
zakat dan infak).
Ada beberapa pendekatan yang dipakai dalam pendidikan Islam maupun Barat.
Menurut Armai Arief, ada lima pendekatan yang dipakai dalam kegiatan proses
belajar mengajar, yaitu pendekatan filosofis, induksi-deduksi, sosio-kultural,
fungsional dan emosional.
1. Pendekatan filosofis. Berdasarkan pendekatan filosofis, bagi pendidikan
Islam dapat diartikan sebagai studi proses tentang kependidikan yang
didasari dengan nilai-nilai ajaran Islam menurut konsep filosofis,
berdasarkan Al-qur’an dan As-sunnah.
2. Pendekatan Induksi-Deduksi. Pendekatan induksi adalah suatu pendekatan
yang penganalisaannya secara ilmiah, bertolak dari kaidah (hal-hal,
peristiwa) khusus untuk menentukan hukum (kaidah) yang bersifat umum
(universal), atau dengan kata lain penentuan kaidah umum berdasarkan
kaidah-kaidah khusus.
3. Pendekatan Sosio-Kultural. Pendekatan ini bertumpu pada pandangan
bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan kebudayaan
sehingga dipandang sebagai “homo socius” dan ”homo sapiens” dalam
kehidupan bermasyarakat dan berkebudayaan.
4. Pendekatan Fungsional. Sesuai dengan pengertian fungsional yaitu dilihat
dari segi fungsi. Maka yang dimaksud dengan pendekatan fungsional
dalam kaitannya dengan pendidikan Islam adalah “penyajian materi
pendidikan Islam dengan penekanan pada segi kemanfaatannya bagi siswa
dalam kehidupan sehari-hari”. Dengan berdasarkan kepada pendekatan
ini, materi yang dipersiapkan untuk disampaikan kepada anak didik
adalah materi yang sesuai dengan kebutuhan anak didik dalam kehidupan
bermasyarakat. Karena harus disadari sepenuhnya bahwa materi pelajaran
yang disampaikan kepada anak didik tidak hanya sekedar untuk
memajukan aspek kognitifnya, tetapi juga untuk kelangsungan hidupnya
di masa mendatang.
5. Pendekatan Emosional. Emosional secara lughawi berarti “menyentuh
perasaan, mengharukan”. Secara terminologi, pendekatan emosional
6
adalah “usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam
meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya”. Melalui
pendekatan emosional, setiap pendidik selalu berusaha untuk “membakar”
semangat (ghirah) anak didiknya dalam melaksanakan ajaran-ajaran
agama yang sesuai tuntunan Al-qur’an dan As-sunnah. Memberikan
sentuhan rohani kepada anak didik diyakini sangat besar kontribusinya
dalam memicu dan memacu semangat mereka dalam beribadah dan
menuntut ilmu.
7
teori-teori pendidikan islam yang relevan dengan arus dinamika zaman
yang senantiasa berubah.
d. Dari segi politik (pemerintah), evaluasi berfungsi untuk membantu
mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan
mempertimbangakan kebijakan yang akan diterapkan dalam sistem
pendidikan nasional (islam).
3. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam
a. Evaluasi mengacu pada tujuan
Setiap aktivitas/pekerjaan manusia pasti mempunyai tujuan
tertentu, ketika tidak mempunyai tujuan berarti kita melakukan
pekerjaan yang sis-sia. Agar evaluasi sesuai dan dapat mencapai
sasaran yang diharapkan maka evaluasi juga perlu mengacu pada
tujuan. Tujuan sebagai acuan ini harus dirumuskan terlebih dahulu,
sehingga dengan jelas menggambarkan apa yang hendak dicapai.
b. Evaluasi dilaksanakan secara objektif
Objektif dalam arti bahwa evaluasi tersebut dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya, berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa
dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektivitas dan evaluator (penilai).
c. Evaluasi harus dilakukan secara komprehensif
Hal ini berarti bahwa evaluasi harus dilakukan secara
menyeluruh, meliputi berbagai aspek kehidupan peserta didik, baik
menyangkut iman, ilmu, maupun amalannya. Ini dilakukan karena
umat islam memang diperintahkan untuk mempelajari, memahami,
serta mengamalkan islam secara menyaluruh.
d. Evaluasi harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus)
Apabila aktivitas pendidikan islam dipandang sebagai suatu
proses untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, maka evaluasi
pendidikannya pun harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus),
dengan tetap memperhatikan prinsip pertama (objektif) dan prinsip
kedua (komprehensif) sebagai mana uraian terdahulu. Mengingat juga
bahwa ajaran islam harus dilakukan secara istiqomah (kontinu), maka
evaluasi pendidikan islam oun harus dilakukan secara kontinu pula,
sehingga tujuan pendidikan islam dapat dicapai secara optimal.
8
4. Jenis-jenis Evaluasi Pendidikan Islam
a. Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang meneptakan tingkat penguasaan
manusia hidup dan menentukan bagian-bagian tugas yang belum
dikuasai dengan tepat.
b. Evaluasi sumatif, yiatu penilaian secara umum tentang keseluruhan
hasil dari proses belajar mengajar.
c. Evaluasi diagnostik, yaitu penilaian yang dipusatkan pada proses
belajar mengajar dengan mengalokasikan peserta didik sesuai dengan
kesamaan minat, bakat, dan sebagainya.
d. Evaluasi penempatan, Yaitu penilaian yang menitik beratkan tentang
berbagai permasalahan.
5. Syarat-syarat Evaluasi Pendidikan Islam
a. Validity
Yaitu, tes yang harus dilakukan berdasarkan hal-hal yang seharusnya
dievaluasi.soal tes harus menggambarkan keseluruhan dan
kesanggupan anak mengenai bidnag tersebut.
b. Reliable
Merupakan tes yang dapat dipercaya dapat memberikan keteranagan
tentang kesanggupan peserta didik yang sesungguhnya.
c. Efisiensi
Merupakan tes yang mudah dalam administrasi penilaian dan
interpretasinya.
9
BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Ilmu Pendidikan Islam
pada dasarnya adalah suatu uraian ilmiah tentang bimbingan pendidikan kepada anak
didik dalam perkembangannya agar tumbuh secara wajar sesuai dengan ajaran Islam
dalam rangka membentuk manusia sempurna. Dalam Ilmu pendidikan islam terdiri dari
Metode Pendidikan Islam, pendekatan pendidikan islam, evaluasi pembelajaran.
Setelah adanya metode pendidikan islam diperlukan prinsip prinsip tertentu. Menurut
Jalaludin Rahmat (1979: 117-119) dan Zainal Abidin Ahmad (1979:138-140)
merumuskan pendekatan pendidikan islam dalam 6 kategori, yaitu sebagai berikut:
Pendekatan Tilawah, Pendekatan Tazkiyah, pendekatan ta’lim al kitab, Pendekatan ta’lim
al hikmah, Yu’allim-kum ma lam Takunu Ta’lamun, dan Pendekatan Ishlah. Ada
beberapa pendekatan yang dipakai dalam pendidikan Islam maupun Barat. Menurut
Armai Arief, ada lima pendekatan yang dipakai dalam kegiatan proses belajar mengajar,
yaitu pendekatan filosofis, induksi-deduksi, sosio-kultural, fungsional dan emosional.
Agar pendidikan islam dapat sesusai dengan tujuannya, diperlukan adanya suatu
evaluasi pendidikan islam. Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau teknik
penilaian terhadap tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang
bersifat komprehensif dari seluruh aspek kehidupan. Secara khusus, tujuan pelaksanaan
evaluasi dalam pendidikan islam adalah untuk mengetahui kadar pemilikan dan
pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran. Sebagai tindak lanjut dari tujuan ini
adalah untuk mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan lemah.
10
DAFTAR PUSTAKA
Samsul, Nizar dan Rasyidin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakart : Ciputat press
Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang
Rianie, Nurjannah. “Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam (sebuah Perbandingan dalam
Konsep Teori Pendidikan Islam dan Barat). Jurnal: management of Education, Vol. 1,
Issue 2
11
Muhammad firlana
Adellia
Fuad
Alvin
12