Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Moderasi Beragama

Dosen Pengampu:

Dr. Richard A. Siwu, MA. STM., Ph.D

Disusun Oleh:

Ziendy E. T. Lestuny (210402025)

PROGRAM PASCA SARJANA TEOLOGI


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI MANADO
TAHUN 2022
A. Pendahuluan

Agama merupakan satu diantara banyaknya hal yang sangat

berpengaruh dan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa agama

agaknya kehidupan manusia akan beradalam keadaan yang kacau,

karena agama memiliki kendali penuh atas kehidupan manusia,

bahkan di tengah perkembangan dunia di masa sekarang. Namun,

agama yang memiliki andil penting dalam kehidupan manusia

ternyata memberikan batasan-batasan yang cukup terlihat dalam

lingkup sosial. Agama seakan-akan membangun tembok tinggi

yang memisahkan manusia satu dengan yang lainnya, terlebih

yang memiliki agama berbeda.

Setiap manusia diberikan hak untuk memeluk kepercayaan

atau agamanya. Sebuah hak yang tidak dapat diganggu gugat oleh

siapa pun, sehingga seharusnya para umat beragama harus saling

menghormati. Namun, di dalam sebuah keragaman sudah pasti

terdapat perbedaan dalam pemahaman, dan hal itu adalah hal

yang wajar serta tidak dapat dihindari karena setiap orang pun

memiliki cara pandang yang berbeda-beda, dan bukan berarti hal

itu harus menjadi suatu masalah besar yang perlu untuk dibesar-

besarkan.

Istilah moderasi beragama kembali terdengar di masa

sekarang, yang artinya bahwa ada sesuatu yang salah dalam

kehidupan bersosialisasi, terlebih khusus dalam kehidupan umat


beragama yang merupakan sebuah isu sensitif di tengah

masyarakat yang ada di Indonesia.

Dalam paradigma positivisme, moderasi beragama

merupakan sebuah strategi yang digunakan untuk menghindari

masalah yang berkaitan dengan agama dari setiap individu serta

kelompok masyarakat, terlebih khusus masalah perpecahan atau

pertikaian yang sering kali terjadi di Indonesia. Kerukunan diantara

masyarakat beragama dianggap sebagai suatu hal yang sangat

krusial dan harus dijaga agar penuh dengan toleransi, sehingga

menciptakan keharmonisan. Keharmonisan itu akan membentuk

sebuah masyarakat yang membuat negaranya kuat. Oleh karena

itu, mengapa di masa sekarang pemerintah berkoar-koar tentang

moderasi beragama.

B. Pembahasan

Agama selalu menjadi pusat perhatian dalam kehidupan

bermasyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa agama membawa

dampak yang sangat besar dalam setiap aspek kehidupan

manusia, sehingga bicara soal agama selalu menjadi topik yang

sangat sensitif bagi beberapa orang. Keadaan ini adalah sesuatu

yang sangat wajar, tetapi yang tidak wajar adalah ketika agama

menjadi pusat persoalan dalam bersosialisasi, saat seorang

manusia dinilai berdasarkan apa agama yang dianutnya atau

seperti seorang anak perantau beragama Kristen yang datang ke

Jawa untuk berkuliah, kemudian dimintai Kartu Tanda Penduduk


(KTP) agar dicek, namun sang pemilik kos memilih untuk tidak

mengizinkannya karena tidak memiliki agama yang sama.

Bayangkan saja jika hal-hal demikian terus terjadi dalam

kehidupan bersosialisasi masyarakat yang ada di Indonesia maka

kesenjangan sosial antar umat beragama akan semakin curam,

dan tidak akan dapat tertolong lagi. Terkadang pemisahan diri

memang bagus untuk menghindari kesalahpahaman, namun

pemisahan diri yang ekstrim hanya akan membawa malapetaka.

Kata moderasi itu sendiri berarti sesuatu yang tidak

berlebihan dan tidak kekurangan, yang berarti juga penguasaan

diri. Moderasi beragama harus dipandang sebagai suatu sikap

dalam beragama yang seimbang antara pengamalan agama sendiri

(eksklusif) dan rasa hormat kepada praktik beragama dari orang

lain yang berbeda keyakinan (inklusif). Ketika keseimbangan itu

terjadi maka segala hal yang dikuatirkan akan terhindari, yaitu

ketika setiap umat beragama sama-sama menghindari sikap

ekstrem yang berlebihan, fanatik dan sikap revolusioner dalam

beragama.

Sebagai kunci akan terciptanya toleransi dan kerukunan di

tengah masyarakat majemuk, moderasi beragama menuntut agar

masing-masing umat beragama dapat menemukan keseimbangan

itu di dalam keyakinan mereka dengan memperlakukan orang lain

sercara terhormat, menerima perbedaan yang ada, serta hidup


bersama dalam damai dan harmoni, tanpa memandang perbedaan

itu sebagai sebuah masalah yang harus dipersoalkan.

Dalam bermoderasi agama harus terjadi dua hal, yaitu adil

dan berimbang. Adil yang berarti tidak berat sebelah, tidak

sewenang-wenang dan berpihak pada kebenaran. Keseimbangan

yang berkaitan dengan cara pandang, sikaap dan komitmen untuk

selalu berpihak kepada keadilan, kemanusiaan dan persamaan.

Keseimbangan yang dimaksud di sini bukan berarti sama sekali

tidak memiliki hak untuk bebas berpendapat, melainkan melakukan

segala sesuatu dengan secukupnya dan tidak berlebihan, karena

segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik.

Setiap agama tentu saja mengajarkan apa yang baik dan di

dalamnya termasuk dengan menghormati perbedaan itu sendiri,

bahkan di dalam Alkitab pun diajarkan bahwa kita harus mengasihi

siapa saja tanpa memandang bulu. Sebagai makhluk yang

diciptakan Tuhan dengan berbagai hak istimewa, salah satu tugas

manusia adalah mengelola bumi yang adalah tempat tinggal, dan

tugas ini diajarkan dalam setiap agama agar tercipta bumi yang

benar-benar dapat ditinggali dengan baik oleh seluruh makhluk

yang ada di bumi.

Salah satu cara untuk membuat hal itu dapat terjadi adalah

melalui moderasi beragama ini. Di dalamnya para kaum beragama

bisa saling memberikan pendapat atau gagasan tentang apa yang

dikatakan agama mereka tentang menjaga kelestarian bumi dan


seisinya, sehingga dengan begitu terjadi keseimbangan di tengah-

tengah masyarakat yang majemuk dari berbagai aspek kehidupan.

Indonesia bukanlah sebuah Negara milik agama tertentu dan

hal itulah yang membuat Indonesia menjadi Negara yang paling

tepat untuk menerapkan moderasi agama ini karena diharapkan

kedamaian benar-benar dapat tercipta dengan mudah. Terlebih

Negara diwajibkan memberikan jaminan perlindungan akan

kebebasan rakyatnya untuk meyakini kepercayaan agamanya

dengan bertanggung jawab.

Kehidupan keagamaan di Indonesia memang sangatlah

kompleks atau rumit, karena sangat plural dan multicultural, yang

kemudian hal itu memicu terjadinya fenomena-fenomena beragama

yang juga sama rumitnya. Selalu terdapat dua sisi dalam sebuah

kejadian, demikian pula yang terjadi dalam hal ini. Misi dari

moderasi agama itu sendiri adalah menciptakan perdamaian bagi

semua umat manusia. Hal itu dapat terjadi hanya jika setiap umat

beragama saling mengenyampingkan ego masing-masing, dan

mencoba untuk memahami setiap perbedaan yang ada dan tidak

memaksakan kehendak kepada pemeluk agama yang lain.

C. Kesimpulan

Bicara tentang moderasi agama memang tidak akan pernah

habisnya, karena merupakan sesuatu yang harus dilakukan secara

terus-menerus, dari generasi ke generasi sebagai konsekuensi dari


pandangan-pandangan yang bertentangan dengan visi dan misi

dari moderasi beragama itu sendiri.

Berbagai masalah antar umat beragama selalu terdengar

dari segala penjuru bumi, tanpa terkecuali di dalamnya Indonesia.

Agaknya tanpa moderasi beragama, kita dapat setuju bahwa

kesenjangan antar umat agama pasti akan sangat terlihat, namun

dengan adanya paham ini maka persatuan antar umat beragama

bukanlah sesuatu yang mustahil lagi.

Fenomena demi fenomena yang terjadi di tengah

masyarakat mengharuskan moderasi beragama kembali

disuarakan. Keadilan dan keseimbangan itu harus kembali

dikembangkan demi untuk keharmonisan. Namun, dapat kita akui

bersama bahwa zaman sekarang sudah jarang terdengar tentang

penutupan, perusakkan dan pembakaran rumah ibadah, berbeda

dengan tempo dulu yang setiap harinya selalu terdengar adanya

ketidakadilan yang terjadi terhadap kaum beragama minoritas yang

ada di Indonesia. Fakta ini tentu saja membuktikan kepada kita

bahwa ternyata umat beragama sudah mulai menyadari perbedaan

yang ada dan melepaskan sekat di antara mereka dengan

menerimanya, tanpa melupakan nilai atau prinsip keagamaan

mereka sendiri.

Moderasi beragama harus dilakukan secara tersistematis

dan terencana secara kelembagaan, bahkan oleh Negara. Tanpa

campur tangan Negara maka hal itu agaknya mustahil untuk


dilakukan apalagi secara personal. Negara hadir untuk memberikan

fasilitas untuk menciptakan ruang publik yang sehat, sehingga

tercipta interkasi antar masyarakat lintas agama dan kepercayaan.

Jangan bertindak sebaliknya dengan justru hanya berpihak kepada

agama tertentu yang mungkin dalam hal ini mayoritas dan

membatasi ruang gerak agama yang lain.

Percampuran antara agama dan kebudayaan di masyarakat

Indonesia tentu saja membawa tantangan yang baru. Namun,

moderasi beragama justru harus mengendarai tantangan itu dan

membuka kesempatan selebar-lebarnya bagi ruang publik untuk

terjadinya interaksi. Moderasi beragama harus melekat dalam

kebudayaan masyarakat, sehingga dapat terus ada dan tidak

terlupakan.

Perkembangan teknologi informasi membawa dampak yang

sangat besar dalam setiap aspek kehidupan manusia. Terlebih di

masa pandemi ini, perkembangan teknologi itu sendiri semakin

maju dan membuat segala informasi dapat dengan mudah ditemui

melalui internet. Hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi

moderasi beragama, terlebih dimana mereka para oknum tidak

bertanggung jawab semakin banyak memiliki ruang publik yang

dipergunakan untuk mempengaruhi orang lain agar memiliki paham

yang sama dengan mereka, sehingga misi moderasi beragama pun

agak terganggu.
Seperti yang dapat kita lihat bahwa akhir-akhir ini banyak

muncul para pemuka agama yang bukannya menjadi seorang

penengah atau memberitakan apa yang diajarkakan agama mereka

dengan benar, justru membawa pertengkaran yang sebenarnya

tidak perlu. Terlebih bagi mereka yang mendengarkan ada

beberapa yang menyetujuinya, sehingga pertengkeran pun tidak

akan dapat dihindari.

Indonesia adalah Negara yang sangat kaya akan segala

sesuatu, dan seharusnya moderasi beragama ini dapat bertumbuh

dengan subur di Indonesia, bahkan lebih dari Negara lainnya

karena ideologi Pancasial dan slogan Bhineka Tunggal Ika itu

sendiri yang memiliki misi untuk menjaga keberagamaan dan

kesatuan rakyatnya. Sungguh bodoh jika rakyat Indonesia sendiri

tidak paham betul akan maksud dari Pancasial dan Bhineka

Tunggal Ika itu sendiri yang seharusnya menjadi pegangan sebagai

rakyat Indonesia.

Oleh karena itu, mengapa semangat dalam bermoderasi

beragama harus selalu dipupuk setiap harinya. Memberikan

sebuah suntikan semangat untuk selalu bersikap seimbang dan adil

dalam membentuk cara pandang, sikap dan perilaku dalam

bermasyarakat, terlebih sebagai kaum beragama yang harus

menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan keseimbangan, tanpa

melupakan ajaran agama.


Referensi:

DepAg. RI, Moderasi Beragama. Jakarta: Kementrian Agama RI,


2019.

Anda mungkin juga menyukai