Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

‘”N”
DENGAN
RETENSIO PLASENTA DI RUANG BERSALIN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA
MATARAM

OLEH :

MANDA RATNA, A.Md.Keb


NIP. 198608052009012003

PEMERINTAH KOTA MATARAM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA
MATARAM
2021
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan


karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini penulis buat guna melengkapi salah satu
syarat untuk kenaikan pangkat/golongan. Tidak lupa saya
ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan artikel ilmiah
ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa baik
yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan artikel ilmiah ini


jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.

Akhir kata penulis ucapkan semoga artikel ilmiah ini


bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca. Masukan dan saran dari pembaca sekalian sangat
penulis harapkan demi kelengkapan artikel ilmiah ini.

Mataram,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................6
C. Manfaat..................................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................7
A. Pengertian..............................................................................................7
B. Etiologi...................................................................................................8
C. Pencegahan............................................................................................10
D. Plasenta Manual...................................................................................12
BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................21
A. KALA I..................................................................................................21
B. KALA II................................................................................................33
C. KALA III...............................................................................................36
D. KALA IV..............................................................................................39
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................45
BAB V PENUTUP...........................................................................................47
A. Kesimpulan...........................................................................................47
B. Saran......................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA

41
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu menjadi salah satu indikator terpenting dalam menentukan derajat kesehatan
masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait
dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan, dan pada masa nifas (42 hari setelah melahirkan). AKI juga dapat digunakan dalam
pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status secara umum, pendidikan
dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan
menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Angka kematian dan kesakitan ibu
di Indonesia masih merupakan masalah besar. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan
masa kehamilan, persalinan dan nifas.
Pembangunan kesehatan di arahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya dapat terwujud. Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras. AKI di Indonesia saat ini
menjadi permasalahan yang sangat serius dan masih tertinggi di Asia, sekitar 99% dari seluruh kematian
ibu terjadi di Negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya
komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan. Dan sekitar 78% kematian neonatal
merupakan akibat dari bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), Asfiksia dan saat dilakukan penanganan
komplikasi neonatal (WHO 2014).
Program terbaru dari pemerintah yaitu mengubah MDGs menjadi SDGs 2016-2030, program terbaru ini
lebih terfokusnya pada penyempurnaan dan penyelesaian kasus angka kematian yang tinggi di Indonesia.
Target yang ditentukan oleh SDGs sampai dengan tahun 2030 yaitu mengurangi AKI hingga dibawah
70/100.000 KH, target Angka Kematian Neonatal (AKN) yang telah ditentukannya itu mengurangi sampai
12 per 1.000 KH sedangkan target AKB yang telah ditentukan yaitu mengurangi AKB hingga dibawah
25/1.000 KH (Depkes RI,2015)
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015 terdapat 4.555 kasus kematian ibu, pada tahun
2016 terjadi penurunan AKI sebanyak 82 kasus sehingga menjadi 4.912 kasus kematian ibu dan pada tahun
2017 terjadi penurunan kasus kematian ibu sebanyak 3.200 sehingga menjadi 1.712 kasus kematian ibu.
42
Selama tiga tahun tersebut angka kematian ibu menurun sebanyak 3.287 kasus. Penyebab kematian ibu
pada tahun 2017 di Indonesia disebabkan oleh Perdarahan (30,37%), Hipertensi Dalam Kehamilan
(32,97%), Gangguan Sistem PerdarahAN (12,36%), Infeksi (4,34%), Gangguan Metabolisme (0,87%) dan
lain-lain (19,09%). Sedangkan, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia padatahun 2015 terdapat 33.278
kasus kematian bayi, pada tahun 2016 terjadi penurunan AKB sebanyak 1.271 kasus sehingga menjadi
33.007 kasus kematian bayi dan pada tahun 2017 terjadi penurunan kasus kematian bayi sebanyak 21.713
sehingga menjadi 10.294 kasus kematian bayi. Selama tiga tahun tersebut angka kematian bayi menurun
sebanyak 22.984 kasus. Penyebab kematian bayi pada tahun 2017 di Indonesia di sebabkan oleh Masalah
Neonatal (46,2%), Diare (15%), Pneumonia (12,7%), Kelainan Kongenital (5,7%), Meningitis (4,5%),
Tetanus (1,7%) dan tidak diketahui penyebabnya (3,7%). (KementerianKesehatan RI (Tentang Capaian
Kinerja Kementerian Kesehatan RI 2015-2017)).
Selama periode tahun 2014-2017 terjadi penurunan jumlah kematian ibu di Provinsi NTB sebesar 26
orang, namun kembali meningkat 14 dalam tahun 2018 menjadi 99 kasus dibandingkan dengan keadaan
tahun 2017 yaitu sebanyak 85 kasus. Kejadian kematian ibu terbanyak pada tahun 2018 yakni terjadi pada
saat ibu bersalin sebesar 29,29%, nifas sebesar 48,48% dan saat ibu hamil sebesar 22,22%. Berdasarkan
kelompok umur, kematian ibu banyak terjadi pada usia 20-34 tahun sebanyak 61,62%, usia ≥35 tahun
sebanyak 31,31% dan usia<20 tahun sebanyak 7,07%. Dari 99 kasus kematian pada tahun 2018, 29 kasus
disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan, 23 kasus oleh karena perdarahan, 11 kasus disebabkan karena
gangguan sistem peredaran darah (jantung, stroke dll), 9 kasus disebabkan karena infeksi, 3 kasus

gangguan metabolik (Diabetes Mellitus dll). Sedangkan kasus kematian bayi Provinsi NTB mencatat
berdasarkan laporan, tahun 2018 jumlah kasus kematian bayi adalah 866 kasus dari jumlah tersebut terdapat
jumlah kematian anak balita 42 kasus dan 676 kasus (78,06%) terjadi pada masa neonatal. Dari data
tersebut terdapat penurunan kematian bayi dibandingkan tahun 2017 yaitu 953 kasus. Penyebab kematian
neonatal terbesar disebabkan oleh BBLR dan Asfiksia. (Profil Kesehatan NTB, 2018).
Berdasarkan data yang diperoleh data kematian Upaya yang dilakukan untuk menekan kematian ibu dan
bayi yakni dengan meningkatkan kualitas pelayanan KIA di pelayanan kesehatan dasar melalui program –
program diantaranya pelayanan ANC terpadu, peningkatan kegiatan supervise fasilitatif, penguatan
menajemen program KIA di tingkat bidan desa, peningkatan kompetensi bidan dalam penanganan kasus
maternal prenatal berupa pelatihan – pelatihan dan OJT/Magang Bidan di RSUD. (Profil Kesehatan Kota
Mataram,2015).

43
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Bidan mampu memberikan Asuhan Kebidanan Persalinan dengan pendekatan Manajemen Kebidanan
pada kasus Ny. N dengan Retensio Plasenta
2. Tujuan Khusus

a. Bidan mampu melakukan pengumpulan data subyektif pada Ny. N dengan Retensio
Plasenta

b. Bidan mampu melakukan pengumpulan data obyektif pada Ny. N dengan Retensio Plasenta

c. Bidan mampu melakukan analisa data pada Ny. N dengan Retensio Plasenta

d. Bidan mampu melakukan tindakan pada Ny. N dengan Retensio Plasenta

C. Manfaat

1. Bagi bidan

Mendapatkan pengalaman lebih banyak menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan


asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan Retensio Plasenta secara sistematis yang pada akhirnya
meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak menurunkan angka kematian ibu dan
bayi.
2. Bagi Masyarakat

Dapat menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat umumnya dalam perawatan kehamilan.
Dapat mengenali tanda-tanda bahaya dan resiko terhadap persalinan.

3. Bagi instansi Rumah Sakit

Diharapkan dengan penulisan ini dapat sebagai tambahan sumber kepustakaan pada asuhan kebidanan
pada ibu bersalin dengan retensio plasenta

44
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Retensio plasenta adalah tertahannya plasenta atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi
waktu 30 menit setelah bayi lahir (Saifuddin, 2007). Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum
lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Plasenta tersebut harus segera
dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan dan dapat menyebabkan infeksi karena dianggap
benda asing. Dalam prakteknya bidan mempunyai kewenangan dan kompetensi untuk melakukan prosedur

45
plasenta manual. Bidan berwenang melakukan tindakan plasenta manual bila terdapat tanda-tanda adanya
perdarahan. Bila setelah 30 menit plasenta tidak lepas dan tidak ada perdarahan bidan hasrus segera
merujuknya ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Perdarahan di sini menandakan bahwa plasenta telah
mengalami pelepasan baik sudah seutuhnya maupun hanya sebagian yang berarti menggambarkan retensio
plasenta ini bukan karena plasenta inkreta dan perkreta.

B. ETIOLOGI
1. Sebab fungsional
a. Faktor maternal:
- Usia lanjut
- Multiparitas
b. Faktor uterus:
- Bekas SC (sering plasenta tertanam pada jaringan cicatrix uterus)
- Bekas pembedahan uterus
- Anomali uterus
- His yang kurang adekuat (penyebab utama)
- Pembentukan contraction ring (lingkaran kontraksi pada bagian bawah perut)
- Bekas kuretase (yang terutama dilakukan setelah abortus)
- Bekas pengeluaran plasenta secara manual
- Bekas endometritis
c. Tempat melekatnya yang kurang baik/implantasi cornual (contoh: di sudut tuba)
d. Kelainan bentuk plasenta (ukuran plasenta terlalu kecil)
2. Sebab patologi anatomi (perlekatan plasenta yang abnormal)
a. Plasenta belum lepas dari dinding uterus
b. Plasenta akreta
c. Plasenta inkreta
d. Plasenta perkreta
3. Plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan
tetapi belum keluar, disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah
penanganan kala III, sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus yang
menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio plasenta).
46
C. PENCEGAHAN
Untuk mencegah retensio plasenta dapat disuntikkan 10 IU oksitosin IM segera setelah bayi lahir

D. PLASENTA MANUAL
Plasenta manual adalah tindakan untuk melepas plasenta secara manual (menggunakan tangan) dari
tempat implantasi dan kemudian melahirkannya keluar dari kavum uteri (APN, 2008). Plasenta manual
adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding uterus dan mengeluarkannya
dari kavum uteri secara manual. Arti dari manual disini adalah dengan menggunakan tangan, dimana
tangan dari penolong persalinan akan dimasukkan langsung ke dalam kavum uteri. Dalam melakukan
prosedur plasenta manual harus diperhatikan tekniknya sehingga tidak menimbulkan komplikasi seperti
perforasi dinding uterus, infeksi dan inversio uteri.

1. Penatalaksanaan bagi bidan (APN, 2008)


Pada kondisi Retensio plasenta dengan perdarahan > 500 cc, maka perlu langsung melakukan plasenta
manual.
a. Persiapan
- Memasang infus
- Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9 % atau Ringer Laktat dengan
kecepatan tetesan 60 tetes/menit dan 10 unit oksitosin IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 unit
dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9 % atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit
hingga perdarahan berhenti
- Menjelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan
- Melakukan anastesi verbal/analgesik per rektal
- Menyiapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi
b. Tindakan penetrasi ke dalam kavum uteri
- Memastikan kandung kemih dalam keadaan kosong
- Menjepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva, tegangkan dengan satu
tangan sejajar lantai
- Secara obstetrik, masukkan tangan lainnya (punggung tangan menghadap ke bawah) ke
dalam vagina dengan menelusuri sisi bawah tali pusat
47
- Setelah mencapai pembukaan servik, minta seseorang asisten/penolong lain untuk
menegangkan klem tali pusat kemudian pindahkan tangan keluar untuk menahan fundus uteri
- Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam hingga ke kavum uteri sehingga
mencapai tempat implantasi plasenta
- Bentangkan tangan obstetrik menjadi datar seperti memberi salam (ibu jari merapat ke jari
telunjuk dan jari-jari lain saling merapat)
c. Melepas plasenta dari dinding uterus
- Menentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta paling bawah. Bila plasenta
berimplantasi di korpus belakang, tali pusat tetap di sebelah atas dan sisipkan ujung jari-jari
tangan diantara plasenta dan dinding uterus dimana punggung tangan menghadap ke bawah
(posterior ibu). Bila di korpus depan maka pindahkan tangan ke sebelah atas tali pusat dan
sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan dinding uterus dimana punggung tangan
menghadap ke atas (anterior ibu)
- Setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding uterus, maka perluas pelepasan
plasenta dengan jalan menggeser tangan ke kanan dan kiri sambil digeserkan ke atas
(kranial) hingga semua perlekatan plasenta terlepas dari dinding uterus.
d. Mengeluarkan plasenta
- Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukan eksplorasi untuk menilai tidak
ada sisa plasenta yang tertinggal
- Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simpisis (tahan segmen bawah uterus) kemudian
instruksikan asisten/penolong untuk menarik tali pusat  Praktikum Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal  82 sambil tangan dalam membawa plasenta keluar
(hindari terjadinya percikan darah)
- Lakukan penekanan (dengan tangan yang menahan supra simpisis) uterus ke arah dorso
kranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan plasenta di dalam wadah yang telah
disediakan.
e. Pencegahan infeksi pasca tindakan
- Dekontaminasi sarung tangan (sebelum dilepaskan) dan peralatan lain yang digunakan
- Lepaskan dan rendam sarung tangan serta peralatan lainnya di dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
- Cuci tangan
48
- Keringkan tangan dengan handuk bersih
f. Pemantauan pasca tindakan
- Periksa kembali tanda vital ibu
- Catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan
- Tuliskan rencana pengobatan, tindakan yang masih diperlukan dan asuhan lanjutan
- Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa tindakan telah selesai
- Lanjutkan pemantauan pada ibu hingga 2 jam pasca Tindakan
g. Bila retensio plasenta tanpa perdarahan segera berikan rujukan

YANG PERLU DIPERHATIKAN


Tindakan plasenta manual dilakukan bila plasenta tidak lahir setelah 30 menit bayi lahir dan
telah dilakukan manajemen aktif kala III (Retensio Plasenta) disertai adanya perdarahan
berlanjut.
h. Pasca Plasenta Manual
- Berikan oksitosin 10 unit dalam 500 mL cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) 60 tetes/menit +
masase fundus uteri untuk perangsangan kontraksi
- Bila masih perdarahan banyak:
• Berikan ergometrin 0,2 mg IM
• Rujuk ibu ke rumah sakit
• Selama transportasi, rasakan apakah uterus berkontraksi baik. Bila tidak, tetap lakukan
masase dan beri ulang oksitosin 10 unit IM/IV
• Lakukan kompresi bimanual atau kompresi aorta bila perdarahan lebih hebat berlangsung
sebelum dan selama transportasi.

49
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”N”
DENGAN RETENSIO PLASENTA
DI RUANG BERSALIN RSUD KOTA MATARAM

No Register : 44 40 39

Tanggal Masuk : Kamis, 9 September202

Waktu : Pukul 08.30 WITA


Tempat pengkajian : Ruang Bersalin

KALA l : 9 September 2021 pukul : 08.30 WITA

Pengkajian

A. Data Subyektif

1. Identitas Istri Suami


50
Nama : Ny. N Tn. Z
Umur : 37 thn 38 thn
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia Sasak/Indonesia
Pendidikan : SMA SMP
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Pejeruk

2. Anamnesa

a. Keluhan utama

Ibu hamil datang dengan keluhan nyeri perut menjalar ke pinggang disertai keluar lendir
darah dari jalan lahir dan gerakan janin masih dirasakan aktif.
b. Riwayat perkawinan

Ibu mengatakan ini pernikahan yang pertama, sah. Lama menikah sudah ± 6 tahun.
c. Riwayat Perjalanan Penyakit
Ibu hamil datang diantar keluarga tanpa rujukan ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
perut menjalar ke pinggang sejak pukul 03.00 wita pada tanggal 9 September 2021 dan
disertai keluar lendir darah dari jalan lahir sejak pukul 05.00 wita pada tanggal 9
September 2021
d. Riwayat menstruasi

Menarche umur 13 tahun, siklus teratur, lama 6-7 hari, keluhan tidak ada. Ganti pembalut 4
kali/hari. HPHT : 15-12-2020

e. Riwayat obstetric

51
Hami UK Tempat Penolong Jenis Riwayat BBL ket
l ke persalinan persalinan penyakit
f.
H P N BB K Umur

1 9 bln Puskesmas Bidan Normal 2900 P 5 th hidup

2 9 bln Puskesmas Bidan Normal - - - 3000 L 3 thn hidup

Ini

Riwayat KB

Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntikan 3 bulan

g. Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan pernah mengalami anemia. Ibu juga mengatakan tidak pernah menderita
penyakit keturunan seperti DM, Asma, hipertensi, dan penyakit menular seperti hepatitis,
IMS, TBC maupun HIV
2) Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit keturunan seperti DM, Asma, hipertensi,
dan penyakit menular seperti hepatitis, IMS, TBC maupun HIV.
3) Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dari keluarga ibu maupun suami tidak pernah menderita penyakit
keturunan seperti DM, Asma, hipertensi,

dan penyakit menular seperti hepatitis, IMS, TBC maupun HIV.


h. Riwayat kehamilan sekarang

1) ANC : 7 kali di puskesmas


52
2) HPHT : 15-12-2020

3) Gerakan janin dirasakan sejak usia kehamilan 4 bulan dan masih dirasakaan sampai saat ini lebih dari 10 kali
dalam 12 jam terakhir
4) Senam hamil : tidak pernah

5) Obat obat yang pernah di konsumsi : tablet tambah darah, vitamin, kalk.
i. Pola kebutuhan sehari-hari yang terakhir

1) Nutrisi

Makan terakhir : pk 06.30 wita tgl 9 September 2021

Jenis : nasi, sayur, telur

Makan pantang : tidak ada


Alergi : tidak ada

Minum terakhir : pk 07.00 wita tgl 9 September 2021

Masalah/keluhan: tidak ada


2) Eliminasi

BAK terakhir : pk 07.00 wita tgl 9 September 2021

BAB terakhir : pk 06.00 wita tgl 9 September 2021


3) Istirahat
Terakhir pk 21.00 wita tgl 8 September 2021 selama kurang lebih 6 jam

4) Aktivitas ibu sehari-hari : mencuci, ngepel, memasak, bersih- bersih rumah


5) Personal hygiene

Ibu mengatakan mandi terakhir pk 18.00 wita tgl 8 September 2021.


6) Riwayat psikososial

- Ibu mengatakan sangat mengharapkan anak yang dilahirkan dalam keadaan sehat.
- Ibu mengatakan sangat antusias dengan kelahiran anak keduanya.
- Ibu mengatakan tetap rajin beribadah.

- Ibu mengatakan di rumah tinggal bersama suami dan keluarga suami


53
B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum KU : baik


Kesadaran :
composmentis Tanda-tanda Vital :
TD : 120/70 mmHg N: 88x/mnt S : 36,7oC R: 20x/mnt
BB: Sebelum hamil : 55 kg

Sesudah hamil : 70 kg

LILA

TB : 155 cm
2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : bersih, tidak ada ketombe

Wajah : simetris, tidak ada oedema, tidak


ada cloasma gravidarum
Mata : bentuk simetris, sclera tidak ikterik,
konjungtiva merah tidak anemis
Hidung : keadaan bersih, tidak ada polip

Gigi dan mulut: tidak ada kelainan pada mulut, , keadaan gigi bersih Telinga :
simetris, keadaan bersih, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjaran limfe, kelenjar tiroid dan vena jugularis
Dada : simetris, pergerakan nafas teratur tidak ada benjolan abnormal
Payudara : simetris, puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, kolostrum kiri dan kanan sudah
ada
Abdomen

Inspeksi :

Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada striae gravidarum, pembesaran perut sesuai
ukuran kehamilan, linea nigra ada.

54
Palpasi :

Leopold 1 : TFU : 31 cm Fundus teraba bulat, lunak yaitu bokong


Leopold 2 : pada perut ibu sebelah kiri teraba keras panjang berarti puki, sebelah kanan teraba
bagian kecil-kecil yaitu ekstremitas
Leopold 3 : pada perut ibu bagian bawah teraba
keras bulat melenting,dan sudah
masuk PAP
Leopold 4 : kepala masuk
2/5 bagian
HIS : 4x dalam 10 menit
lamanya 40-45 detik dengan
intensitas kuat

Auskultasi :

DJJ : 140 kali/menit,


irama : 12-11-12 TBJ : (31-11)x155= 3.100
gram
Genetalia
tidak ada oedem dan varises pada vulva vagina
Pemeriksaan dalam pkl 08.30 wita :
VT Pembukaan 8 cm,eff 75%, ketuban (+), teraba
kepala, denominator ubun ubun kecil kiri depan,
penurunan kepala HII, tidak teraba bagian kecil
janin/tali pusat
Rectum : tidak ada hemoroid
Ekstremitas
- atas : kuku tidak pucat, oedema
(-/-)
- bawah : oedema (-/-) varises (-/-) refleks
patella (+/+)

55
4) Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium:

a) Hb : 11,9 gr/dL

b) Trombosit : 199.000/ul

c) Leukosit : 11.810/ul

d) PT/APTT : 8.7/35.0 detik

e) HBSAg : Negatif

f) HIV/AIDS : Non Reaktif

g) Glukosa sewaktu : 87 mg/dL

Radiologi:

Rontgen thorax AP : cor dan pulmo tak tampak kelainan

C. Analisa

1. Diagnosa Kebidanan

G3P2A0H2 UK 38-39 minggu K/u ibu baik dengan


inpartu kala 1 fase aktif
Janin : Tunggal, hidup, intrauterin, preskep. K/u janin baik.

2. Masal
ah
Ketida
knyam
anan
3. Kebutuhan

KIE ibu mengenai penyebab ketidaknyaman yang dirasakan

56
D. Penatalaksanaan

Tanggal : 9 September 2021 Jam : 08.45 Wita

1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil


pemerikssaan yang telah dilakukan dan kondisi ibu saat
ini. Ibu dan keluarga sudah di beritahukan tentang
kondisinya saat ini yaitu TD : 120/70 mmHg N: 88
x/mnt S : 36,7oC R: 20x/mnt, VT pembukaan 8 cm eff
75% ketuban (+) teraba kepala denominator uuk kidep,
tidak teraba bagian kecil janin /tali pusat, DJJ (+)
140x/menit. Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang
kondisinya dan janin saat ini.
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dengan
melakukan konsultasi melalui via telepon, dan di
dapatkan advice:
Observasi inpartu
3. Melakukan KIE dan informed consent atas tindakan
yang akan dilakukan sesuai advice dokter penanggung
jawab pasien (DPJP). Ibu dan keluarga sudah mengerti
dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk
dilakukan Tindakan sesuai dengan saran DPJP.
4. Melakukan tindakan sesuai dengan advice dokter yang
telah disetujui pasien dan keluarga

a. Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri.

b. Menyiapkan ruang bersalin, alat, kebutuhan fisik


dan psikologis, ibu serta persiapan bidan dan
penolong
c. Memastikan kelengkapan jenis dan jumlah
bahan-bahan yang diperlukan serta dalam
keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan
57
kelahiran bayi. Menyiapkan ruangan yang
hangat dan bersih dan memiliki sirkulasi udara
yang baik.
d. Memeriksa semua peralatan sebelum dan
sesudah asuhan.
e. Menganjurkan ibu untuk mendapat asupan
makanan dan minum selama persalinan dan
phroses kelahiran bayi.
f. Mengajarkan pada ibu untuk cara mengejan
yang efektif yaitu ibu meneran mengikuti
dorongan alamiah selama kontraksi.
Memberitahu ibu untuk tidak menahan nafas
saat meneran. Gunakan waktu disela kontraksi
untuk beristirahat, minta ibu untuk tidak
memgakat bokong saat meneran.
g. Memberikan dukungan ibu dukungan psikologis
bahwa ibu bisa melewati persalinan dengan
lancar, dan damping ibu saat bersalin.
h. Melakukan observasi persalinan

Tanggal Tanda-Tanda Vital HIS DJJ Keluhan Keterangan


Jam TD Nadi Suhu Frekuensi Lama Intensita
s
9/9/2021 120/70 88 36,7oC 3x/10mnt 40- kuat 140 Perut VT pembukaan 8
Pk 08.30 mmHg x/mnt 45” x/mnt mules cm eff 75%
wita hilang ketuban (+)
timbul dan teraba kepala
keluar denominator
lender UUK kidep kep
58
campur turun HII tdk
darah dari teraba bagian
jalan lahir kecil janin/tali
pusat
9/9/2021 120/70 84 4x/10mnt 40- kuat 136 Ibu ingin VT pembukaan
Pk 09.30 mmHg x/mnt 45” x/mnt mengedan lengkap eff 100%
wita dan BAB ketuban (-) teraba
Ketuban kepala
pecah denominator
spontan UUK di depan
warna kep turun HIII+
jernih tdk teraba bagian
kecil janin/tali
pusat

EVALUASI

Tanggal : 9 September 2021 Jam : 09.30 Wita

1. Ibu mengatakan ingin mengedan dan BAB

2. Ketuban pecah spotan warna jernih

3. His 5x/10 menit lamanya 40-45 detik intensitas kuat,

DJJ 136 x/menit irama teratur

VT pembukaan lengkap eff 100% ketuban (-)


teraba kepala denominator UUK di depan kep turun
HIII+ tdk teraba bagian kecil janin/tali pusat.

KALA II

59
Tanggal : Kamis, 9
September 2021 Waktu
: 09.30
WITA

A. Subyektif

1. Ibu mengatakan ingin mengedan dan merasa seperti ingin BAB

2. Ibu mengatakan sakit perut semakin sering

B. Obyektif

1. Keadaan umum ibu : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda vital :

a. Tekanan darah: 120/70 mmHg

b. Nadi : 84 x/menit

c. Suhu : 36,7 ºC

d. Respirasi: 22 x/menit

4. Pengeluaran lendir campur darah semakin banyak,ada


dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol, dan vulva membuka

5. HIS 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik dan intensitasnya kuat

6. DJJ (+) irama teratur, frekuensi 136 x/menit.

7. VT θ lengkap eff 100%, ketuban (-), teraba kepala,


denominator ubun-ubun kecil di depan, penurunan kepala
H III, tidak teraba bagian kecil janin dan tali pusat

60
C. Analisa

a. Diagnosa Kebidanan kala II


b. Masalah

ketidaknyamanan

c. Kebutuhan

Pertolongan persalinan

D. Penatalaksanaan

Tanggal/pukul : 9 September 2021/09.35 Wita

1) Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan


ibu dan janinnya baik dan bayi akan segera dilahirkan.
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan

2) Memberikan dukungan moril dan menjelaskan pada


suami dan keluarga untuk memberikan dukungan.
Suami dan keluarga bersedia untuk memberikan
dukungan

3) Memastikan kandung kemih sudah kosong. Kandung kemih ibu kosong.

4) Mendekatkan alat dan bahan yang akan digunakan,


penolong memakai celemek, mengguanakan sarung
tangan dan alat pelindung diri lainnya.
Menolong persalinan sesuai APN :

a) Melakukan pimpinan meneran, menyiapkan diri ibu


untuk meneran apabila terjadi kontraksi,
memberikan pada ibu untuk istirhat saat kontraksi
hilang sambil ibu diminta untuk makan dan minum
61
yang manis.
b) Saat kepala bayi nampak pada vulva dengan
diameter 5-6 cm, penolong meletakkan handuk
bersih di atas perut ibu dna kain yang dilipat 1/3
bagian ditaruh dibawah bokong ibu, membuka
partus set dan memeriksa kelengkapan peralatan
dan bahan lalu penolong memakai sarung tangan
steril/DTT.
c) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6
cm membuka vulva maka tangan kanan yang
dilapisi dengan kain dibawah bokong ibu menahan
perineum. Sedangkan tangan kiri menahan belakang
kepala bayi untuk mencegah defleksi yang terlalu
cepat serta membantu lahirnya kepala, kemudian
penolong menganjurkan ibu untuk meneran
perlahan, bernafas cepat, dan dangkal. Kemudian
lahirlah berturut-turut UUB, dahi, mata, hidung,
mulut, dagu.
d) Kemudian penolong memeriksa apakah ada lilitan
tali pusat dan ternyata tidak ada lilitan.

e) Setelah itu penolong menunggu kepala bayi


melakukan putar paksi luar secara spontan, menurut
arah punggungnya yaitu punggung kiri, kemudian
tangan penolong berada dalam posisi biparietal.
Penolong menganjurkan ibu untuk meneran ketika
kontraksi.
f) Kemudian penolong dengan lembut menggerakkan
kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul dibawah arkus dan kemudian penolong
menggerakkan kepala bayi keatas untuk melahirkan

62
bahu belakang.
g) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk
menompang kepala dan bahu, gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku
sebelah atas.
h) Setelah lengan lahir, penolong menelusuri tangan
atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan
kaki. Lalu memegang kedua mata kaki dengan cara
memasukan telunjuk diantara kedua kaki dan
memegang kedua kaki dengan melingkankan ibu
jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi
yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk.
i) Kemudian penolong melakukan penilaian sepintas:
bayi menangis spontan dan bernafas tanpa kesulitan
dan bergerak dengan aktif dan penilai APGAR
SCORE 1 menit pertama hasilnya 7.

Penilaian keadaan bayi dengan APGAR SCORE

63
j) No yang dinilai menit pertama Nilai menit kedua nilai
Kemudian 1 Appearance Badan merah 1 Badan merah 1
bayi ekstremitas biru ekstremitas
biru
2 Pulse 100x/mnt 2 100x/mnt 2
3 Grimace Menyeringai 1 Menagis kuat 2
4 Activity Fleksi sedikit, 1 Gerak aktif 2
gerakan kurang
5 Respiration Teratur 2 Teratur 2
JUMLAH 7 9
dikeringkan seluruh tubuhnya kecuali tangan tanpa membersihkan verniks.

Evaluasi

Tanggal 14 Desember 2021 pukul 09.45 Wita

1) Bayi lahir spontan, letak belakang kepala, langsung


menangis,jenis kelamin perempuan A-S : 7-9 BB 3250
gram, PB 50 cm, LK 33 cm, LD 32 cm, LL 11 cm, anus
(+) kelainan (-)
2) TFU sepusat,kontraksi uterus baik

KALA III

Tanggal : Kamis, 9
September 2021 Waktu :
09.45 WITA

A. Subyektif

64
1. Ibu mengatakan merasa lega dan senang atas
kelahiran bayinya.
2. Ibu mengatakan masih merasa mulas pada perutnya

3. Ibu mengatakan lelah setelah melewati proses


persalinan dan kelahiran bayinya

B. Obyektif

1. Pemeriksa
an
umum :

KU ibu
baik
Kesadaran :
composmentis
Emosi : stabil
Tanda-tanda vital :
TD : 120/70 mmHg, N : 84 x/mnt, S : 36,7 ºC, RR :
22 x/m
2. Pemeriksaan fisik

a. Plasenta belum lahir

b. Terlihat tali pusat di vulva

c. Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu:

1) Uterus globuler

2) Adanya semburan darah

3) Tali pusat memanjang

C. Analisa

65
a) Diagnosa Kebidanan : Kala
III
b) Masalah : Tidak ada

c) Kebutuhan : Manajemen aktif kala III

D. Penatalaksanaan

Tanggal/pukul : 9 September 2021/ 09.45 Wita

1. Memberitahu ibu bahwa bayi sudah lahir, jenis


kelamin perempuan, keadaan umum ibu dan janin
baik.
2. Menjelaskan ibu bahwa plasenta belum lahir

3. Memastikan tidak ada bayi kedua dengan meraba fundus uteri

4. Memberitahukan ibu bahwa ia akan disuntikkan


oksitosin 10 IU untuk mempercepat pengeluaran
plasenta dan mencegah perdarahan. Kemudian
menyuntikkan oksitosin 10 IU segera setelah lahir di
1/3 paha kanan bagian luar. Mengkelm tali pusat 2-3
cm dari umbilikus bayi dan kelm kedua 2 cm dari
klem pertama. Setelah itu potong tali pusat diantara
kedua klem dengan tetap melindungi perut bayi agar
tidak terkena gunting. Selanjutnya memasang
umbilical klem.
5. Meletakkan bayi di infant warmer

6. Menyelimuti bayi dengan kain hangat dan


memasangkan topi bayi.
7. Memindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

8. Meletakkan satu tangan pada tepi atas sympisis


untuk mendeteksi kontraksi, sedangkan tangan yang
lain menegangkan tali pusat
66
9. Melakukan peregangan tali pusat terkendali dengan
cara meregangkan tali pusat dengan tangan kanan
dan tangan kiri menekan tepi atas simfisis untuk
mengetahui pelepasan plasenta
10. Pukul 10.00 Wita plasenta belum lahir, Memberikan
injeksi Oksitosin 10 IU/IM ke-2
11. Melakukan peregangan tali pusat terkendali
12. Pukul 10.15 Wita plasenta belum lahir, uterus teraba
globuler, perdarahan 50 cc

Evaluasi

Tanggal/pukul : 9 September 2021/ 10.15 Wita

1. Plasenta lahir belum lahir setelah 30 menit bayi lahir

2. Uterus teraba globuler, perdarahan 50 cc

KALA III DENGAN RETENSIO PLASENTA

Tanggal Masuk : Kamis, 9


September 2021 Waktu :
10.15 WITA

A. Subyektif

1. Ibu mengatakan sedikit khawatir dengan keadaannya


disebabkan oleh plasenta yang belum lahir

2. Ibu mengatakan diriya sedikit lelah

B. Obyektif

1. Plasenta lahir belum lahir setelah 30 menit bayi lahir

2. Uterus teraba globuler, perdarahan 50 cc

3. K/u ibu baik, TD 110/70 mmHg, N 92 x/mnt


67
C. Analisa

1. Diagnosa Kebidanan : Kala IV


dengan Retensio Plasenta
2. Masalah : Plasenta belum lahir setelah 30 menit bayi lahir

3. Kebutuhan : Manual Plasenta

D. Penatalaksanaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu


baik

2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

3. Memasang infus RL + 10 IU Oksitosin tetesan cepat

4. Memberikan analgetic per rectal

5. Melakukan Manual Plasenta

a. Tindakan penetrasi ke dalam kavum uteri

- Memastikan kandung kemih dalam keadaan kosong

- Menjepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm


dari vulva, tegangkan dengan satu tangan sejajar
lantai

- Secara obstetrik, masukkan tangan lainnya


(punggung tangan menghadap ke bawah) ke dalam
vagina dengan menelusuri sisi bawah tali pusat

- Setelah mencapai pembukaan servik, minta


seseorang asisten/penolong lain untuk
menegangkan klem tali pusat kemudian pindahkan
tangan keluar untuk menahan fundus uteri

- Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan


dalam hingga ke kavum uteri sehingga mencapai

68
tempat implantasi plasenta

- Bentangkan tangan obstetrik menjadi datar seperti


memberi salam (ibu jari merapat ke jari telunjuk
dan jari-jari lain saling merapat)

b. Melepas plasenta dari dinding uterus

- Menentukan implantasi plasenta, temukan tepi


plasenta paling bawah:Bila plasenta berimplantasi
di korpus belakang, tali pusat tetap di sebelah atas
dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta
dan dinding uterus dimana punggung tangan
menghadap ke bawah (posterior ibu). Bila di korpus
depan maka pindahkan tangan ke sebelah atas tali
pusat dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara
plasenta dan dinding uterus dimana punggung
tangan menghadap ke atas (anterior ibu)

- Setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta


dan dinding uterus, maka perluas pelepasan
plasenta dengan jalan menggeser tangan ke kanan
dan kiri sambil digeserkan ke atas (kranial) hingga
semua perlekatan plasenta terlepas dari dinding
uterus.

c. Mengeluarkan plasenta

- Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri,


lakukan eksplorasi untuk menilai tidak ada sisa
plasenta yang tertinggal

- Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simpisis


(tahan segmen bawah uterus) kemudian
instruksikan asisten/penolong untuk menarik tali

69
pusat

Evaluasi

Tanggal/pukul : 9 September 2021/ 10.25 Wita

Plasenta lahir secara manual, kesan lengkap, kontraksi uterus


baik, TFU 2 jari bawah pusat, perdarahan 200 cc, Perineum
intact.

KALA IV

Tanggal Masuk : Kamis, 9


September 2021 Waktu :
10.25 WITA
A. Subyektif

1. Ibu mengatakan perutnya terasa mules dan terasa keluar


darah banyak dari kemaluan

2. Ibu mengatakan merasa lemas dan berkeringat dingin

B. Obyektif

1. KU : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda –tanda vital :

TD : 120/70 mmHg R :22 x/menit N : 96 x/menit S:


36,80C

4. Plasenta lahir secara manual, kesan lengkap

5. Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat,


perdarahan 200 cc

70
6. Perineum intact.

C. Analisa

1. Diagnosa Kebidanan : Kala IV

2. Masalah : Tidak ada

3. Kebutuhan : observasi Kala IV

D. Penatalaksanaan

Tanggal/pukul : 9 September 2021/ 10.30Wita

1. Menjelaskan keadaan umum ibu

2. Membersihkan ibu, melakukan vulva hygine,


membersihkan badan ibu, tempat bersalin dari bekas
darah dan memasangkan softex ibu, mengganti baju dan
menggunakan kain yang bersih untuk memberi
kenyamanan pada ibu
3. Mengajarkan ibu dan keluarga cara masase yang benar
yaitu menggosok fundus uteri secara sirkuler dengan
menggunakan bagian-bagian palma dari ibu agar
kontraksi baik dan tidak terjadi perdarahan
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang
banyak, serta istirahat yang cukup
5. Memberikan terapi obat oral pada ibu yaitu Cefadroxyl
2 x 500 mg dan Asam Mefenamat 3 x 500 mg
6. Mengawasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital
ibu, meliputi TTV, kontraksi, kandung kemih, dan
perdarahan.

71
TABEL PEMANTAUAN KALA IV

Jam Waktu TD N S TFU CUT Kandun Jumlah


ke g Kemih perdarahan
I 10.40 120/70 92 36,6 2 jari Baik kosong
15 cc
bawah
pusat
10.55 120/70 92 2 jari Baik Kosong 15 cc
bawah
pusat
11.10 120/70 92 2 jari Baik Kosong 10 cc
bawah
pusat
11.25 120/70 92 2 jari Baik Kosong 10 cc
bawah
pusat
II 11.55 120/70 88 37,0 2 jari Baik Kosong 5 cc
bawah
pusat
12.25 120/70 84 2 jari Baik Kosong 5 cc
bawah
pusat

Evaluasi

Tanggal/pukul : 9 September 2021/ 12.25 Wita

 K/u ibu baik, TD 120/70 mmHg, N 84 x/mnt S: 37,0 0C R 20


x/mnt

72
 TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan kurang lebih 60 cc

 Ibu sudah bisa mobilasasi duduk dan dipindahkan ke


ruang nifas

73
BA
B
IV
PE
MB
AH
AS
AN

Kala I
Disebut juga kala pembukaan dimulai dengan pembukaan servik sampai
terjadi pembukaan 10 cm. Proses membukanya servik disebabkan oleh his
persalinan/kontraksi.
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat jika terjaddi tiga kali atau lebih), serviks membuka dari 4cm
ke 10cm, biasanya kecepatan 1cm atau lebih per jam hingga pembukaan
lengkap (10cm) dan terjadi penurunan bagian terbawah janin. Pada Kasus Ny.
I proses kemajuan persalinan berlangsung normal sesuai dengan teori

KALA II
Pada kala II persalinan, berlangsung dari Ø 10 cm atau pembukaan
lengkap sampai lahirnya bayi sekitar 15 menit.Hal ini sesuai dari teori yang
ada bahwa Dimulai sejak awal kontraksiyang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servik secara bertahap,pembukaan servik kurang dari 4
cm,biasanya berlangsung hingga 8 jam (sarwono prawiroharjo 2008).

KALA III
Kala III persalinan, mulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta
berlangsung selama 5 menit. Pada manajemen aktif kala III diberi suntikan
oxytocin pada ibu untuk merangsang munculnya kontraksi pada uterus
kemudian melakukan peregangan tali pusat terkendali hingga plasenta lahir
74
spontan, kemudian melakukan masase. Asuhan yang diberikan telah sesuai
dengan teori manajemen aktif kala III yaitu kala 2 persainan dimulai ketika
pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi
(wiknjosastro, 2008 )

KALA IV
Kala IV persalinan, berlangsung normal, pada 2 jam pospartum
tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 37 °C, TFU 2 jari bawah
pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong dan total perdarahan ± 60cc.
Pemantauan kala IV dikatakan normal terlihat dari jumlah perdarahan yang
masih dalam batas normal dan tanda-tanda vital klien serta kontraksi uterus
baik.

75
B
A
B

I
V

P
E
N
U
T
U
P

A. Kesimpulan

1. Penyusun telah melakukan pengkajian pada ibu untuk


mendapatkan informasi data subyektif dan obyektif
2. Berdasarkan data dari hasil pengkajian, telah dapat
diinterpretasikan dan ditetapkan diagnosa, masalah serta
kebutuhannya.
3. Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan ditemukan diagnose
dan masalah potensial yang membutuhkan antisipasi
penangananya.
4. Dapat menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, benar-
benar dibutuhkan
5. Penyusun dapat membuat rencana asuhan yang menyeluruh sesuai
dengan diagnosa, masalah dan kebutuhan.
6. Asuhan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana asuhan yang
telah dibuat.
76
7. Evaluasi asuhan kebidanan yang dilakukan telah sesuai dengan
konsep dari hasil evaluasi tersebut seluruh diagnosa, masalah,
kebutuhan yang hampir seluruhnya dapat diatasi dengan baik.

B. Saran

Setelah melakukan asuhan pada Ny. N adapun saran yang ingin


disampaikan oleh penulis, yaitu:
1. Bagi tenaga kesehatan
Bidan telah memberikan asuhan yang kompeten sehingga dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada ibu bersalin,
diharapkan agar tetap mempertahankanya

2. Rumah Sakit

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat


untuk Rumah Sakit agar dapat meningkatkan kualitas pelayanannya
dengan menambah bahan bacaan agar dapat menjadi acuan untuk
tenaga bidan dan memberikan update pelatihan untuh meningkatkan
skill tenaga bidan sehingga dapat memberikan pelayanan maksimal
bagi masyarakat.

77
DAFTA
R
PUSTA
KA

Purwati, Eny,2012. Asuhan kebidanan untuk ibu nufas.


Yogyakarta: ilmu Cakrawala
WHO.Maternal Mortality; World Health; 2014

Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (APN).


2012. JNPK-KR. Buku KIA 2015. Depkes RI.
Chalik TMA. 2008. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan
persalinan. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Cetakan
Pertama. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Cunningham, F.G. 2005. Hypertensive Disorder In Pregnancy in
Williams Obstetri 22nd. Medical Publishing Division : New
York.
Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). 2012. Angka
Kematian Ibu Melonjak. diakses pada tanggal 19 November
2019.
Data World Health Organization (WHO). 2014. Angka kematian ibu
dan bayi Departemen Kesehatan RI, 2010.
Murah Manoe dkk, 1999. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan
Ginekologi Retensio Plasenta Bagian /SMF obstetri dan
ginekologi FK Unhas. Ujung Pandang.
Manuaba, Ida Bagus Gede. Dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. EGC:
Jakarta
Mochtar, Rustam .2012. Synopsis Obstetri. EGC: Jakarta.

78

Anda mungkin juga menyukai