Anda di halaman 1dari 9

METODE BERCERITA DENGAN penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

MEDIA PEMBELAJARAN PAPAN (PTK) yang dilaksanakan pada dua siklus. Subjek

FLANEL UNTUK MENINGKATKAN penelitian adalah 17 siswa kelompok A di TK


Negeri 1 Jepun Tulungagung Tahun Ajaran
ASPEK KOGNITIF PADA ANAK USIA
2021/2022. Data penelitian tentang kemampuan
DINI KELOMPOK A DI TK NEGERI 1
aspek kognitif dikumpulkan melalui metode
JEPUN TULUNGAGUNG
observasi dengan instrumen berupa lembar format
Putri Khifdhil Karomatil Ula1) Retno Septi observasi. Data hasil penelitian yang dianalisis

Wilujeng2) Maulida Ilaina Rahma3) Fadila dengan menggunakan metode analisis statistik
deskriptif dan kuantitatif.
Putri Mahardhika4) Rosyidatun Nafi’ah5) Indi
Kata kunci : metode bercerita, media
Ayu Kusuma6) Bicky Galuh Saputri7)
papan flanel, kemampuan aspek kognitif
1,2,3,4,5,6,7
UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung Pendahuluan
Pendidikan Taman Kanak – Kanak (TK)
putrikhifdhil12@gmail.com
dinyatakan dalam UU RI tahun 2003 pasal 28
retnosepty190920@gmail.com
ayat 3 merupakan pendidikan anak usia dini
maulidarahma11@gmail.com
jalur pendidikan formal yang bertujuan untuk
fadilaputrimahardhika@gmail.com
dapat membantu anak didik mengembangkan
nafiah.rosyidatun25@gmail.com
berbagai potensi baik psikis dan fisik yang
indiayuk@gmail.com
meliputi moral dan nilai agama, sosial,
bickygaluh131@gmail.com
emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, seni
dan kemandirian untuk dapat memasuki
Abstrak : Metode bercerita merupakan jenjang sekolah yang lebih tinggi.
salah satu pemberian pengalaman belajar dengan
Dalam peraturan pemerintahan nomor
cerita Melalui metode bercerita anak mendapat
27 Tahun 1990 pada Bab I pasal 1 ayat 2
pengalaman serta pengetahuan yang akan
tentang “Pendidikan anak usia dini (PAUD)
disampaikan melalui cerita secara lisan. Selain itu,
adalah suatu bentuk pendidikan pra sekolah
metode bercerita dapat membantu anak dalam
mengembangkan dan melatih kemampuan bahasa,
yang menyediakan berbagai program

dan kemampuan kognitif yang anak miliki. pendidikan dini bagi anak yang berumur nol
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai dengan maksimal umur enam tahun.
peningkatan aspek kognitif anak usia dini Pada saat memasuki kedewasaan, setiap anak
kelompok A di TK Negeri 1 Jepun Tulungagung didik memerlukan kesempatan untuk dapat
dengan menggunakan media papan flanel. Jenis mengembangkan diri dengan menunjang
berbagai fasilitas, sarana prasarana dan Teori Jean Piaget ini dibangun berdasarkan
pendukungnya seperti alat peraga/alat dua sudut pandang yang disebut sudut
permainan, perabot kelas, ruang bermain, dan pandang aliran struktural dan sudut pandang
suasana pendidikan yang menunjang. Fasilitas aliran konstruktif.
sarana prasarana harus tersedia secara lengkap Menurut Piaget perkembangan kognitif
di Lembaga PAUD agar penyelenggaraan terdiri dari 4 tahap. Tahap yang pertama yaitu
pelayanan pendidikan anak didik di PAUD yaitu fase sensorimotor. Tahap ini berlangsung
benar – benar berjalan dengan lancar sehingga sejak kelahiran sampai dengan sekitar usia dua
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian tahun. Tahap yang kedua yaitu tahap pra
anak didik dapat tercapai dengan baik dan operasional. Tahap ini menunjukkan bahwa
maksimal. setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara
Secara umum Lembaga PAUD kualitatif baru dari fungsi piskologis muncul.
bertujuan untuk menanamkan nilai – nilai Tahap yang ketiga yaitu tahap operasional.
budaya nasional dan agamis agar anak Tahap ini muncul antara usia 6-12 tahun dan
memiliki jati diri, akhlak, kepribadian dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika
karakter untuk masa depannya. Oleh sebab yang terorganisir dan rasional. Tahap yang
itu aspek – aspek yang dikembangkan dalam keempat yaitu tahap operasional formal. Tahap
pendidikan anak usia dini adalah, aspek nilai ini mulai muncul pada usia 11 tahun dan terus
agama dan moral, fisik (motorik kasar dan berlanjut sampai dengan dewasa.
motorik halus), kognitf, bahasa, dan sosial Terlihat dari pandangan Piaget yang
emosional (Hildayani : 2004). Salah satu menyatakan bahwa, anak dapat membangun
aspek pada anak usia dini yang paling penting kemampuan kognitif dengan melalui interaksi
untuk dikembangkan adalah aspek kognitif dunia di sekitar. Dalam hal ini, Jean Piaget
anak. Kemampuan aspek kognitif ini dapat menyamakan anak dengan peneliti yang selalu
berkembang secara bertahap, sejalan dengan sibuk membangun teori – teori tentang dunia
perkembangan fisik dan syaraf – syaraf yang di sekitar, melalui interaksinya dengan
berada di pusat susunan syaraf. lingkungan di sekitarnya. Hasil interaksi ini
Teori tentang aspek kognitif pada adalah dapat membentuk struktur kognitif,
AUD yang berpengaruh dalam menjelaskan atau skemata (dalam bentuk tunggal disebut
perkembangan aspek kognitif ini adalah teori skema) yang dimulai dari terbentuknya
Jean Piaget (Hildayani : 2004), Jean Piaget struktur untuk berpikir secara logis, lalu
merumuskan teori yang dapat menjelaskan berkembang menjadi suatu generalisasi
fase – fase perkembangan aspek kognitif. (kesimpulan umum).
Menurut Sujiono, dkk (2008 : 1.3) Piaget sendiri mengemukakan “kemampuan
“Kognitif adalah suatu proses dalam aspek kognitif merupakan salah satu bagian
pemikiran, yaitu kemampuan setiap individu dari hasil pengalaman belajar”.
untuk menghubungkan, menilai, dan Gunarti, dkk. (2010), mendeskripsikan bahwa
mempertimbangkan suatu kejadian atau “Pengembangan aspek kognitif anak yang
peristiwa”.Menurut Sujiono,dkk (2008 : 3.3) telah berusia satu tahun dapat dilakukan
“Kemampuan aspek kognitif merupakan suatu dengan memberikan kesempatan kepada anak
yang fundamental dan yang dapat untuk dapat lebih banyak berbicara,
membimbing tingkah laku anak terletak pada mempraktikkan keterampilan baru,
pemahaman bagaimana pengetahuan tersebut mengeksplorasi tempat-tempat baru.
terstruktur dalam berbagai aspeknya”. Jean

Kemampuan aspek kognitif pada anak anak usia dini sering dipandang sebagai masa
usia dini sesuai teori Jean Piaget yaitu ciri – emas (golden age) bagi penyelenggaraan
ciri kemampuan aspek kognitif anak berada pendidikan. Masa emas anak tersebut
pada masa periode praoprasional. Pada merupakan masa yang sangat fundamental
kemampuan ini kemampuan untuk dapat bagi perkembangan individu karena pada fase
mengingat, terutama mengenal dan mengingat inilah akan terjadi peluang yang sangat besar
kembali, mengalami kemajuan pesat. Ciri lain untuk pembentukan dan pengembangan
dalam kemampuan kognitif yaitu : Pertama, pribadi seorang. Froebel menyatakan bahwa
dapat berpikir simbolik yang artinya “Jika orang dewasa (pendidik) mampu
kemampuan untuk berpikir tentang objek dan menyediakan suatu “taman” yang dirancang
peristiwa walaupun objek tersebut tidak hadir sesuai dengan potensi atau bakat dan bawaan
secara nyata. Kedua, egosentrisme adalah anak maka anak akan berkembang dengan
kemampuan seseorang untuk dapat wajar. Sedangkan menurut Jean Piaget dan
membedakan antara pandangannya sendiri Vigotsky, anak usia dini itu bersifat aktif dan
dengan pandangan orang lain. Ketiga, memiliki kemampuan untuk dapat
animisme yang artinya belum mampu membangun pengetahuannya. Anak
membedakan secara tepat (Martini Jamaris, memperoleh pengetahuan bukan dengan cara
2003 : 21). Disamping kemampuan guru menerima secara pasif dari orang lain tetapi
mengenal tahap – tahap perkembangan aspek dengan cara menumbuhkan atau membangun
kognitif seorang pendidik harus memahami pengetahuannya sendiri secara aktif melalui
karakteristik anak usia dini. Masa – masa interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Anak
usia dini adalah mahluk belajar aktif yang pelajaran dalam proses belajar mengajar untuk
dapat mengkreasi dan membangun mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut
pengetahuannya sendiri melalui imajinasinya. Djajadisastra (1985) jenis – jenis metode
Seorang pendidik PAUD harus dalam mengajar terdiri dari, metode ceramah,
memahami tahapan – tahapan perkembangan metode diskusi, metode tanya jawab, metode
anak dalam aspek kognitifnya, sehingga pemberian tugas, metode latihan, metode
seorang pendidik mampu menerapkan atau demonstrasi, metode experiment, metode
menggunakan metode pembelajaran yang pemecahan masalah, metode sosio-drama,
paling tepat bagi anak untuk meningkatkan metode kerja kelompok, metode project,
kemampuan kognitif anak (Hildayani: 2004). metode belajar berencana, metode karya
Metode mengajar ini merupakan suatu cara wisata, dan etode bercerita.
yang dapat digunakan dalam menyampaikan Pada penelitian ini metode yang
atau memberikan pelajaran pada anak usia digunakan adalah metode bercerita dengan
dini tentang berbagai ilmu yang bermanfaat menggunakan alat bantu media pembelajaran
bagi perkembangan kemampuan berpikirnya. papan flanel. Alasan menggunakan metode
Menurut Nurkancana dan Sumartana (1992 : bercerita dikarenakan metode ini dapat
15) ”Metode mengajar merupakan suatu mengembangkan kemampuan aspek kognitif
upaya yang digunakan oleh pendidik untuk pada anak. Melalui kegiatan bercerita, peserta
dapat menyampaikan bahan pelajaran kepada didik akan lebih senang untuk belajar dan
peserta didik”. Pendidik menyampaikan mendengarkan pendidik pada saat kegiatan
tentang bahan pelajaran yang memerlukan berlangsung. Pada saat menggunakan metode
cara atau metode tertentu agar materi yang ini peserta didik akan lebih cepat mengerti dan
disampaikan dapat dipahami dan diterima lebih cepat memahami perintah pendidik dan
dengan baik. Moedjiono dan Dimyati (1993 : hasilnya akan lebih cepat didapat. Metode
10) mengatakan bahwa ”metode adalah cara bercerita ini merupakan salah satu metode
yang sebaik – baiknya untuk dapat mencapai yang sering dipergunakan di Taman Kanak –
tujuan”. Tujuan pembelajaran yang ditetapkan Kanak.
oleh pendidik harus dapat tercapai secara
optimal, maka diperlukan cara yang tepat.
Berdasarkan pengertian diatas maka
dapat dikatakan bahwa metode adalah suatu
cara yang digunakan guru dalam
menyampaikan informasi atau materi
Pada dunia anak – anak selalu bercerita dengan memperlihatkan alat peraga
berkaitan dengan lingkungan keluarga, satu persatu sesuai dengan bagian yang akan
lingkungan sekolah maupun luar sekolah. diceritakan. Kelima, memberikan pertanyaan
Kegiatan bercerita di TK harus diusahakan tentang isi cerita pendek tersebut satu persatu
menjadi pengalaman bagi anak – anak yang (bertahap) kepada anak secara bergantian.
bersifat unik dan menarik, yang dapat Misalnya, ada berapa ekor buaya di sungai itu?
menggetarkan perasaan anak, dan memotivasi Bagi anak yang dapat menjawab pertanyaan
anak untuk dapat mengikuti cerita itu sampai diberikan apresiasi berupa pujian dan bagi
selesai. Pelaksanaan kegiataan pembelajaran anak yang belum dapat menjawab pertanyaan
metode bercerita dilakasanakan dalam upaya dengan benar, dapat diberikan motivasi
memperkenalkan, memberikan keterangan, semangat.
atau dapat penjelasan tentang hal baru dalam Ada beberapa kelebihan dalam
rangka menyampaikan pembelajaran yang menggunakan metode bercerita menurut
dapat mengembangkan berbagai bidang Moeslichatoen (1996 : 140). Pertama,
kompetensi dasar anak. Maka dari itu materi organisasi di dalam kelas lebih sederhana,
yang di sampaikan berbentuk cerita yang di tidak perlu pengelompokan siswa seperti pada
awal dan di akhir berhubungan erat dengan metode lain. Kedua, pendidik dapat menguasai
kesatuan yang utuh maka cerita harus di kelas dengan mudah walaupun peserta didik
persiapkan terlebih dahulu dengan media dalam jumlah yang cukup besar apabila cerita
yang menarik minat dan rasa ingin tahu anak yang disampaikan mampu menarik perhatian
untuk mendengarkan cerita. peserta didik. Ketiga, bila pendidik dalam
Menurut Hapidin dan Guranti (2001 : menceritakan berhasil dan lancar, maka dapat
25), tujuan metode bercerita adalah melatih menumbuhkan rasa semangat, kreasi yang
daya tangkap dan daya berpikir anak, melatih konstruktif dan bisa merangsang para siswa
konsentrasi, fantasi dan menciptakan suasana untuk dapat melakukan tugas atau pekerjaan.
yang menyenangkan di dalam ruang kelas. Keempat, metode ini lebih luwes dalam artian
Beberapa langkah dalam metode bercerita, jika waktu terbatas materi bercerita dapat
yaitu Pertama, pendidik menyiapkan alat dipersingkat dengan mengambil garis besarnya
peraga yang diperlukan (gambar). Kedua, saja, jika waktu yang tersedia cukup banyak
mengatur posisi tempat duduk anak yang materi cerita yang diberikan dapat diperluas
sesuai dengan yang direncanakan. Ketiga, dan diperdalam. Kelima, pendidik dapat
menarik perhatian anak (peserta didik) agar menguasai seluruh arah pembicaraan untuk
mau mendengarkan cerita. Keempat, pendidik mencapai tujuan yang diinginkan dan dicapai.
Moeslichatoen juga berpendapat dramatisasi, mengembangkan konsep dan
bahawa ada beberapa kelemahan metode memberi pesan.
bercerita, yaitu pertama, pendidik sulit untuk Papan flanel adalah media visual yang
dapat mengetahui sampai dimana batas efektif untuk menyajikan pesan – pesan
kemampuan peserta didik dalam memahami tertentu kepada sasaran didik. Selain untuk
materi bercerita yang disampaikan. Kedua, menempel gambar – gambar, dapat pula
para siswa lebih cenderung bersifat pasif dan dipakai menempelkan huruf dan angka.
menganggap bahwa yang diceritakan itu Menurut Seels dan Glasgow (Arsyad, 2002 :
benar adanya, sehingga dengan demikian 33), tujuan dari pembuatan media papan
bentuk pembelajaran menjadi bersifat flannel adalah Pertama, media ini dapat
verbalisme. Ketiga, pendidik dalam bercerita digunakan untuk mengajarkan membedakan
sering tidak memperhatikan segi psikologis warna, pengembangan perbendaharaan kata –
dan didaktis, pembicaraan dapat tidak terarah kata, dramatisasi, mengembangkan konsep
sehingga membosankan bagi para siswa, atau memberi pesan tentang pokok – pokok cerita,
kadang terlalu banyak humor sehingga tujuan membuat diagram, grafik dan sejenisnya.
utamanya menjadi terabaikan. Kedua, Membantu pendidik untuk
Metode bercerita ini sebaiknya menjelaskan materi bahan pelajaran. Ketiga,
menggunakan bantuan sebuah media, untuk mempermudah pemahaman pembelajar
mengurangi anak bersifat pasif dan tentang bahan pelajaran. Keempat, agar bahan
pembelajaran yang bersifat verbalisme. pelajaran lebih menarik.
Pelaksanaan metode bercerita biasanya Langkah – langkah pembuatan media
banyak menggunakan media salah satunya papan flannel yaitu, siapkan papan atau
media papan flannel. Papan flannel termasuk triplek. Selanjutnya tempelkan kain
salah satu media pembelajaran dalam bentuk flannel/kertas rempelas pada papan yang
dua dimensi, yang dibuat dari kain flannel disediakan. Kemudian kumpulkan gambar
yang ditempelkan pada sebuah triplek atau yang sesuai dengan bahan atau materi yang
papan. Selanjutnya untuk dapat membuat akan disampaikan, dan tempelkan kain flannel,
guntingan – guntingan flannel atau kertas rempelas atau laken agar gambar-gambar
rempelas yang diletakkan di bagian belakang yang di perlukan dapat melekat pada papan
gambar. Media papan flannel ini dapat flanel, Beberapa kelebihan menggunakan
digunakan untuk mengajarkan membedakan media papan flannel yaitu, Pertama, media
warna, pengembangan perbendaharaan kata, yang sederhana dapat dibuat sendiri oleh guru.
Kedua, dapat dipersiapkan terlebih dahulu
dengan teliti. Ketiga, dapat memusatkan satunya unsur di dalam sistem pendidikan
perhartian peserta didik terhadap suatu maka sebelum menggunakan media tersebut
masalah yang sedang dibicarakan. Beberapa perlu merencanakan langkah – langkah
kelemahan menggunakan media papan flannel penggunaan dengan baik.
yaitu, walaupun bahan flanel dapat menempel Pada saat menggunakan media
pada sesamanya, tetapi hal ini tidak dapat pendidikan untuk anak di TK, guru
menjamin pada bahan yang berat, karena memperhatikan prinsip – prinsip yaitu,
dapat lepas bila ditempelkan, kedua bila Pertama tidak ada media pendidikan yang
terkena angin sedikit saja, bahan yang dapat menggantikan peran kedudukan guru.
ditempel pada papan flannel tersebut akan Kedua, tidak ada media pendidikan yang
jatuh berhamburan. merupakan media tunggal untuk dapat
Adanya media seperti ini tidak mencapai semua tujuan pendidikan
bermakna apapun jika pendidik tidak mampu (Sudjana:2005). Mengingat masalah tersebut
mengembangkan dan menggunakannya secara sangat penting, maka tujuan yang ingin
maksimal. Oleh karena itu pendidik masih dicapai, untuk mengetahui peningkatan
memiliki peranan dominan dalam menarik kognitif anak setelah penerapan metode
minat belajar anak serta mendukung bercerita dengan alat bantu media papan
perkembangan anak. Di dalam dunia anak, flannel pada anak kelompok A semester ganjil
misalnya di TK (Taman Kanak – Kanak) di TK Negeri 1 Jepun Tulungagung.
sangat mengharapkan kehadiran media
pembelajaran seperti ini yang dapat
mengembangkan aspek kognitif pada anak
yang bermutu tinggi. Oleh karena itu pendidik
di TK harus lebih kreatif, imajinatif,
komunikatif dan inovatif dalam menciptakan
atau menemukan berbagai alat permainan dan
media pembelajaran untuk anak didik mereka.
Mengingat media pembelajaran dapat di
gunakan untuk berbagai setting yang umum
yaitu di dalam ruangan atau di luar ruangan
kelas, maka pemakai media atau pendidik
harus menguasai cara penggunaannya.
Selanjutnya karena media bukan satu –
Djajadi
Metode : PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sastra,
jusuf.1
Hasil dan Pembahasan : 985.
Metode
Simpulan : Mengaj
Daftar Rujukan ar

I. B
Agung, A. A. Gede. 2010. Bahan Kuliah Statistika Deskriptif. Singaraja: Fakultas Ilmu a
Pendidikan Ganesha Singaraja. n
d
u
n
-------, 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar. Singaraja: Fakultas
g
Ilmu Pendidikan Undiksha Singaraja.
:
P
Depdikbud, 1990. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Depdikbud. T
.
A
n
Depdikbud.1994. Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdikbud. g
k
a
Depdikbud. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995. Program Kegiatan Belajar s
Taman Kanak- Kanak, Landasan Program dan Pengembangan Kegiatan a
Belajar, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Fawzia Aswin
Hadis.
1996.
Psikol
ogi
Perke
mbang
an
Anak.
Jakart
a:
Depart
emen
Pendi
dikan
dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Moedjiono,
Guru &
Moh.
Dimya
Gunarti, Winda. dkk. 2008. Metode Pengnembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar ti.
Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka 1993.
Strate
gi
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan Cetakan ke-7. Bandung: PT Citra Aditya Belaja
Bakti. r
Meng
ajar.
Hapidin dan wanda guranti. 2001. Mendidik Anak Dengan Cerita. Bandung: Remaja Jakart
Rosda Karya a:
Depdi
kbud
Heinich, Molenda and Russell.1993.Instrukturtional media.New Direkt
York: Macmilan Publishing Company orat
Jendra
l
Hildayani, Rini.dkk.Psikologi Perkembangan Anak. Pusat Penerbitan Pendi
Universitas Terbuka dikan

Proye
Jamaris, Martini. 2003. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak- k
kanak. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Pembi
naan
Tenag
Koyan, I Wayan. 2009. Statistik Dasar dan Lanjut (Teknik Analisis Data Kuantitatif). a
Singaraja: Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pasca Kepen
Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. didika
n

Anda mungkin juga menyukai