Disusun oleh:
Kelas G
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan
banyak nikmat sehingga kali ini kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul”KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA/MA” . sholawat
serta salam tak lupa kami lantunkan kepada Nabi Muhammad saw yang dengan
beliaulah kita semua kini berada dalam zaman yang penuh penerangan.
Makah ini kami buat guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Islam.
pada isi makalah disampaikan mengenai Kurikulum pendidikan yang diterapkan
disekolah menengah atas
Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Perencanaan Sistem PAI, bapak Muhammad Agus Salim Mpd yang telah
membimbing proses pembuatan makalah ini, sehingga pada titik ini makalah telah
selesai dan siap untuk serahkan.
Saya berharap makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
Wassalamualaikum wr. wb
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kurikulum Pendidikan pada jenjang SMA/MA?
2. Bagaimana Kurikulum PAI pada jenjang SMA/MA?
3. Bagaimana Model RPP Pada Kurikulum PAI jenjang SMA/MA?
4. Bagaimana Evaluasi Desain RPP pada kurikulum PAI jenjang SMA/MA?
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
3
a. Kurikulum SMA/MA Kelas X
1) Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 4.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.
4) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.
Alokasi Waktu
Komponen
Semester 1 Semester 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4
5. Matematika 4 4
6. Fisika 2 2
4
Alokasi Waktu
Komponen
Semester 1 Semester 2
7. Biologi 2 2
8. Kimia 2 2
9. Sejarah 1 1
10. Geografi 1 1
11. Ekonomi 2 2
12. Sosiologi 2 2
13. Seni Budaya 2 2
14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 2 2
Kesehatan
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2
16. Keterampilan /Bahasa Asing
2 2
B. Muatan Lokal 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*)
38 38
Jumlah
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
C. Beban Pembelajaran SMA/MA
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan
menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau
sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan
kategori satuan pendidikan yang bersangkutan.
Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan
dengan menggunakan sistem paket. Satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori standar menggunakan sistem paket
atau dapat menggunakan sistem kredit semester. Satuan pendidikan
SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori mandiri menggunakan sistem kredit
semester.
Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem
paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem Paket adalah sistem
penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan
mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan
untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan
pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan
dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
5
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka
per jam pembelajaran untuk tingkat SMA/MA adalah berlangsung selama 45
menit. Sedangkan beban belajar kegiatan tatap muka per minggu untuk SMA/MA
adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran.
Minggu Jumlah
Satu jam
Jumlah jam Efektif Waktu jam per
Satuan pemb. tatap
Kelas pemb. Per per pembelajaran tahun
Pendidikan muka
minggu tahun per tahun (@60
(menit)
ajaran menit)
1292-1482
jam
pembelajaran
SMA/MA * X s.d. 969-
45 38-39 34-38
) XII (58140 - 1111,5
66690
menit)
6
mengakomodasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa.
Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang
diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
1. Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran,
hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari
libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
tertera pada Tabel 26.
7
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
8
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Implementasi Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dijabarkan
kedalam sejumlah peraturan, antara lain Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan
Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan
Implementasi Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dijabarkan kedalam
sejumlah peraturan, antara lain Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan
delapan standar nasional pendidikan, yaitu standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidikan.1
Kemudian ditetapkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2006 tentang
“Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah”, pada
pasal 1 berisi tentang :
1) Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang
selanjutnya disebut standar isi mencakup lingkup materi
minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai
kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
2) Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
pada lampiran peraturan menteri ini.2
1
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006, h. 1
2
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006, h. 1-2
9
Undang-Undang No. 22 Tahun 2006 ini dibahas standar isi
sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005, yang secara keseluruhan mencakup :
10
a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian,
pemupukan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang keilmuan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin
beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin,
bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal
dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas.4
(RPP)
4
Lampiran 3, tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMA, MA, SMK
& MAK, h. 2
5
Ibid
11
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : X / 1
Waktu : 6 x 45 menit
Aspek : Akhlak
12
– Mampu menyebutkan pengertian husnu zhan terhadap percaya diri, menghargai
diri sendiri. keberagaman, patuh pada
aturan, sosial, bergaya hidup
– Mampu menyebutkan pengertian husnu zhan terhadap
sehat, sadar akan hak dan
sesama manusia.
kewajiban, kerja keras, dan
– Mampu menyebutkan contoh husnu zhan terhadap adil.
Allah.
13
Husnuzhan :
14
G. Strategi Pembelajaran
– Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan
kompetensi dasar yang akan dicapai.
15
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, guru dan para siswa melakukan beberapa kegiatan sebagai
berikut:
Elaborasi
– Guru menunjuk seorang siswa yang sudah pernah mengetahui tentang
perilaku husnuzhan untuk memberikan opininya kepada teman-temannya di
bawah bimbingan guru.
– Setelah para siswa selesai mendengarkan secara klasikal, guru menunjuk
beberapa siswa untuk menerangkanya kembali.
– Guru menjelaskan tentang perilaku husnuzhan baik terhadap Allah maupun
terhadap diri sendiri.
Eksplorasi
16
– Selanjutnya, guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang arti perilaku
husnuzhan kepada siswa.
– Guru menjelaskan kepada siswa akan hikmah yang terkandung dalam
perilaku husnuzhan.
Konfirmasi
– Perilaku husnuzhan banyak mengandung nilai-nilai sikap dan perilaku yang
utama, seperti selalu berfikir positif terhadap takdir Allah dan tidak berprasangka
terhadap nikmat-Nya . Jika direnungkan, betapa Indah dan mulianya bersikap
positif tanpa prasangka .
– Guru meminta agar para siswa sekali lagi tentang hikmah yang terkandung
dalam perilaku husnuzhan sebagai penutup materi pembelajaran.
– Guru meminta agar para siswa rajin mempelajari arti dan hikmah yang
terkandung dalam perilaku husnuzhan .
17
– Guru mengucapkan salam kepada para siswa sebelum keluar kelas dan siswa
menjawab salam.
H. Penilaian
– Tes tertulis
I. Tes Tertulis
18
syariat,dengan tanpa menyalahkan Allah.
Merupakan cerminan dari……
dst ……………………………………………….
S = Setuju = 40
19
TS = Tidak Setuju = 10
III. Portofolio
_________________________ _________________________
NIP/NIK: NIP/NIK:
20
D. Evaluasi RPP PAI
Penelitian evaluatif dengan menggunakan model CIPP yang terdiri atas
komponenkomponen context, input, process, dan product. Berikut ini
dikemukakan komponen-komponen dimaksud, meliputi: 1) Evaluasi konteks
pembelajaran, 2) Evaluasi input pembelajaran, 3) Evaluasi proses pembelajaran,
4) Evaluasi produk pembelajaran.
1. Evaluasi Konteks Pembelajaran
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah
telah mengisyaratkan perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan
kaidah-kaidah pendekatan ilmiah dan Saintifik. Ilmiah dalam pembelajaran, di
dalamnya mencakup komponen-komponen mengamati (observing), menanya
(questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan
menyampaikan (communicating). Evaluasi konteks dilakukan dengan melihat
kesesuaian metode pendekatan Saintifik yang digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran dalam KD tertentu.
Evaluasi konteks di sini tidak dilakukan pada semua KD dan semua
jenjang kelas, melainkan pada KD tertentu yang diajarkan pada saat penelitian
dilakukan. Kesesuaian KD dengan pendekatan Saintifik dilihat mulai dari RPP
sampai pada proses pembelajaran. KD yang dipelajari pada saat observasi
kelas dilakukan adalah KD pada mata pelajaran (mapel) PAI kelas X semester
2 adalah memahami kedudukan Al quran, hadis, dan ijtihad sebgai sumber
hukum Islam. KD pada mapel PAI kelas XII semester 1 adalah memahami
ketentuan pernikahan dalam Islam.
Proses pembelajaran PAI di sekolah sasaran penelitian adalah
menerapkan pendidikan Saintifik, baik dalam langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang disusun dalam RPP maupun dalam praktik proses
pembelajaran. Dalam RPP yang disusun guru PAI, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran memuat kegiatan pendahuluan atau kegiatan amal, kegiatan inti,
21
dan kegiatan akhir atau penutup, dengan mengemukakan deskripsi kegiatan
masing-masing meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada
kegiatan inti, pendekatan Saintifik dideskripsikan berikut skenario
pembelajaran yang disusun sesuai urutan kelima sintaks pembelajaran, yaitu
mengamati, menanya, mencoba atau mengumpulkan data, mengasosiasi atau
menalar, dan menyampaikan atau mengkomunikasikan. Metode pembelajaran
digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.
Metode pembelajaran yang diterapkan guru meliputi diskusi, tanya
jawab, demonstrasi, kooperatif, dan ceramah. Dalam pelaksanaan
pembelajaran kelas yang diamati, proses pembelajaran dilaksanakan sesuai
dengan RPP yang telah disusun guru, yaitu metode pembelajaran, sumber,
media dan pembelajaran dengan pendekatan Saintifik yang menerapkan
kegiatan 5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
menyampaikan.
2. Evaluasi Input Pembelajaran
Evaluasi proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dari segi input
dapat dilihat melalui berbagai aspek, yaitu meliputi ketersediaan dokumen
standar, sosialisasi tentang dokumen standar, dan dukungan dari instansi
terkait. Dokumen standar yang dimaksud meliputi beberapa produk hukum
yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Dokumen-
dokumen tersebut meliputi UU RI No. 20/2003 tentang sistem pendidikan
nasional, PP RI No. 19/2005 tentang standar nasional pendidikan, PP RI No.
32/2013 tentang perubahan atas PP No. 19/2005 tentang standar nasional
pendidikan, Permendikbud Nomor 64/2013 tentangs tandar isi, Permendikbud
Nomor 65/2013 tentang standar proses, Permendikbud Nomor 66/2013
tentangs tandar penilaian, Permendikbud No. 54/2013 tentang standar
kompetensi lulusan, Prmendikbud No. 69/2013 tentang kerangka dan struktur
kurikulum SMA/MA dan Permendikbud Nomor 59/2014 tentang kurikulum
2013.
22
Berkenaan dengan sosialisasi, khusus seluruh guru PAI yang
pembinaannya berada di bawah wewenang Kementerian Agama, mereka
memperoleh pembinaan atau sosialisasi kurikulum 2013 dari Kementerian
Agama. Di samping itu, guru PAI yang bertugas di SMA dimana sekolah
tersebut berada di bawah Dinas Pendidikan, mereka memperoleh pelatihan,
pendampingan kurikulum 2013 yang dilaksanakan di sekolah dan in house
training. Pelaksanaan kurikulum 2013 tidak terlepas dari dukungan instansi
terkait dan sekolah yang bersangkutan. Selain penyelenggaraan in house
training dan penyediaan dokumen standar, pengawasan turut mendukung
keberhasilan implementasi kurikulum 2013.
Pengawasan dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan. Di sekolah ini dilaksanakan dalam bentuk supervisi akademik dan
supervisi amnajerial oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah. Dukungan
sekolah dalam pelaksanaan kurikulum 2013 diberikan pula dalam faktor
pemenuhan sarana prasarana pendidikan yaitu meliputi masjid sebagai sarana
ibadah dan tempat praktik pelajaran PAI, perpustakaan dengan koleksi buku
sangat beragam termasuk buku-buku keagamaan, setiap kelas dilengkapi
dengan LCD, proyektor, dan jaringan internet.
3. Evaluasi Proses (Process) Pembelajaran
Evaluasi pelaksanaan kurikulum 2013 dari aspek proses terkait dengan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilihat dari perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran. Terhadap dokumen RPP yang disusun guru
dilakukan analisis dengan cara membandingkan antara RPP yang disusun guru
dilakukan analisis dengan cara membandingkan antara RPP dan beberapa
standar yang diatur dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Demikian pula
pelaksanaan pembelajaran dilakukan analisis dengan cara membandingkan
antara RPP dan beberapa standar yang diacu dalam pelaksanaan kurikulum
2013.
Demikian pula pelaksanaan pembelajaran dilakukan analisis dengan
cara melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP yang disusun,
serta kesesuaiannya dengan standar yang diacu dalam pelaksanaan kurikulum
23
2013, yakni Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah. Evaluasi terhadap dokumen RPP berdasarkan standar proses,
setiap guru wajib menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, memotivasi peserta
didik utuk berpartisipasi aktif.
RPP yang dievaluasi penulis dibatasi pada KD pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam saat diobservasi atau diamati penulis. Adapun hasil
terhadap analisis RPP yang disusun guru adalah sebagai berikut:
1. Komponen RPP selalu sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang
standar proses pendidikan dasar dan menengah. Komponen RPP yang
dimuat dalam standar proses terdiri atas:Identitas sekolah,
a. Identitas mutu pelajaran atau tema/ sub tema,
b. Kelas/semester,
c. Materi pokok,
d. Alokasi waktu,
e. Tujuan pembelajaran,
f. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi,
g. Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur,
h. Metode pembelajaran,
i. Media pembelajaran,
j. Sumber belajar,
k. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup, Penilaian hasil pembelajaran.
Keseluruhan komponenkomponen tersebut telah terpenuhi dalam
penyusunan RPP oleh guru.
2. Kompetensi dasar telah sesuai dengan Permendikbud No. 59 Tahun
2014 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas / Madrasah
Aliyah. Kompetensi dasar yang dikemukakan dalam RPP yang disusun
oleh guru PAI telah mengacu kepada standar KD Memahami
24
kedudukan Al Quran, hadist, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam.
Dalam standar tersebut dikemukakan bahwa untuk memperkuat
pendekatan scientifik sangat disarankan untuk menerapkan model
pembelajaran berbasis penelitian (discovery/inquiry learning).
Metode pembelajaran telah sesuai dengan standar proses namun
masih ada guru yang mencantumkan metode ceramah sebagai salah satu
metode pembelajaran dalam penyusunan RPP. Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran telah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses. Dalam standar tersebut dikemukakan bahwa proses pembelajaran
dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang cukup bagi
prakarsa dan kemandirian. Dalam RPP yang disusun guru, langkah-
langkah kegiatan pembelajaran dimaksud dikemukakan, mulai dari
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir atau penutup. Dijelaskan
selanjutnya, dalam kegiatan inti, pendidik dan para peserta didik
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a) Mengamati Mencermati isi materi tentang Al Quran, hadist, dan
ijtihad sebagai sumber hukum Islam.
b) Menanya Menanyakan tentang kedudukan Al Quran, hadist, dan
ijtihad sebagai sumber hukum Islam.
c) Mengumpulkan data/Eksplorasi Menggali dan mendiskusikan
materi tentang sumber hukum Islam.
d) Mengasosiasi Membuat rumusan tentang sumber hukum Islam.
e) Mengkomunikasikan Mempresentasikan macam-macam hadist
dan bentuk ijtihad.
Menyampaikan hasil diskusi tentang macam-macam hadist dan bentuk
ijtihad. RPP yang disusun guru berkenaan dengan komponen langkah-langkah
kegiatan pembelajaran khususnya pada kegiatan inti tersebut menunjukkan
bahwa guru telah menguasai dengan baik, tepat dalam menyusun RPP. Dalam
kegiatan inti tersebut, pendidik dan para peserta didik melakukan kegiatan
25
dengan pendekatan scientifik, yakni kegiatan 5M meliputi mengamati,
menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas dengan guru PAI telah sesuai dengan
standar proses, yakni meliputi antara lain:
a. Guru menyesuaikan tempat khusus peserta didik sesuai dengan tujuan
dan karakteristik proses pembelajaran,
b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran dapat
didengar baik oleh peserta didik,
c. Guru menggunakan bahasa santun, lugas, dan mudah dimengerti oleh
peserta didik,
d. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan
keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
4. valuasi Produk (Product) Pembelajaran
Evaluasi produk dilakukan dengan mengevaluasi proses penilaian
pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI. Penilaian yang mengacu
pada standar penilaian (Permendikbud Nomor 66 tahun 2013) meliputi
penilaian ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam RPP yang
disusun juga dikemukakan beberapa instrumen penilaian, yang dibuat
untuk menilai ketercapaian siswa pada ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Namun pada pelaksanaan pembelajaran, instrumen penilaian
yang tercantum dalam RPP hanya sebagian saja yang ditetapkan. Hal ini
menunjukkan bahwa penilaian otentik yang dilakukan belum sesuai
dengan standar penilaian, di mana guru seharusnya melakukan penilaian
otentik secara berkelanjutan dengan menggunakan instrumen yang tepat.6
6
Yustiani, Evaluasi Pembelajaran PAI di SMAN 3 Surakarta Jawa Tengah, (Semarang:
Balai Pelatihan dan Pengembangan Agama, 2017), hlm. 44-48
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat. Untuk kurangnya
mohon maaf yang sebesar besarnya karena kami masih dalam tahap belajar, dan
tentunya masih jauh dari yang namanya baik.
27
DAFTAR PUSTAKA
28