USULAN PENELITIAN
Diajukan sebagai salah satu syarat melaksanakan penelitian pada Program Studi T
eknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Pad
jadjaran
Oleh:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JATINANGOR
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................................v
DAFTAR ISTILAH.........................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................7
1.4 Kegunaan Penelitian........................................................................................8
1.5 Kerangka Pemikiran........................................................................................8
BAB 2 Tinjauan Pustaka...............................................................................................14
2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).............................................14
2.2 Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan............................................14
2.3 Cara Produksi Pangan yang Baik Industri Rumah Tangga(CPPB-IRT). .15
2.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)......................................................35
2.5 Work Improvement Small Enterprises (WISE)..............................................36
2.6 Standard Operational Procedure (SOP).........................................................36
2.6.1 Tujuan dan Manfaat Standard Operational Procedure........................37
2.6.2 Prinsip Standard Operational Procedure...............................................37
2.6.3 Format Standard Operational Procedure...............................................38
2.6.4 Bagian-bagian dalam Standard Operational Procedure........................41
2.6.5 Tahapan Penulisan Standard Operational Procedure...........................43
2.7 Siklus DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, and Control)..............44
2.8 Root Cause Analysis (ROT)............................................................................45
2.9 Pengukuran Waktu Kerja.............................................................................47
2.10 Skala Likert.....................................................................................................49
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................50
3.1 Metode Penelitian...........................................................................................50
3.2 Tahapan Penelitian.........................................................................................50
3.3 Objek penelitian.............................................................................................55
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data.........................................................56
3.5 Istrumen Penelitian........................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................59
LAMPIRAN...................................................................................................................61
DAFTAR GAMBAR
n Pusat Statistik tahun 2016 dimana UMKM berkontribusi sebesar 97% dalam tot
al tenaga kerja, berkontribusi sebesar 99% dalam total lapangan kerja, berkontribu
si sebesar 60,34% dalam total PDB nasional, berkontribusi sebesar 14,17% dalam
total ekspor dan berkontribusi sebesar 58,18% dalam total investasi. Berikut meru
ari tahun 2015 sampai tahun 2018 semakin meningkat. Jika dibandingkan, jumlah
usaha mikro jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah usaha kecil dan
entunya persaingan antar pelaku usaha mikro juga akan semakin meningkat. Maka
dari itu, para pelaku usaha mikro di Indonesia perlu mengembangkan usahanya ag
rkembang pesat.
erusahan industri yang memiliki tenaga kerja antara 1-4 orang termasuk didalamn
ya adalah industri rumah tangga. Aneka Snack 3E merupakan salah satu industri r
umah tangga yang berada di Kabupaten Bandung. Aneka Snack 3E ini merupakan
industri rumah tangga di bidang makanan yang memproduksi keripik pisang dan k
eripik bawang. Menurut Badan Pusat Statistik (2019) dalam Perkembangan Indek
s Produksi Triwulanan Industri Mikro dan Kecil tahun 2017-2019 terdapat 1,74 ju
ta usaha dan 3,61 juta tenaga kerja yang bekerja di industri makanan. Dengan sem
akin tingginya jumlah industri mikro dan industri makanan di Indonesia, tentunya
semakin banyak pula kompetitor yang akan bersaing dengan Aneka Snack 3E. Un
tuk itu, Aneka Snack 3E perlu mengembangkan usahanya agar mampu bersaing d
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha Aneka Snack 3E, saat
ini produk dari Aneka snack 3E didistribusikan ke 17 grosir makanan serta dijual
di toko milik sendiri secara offline dan online. Rata-rata penjualan produk dalam 1
bulan adalah sebanyak 3.500kg. Saat ini, Aneka Snack 3E belum memiliki standar
prosedur operasi (SOP) produksi dalam menjalankan usahanya. Selain itu, Aneka
Snack 3E juga belum memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangg
3
a (SPP-IRT) pada produk keripik bawang dan memiliki SPP-IRT yang sudah tida
ng Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan, industri rumah tangga wajib memiliki SP
P-IRT yang diterbitkan oleh Bupati atau Wali kota dan ditetapkan oleh kepala Bad
t 14 aspek penilaian yang tertuang pada peraturan Cara Produksi Pangan yang Bai
k lokasi dan lingkungan produksi, bangunan dan fasilitas, peralatan produksi, supl
ai air atau sarana penyediaan air, fasilitas dan kegiatan higiene dan sanitasi, keseh
atan dan higiene karyawan, pemeliharaan dan program higiene sanitasi, penyimpa
han nilai tambah produk dengan memproduksi pangan yang bermutu, layak dikon
tempat produksi Aneka Snack 3E terdapat serangga yang bersarang di atas tumpu
4
kan limbah kulit pisang. Serangga tersebut dapat mejadi sumber kontaminasi pada
Aneka Snack 3E juga sering mengalami kegagalan produksi akibat proses produks
i yang salah sehingga menurunkan kualitas produk. Hal tersebut terjadi karena tid
ak adanya SOP yang menetapkan standar mengenai proses produksi. Selain itu, la
bel produk Aneka Snack 3E tidak memenuhi ketentuan yang tercantum dalam CP
PB-IRT dan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan
da IRT Aneka Snack 3E dalam upaya pengembangan usaha agar Aneka Snack 3E
dapat bersaing dengan kompetitor. Salah satu cara agar suatu industri rumah tangg
oses produksi pangan yang baik sehingga menghasilkan pangan yang bermutu, lay
ndustri pangan. Menurut Suhardi et al. (2019) keamanan pangan dapat dijaga apab
ila produsen memiliki sistem yang dapat menjaga agar produk yang dihasilkan me
menuhi standar yang telah diterapkan yaitu sesuai dengan pasal 43 Peraturan Pem
erintah Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan yang
ang dapat menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah dite
tapkan dapat diimplementasikan dengan penyusunan SOP. Maka dari itu, dalam u
paya pengembangan usaha Aneka Snack 3E, perlu dilakukan penyususan SOP
ar bisa tetap bertahan. Produktivitas dapat menjadi salah satu faktor kunci bagi par
engaruhi kuantitas dan kualitas dari perusahaan. Pekerja merupakan sumber daya
enurut Hadiyanti & Setiawardani (2018) kebutuhan pekerja dalam mencapai prod
un 2018 juga menetapkan bahwa setiap pengusaha wajib untuk melaksanakan syar
Terkait dengan kecelakaan kerja, terdapat banyak faktor yang dapat memp
engaruhi terjadinya kecelakaan kerja tersebut. Menurut Aswar et al. (2016) Faktor
yang paling utama adalah faktor peralatan teknis, faktor lingkungan kerja, dan fakt
or pekerja itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Aneka Snack
3E, dalam proses produksinya tercatat sudah lebih dari lima kali terjadi kecelakaa
n kerja diantaranya kecelakan karena terjatuh akibat jalur lintas produksi yang ber
bahaya, kecelakaan karena tersiram air panas akibat kerusakan alat, serta kecelaka
an akibat penanganan yang salah pada mesin pengiris pisang. Kecelakaan kerja
tersebut terjadi akibat dari faktor peralatan teknis. Kecelakaan tersebut membuat p
ekerja tidak bisa bekerja dalam jangka waktu tertentu sehingga produktivitas peru
ani atau meminimalisir kecelakaan kerja. Menurut Hariyono et al. (2016) Suatu pe
risiko terjadinya kecelakaan kerja. Setiap pekerja perlu mengikuti prosedur kerja y
ang ditetapkan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja tersebut. Prose
dur tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk SOP. Selain itu, berdasarkan Perat
uran Pemerintah Republik Indonesia No.50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
rusahaan harus melakukan kegiatan prosedur dan instruksi kerja dalam pemenuha
n persyaratan K3. Maka dari itu, penyusunan SOP produksi Aneka Snack 3E berd
asarkan peryaratan K3 diharapkan dapat menjadi sistem yang dapat menangani ata
matan dan kesehatan kerja (K3). WISE menyediakan daftar periksa untuk pembin
aan peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat memperbaiki produk
tivitas tenaga kerja dan kondisi kerja. Berdasarkan hal tersebut WISE dapat menja
di dasar yang dapat membantu penyusunan SOP produksi pada Aneka Snack 3E.
Berdasarkan uraian diatas, CPPB-IRT dan WISE dapat menjadi dasar dala
menghasilkan produk yang bermutu, layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan s
ang pesat. Oleh karena itu, diusulkan penelitian yang berjudul “Penyusunan Stand
7
(SOP) produksi pada Aneka Snack 3E menjadi dasar dalam penyusunan rumusan
masalah ini. Maka dari itu, didapatkan rumusan masalah bagaimana usulan standa
r prosedur operasi produksi Aneka Snack 3E yang sesuai dengan CPPB-IRT dan
bermutu, layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan sehingga mampu bersaing di
dan WISE.
diantaranya :
bagi kesehatan.
sat tentunya membuat persaingan antar pelaku UMKM semakin meningkat. Agar
salah satu industri rumah tangga di Indonesia wajib memiliki SPP-IRT yang dapat
dipenuhi dengan penerapan Cara Produksi Pangan yang Baik Industri Rumah Tan
k yang bermutu, layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan sehingga dapat memb
daftar periksa dari Work Improvement for Small Enterprises (WISE). Peningkat
an keselamatan dan kesehatan kerja pada lingkungan kerja Aneka Snack 3E dapat
hal tersebut juga dapat membantu Aneka Snack 3E bersaing ditengah perkembang
m yang dapat menjamin bahwa pelaksanaan tersebut telah dilakukan sesuai standa
r yang telah ditetapkan. SOP produksi dapat menjadi sebuah sistem yang dapat
erikut :
Kasus : Perusahaan X)”. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif
untuk menganalisis proses produksi dengan acuan CPPB-IRT dan metode Root
Suhardi, dan Wakhid Ahmad Jauhari pada tahun 2018 dengan judul penelitian
“Evaluasi Penerapan Work Improvement for Small Enterprises (WISE) pada IKM
menunjukan bahwa terdapat 12 elemen yang belum sesuai dengan standar WISE
Rimpang Temu Lawak dengan Siklus PDCA (plan, do, check and action) di
siklus PDCA tidak memiliki tahapan yang bertujuan untuk penilaian dan analisis
untuk penilaian masalah dan tahapan analyze yang bertujuan untuk menganalisis
masalah. Maka dari itu, siklus DMAIC dinilai lebih sistematis dibandingkan
dengan siklus PDCA. Berdasarkan hal tersebut pada penelitian ini akan dilakukan
Objek Proses Produksi Roti Proses Produksi Kue dan SOP Budidaya Rimpang SOP Produksi Keriping Pisang dan
Penelitian Perusahaan X Roti IKM XYZ Temu Lawak Klaster Keripik Bawang Aneka Snack 3E
Biofarmaka
Metode 1. Analisis deskriptif dengan 1. Analisis deskriptif 1. Penyusunan SOP 1. Penyusunan SOP dengan siklus
Penelitian acuan CPPB-IRT dengan acuan daftar dengan siklus PDCA DMAIC (Define, Measure, Analyze,
2. Identifikasi data dengan periksa WISE (plan, do, check and Improve and Control)
metode Root Cause 2. Identifikasi data dengan action) 2. Analisis deskriptif kondisi proses
Analysis (RCA) metode brainstorming 2. Identifikasi data produksi Aneka Snack 3E dengan
dengan metode acuan CPPB-IRT dan daftar periksa
Fishbone diagram dan WISE
FGD (focus group 3. Identifikasi data menggunakan metode
discussion) Root Cause Analysis (RCA) dengan
3. Evaluasi SOP dengan alat bantu 5 whys dan fishbone diagram
form monitoring uji 4. Pengukuran waktu baku dengan metode
coba dan kuisioner Stopwatch Time Study
13
Usaha Mikro (UMI) adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaa
00,- . Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik
an kuantitas tenaga kerja. Usaha mikro merupakan industri rumah tangga yan
g memiliki jumlah tenaga kerja 1 s.d 4 orang, usaha kecil merupakan entitas
usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d. 19 orang, sedangkan usaha m
enengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 oran
g.
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku
14
15
pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/
atau pembuatan makanan atau minuman (BPOM, 2012). Berdasarkan pasal 1 Per
aturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pa
ngan, mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pang
an, kandungan gizi, dan standar perdagangan terhadap bahan makanan, makanan
dan minuman.
ng Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan, Sistem jaminan mutu merupakan upaya pe
kan pangan yang aman bagi kesehatan manusia dan bermutu, yang lazimnya disel
enggarakan sejak awal kegiatan produksi pangan sampai dengan siap untuk diperd
agangkan dan merupakan sistem pengawasan dan pengendalian mutu yang selalu
i. Sistem jaminan mutu dalam industri rumah tangga dapat diselenggarakan denga
n menerapkan cara produksi pangan yang baik industri rumah tangga (CPPB-IRT)
Menurut BPOM (2012), dengan menghasilkan pangan yang bermutu dan aman
n Obat dan Makanan Republik Indonesia mengenai cara pengolahan pangan yang
baik di industi rumah tangga. Menurut BPOM (2012) melalui CPPB-IRT industri
pangan dapat menghasilkan produk yang bermutu, layak dikonsumsi dan aman ba
gi kesehatan. Produk bermutu yang dimaksud adalah produk yang sesuai dengan s
16
tandar yang telah ditetapkan pada CPPB-IRT, Produk yang layak dikonsumsi ada
lah produk yang diproduksi dalam kondisi normal dan tidak mengalami kerusakan
berbau busuk, menjijikkan, kotor, tercemar atau terurai, sehingga dapat diterima
oleh masyarakat pada umumnya dan produk yang aman bagi kesehatan adalah pro
au keracunan.
ntang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan, industri rumah tangga wajib memiliki S
ertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) yang diterbitkan ole
h Bupati/Wali kota dan ditetapkan kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
Persyaratan CPPB-IRT tergabung dalam 14 aspek penilaian yang terdiri dari bebe
a. Lokasi IRTP
Lokasi IRTP seharusnya dijaga tetap bersih, bebas dari sampah, bau, asap,
b. Lingkungan
baik.
b) Konstruksi ruangan :
2) Lantai
a) Lantai sebaiknya dibuat dari bahan kedap air, rata, halus tetapi tidak
rgenang.
dan kuat.
4) Langit-langit
rhadap air, tidak mudah bocor, tidak mudah terkelupas atau terkikis.
erbuat dari bahan yang tidak menyerap air dan dilapisi cat tahan pan
as.
ang laba-laba.
5) Pintu ruangan
a) Pintu sebaiknya dibuat dari bahan tahan lama, kuat, tidak mudah pe
mping sehingga debu atau kotoran dari luar tidak terbawa masuk me
c) Pintu ruangan, termasuk pintu kasa dan tirai udara seharusnya muda
6) Jendela
a) Jendela sebaiknya dibuat dari bahan tahan lama, kuat, tidak mudah
ah dibersihkan.
watan
h penumpukan debu.
n.
d) Kasa pada lubang angin atau ventilasi seharusnya mudah dilepas unt
a dan disanitasi.
b) Permukaan tempat kerja harus dibuat dari bahan yang tidak menyer
b. Fasilitas
ngeringnya.
2) Tempat penyimpanan
nbahan bukan untuk pangan seperti bahan pencuci, pelumas, dan oli.
3. Peralatan produksi
1) Peralatan produksi sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, tahan lama,
endalian hama.
2) Permukaan yang kontak langsung dengan pangan harus halus, tidak ber
celah atau berlubang, tidak mengelupas, tidak berkarat dan tidak menye
rap air.
n oleh jasad renik, bahan logam yang terlepas dari mesin/peralatan, min
yak pelumas, bahan bakar dan bahanbahan lain yang menimbulkan bah
Air yang digunakan untuk proses produksi harus air bersih dan sebaiknya dala
1) Sarana pembersihan/pencucian
pan dan bangunan (lantai, dinding dan lain-lain), seperti sapu, sikat,
pel, lap dan atau kemoceng, deterjen, ember, bahan sanitasi sebaik
Sarana higienis karyawan seperti fasilitas untuk cuci tangan dan toilet/ja
mban seharusnya tersedia dalam jumlah cukup dan dalam keadaan bersi
n cuci tangan.
c) Tempat sampah harus terbuat dari bahan yang kuat dan tertutup rap
ya.
a. Kesehatan karyawan
gai berikut :
1) Dalam keadaan sehat. Jika sakit atau baru sembuh dari sakit dan diduga
i.
kit kuning (virus hepatitis A), diare, sakit perut, muntah, demam, sakit t
enggorokan, sakit kulit (gatal, kudis, luka, dan lain-lain), keluarnya cair
an dari telinga (congek), sakit mata (belekan), dan atau pilek tidak diper
b. Kebersihan karyawan
rja yang bersih. Pakaian kerja dapat berupa celemek, penutup kepala, sa
angani bahan mentah, atau bahan/alat yang kotor, dan sesudah ke luar d
ari toilet/jamban.
c. Kebiasaan karyawan
ang diolah.
hisap vakum), proses kimia (sabun atau deterjen) atau gabungan proses fisi
26
k dan kima untuk menghilangkan kotoran dan lapisan jasad renik dari lingk
tan.
an.
b) Jendela, pintu dan lubang ventilasi harus dilapisi dengan kawat kasa
knya hama.
c) Tempat sampah harus dalam keadaan tertutup dan dari bahan yang t
ahan lama.
e. Pemberantasan hama
2) Hama harus diberantas dengan cara yang tidak mempengaruhi mutu dan
keamanan pangan.
f. Penanganan sampah
8. Penyimpanan
1) Bahan dan produk akhir harus disimpan terpisah dalam ruangan yang b
kup.
28
3) Penyimpanan bahan dan produk akhir harus diberi tanda dan mengguna
kan sistem First In First Out (FIFO) dan sistem First Expired First Out
(FEFO), yaitu bahan yang lebih dahulu masuk danatau memiliki tangga
ahulu.
umpan tikus harus disimpan dalam ruang tersendiri dan diawasi agar tidak
mencemari pangan.
1) Penyimpanan wadah dan pengemas harus rapi, di tempat bersih dan terl
2) Bahan pengemas harus disimpan terpisah dari bahan baku dan produk a
khir.
1) Label pangan seharusnya disimpan secara rapi dan teratur agar tidak ter
an.
29
2) Label pangan harus disimpan di tempat yang bersih dan jauh dari pence
maran.
m digunakan harus di tempat bersih dan dalam kondisi baik, sebaiknya per
9. Pengendalian proses
1) Persyaratan bahan
apkan harus memiliki izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan
2) Persyaratan air
an.
n perundang-undangan.
c) Air, es dan uap panas (steam) harus dijaga jangan sampai tercemar
d) Uap panas (steam) yang kontak langsung dengan bahan pangan atau
3) Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang digunakan harus diukur atau diti
3) Kemasan yang dipakai kembali seperti botol minuman harus kuat, mud
Label pangan IRT harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Peratura
n Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan atau per
32
ubahannya; dan peraturan lainnya tentang label dan iklan pangan. Label pang
an sekurang-kurangnya memuat :
a. Nama produk sesuai dengan jenis pangan IRT yang ada di Peraturan Kepal
f. Kode produksi
g. Nomor P-IRT
Label pangan IRT tidak boleh mencantumkan klaim kesehatan atau klaim giz
i.
prinsip dan praktek higienis dan sanitasi pangan serta proses produksi pang
ncakup :
1) Pengawasan bahan
2) Pengawasan proses
mbuatan dan kode produksi; jenis dan jumlah seluruh bahan yang di
a. Pemilik IRTP harus menarik produk pangan dari peredaran jika diduga men
asi.
c. Produk lain yang dihasilkan pada kondisi yang sama dengan produk penyeb
setempat.
34
pangan.
1) Penerimaan bahan baku, bahan tambahan pangan (BTP), dan bahan pen
n.
dianggap penting.
b. Catatan dan dokumen dapat disimpan selama 2 (dua) kali umur simpan pro
c. Catatan dan dokumen yang ada sebaiknya dijaga agar tetap akurat dan muta
khir.
ng Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-
IRT).
35
kerja berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
yang aman, sehat dan sejahtera. Banyaknya kasus kecelakaan kerja yang terjadi di
tempat kerja yang dapat menimbulkan dampak negatif, tidak saja bagi perusahaan
kin meningkat.
ndungan dengan adanya sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3). (Hadiyanti
& Setiawardani, 2018). Oleh karena itu, Menteri Ketenagakerjaan Republik Indon
esia Nomor 5 Tahun 2018 menetapkan bahwa setiap pengusaha wajib untuk mela
ksanakan syarat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada lingkungan kerjanya.
Menurut ILO (2014) Penilaian risiko kecelakaan kerja merupakan alat utama dala
m mengelola keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di tempat kerja pada sebuah p
erusahaan dan memberikan alat bagi para pemberi kerja dan usaha untuk mengide
36
yang dapat memperbaiki produktivitas tenaga kerja dan kondisi kerja. Daftar perik
4. Lingkungan Fisik
7. Fasilitas Kesejahteraan
8. Organisasi Pekerjaan
Menurut Budiharjo (2014), pada dasarnya SOP adalah suatu perangkat lun
ak pengatur, yang mengatur tahapan suatu proses kerja atau prosedur kerja tertent
u. SOP bersifat tetap, rutin, dan tidak berubah-ubah dan dibakukan menjadi doku
men tertulis yang kemudian selanjutnya dijadikan standar bagi pelaksaan prosedur
kerja tertentu.
37
1. Membuat rincian proses kerja berulang yang biasa dilakukan dalam suatu
organisasi.
aian yang konsisten terhadap kebutuhan sistem teknis dan kualitas serta m
ebih efisien, baik dari segi waktu, proses, tenaga maupun operasional (Budiharjo,
2014). Teknis SOP menjamin adanya standarisasi dalam perusahaan yang dapat m
idjojo (2018) SOP dapat menjadi referensi yang dapat digunakan dalam menangan
i temuan audit akibat kesalahan, kelalaian, dan kecurangan, serta merupakan pera
ngkat yang dapat digunakan untuk menyelesaian keluhan, konflik, atau perselisiha
n di dalam organisasi.
3. Harus sesuai dengan kebijakan organisasi atau perusahaan dan patuh terha
dap standar yang menjadi acuan organisasi atau perusahaan serta peraturan
4. Harus mencerminkan hierarki dalam organisasi dan proses bisnis yang berl
au kebutuhan organisasi
a melakukan hal itu, dan komitmen apa yang akan dilakukan untuk menca
pai tujuan tersebut. Pedoman berupa penyataan yang menyatakan apa yang
2. Prosedur
fungsi organisasi atau jabatan apa yang bertanggung jawab terhadap aktivi
3. Instruksi Kerja
Instruksi kerja bersifat lebih detail daripada prosedur dan bersifat local pad
a satu orang, satu kelompok atau unit kerja, peralatan atau instalasi, atau a
ktivitas tertentu yang spesifik yang berupa penjabaran dari langkah prosed
ur
4. Rekaman
Rekaman adalah dokumen yang menjadi bukti bahwa SOP yang dituangka
n. Rekaman berupa formulir yang telah diisi, lembar keja yang telah ditand
oto kejadian yang berfungsi sebagai alat telusur berbagaai tindakan yang d
Pada dasarnya, format dokumen SOP tidak memiliki standar tertentu. Bent
uk atau format SOP dapat dimodifikasi sendiri, sesuai dengan keinginan, kepentin
gan dan spesfifikasi perusahaan tempat dokumen SOP ini berlaku. Namun demiki
an, bentuk-bentuk yang menunjukan adanya spesifikasi dari perushaan atau Lemb
aga yang mengaplikasikan SOP, atau kolom-kolom yang menunjukan kolom peng
esahan pejabat, secara ideal perlu ditonjolkan dan perlu ditampilkan dalam format
1. Format Narasi
40
ri prosedur serta detail setiap langkah atau aktivitas yang dilakukan atau di
tuangkan melalui kata dan kalimat Secara garis besar penulisan langkah-la
ang Panjang dan detail dengan membagi setiap langkah atau aktivit
2. Format Visual
dah dipahami oleh personil yang membutuhkan. Format visual yang digun
proses bisnis, atau diagram alir. Penggunaan format visual harus dibuat se
3. Format Multimedia
41
1. Buat kalimat langsung yang singkat dengan kosakata yang sederhana atau
1. Judul
4. Fungsi atau unit kerja yang terkait atau terlibat dalam prosedur
5. Tujuan prosedur
lir (flowchart). Menurut Budiharjo (2014) flowchart lebih sering digunakan sebag
ai tuntutan bagi para pelaksana di lapangan, terutama karena lebih mudah dipelaja
18) diagram alir biasanya terdiri dari simbol-simbol standar sebagai berikut :
2. Lakukan survei dan wawancara dengan semua pihak yang terlibat dalam
prosedur. Catat semua alur kerja atau urutan-urutan langkah yang diperol
4. Tuliskan alur kerja yang diperoleh dari hasil survei ke dalam format doku
men SOP
5. Selain alur kerja apabila ada formulir atau tabel-tabel yang harus diisi dal
am mewujudkan alur kerja tersebut maka formulir atau tabel tersebut juga
continuous improvement pada sebuah proses yang sudah ada. DMAIC dapat
perbaikan proses. Menurut Sugian (2006) Lima tahapan DMAIC adalah sebagai b
erikut:
4. Improve (tingkatkan)
45
5. Control (Kendalikan)
Menurut Sugiri (2012) root cause analysis merupakan pendekatan atau ana
atau titik-titik kelemahan dalam proses dan penyebab yang mendasari serta tindak
an perbaikan. Salah satu kelompok dari RCA adalah analisis akar penyebab berba
sis produksi, yaitu berasal dari bidang pengontrolan kualitas untuk industri manuf
aktur. Root cause analysis merupakan metode yang membantu dalam menemukan:
“kejadian apa yang terjadi?”, “bagaimana kejadian itu terjadi?”, “mengapa kejadi
an itu terjadi?”. Prinsip umum dari RCA adalah tindakan perbaikan pada akar pen
yebab masalah lebih efektif dari pada hanya memperbaiki gejala dari suatu masala
h.
Menurut Pebriansya (2017), metode atau alat bantu dari pencarian akar mas
1. The 5-whys
2. Fishbone diagram
han. Menurut Cintya (2013) bentuk diagram ini mirip dengan kerangka ik
s dan symbol yang dirancang untuk mewakili hubungan antara efek dan p
enyebabnya sehingga disebut juga sebagai cause and effect diagram. Sela
in itu diagram ini biasanya disebut diagram Ishikawa, setelah Dr. Kaoru I
Doggett (2005) :
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Salah satu metode yang digunakan dalam
merupakan metode yang paling banyak dikenal dan sederhana dengan tahapan
sebagai berikut :
subgrub
x́=
∑ xi
k
dimana :
x i = rata-rata dari subgrup ke-i
k = banyaknya subgrup yang terbentuk
berikut :
σ =√∑ ¿ ¿ ¿ ¿
dimana :
N = jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan
x j= waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran
pendahuluan
x́ = rata-rata subgrup
48
dengan rumus :
BKA=x́ +3 σ x
BKB=x́−3 σ x
dimana :
σ x = standar deviasi dari distribusi nilai rata-rata subgrup
x́ = rata-rata subgrup
Jika semua rata-rata subgrup berada dalam batas kendali maka semua nilai
N '=¿
Dimana :
'
N = jumlah pengamatan yang dibutuhkan
Apabila N ' ≤ N maka jumlah data cukup. Apabila N ' ≥ N maka jumlah data
belum cukup sehingga harus dilakukan pengukuran tambahan sampai
N' ≤ N .
8. Menghitung waktu siklus dengan rumus sebagai berikut :
W s=
∑ xi
N
dimana :
∑ x i = jumlah dari rata-rata subgrup ke-i
49
Wn = Ws x faktor penyesuaian
dimana :
Ws = waktu sikulus
11. Menentukan faktor kelonggaran dimana kelonggaran tersebut
pada Lampiran. 2
Wb = Wn + (Wn x kelonggaran)
dimana :
Wn = waktu normal
tertentu. Dengan skala likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi
indicator variable. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
rancangan guna mendapatkan kinerja yang sesuai dengan persyaratan yang ditentu
kan. Berdasarkan hal tersebut, pada penelitian ini perancangan SOP produksi pada
n kinerja berupa SOP Produksi yang sesuai dengan CPPB-IRT dan WISE.
akan penelitian yang mengumpulkan dan menganalisis data yang berupa penjelasa
merupakan penelitian yang mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat diuk
1. Survey pendahuluan
Survey pendahuluan dilakukan untuk mengidentifikasi secara langsung me
ngenai topik permasalahan yang akan diangkat menjadi sebuah topik penel
itian. Survey pendahuluan telah dilakukan dan didapatkan permasalahan m
engenai tidak adanya SOP produksi pada Aneka Snack 3E.
2. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan berdasarkan permasalahan yang telah ditentukan p
ada survey pendahuluan. Studi pustaka mempelajari dan memahami litelat
ur terkait penelitian yang akan dilaksanakan.
50
51
3. Define
a. Identifikasi dan perumusan masalah
Identifikasi dan perumusan masalah didasarkan pada perancangan yan
g dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan sehingga pada p
enelitian ini didapatkan rumusan masalah bagaimana usulan standar p
rosedur operasi produksi pada Aneka Snack 3E berdasarkan CPPB-IR
T dan WISE.
b. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian
Pada tahap ini dilakukan penentuan tujuan dan manfaat yang akan dic
apai dalam pelaksanaan penelitian ini dimana tujuan dan manfaat pen
elitian ini telah dipaparkan pada BAB 1.
c. Observasi proses produksi
Observasi proses produksi dilakukan untuk pengamatan secara langsu
ng mengenai kondisi dan gambaran umum proses produksi keripik
pisang dan keripik bawang dari Aneka Snack 3E agar dapat memudah
kan proses analisis di tahap selanjutnya.
d. Analisis proses produksi berdasarkan CPPB-IRT
Analisis proses produksi berdasarkan CPPB-IRT dilakukan untuk me
ngetahui bagaimana proses produksi keripik pisang dan keripik
bawang Aneka Snack 3E jika ditinjau berdasarkan persyaratan dari C
PPB-IRT.
e. Analisis proses produksi berdasarkan WISE
Analisis proses produksi berdasarkan WISE dilakukan untuk mengeta
hui bagaimana proses produksi keripik pisang dan keripik bawang An
eka Snack 3E jika ditinjau berdasarkan daftar periksa dari WISE.
4. Measure
a. Identifikasi ketidaksesuaian proses produksi berdasarkan CPPB-
IRT
Identifikasi ketidaksesuaian proses produksi berdasarkan CPPB-IRT
dilakukan untuk mengetahui tingkat ketidaksesuaian proses produksi
52
penelitian yaitu SOP produksi keripik pisang dan keripik bawang Aneka Snack 3E
Metode pengolahan dan analisis data yang akan dilakukan tersaji dalam
tabel berikut :
menjadi sumber data yang mendukung penelitian. Litelatur yang digunakan pada
penelitian ini berupa buku, laporan penelitian, dan pedoman umum seperti
yang diteliti secara langsung sehingga studi lapangan ini memberikan gambaran s
nformasi langsung dari pihak terkait yang dapat digunakan untuk menguji data ya
ng diperoleh dari metode lain. Berdasarkan hal tersebut, pada penelitian ini studi l
apangan dan wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai kondisi pros
Penerapan Root Cause Analysis (RCA) dengan metode 5 whys dan fishbon
e diagram dilakukan untuk menganalis data proses produksi Aneka Snack 3E berd
asarkan CPPB-IRT dan WISE dimana data tersebut dapat menjadi input dalam
penyusunan SOP produksi Aneka Snack 3E. Perhitungan waktu baku produksi
dengan metode stopwatch time study dilakukan untuk menghitung waktu baku
produksi yang dapat membantu dalam pembuatan peta proses produksi yang
selanjutnya peta proses produksi tersebut dapat menjadi input dalam penyusunan
SOP produksi Aneka Snack 3E. Penggunaan skala likert dilakukan untuk mengev
studi lapangan pada penelitian ini adalah daftar periksa dari CPPB-IRT
dan WISE.
gambar, video atau suara. Untuk itu, dibutuhkan kamera, alat perekam suar
3. Alat pengukur waktu atau stopwatch. Pada penelitian ini dibutuhkan stopw
4. Panduan Penulisan SOP. Untuk menulis SOP yang baik dan benar, dibutu
hkan panduan yang dapat membantu penelitian dimana pada penelitian ini
58
yang digunakan untuk pengolahan data waktu baku produksi dan evaluasi
SOP produksi.
DAFTAR PUSTAKA
BPOM. (2012). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Tentang Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah
Tangga. Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia.
Cintya, M. (2013). Budidaya Rimpang Temu Lawak Dengan Siklus Pdca ( Plan ,
Do , Check , and Action ) Di Klaster Biofarmaka. Universitas Sebelas Maret.
Hariyono, W., & Awaluddin, Y., F. (2016). Standar Operasional Prosedur Bidan
g “K3” Pada Unit Sarana Pt. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Opera
si 6 Yogyakarta. Universitas Ahmad Dahlan.
ILO. (2014). Paket Pelatihan Penilaian dan Pengelolaan Risiko di Tempat Kerja
bagi Usaha Kecil dan Menengah. Kantor Perburuhan Internasional – Jakarta:
ILO.
59
60
Prasetio, R. T., Mubarok, A., Ramdhani, Y., Junianto, E., Rismayadi, A. A., Ansh
ori, I. F., Hidayatulloh, S., & Topiq, S. (2018). Upaya Peningkatan Produkti
vitas UMKM Melalui Implementasi ICT pada Look At Hijab Bandung. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat.
Sugiri, P. E. (2012). Analisis Penerapan Root Cause Analysis dan Problem Solvin
g pada Proses Silver Plating Komponen Pesawat Terbang. Universitas
Terbuka Jakarta.
Suhardi, B., Wardani, S. V., & Jauhari, W. A. (2019). Perbaikan Proses Produksi
IKM XYZ Berdasarkan Kriteria CPPB-IRT, WISE, Dan SJH LPPOM MUI.
Universitas Sebelas Maret.
Tjandra, S. S., Nixon, & Fransiscus, H. (2018). Penerapan Metoda Six Sigma DM
AIC untuk Mengurangi Cacat Pakaian 514 (Studi Kasus di CV Jaya Reksa
Manggala). Jurnal Rekayasa Sistem Industri.
61
62